grainyrose
grainyrose
62 posts
Solitude
Don't wanna be here? Send us removal request.
grainyrose · 8 months ago
Text
Aurora,
Aku menamaimu dengan kata itu. Papamu berasumsi karena aku menyukai salah satu tokoh Disney. Padahal, karena kamu hadir di antara gelap dan dinginnya hidupku ini.
Terima kasih sudah menjadi cahaya yang indah di kehidupanku, Aurora 🫶.
0 notes
grainyrose · 1 year ago
Text
All my dreams, wishes and hopes are seems small in your eyes.
0 notes
grainyrose · 1 year ago
Text
Ini bukan pertama kalinya kamu diabaikan.
Tetaplah bernafas, meskipun memang terasa berat.
Aku sayang aku.
0 notes
grainyrose · 1 year ago
Text
Tidak ada yang mencintai dirimu melebihi dirimu sendiri.
Maka bertahanlah hidup untuk membahagiakan dirimu.
Kelak kebahagiaan sederhana yang membuat sesak hatimu.
0 notes
grainyrose · 2 years ago
Text
Cara Tuhan mengasihi kami selalu di luar nalar.
0 notes
grainyrose · 3 years ago
Text
Aku diam-diam menangis, tak mau isak itu terdengar oleh Ibu. Sebab aku tau, ibu pun akan menangis jika mendengarnya.
0 notes
grainyrose · 3 years ago
Text
Aku perempuan, maka sabarku harus sebanyak apa Tuhan?
0 notes
grainyrose · 4 years ago
Text
Malam
Bagaimana malam menjadi satu hal yang aku nanti-nantikan. Bukan untuk melihat bintang, tapi melihat kerlip harapan yang ada di gelapnya pikiran. 
Mulai saat ini, malam-malam selalu terasa cepat sebab percakapan kita dihitung oleh detik di balik telepon dan waktu yang bergegas meninggalkan malam. 
0 notes
grainyrose · 4 years ago
Text
29 Juli 2021 aku pergi dari Bandung, kembali ke kampung halamanku untuk sesaat.
0 notes
grainyrose · 4 years ago
Text
Bertemu kembali denganmu, salah satunya.
Ada hal-hal yang tak hilang dari angan.
1 note · View note
grainyrose · 4 years ago
Text
Ada hal-hal yang tak hilang dari angan.
1 note · View note
grainyrose · 4 years ago
Text
Ketika kata-kata terjerat di kepala
menyerupai pertanyaan dan pernyataan
menjadi asumsi-asumsi yang àku kembang biakan sendiri
Ketika keluhku menjelma rapalan
0 notes
grainyrose · 5 years ago
Text
Sore tadi, aku membeli es krim yang kembali rilis setelah sekian lama menghilang dari pasaran. Setelah sampai rumah, langsung aku ambil piring kecil untuk kami santap di teras rumah.
"Wah ada acara apa?" tanya Bapak
"Penasaran saja dengan rasanya." jawabku
"Untuk merayakan ulang tahunmu, kan?" Ibu bertanya
"Oh tidaaaak.. hanya ingin saja." Ujarku
0 notes
grainyrose · 5 years ago
Text
Kenapa aku alay 🥺
0 notes
grainyrose · 5 years ago
Text
#7 Overdue
Hai,
Bagaimana kabarmu? tak perlu menjawab jika yang ku dapatkan hanya templat. Aku ingin mengetahui sebenar-benarnya kabarmu. Sebab aku tak punya asumsi apapun. Sudah menemukan bahagia kah? Oh ya, jika kalau sedikit lupa tentang aku — dan mungkin kau keheranan kenapa tiba-tiba surat ini sampai padamu, akan ku ceritakan sedikit beberapa hal yang masih ada dalam ingatan. Tetapi hanya satu kejadian yang masih jelas dalam pikiranku yang lainnya sudah samar. Saat itu, kau pernah bilang padaku, “Aku memang bukan laki-laki yang rapi, tampan, apalagi berwibawa. Bahkan ketika berjalan, kedua mataku masih bisa melihat sepatu yang ku pakai. Tapi aku ada di sini, disampingmu”. Kalimat-kalimat yang kau ucapkan itu tenyata membuatku ingin mencari benang merah yang pastinya sangat kusut. Teringat suatu ketika aku sempat menangkap mata sinismu saat aku membantu membersihkan wajah seorang teman yang berulang tahun, dan ia laki-laki. Lalu di hari itu, kau berhenti menyapaku. Rasanya aneh sekali. Satu hal lagi yang ku ingat, tapi ini membuatku bimbang, mimpi atau kenyataan. Saat suatu hari, ketika pelajaran Bahasa Inggris, beberapa anak laki-laki diminta untuk berpraktik menyatakan cinta dalam bahasa inggris. Ketika giliranmu, kau memintaku maju. Saat aku ke depan, kau sempat bilang “supaya kau tau rasanya ditembak”. Lalu aku harus menjawab pertanyaanmu
“would you be my girlfriend?”
tapi sungguh aku benar-benar lupa, saat itu aku menjawab apa. Apakah benar materi seperti itu ada di kurikulum sekolah? saat itu, aku masih berhati batu dan mungkin kau tahu jelas. Hari-hari sebelum Tuhan membuat jarak, kau akhirnya mengatakan “kau sudah ku anggap adik sendiri”.
Setelah mengurai benang merah yang kusut di kepalaku, akhirnya kau ucapkan itu. Hati telah dikutuk kembali menjadi batu. Ah, aku tak tau benar siapa yang mengutuknya. Tapi itu benar-benar terjadi. Lalu aku percaya bahwa aku tak boleh punya perasaan untuk siapapun: pada akhirnya, ketika seseorang sudah menarik perhatianku, orang itu akan segera menghilang dan tak akan bisa termiliki. Kepercayaan itu semakin melekat hari demi hari. Sialan. Aku tak pernah mau memberikan seluruh perasaanku dengan baik dan benar pada orang yang mengakunya cinta padaku. Akan ku biarkan orang-orang itu pergi begitu saja. Tak ingin memintanya untuk bertahan dan memperjuangkan.
Dalam kisah yang terakhir, aku mencoba melunakan hati. Saat itu aku bersikeras bahwa aku tak harus percaya pada prinsip anak baru gede itu. Namun, lagi-lagi prinsip itu terjadi. Astaga, rasanya kepalaku nyut-nyutan jika mengingatnya. Untuk mengakhiri surat ini, aku ingin meminta saranmu. Jika orang yang kau cinta (re: pacarmu) meninggalkanmu dan ada orang yang mencintaimu (re: aku) maka kau akan memilih mengejar atau menghargai?
Mungkin segitu saja dulu kabar yang bisa ku sampaikan saat ini. Semoga kau selalu bisa menghirup keindahan dalam hidup. Tak perlu memikirkan pertanyaanku yang terakhir, itu hanya perumpaan. Aku sudah melewati masa itu, tak usah kembali lagi. Hanya saja aku ingin meminta saran baikmu. Sebab kepercayaan itu berawal darimu. Jika suatu saat kita bertemu lagi, tak perlu canggung, ya. Anggap saja ini surat yang datang terlambat.
Terima kasih
Salam,
Dariku yang untukmu ialah selesai.
0 notes
grainyrose · 5 years ago
Text
dua-dua
Angka kembar mampir lagi di usiaku; kedua kalinya. 
ku persilahkan ia masuk
dan memohon agar mencuci tangan terlebih dahulu
khawatir di jalan bertemu racun.
Hari selasa, 00.01 
“berdua saja hari ini?”
“yang lain bersulih, nanti.” dua-dua berkata
Waktu itu semalaman, aku gelisah saja
“Setelah ini aku harus apa?”
“arah yang mana?”
dua-dua diam saja.
0 notes
grainyrose · 5 years ago
Text
#5 Janji, ya!
“How you love your self is how you teach others to love you” — Rupi Kaur
Kutipan “love your self, first” sering seliweran di telinga dan mataku; dan mungkin kau juga. Ketika mencoba untuk menafsirkan “self love”, tiba-tiba saja isi kepala tak lagi bisa kompromi. Apa aku tidak bisa mencintai diriku sendiri sehingga aku pun tak mampu mengajarkan orang lain untuk mencintai diriku? pantas saja kalau begitu hahaha. Kembali membaca kutipan dari Rupi Kaur, aku lagi-lagi tersenyum; pantas saja.
Aku benar-benar tak yakin pada diriku sendiri. Bagaimana pula ada manusia yang bisa yakin padaku dan aku bisa yakin pada manusia lain. Njelimet sekali, ya.
Setelah menulis ini, aku (dan tentu saja kau) berjanji melakukan hal-hal baik untuk mencintai diri sendiri. Aku, kau, dan tulisan ini menjadi saksinya!
Salam,
Risma, yang (sedang berusaha) mencintai dirinya sendiri.
19 Mei 2020
#30DayWrittingChallenge #Day5 #Akucintaaku
0 notes