Tumgik
habibahpasaribu ยท 2 years
Text
Aku ingin lebih banyak menulis. Tapi aku takut. Aku takut aku divonis tidak bersyukur ketika tulisan-tulisanku kebanyakan adalah keluhan. Aku takut divonis suka mengeluh ketika apa-apa semuanya aku tulis. Aku takut ini dan itu. Yang pada akhirnya aku tak menuliskan apapun.
Padahal, ketika seseorang berusaha untuk tidak mengeluh kepada orang lain bahkan orang terdekatnya sekalipun. Bukan berarti hidupnya baik-baik saja. Hanya saja ia memilih untuk menelan semuanya sendiri.
Namun ketika ia menulis sesuatu yang menjadi keluhannya. Bukan berarti ia tidak bersyukur. Ia hanya ingin perasaannya, kesedihannya memiliki temannya. Ia ingin ada seseorang yang mengatakan, "gpp, mengeluh itu normal. Mengeluh itu manusiawi kok." Bukan tuduhan dan tuduhan yang dilontarkan.
Jadi, siapapun itu, termasuk aku yang sedang menuliskannya. Tetaplah menulis ya. Jika dengan menulis, perasaanmu kembali baik-baik saja. Bukankah kau menulis adalah caramu untuk sembuh dari sebuah luka?
121 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 2 years
Text
Setelah kaki melangkah jauh dijalanan dengan penuh keramaian, tetap saja kembali ke kamar dengan kesendirian dan berdoa kepada sang pemilik hati adalah jalan terbaik.
0 notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
Faktanya curhat ke Allah memang bikin lega, tapi masih belum puas kalau belum didengar sesama manusia.
Dan emang kalau lagi kalut harus saat itu juga pengen curhatnya, pengen didengernya, pengen diresponnya, ntar kalo udah beda hari bakal beda rasa.
80 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
โ€œAku menjaga diriku baik baik bukan semata-mata demi kelak pantas bersamamu, tapi memang Rabb-ku memintaku begitu.โ€
โ€” Hingga bertemu denganmu di dunia atau tidak, bukan lagi menjadi kekhawatiranku.
602 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
"Ada yang sedang rapuh hari-harinya, sebab pernah salah dan lupa bahwa harapan tidak selamanya bisa disandarkan kepada manusia, hingga pada akhirnya sebaik-baik penjagaan diri adalah dengan memulai kembali harapan yang sempat jatuh ditepi jalan lalu melangitkan seluruhnya kepada tuhan. "
Untukmu, yang hari ini telah gugur semangat dan retak hatinya, yang telah patah dan tenggelam pikirannya, segeralah berdiri dan beranjak pergi meninggalkan kesedihan. Sebab dunia ini sangat luas, akan ada banyak hal yang belum kamu ketahui, serta kebaikan yang dapat kamu rangkul untuk bekal perjalanan nanti, semoga harapan yang telah jatuh itu kelak akan Allah gantikan dengan seseuatu yang lebih berharga, Amin.
@diskusi, "Melangitkan Harapan"
11 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
Muslimah, jaga baik-baik ya hatinya, jangan kasih celah syaitan masuk. Jangan menaruh harapan pada seseorang yang datang hanya karena ia perhatian. Please, jaga baik-baik hatinya. Sebab kalau nanti sudah patah dan kecewa, kamu akan kesulitan untuk memulihkannya seperti sedia kala.
Jangan jatuh cinta dulu sebelum akad, karena kamu yang nanti akan kerepotan menyembuhkan diri saat harapan tidak sesuai kenyataan.
71 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
Bukan tak ingin bertanya, mungkin tiap orang berbeda dalam memahami dan mengenal keadaan yang terjadi.
0 notes
habibahpasaribu ยท 3 years
Text
Bukannya munafik, setiap orang pasti memiliki topeng menjukkan dirinya sedang baik - baik saja, menunjukkan sisi terbaik dari dirinya.
Bukan untuk berpura - pura menjadi orang lain, ia hanya sedang berproses menjadi yang TERBAIK.
1 note ยท View note
habibahpasaribu ยท 4 years
Text
Terharu banget baca kisah nyaa kak, merasa tertampar banget,diri ini masih sering mengeluh dan tak sadar ๐Ÿ˜ญ
Masa Sulit yang Terlewati
Aku pernah berada di titik terendah dalam hidupku; proses studi yang penuh drama dan lika-liku. Tiga kali ganti judul. Dosbing yang kelewat perfeksionis, draft skripsi yang numpuk sampai 3 kali selama 3 bulan tak kunjung dikoreksi, diperlakukan beda dengan mahasiswa lainnya padahal tak punya riwayat masalah apa-apa. Sedih, sesekali aku menangis dan memohon ampun padaNya, barangkali ini memang karena dosa-dosaku. Aku tidak menyerah, aku terus berusaha untuk bersabar, berbaiksangka, dan ikhtiar dengan maksimal.
Beberapa hari sebelum skripsiku selesai, laptopku rusak. Sementara waktu, aku menggunakan fasilitas kampus sembari mencari-cari laptop. Aku berniat untuk membeli sendiri tanpa membebani orangtuaku. Hingga akhirnya skripsiku selesai, dan menunggu jadwal seminar hasil (uji kelayakan naskah). Namun siapa sangka, dosenku menyuruh untuk penelitian ulang sedangkan semua data sudah diolah dan tinggal ujian saja. Aku sempat terpukul dan frustasi selama seminggu, bagaimana mungkin aku mengulang penelitian dan selesai tepat waktu, sedangkan batas yudisium sudah tinggal sebulan lagi?
Di sisi lain, ayah membelikan laptop tanpa sepengetahuanku, dari orang yang dipercaya. Namun, tidak disangka-sangka, kami ditipu. Aku sudah berusaha menanyakan baik-baik tanpa menuduh apapun pada pihak yang bersangkutan, namun ia malah membalikkan fakta dan menyalahkan ayahku. Aku marah sekali rasanya, bagaimana bisa ia menyalahkan laki-laki berkepala lima yang tidak banyak tahu soal IT? Aku kecewa, tidak menyangka, kubiarkan ponselku yang terus berdering saat itu, butuh waktu untuk meredam emosi.
Aku ingat betul, pada saat itu sedang mengerjakan skripsi dengan beberapa temanku di perpus jurusan hingga malam hari. Rasanya kek pecah isi kepala, menangis, aku lelah rasanya. Teman-temanku sampai kebingungan, karena mereka tidak pernah melihatku menangis, apalagi sampai seperti itu.
โ€œSan, kamu sudah makan? Ini aku ada rotiโ€, tanya salah satu temanku.
Aku menggelengkan kepala, aku lupa hari itu sudah makan nasi atau belum, aku hampir tidak pernah merasa lapar. Aku hanya makan sesekali karena takut sakit. Sudah beberapa hari jadwal makanku berantakan, karena mengejar skripsi supaya selesai tepat waktu. Segala upaya dan doa, ku berusaha mencari referensi dari kampus-kampus tetangga, dan memberanikan diri untuk mempertahankan hasilku, tanpa mengikuti saran dari beliau.
Setelah sidang akhir, terjadilah perdebatan antara dosen penguji dan pembimbing. Menurut beliau kurang, padahal itu rasanya udah kayak ngerjain thesis cuy T.T oke aku mencobanya, meski dosen pembimbingku tidak mau membantuku. Gpp, aku masih punya stok sabar meski sesekali nangis di atas motor, di kamar mandi, atau di hamparan sajadah. Hilih. Aku sampai tinggal di kos sementara waktu, karena menghindar setoran, supaya bisa kerja semalaman. Entah itu keputusan bener atau salah bodo amat, pokonya aku harus lulus tahun ini. Aku gamau bikin kecewa orang tua.
Aku mengumpulkan berkas yudisium H-1 batas terakhir, kurang satu berkas, cuma satu tok tok (ijazah yang sudah dilegalisir), disuruh balik besok. Rumahku di sidoarjo cuy, tetep aja staff akademik gamau tau, harus ada berkasnya besok maksimal jam 11. Oke. Sore itu aku bersiap2 langsung cus ke rumah, motoran, sendirian. Sepanjang perjalanan bercucuran airmata, duhai Rabbku, aku ridha jika semua ini menghapus dosa-dosaku. Wkwk drama.
Paginya langsung ke MAN, untung bisa langsung dapet ttd legalisir. Meski kena semprot bapak TU sih karena aku dadakan banget, kayak tahu bulet digoreng dadakan. Aku disitu uda yg gapunya malu mohon-mohon, dan akhirnya boleh. Langsung dari sekolah balik ke malang lagi. Nyampe jam 11 tepat waktu, monmaap ga ngebut di jalan ya, cuma agak cepet dikit gitu hehe.
Setelah yudisium, aku kehabisan kuota wisuda Oktober; wisuda terakhir di tahun 2019. Dapet urutan ke 54 wisuda tahun depan. Menangislah jiwa yang rapuh dan penuh dosa ini~ kalo blm wisuda ga dapet ijazah, dan ga bisa daftar beasiswa s2 lpdp, kerjapun peluangnya juga kecil. Manusia hanya bisa berencana, tapi Allahlah yang punya Kuasa. Ada salah satu temanku sampai marah tidak bs wisuda tahun itu, karena memang sebenernya ada satu faktor โ€œgak logisโ€ dari fakultas. Tp yasudah, aku kehabisan energi untuk interupsi.
Hampir setiap hari aku menangis saat di atas motor, berusaha tenang ketika mengajar meski menahan sesak, tidak fokus saat menghafal atau setoran, bahkan sempat beberapa kali drop. Seperti yang kita tau, permasalahan manusia tidak hanya satu atau dua, tapi banyak masalah-masalah pribadi yang lain; tentang pertemanan, romansa, juga keluarga. Hingga semua itu rasanya membuat diri ini berada di titik hidup paling rendah, surely.
Sepanjang hari, sepanjang waktu, aku meminta pada Allah jalan yang terbaik, meminta takdir yang baik-baik, meminta agar hati ini lapang menerima. Aku masih ingat rasanya, begitu tenang, meski sesekali dada ini sesak hingga menangis sesenggukan. Aku berusaha berdamai dengan apa-apa yang tak sesuai harapan.
Sekitar dua minggu sebelum wisuda periode oktober 2019 dilaksanakan, aku mendapat notifikasi dari temanku, bahwa kuota wisuda periode itu ditambah. Alhamdulillah nama kami masuk. Betapa terharunya waktu itu, sampai keluar air mata, teriak histeris, gulung-gulung dan sujud syukur.
Begitulah skenario hidup, yang mana kita tak sanggup untuk memahami persis bagaimana langit bekerja. Barangkali, Allah hendak mencuci dosa-dosa kita, sebelum Ia limpahkan nikmatNya.
Bersabarlah, dan terus bersabar dengan kesabaran yang baik. Bersimpuh dan merendahlah dihadapanNya. Kita hanya seonggok daging yang tak bernilai apa-apa tanpa rahmat dan petunjuk dariNya. Begitulah jika kita meminta dengan sungguh, meski entah doa siapa yang ternyata Ia kabulkan, kita dapat mengambil banyak pelajaran.
Tempaan-tempaan itulah sebagai sarana pembentuk kepribadian kita supaya lebih kuat. Percayalah Allah telah berjanji, bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
Pena Imaji
171 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 4 years
Text
Tumblr media
Mengenal seseorang itu memang bukan hanya perihal waktu, entah itu sebentar ataupun dalam jangka waktu yang lama. Adakalanya meskipun baru bertemu seolah sudah mengenal seseorang begitu lama, dan sebaliknya saat merasa sudah bersama begitu lama kadang terlintas perasaan belum benar-benar mengenal orang tersebut.
.
Ya, aku juga belum sepenuhnya memahami dirinya. Satu waktu aku pernah merasa dia adalah seseorang yang paling aku kenal dengan menghafal semua sifatnya, nyaman akan keberadaannya. Tapi di lain hari aku menemukan dia yang tidak aku kenal sama sekali dan baru aku temui. Semua itu terjadi karena melibatkan perasaan.
.
Bisa saja tidak perlu memikirkan seseorang terlalu jauh, tidak harus mengenal seseorang terlalu dalam, tapi untukku saling memahami itu sangat penting. Sementara jalan yang harus ditempuh adalah dengan mengenal seseorang tanpa tapi. Tentu saja bukan hanya mengetahui apa yang dia suka, namun tidak mengabaikan juga apa yang tidak disukainya.
.
Dua belas jam dengan seseorang yang baru dikenal. Hari itu menjadi pertemuan terlama dan obrolan terpanjang yang tidak habis-habis meski langit sudah berganti gelap. Kelak, akankah ada yang lebih lama lagi?
Aku tidak tahu apakah dia akan bosan terus-menerus bertukar cerita denganku nantinya. Mungkin akan banyak lagi hal-hal tidak mengenakan dalam sekian waktu yang kami habiskan bersama. Tapi bukankah perjalanan waktu memang begitu?
.
Cr : We Heart It
20 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
Bukan dengan obat apalagi membandingkan dirimu dengan oranglain.
Tumblr media
104 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
"Sepaham-pahamnya kamu dengan kehidupan orang lain, akan selalu ada ruang yang tak pernah kamu ketahui di hidupnya"
Pernah nggak, kamu merasa begitu akrab dengan seseorang. Sampai-sampai kamu tak ragu bergumam 'saya tau semua tentang dia'. Seolah-olah apa yang selama ini ia sembunyikan, tak dapat lagi ditutupi jika kepadamu.
Sekarang coba tanyakan pada dirimu. Sudah sebagaimana pahamkah kamu terhadap orang-tuamu sendiri? Bukankah setiap harinya selalu bersama? Bukankah kamu menginginkannya bahagia? Jika iya, coba sebutkan apa yang benar-benar bisa membuatnya bahagia?
Kamu boleh jadi sadar bahwa kedua orang-tuamu sedang senang, namun pahamkah kamu dengan apa yang ia sembunyikan saat itu? Keperluan yang sedang dihemat2, belanja yang sedang dicukup-cukupi, lapar yang sedang ditahan2 dan sebagainya.
Pernah nggak, kamu mengenal pasanganmu sendiri. Tentang apa yang bisa membuatnya tertawa lepas, bercerita deras, dan hal yang membuatnya bahagia. Tentang apa yang benar2 dia harapkan darimu? Yang mungkin selama ini salah untuk kamu sangkakan.
Kamu bergumam mengenalnya, dan mampu membahagiakan. Padahal kamu tak benar2 tahu. Kamu bekerja keras tanpa kenal waktu, padahal yang ia inginkan hanya temu. Berbincang dan didengarkan. Bercerita dan bercanda.
Sebagaimana dalam hubunganmu yang terdekat. Di lingkungan keluargamu sendiri. Yang masih banyak 'celah' tak kamu pahami. Lalu bagaimana bisa kamu mengenali kehidupan orang lain, yang tak pernah ada hubungan darah sebelumnya?
Mereka yang tampak oleh kita 'serabutan' bekerja peras keringat penuh tenaga. Ada yang mengayuh becak meski penumpang jarang ada, ada yang sibuk menawarkan koran di tengah terik matahari yang membakar. Ada yang sibuk berjuang menahan bau sampah yang dibuang tanpa aturan dan sebagainya.
Mungkin ada yang menilainya 'tak punya masa depan, malas dan semacamnya' padahal kita tak pernah tahu sudah sebatas mana mereka berjuang. Tentang bagaimana setiap harinya mereka berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Terima pekerjaan apapun selagi halal agar dapur bisa ngepul. Serta perjuangan2 lain yang mereka sembunyikan.
Mengenai apa yang kita tahu, hanya sedikit daripada apa yang mereka sembunyikan. Itulah mengapa soal penilaian, sekelas Umar bin Khattab pun begitu berhati2 dalam menilai seseorang. Setidaknya ada 2 syarat sebelum menilai orang lain. Pertama, tau keadaan malam dan siangnya, dan kedua pernah safar bersamanya.
Maka sepaham-pahamnya kamu dengan kehidupan orang lain, akan ada selalu celah yang tidak kamu ketahui tentangnya.
Maka berhatilah-hatilah dalam menjatuhkan penilaian.
Arika Saputra | 16 sep 19
861 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
Diri
Tak semua hal kau sama dengan orang lain, mungkin kalian mrngalami hal yang sama persis tetapi cara kalian melaluinya pasti berbeda.
Mungkin saja dia bisa dengan ikhlas menerima yang telah terjadi.Belum tentu denganmu DIRI.
Part...
1 note ยท View note
habibahpasaribu ยท 5 years
Photo
Tumblr media
Melihat riuh pemilu mengharu-biru Tapi, negeri tetap saja terbelenggu Indonesia sedang tak baik - baik saja Indonesia butuh bantuan tangan darimu Kau boleh saja berdiam diri dan sibuk dengan urusanmu sendiri (di Padang Sidempuan) https://www.instagram.com/p/BwXI2Brn8sl/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1ca4qn1k0e9q0
1 note ยท View note
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
Terima kasih telah meninggal kan jejak yang sangat dalam
Itshabibah
2 notes ยท View notes
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
Tidak semua orang yang baik didepanmu tulus kepadamu
Itshabibah
1 note ยท View note
habibahpasaribu ยท 5 years
Text
Haruskah kau masih memikir kan dia yang tak menganggap mu lagi?
Itshabibah
1 note ยท View note