Gadis mungil kadang juga tengil Author in Wattpad. Be a Big Thinker
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Be a big thinker Pou
Hanya karena saat proses terasa mematahkan, kamu nggak boleh patah di tengah jalan.
@goresan-kata
4 notes
·
View notes
Text
“Tuhan, Jika ia baik bagiku. Baik bagi agamaku. Baik bagi kehidupanku. Baik bagi masa depanku. Maka dekatkanlah ia kepadaku. Mudahkanlah jalannya menujuku. Dan berkahilah seluruh cara yang kami tempuh untuk mendapatkan restuMu.”
— Amin
4K notes
·
View notes
Text
Seterong
Bertahanlah Sehari Lagi
Mungkin ini berat. Mungkin rasanya menyiksa hingga mati terasa jauh lebih baik ketimbang bertahan melewati ini semua. Aku mengerti. Aku tau ini semua terasa tidak adil. Seakan berusaha adalah percuma. Seolah tiap tenaga hanya tak lebih dari sebuah usaha untuk menahan luka lebih lama.
Namun begitulah hidup. Setiap orang akan merasakannya, dipaksa melepas apa yang begitu digenggam dengan bahagia, dipaksa ikhlas ketika sudah berjuang sekuat tenaga. Aku tau ini berat, begitu berat. Tapi percayalah, semua ini akan berlalu. Berubah jadi menjadi lebih baik.
Waktu akan menyembuhkan segalanya. Sulit memang rasanya untuk kembali percaya setelah semua kecewa. Namun biar bagaimanapun hidup akan tetap berjalan, waktu akan selalu menyembuhkan luka. Dan kelak semua akan kembali baik-baik saja.
Kau hanya butuh bertahan satu hari lagi. Setiap harinya.
Tak usah terburu-buru untuk bangkit. Pelan-pelan saja. Melangkahlah perlahan. Tanamkan sedikit kata-kata dalam kepala bahwa terkadang ada hal-hal yang tak mungkin kita dapatkan sekeras apa pun kita telah berusaha.
Bertahanlah.
Sehari lagi.
1K notes
·
View notes
Text
Setujuh😉
Orang yang paling sering mencoba (paling sering salah) adalah orang yang paling dekat dengan kebenaran
@istajibsultonhakim
54 notes
·
View notes
Text
Ya Allah.. sama banget😣kudu ngiluh
“saya menulis agar saya tabah mencintaimu tanpa diketahui”
-kertasanna
128 notes
·
View notes
Text
Perfect..!
Benar-benar hebat patah berantah kali ini. Sampai membuatku memaksakan diri menengok,mengolah bahkan merepost ulang memoriam di masa itu.
Hmm.. aku sayang kamu tapi kamu engga😁😂
0 notes
Text
5 Pelajaran Hidup dari Kekhilafan Cuitan Bos Bukalapak*

Walau bos Bukalapak, Achmad Zaky, sedang banyak dikritisi karena cuitannya di Twitter– tapi ia punya peran penting di hidup saya. Dibilang nge-fans nggak juga, sih. Tapi ia termasuk sosok yang memantapkan saya jadi pengusaha. Tepatnya, pengusaha media.
Masih ingat ketika saya nyegat beliau di depan Kantin Masjid Salman ITB, minta quote inspiratif untuk dimasukkan di media saya waktu itu. Quote ini yang ia ungkapkan, “Bagi saya, dalam kata risk itu mengandukng rezeki. Jadi dalam risiko yang besar, terhadap rezeki yang besar pula.”
Konsep ‘kegagalan yang terukur’ juga acapkali didengungkan Achmad Zaky. Dalam beberapa talkshow kewirausahaan, Zaky ajari saya buat nggak takut ambil risiko. Jangan takut gagal. “Karena dengan banyak gagal, jadi banyak belajar. Asal kegagalannya terukur untuk dipelajari.” Gitu, katanya.
Jadi, pada Kamis (14/2) malam saat isu cuitan tendensius Achmad Zaky jadi heboh, saya jadi merenung. Saya nggak mau belain Achmad Zaky, dan juga sebaliknya– ngehujat. Tapi, saya coba berpikir, “Apa yang bisa gue pelajari dari isu #UninstallBukalapak ini?”
Dan hasilnya, pertama, saya belajar untuk hati-hati komunikasi di media sosial.
Saya nggak mau spekulasi apa bos Bukalapak ini sengaja mengarahkan 'presiden baru’ pada calon presiden tertentu atau nggak. Hanya, ketika ingin nge-post sesuatu di media sosial, bener-bener cek lagi– apa ini faktanya benar; apa diksi yang saya mau gunakan udah tepat; efek apa yang bakal terjadi jika saya nge-post ini?
Atau, kedua, just go for it, ketika saya udah tahu betul risikonya.
Ingat, taking risk, bisa ada rezeki di dalamnya. Tapi mungkin yang dilakukan Achmad Zaky nggak sengaja. Beda dengan yang dilakukan Nike dengan sengaja menampilkan atlet football Colin Kaepernick sebagai bintang iklan mereka.
Kaepernick kontroversial karena nggak mau berdiri ketika dikumandangkan lagi kebangsaan Amerika Serikat di pertandingan football. Setelah muncul iklan Nike tersebut, ada gerakan #BoycottNike karena pada nggak setuju Kaepernick dijadiin bintang iklan. Eh, tapi malah saham Nike melejit. Rezeki emang, ya.
Iya, ada beberapa momen dalam hidup yang saya harus tempuh, walau berisiko tinggi. Bersetia ngejalanin bisnis yang nggak perempuan-perempuan banget (bukan fashion, hijab, tapi media dan ekosistemnya) itu cukup anti-mainstream.
Ketiga, legowo minta maaf. Terbiasa meminta maaf ketika salah.
Achmad Zaky buru-buru minta maaf ketika isu #UninstallBukalapak ini sudah mencuat. Walau orang bisa aja berpikir, “Yah ini sih buat nyelamatin bisnisnya”. Tapi bagi saya, mau punya bisnis supergede atau bisnisnya jualan bakso keliling– yang namanya orang salah– nggak perlu ragu buat minta maaf.
Rasanya lebih lega ketika saya rendah hati, mengakui kalau saya manusia, rentan bikin salah. Di situ koneksi biasanya muncul, karena diri ini tulus minta maaf.
Keempat, belajar berpikir adil ketika denger seseorang diisukan buruk.
Apapun kecenderungan kita– baik dari pilihan presiden, preferensi minat dan hobi, bahkan pilihan agama– berpikir adil adalah koentji.
Ketika lihat orang yang saya respek (dalam kasus ini Achmad Zaky) diisukan buruk, saya harus bisa adil– apa sih yang kurang tepat dari perilakunya (dalam hal ini pemilihan data dan diksi), dan sebenarnya apa sih kemungkinan maksud baiknya (ingin dunia research and development di Indonesia berkembang).
Begitu pun dengan orang yang berbeda dengan saya. Termasuk agama. Saya ingat kisah rumah seorang Yahudi yang digusur Amir Mesir Amr bin 'Ash karena akan dibikin masjid. Amirul Mukminin Umar bin Khattab pun marah pada Amr bin 'Ash dan memerintahkan agar mengembalikan hak Yahudi tersebut.
Kelima, dari kegagalan, ada banyak pembelajaran. Sama seperti apa yang sering diucap Achmad Zaky.
Jadi ingat pepatah salah satu musisi Kanada, Leonard Cohen, “There’s a crack in everything, that’s how the light gets in.” Dalam tiap kegagalan, ada cahaya hikmah yang terselip di dalamnya.
Kata Zaky, banyak gagal, banyak belajar. Ketika mengalami momen-momen memalukan, justru saya bersyukur, karena (1) Diajari rendah hati; (2) Siap-siap evaluasi untuk diri yang lebih baik. Asal, kegagalannya nggak dijadikan pembenaran terus. Tapi direkap dan dipelajari untuk perbaikan diri.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan-kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5).
*Tulisan saya ini juga ada di kumparan.com. Foto dari Bukalapak.com
329 notes
·
View notes
Text
Udane deras, pipimu teles, awakmu greges😷
@goresan-kata
3 notes
·
View notes
Text
This night😌
Seperti sebelumnya, bila terasa melelahkan, aku hanya akan memilih pergi, menepi. tidak ingin ditanya. tidak ingin bercerita. dan aku hanya ingin diam. sampai aku baik.
Sebentar saja.
593 notes
·
View notes
Text
Bener bener bener
.
Kamu pernah ngga, ngerasa sakit, beneran sakit. Sudah diobati, masih tetap sakit.
Akhirnya kamu mengeluh, keluhan yang tidak habis, sampai kamu bingung mau ngeluh apa lagi. Karena hal yang kamu keluhkan tetap sama, itu-itu saja. Pada orang yang sama, pada zat yang yang sama.
Kamu mengerti, keluhanmu tidak akan mengurangi sakitmu, apalagi menyembuhkan. Tapi rasanya kamu hanya ingin mengeluarkan saja apa yang kamu rasakan. Karena bagimu memendam sendiri terlalu menyakitkan.
38 notes
·
View notes
Text
Lengkap
“Walaupun kau umumkan pada seluruh dunia, jika tak meminta pada wali si wanita, cintamu hanyalah wacana.”
—
Asik asik, jos!
345 notes
·
View notes
Text
Thats true
“kesedihan yang kau pendam itu akan memakanmu dari dalam. tapi kau juga tahu, tak mudah membagi kesedihan pada orang lain. kau tak siap hanya mendapati kata ‘sabar’ dan ‘semoga’.”
— simpan sedihmu, seluka apa pun dirimu!
66 notes
·
View notes
Text
Allhamdulilah ya Allah
QLC
Di rentang usia ini, kita akan dihadapkan pada kebingungan meniti karir. Bertanya-tanya tentang pekerjaan apakah yang tepat untuk kita jalani seumur hidup. Di tengah kebingungan tersebut, ada banyak kesempatan yang datang silih berganti. Kesempatan yang kamu tahu, penuh dengan pengorbanan, tinggal kamu mau berkorban atau tidak.
Ada juga orang-orang yang memanfaatkan kebingunganmu dengan menyediakan janji bahwa kamu bisa menjadi blablabla dengan mengikuti jejaknya. Seolah-olah, dengan menjejaki jalan yang sama kamu pasti akan menjadi sepertinya.
Jangan terlambat menyadari bahwa akar dari kebingunganmu adalah karena kamu tidak mengenal dirimu sendiri, apa yang sebenarnya kamu cari?
Di rentang usia ini, selalu temukanlah alasan paling mendalam mengapa kamu menjalani pekerjaan yang ada saat ini. Alasan-alasan yang mungkin tidak lagi terikat dengan duniamu, tidak terikat dengan dirimu.
Seperti kamu bekejar untuk membantu keluarga, membantu adik, membantu orang lain, dan hal-hal di luar dirimu. Saat itu kamu tahu, bahwa pekerjaanmu saat ini benar-benar mengalahkan egomu. Dan pertarungan antara egomu dan keadaan itulah yang membuatmu bimbang, kan?
Di rentang usia ini, selalu temukanlah alasan untuk bersyukur meski sulit. Dalam keadaan sulit, keadaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi dan kehendak hati, bersyukur adalah hal yang tidak mudah. Tapi justru sebenarnya di situlah letak jalanny, bagaimana membuat hati kita lebih tentram dalam menjalani kebingungan ini.
Pernah tidak kamu mensyukuri hal-hal lain di luar kebingunganmu soal pekerjaan?
Orang tua yang utuh, tidak bercerai meski kamu masih bersitegang soal masa depan dengannya. Finansial keluarga yang cukup bahkan lebih sehingga kamu tidak perlu pusing memikirkan keuangan saat menempuh pendidikan. Pendidikan dalam keluarga spt moral dan agama yang baik dari orang tua, sebab mereka cukup paham tentang itu dan itu menjadi bekal kepribadianmu saat ini. Tidak terlilit hutang sampai menceria-beraikan impianmu untuk berkorban lebih bagi keluarga. Menikah dan mendapati pasangan yang baik, yang mendukung tujuan-tujuanmu. Mental yang sehat dan lingkungan yang kondusif untuk terus bertumbuh.
Pernah tidak di tengah kebingungan soal pekerjaan, kita berhasil menempatkan rasa syukur kita tersebut? Sesuatu yang mungkin tidak pernah dimiliki oleh orang lain saat ini, di saat kita mengalami fase yang sama. Yogyakarta, 11 Januari 2019 | ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
11.32 pm
Kamu harus kuat, sebab perjalanan ke depan butuh kekuatanmu untuk bisa menahan diri. Bukan karena kamu harus bertarung secara fisik dengan orang lain, tapi kamu harus bisa mengendalikan dirimu. Melawan egomu, melawan ambisimu, melawan dirimu sendiri.
Memang, di kehidupan kamu akan menghadapi manusia, menghadapi tekanan hidup dari lingkungan. Tapi, semua itu tidak ada apa-apanya jika kamu tidak bisa mengalahkan pikiranmu sendiri. Pikiran yang liar, menyerap semua caci maki, menyerap semua segala bentuk iri dengki, menyerap ketakutan dan kekhawatiran.
Semua hal yang kamu takutkan itu hidup dalam pikiranmu, takut rahasiamu terbongkar, takut masa lalumu terkuak, takut pada penolakan, takut pada pertentangan, khawatir pada masa depan, khawatir pada kemiskinan, dan semua hal yang memenuhi pikiranmu. Itulah mengapa, kamu harus kuat, untuk melawan pikiranmu sendiri.
Tidak ada yang bilang itu adalah hal yang mudah, tapi juga belum ada yang mengatakan bahwa itu tidak mungkin.
Kalau kamu bisa membuat banyak kemungkinan dalam pikiranmu, kenapa kamu tidak mewujudkan salah satu kemungkinan itu?
Kemungkinan bahwa kamu bisa mengalahkan dirimu sendiri. ©kurniawangunadi | Yogyakarta, 14 Januari 2019
1K notes
·
View notes
Text

Iyup😍
“Kamu adalah segala pelabuhan terakhir dari pelayaran yang panjang. Tempat rebah melepas lelah. Hati yang paling bisa meredam segala amarah. Peluk yang paling mampu menguatkan. Atau yang lebih tepatnya, sosok paling sempurna yang bisa menerimaku apa adanya.”
—
681 notes
·
View notes
Text
Aku ini rumit kenapa ngga kamu tinggalin aja.
2 notes
·
View notes