Tumgik
haikalmarbun · 2 months
Text
"Ada ambisi yang jauh lebih bernilai ketimbang hanya untuk tampil terhebat di dunia, yakni sikap rendah hatu dan mengangkat harkat manusia sedikit lebih tinggi."
- Henry Van Dyke
📚 Chicken Soup for The Golden Soul
5 notes · View notes
haikalmarbun · 2 months
Text
Didatangkan Allah kepada kita ujian hidup adalah satu dari banyak nya cara Allah membuat manusia kembali mengingatNya sebagai Tuhan yang mengatur seluruh jalan hidup kita. Tetapi, seringkali ujian yang datang itu tidak membuat kita benar-benar berubah. Kita menganggap ujian tersebut sebagai hal yang memuakkan dan menjengkelkan. Sehingga respon yang kita lontarkan tatkala ujian itu datang adalah umpatan buruk, atau kekesalan seperti reflek memukul sesuatu atau mencoba menyakiti diri sendiri dan menyalahkan diri sepenuhnya. Itulah kita, manusia yang penuh kelemahan tapi tak pernah mengakui kalau dia memang lemah. Merasa sok kuat dan merasa sok hebat, padahal ketika ditimpakan suatu ujian kehidupan mengeluhnya bukan main. Untuk itu, aku ingin mengingatkan diri ku melalui tulisan ini. Ayo bangkit! Tak perlu dibujuk rayu dulu baru berubah. Tak perlu diberi imbalan dulu baru beranjak dari kesedihan. Ke mana kah kita selama ini ketika rasa senang dan bahagia itu Allah beri? Di sinilah kita sering melupakan kehadiranNya. Itulah tanda kalau kita itu lemah, sedikit diberi sanjungan berupa kesenangan nan sementara tapi angkuhnya berkepanjangan. Iman kita layaknya bentuk ombak dilautan, naik turun. Bahkan lebih banyak turunnya. Naiknya iman juga karena sedang ada yang dibutuhkan dan kita memohon-mohon kepada Allah layaknya anak kecil menangis agar dibelikan mainan oleh orangtuanya. Walaupun begitu, Allah tetap sayang sama kita. Tak kan mau ia tutup pintu taubatNya kepada kita biar sekalipun kita sudah jauh lari dariNya. Tetaplah optimis terhadap perubahan baik pada hidup kita. Jadikanlah ujian yang datang pada kita saat ini sebagai cara Allah buat kita lebih baik dari sebelumnya. Jadikan ujian yang datang itu menjadi tantangan baru buat kita selesaikan. Barangkali, apa yang kita minta-minta sejak dulu akan Allah kasih setelah tantangan itu selesai dituntaskan. Barakallahu fiikum
6 notes · View notes
haikalmarbun · 2 months
Text
... . Sejak saat itu, setiap kali aku memandang orang lain dengan mata kasih, tak ada keburukan yang tampak olehku. Hanya keindahannya.
Sue Monk Kidd
-Chicken Soup for The Golden Soul 📚
1 note · View note
haikalmarbun · 3 months
Text
Jika kamu terus menerus merasa khawatir.
Jangan khawatir, semua hal yang sedang ditakutkan saat ini pasti terlewati. Seperti ketakutan-ketakutan dahulu yang telah berlalu, nyatanya kamu tetap baik-baik saja sekarang. Masih hidup, masih bisa makan, masih bisa beribadah dengan baik.
Jangan terlalu khawatir. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak akan ada satupun orang yang bisa mencuri rezekimu karena apa yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Kalau tidak, ya mungkin rezeki pakainya hanya sebentar atau memang akan dihilangkan.
Jangan khawatir lagi, kamu pasti akan menemukan jalanmu. Sepanjang kamu tidak berhenti, berusaha lebih baik lagi, sembari terus menjaga kepercayaanmu. Jangan khawatir.
572 notes · View notes
haikalmarbun · 3 months
Text
Dewasa adalah proses yang mana setiap orang akan merasakannya (itu pun jika Yang Maha Segalanya memberikan kesempatan hidup). Ia tidak perlu disesali dan juga tidak perlu dielu-elukan. Karena dia adalah salah satu bentuk proses transformasi diri manusia, sebaiknya nikmati dengan dibarengi rasa syukur.
Pertemanan di Usia Dewasa
Pertemanan di usia dewasa adalah pertemanan yang tidak lagi banyak menuntut dan lebih saling mengerti satu sama lain. Saling berbalas pesan seperlunya, juga tidak mudah marah jika pesan yang dikirimkan tidak terbalas atau butuh waktu untuk terbalaskan.
Pertemanan di usia dewasa adalah pertemanan di mana ego kita menjadi lebih melunak. Tak lagi mudah berkonflik hanya karena urusan sepele, sekaligus menjadi lebih lapang dalam memaafkan karena yang dicari saat dewasa adalah pertemanan tanpa banyak drama.
Pertemanan di usia dewasa adalah pertemanan di mana intensitas pertemuan semakin berkurang. Namun saat bertemu kembali setelah waktu yang cukup lama, tak akan ada rasa canggung apalagi perubahan. Sebab kualitas sebuah pertemanan tidak ditentukan dari seberapa sering sebuah pertemuan dilakukan, tetapi dari seberapa dalam pengertian yang diberikan atas kesibukan masing-masing.
Pertemanan di usia dewasa adalah pertemanan yang semakin mudah membicarakan hal-hal yang tak mudah dibicarakan sewaktu masih remaja dulu. Lebih open minded. Perbincangan lebih banyak terisi dengan saling memberikan nasihat, dan pembicaraan penuh kebaikan.
Pertemanan di usia dewasa, adalah pertemanan yang selalu mengedepankan prasangka baik, dan juga sigap memberikan bantuan bahkan tanpa perlu dimintai terlebih dahulu.
Pertemanan di usia dewasa tak akan terbentuk begitu saja jika orang-orang di dalamnya tidak ikut bertambah dewasa pula.
Maka bersyukurlah jika memiliki pertemanan yang dewasa itu, karena dengan keberadaan teman-teman yang dewasa ini juga lah, kehidupan dewasa kita menjadi tidak seberat itu...
334 notes · View notes
haikalmarbun · 4 months
Text
Ujian Kompetensi Kehidupan
Tak terasa bulan Mei sudah berlalu dan genaplah tiga pulu satu hari sudah ku jalani hari-hariku dengan berbagai macam hal. Suka maupun duka. Bahagia mau pun sedih. Begitu banyak tikungan-tikungan hidup yang ku alami sampai dengan detik ini. Akhir-akhir ini, waktu ku banyak dihabiskan dengan menyelesaikan banyak permasalahan hidup yang ku sebut sebagai “Ujian Kompetensi Hidup”.
Ujian-ujian itu datang dari berbagai hal. Mulai dari orang yang terdekat sampai dengan orang yang tidak ku kenal sama sekali. Ingin rasanya ada waktu walaupun hanya sebentar untuk bisa menenangkan pikiran dan merehatkan tubuh dari terpaan ujian hidup ini. Tapi sepertinya keinginan itu hanya akan menjadi sebuah angan-angan. Karena siapapun itu, selagi nyawa masih bersatu dengan jasad, hidup akan selalu ditemani oleh ujian yang tiada habisnya.
Sebut saja ketika kita ingin menentukan satu keputusan dari banyaknya pilihan, dengan segala persiapan yang sudah dilakukan dengan berbagai rencana untuk dijalani esok harinya. Qadarullah, apa yang sudah menjadi rencana ternyata berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya. Di luar dari kuasa kita sebagai manusia, tentunya. Maka, siap tidak siap harus dijalani dengan hati legowo.
Atau barangkali, kita memimpikan suatu hal yang mana bisa selesai dengan cepat agar bisa melanjutkan ke mimpi berikutnya. Dari jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan segalanya dengan maksimal, agar jalan yang ditempuh sebisa mungkin jauh dari segala hambatan. Qadarullah, di tengah proses berlangsung, ada ujian yang hadir secara tiba-tiba di luar dari kuasa kita. Akhirnya, jalan yang ditempuh semakin panjang jaraknya, lebih jauh dan akan memakan waktu yang lebih banyak pula.
Di sinilah aku belajar apa arti dari “Ujian Kompetensi Hidup”. Tidak akan pernah mulus jalannya dan akan selalu berliku-liku sampai di suatu saat tibalah kita ke garis akhir dari ujian tersebut. Ujian hidup ini pula lah yang menjadikan para rasul dan orang-orang shaleh ditinggakan oleh Allah derajatnya. Allah naikkan kapasitas keimanan diri mereka. Sebagaimana Nabi Ayub yang menderita sakit selama bertahun-tahun dan diuji dengan ujian yang macam bentuknya. Tetapi, yang keluar dari lisannya adalah doa-doa mulia sampai Allah terbujuk dengan rayuan doa Nabi Ayub. Begitu pula yang menimpa Nabi Yusuf di masa kecil. Seluruh saudaranya tidak ada yang menyukai kehadirannya karena dianggap sebagai saudara yang merampas kasih sayang ayah mereka kepada saudaranya yang lain. Tetapi, dengan penuh kesabaran dan penuh kebijaksanaan, Allah jadikan Nabi Yusuf sebagai pemimpin negeri di keesokan harinya.
Oleh sebab itu, aku menyadari jika ujian adalah bagian penting dari proses pembentukan ketahanan iman seorang mukmin. Setiap kejadian akan menjadi hikmah dan pembelajaran bagi siapa yang mampu memetiknya. Berbagai rencana batal, berbagai upaya yang sempat terasa sia-sia, dan tak jarang perasaan kecewa menjadi penambah beratnya ujian tersebut.
Ada pesan tersirat dari hadirnya ujian yang akan membuat setiap kesalahan menjadi kebijaksanaan. Setiap harapan yang tidak tercapai akan menjadi alat memperteguh keimanan dan hati menjadi lebih lapang. Setiap kegagalan yang membuat diri merasa putus asa, ujian mampu membuat siapapun menjadi lebih legowo dan tidak murah menaruh prasangka.
Semoga diri ini tidak mudah terperdaya hanya karena rasa kecewa, kegagalan, dan penolakan dari mimpi-mimpi yang tidak tercapai. Yang terbaik, memang pasti indah. Namun, yang indah belum pasti terbaik untuk kita. Segala hambatan bukanlah gambaran dari kegagalan. Karena hambatan adalah cara Allah menguatkan niat dan meyakinkan kita akan tekad yang sudah disampaikan di awal. Berekspektasi lebih mungkin jadi adalah kesalahan yang murni ada pada diri kita. Tetapi, mimpi-mimpi yang hadir akan menjadi pelecut kita agar lebih gigih berusaha dan kepada Allah segalanya diserahkan.
Ujian akan membuat kita, bahagia di kemudian....
2 notes · View notes
haikalmarbun · 4 months
Text
Catatan Kemenangan : Satu Alasan Bangkit
Kalau seandainya saat ini lelah, carilah satu alasan agar kamu segera bangkit.
Tumblr media
Aku sarankan, lihatlah Palestina hari ini, lalu lihatlah kondisi imanmu. Jleb sampai ulu hati.
Di belahan bumi sana, mahasiswa kampus Amerika melakukan protes dilindungi border dosenya. Mereka direpresi pihak keamanan tapi mereka konsisten.
Jujur, hati ini sangat malu. Sekadar aksi Palestina reaktif, akomodir massa, minim followup, lalu kembali ke kos masing-masing.
Tapi diri ini tersadar, sekecil apapun perbuatan kita, lakukan saja, mulai saja. Dengan atau sendirian. Jangan takut atau malu kalau terlihat reaktif. Tak mengapa.
Kejahatan disana terang-terangan, apakah kita hanya diam saja?
Mari bangunkan lagi iman, mari berjamaah di waktu subuh, mari memperdalam ilmu dan adab. Sebentar lagi kita sholat berjamaah di Al-Quds. Baju seperti apa yang hendak kita pakai? Apakah kau tak ingin bersama saudaramu?
Sungguh, kita harus banyak-banyak bersyukur atas kenikmatan yang ada. Kita gunakan itu untuk membantu saudara kita.
Sekali lagi, seandainya kamu sedang lelah hari ini, cari satu alasan untuk segera bangkit, dengan melihat Palestina, seperti mengingatkan kembali manusia atas kelalainya, karena terlalu dekat dengan dunia.
47 notes · View notes
haikalmarbun · 4 months
Text
Hanya karena tidak upload foto pekerjaan bukan berarti tidak sibuk
Hanya karena tidak membuat status mengeluh, bukan berarti tidak punya masalah
Hanya karena tidak update status galau, bukan berarti tidak pernah sedih
Hanya karena tidak pernah share foto jalan-jalan, bukan berarti tidak pernah bersenang-senang
Hanya karena tidak update status bahagia, bukan berarti tidak bahagia.
Dunia tidak sesempit dan sesingkat postingan media sosial.
Orang lain punya masalah masing-masing pun punya nikmatnya masing-masing, punya sedih dan bahagianya masing-masing.
:)
401 notes · View notes
haikalmarbun · 4 months
Text
"Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari." (Syaikhut Tarbiyah, K.H. Rahmat Abdullah)
12 notes · View notes
haikalmarbun · 5 months
Text
Sebagian orang ada yang menunggu waktu malam tiba untuk bisa bercerita pada Tuhannya, sepi dan sunyi, hanya antara dia dan Tuhannya saja.
Tersebab siang yang ramai oleh manusia itu, seringkali berkhianat. Pada rahasia yang akhirnya tersebar dan menjadi obrolan sesama mereka.
Bukankah bercerita pada Allah itu begitu menenangkan? Terkadang berteman air mata, dan terkadang berteman senyuman.
Bangunlah, dan ceritakan hari-harimu pada-Nya, hanya kamu dan Tuhanmu saja.
@jndmmsyhd
434 notes · View notes
haikalmarbun · 5 months
Text
Tersesat dalam Kebaikan
Tumblr media
Selepas menonton pertandingan antara Indonesia melawan Uzbekistan dalam laga semifinal AFC kelompok umur U-23, aku sejenak rehat  dan bersandar ke dinding mushalla. Satu demi satu orang-orang meninggalkan lokasi nonton bareng dengan raut wajah kecewa karena Indonesia gagal meraih kemenangan. Bagiku itu hal sah-sah saja jika ada yang melemparkan raut wajah kecewa karena tim favoritnya kalah. Tetapi, bukan itu yang ingin aku ceritakan. Aku bersandar sembari membuka pesan WhatsApp. Membalas pesan yang masuk satu per satu dari teman-teman. Saat sedang mengalihkan pandanganku dari layar HP, ternyata di sampingku adalah adik tingkatku di kampus. Sudah lama rasanya tidak mengobrol dengannya semenjak aku sudah lulus dari pendidikan strata 1 ku di kampus. Aku mencoba membuka obrolan dengan menyapa. “Akh, gimana kondisi dakwah di fakultas? Abang lihat di grup tidak ada pergerakan sama sekali. Biasanya rame dengan berbagai macam masalah yang disampaikan oleh penghuni grup”, tanyaku kepadanya. Kemudian, “Itulah bang. Ana juga kurang tahu kondisi adik-adik di kampus semenjak selesai dari kampus”. Setelah itu terjadilah obrolan yang cukup panjang kurang lebih setengah jam. Inti dari obrolan yang cukup panjang tadi adalah saling bertukar infoemasi mengenai keberlangsungan dakwah di kampus. Selama aku mendengarkan informasi perkembangan adik-adik di kampus, rasanya ada rasa sedih yang bertengger di hati ini. Ingin rasanya turun tangan untuk menjadi penambah sedikit solusi dari masalah yang ada. Namun, aku sadar bahwasanya itu bukan lagi ranahku untuk terlibat lebih jauh. Biarlah mereka yang mencari solusi dari permasalahan yang ada sekarang.
Mencoba menghela nafas dan kembali mengingat perjuangan bersama teman-teman di kampus dulunya. Banyak kenangan yang menyenangkan, tetapi yang menyesakkan lebih banyak. Bagaimana ketika dulu mengangkatkan suatu kajian keagamaan di kampus dengan jumlah pendengarnya yang sangat sedikit. Berulang kali seperti itu. Sempat aku berpikir apakah kajian ini membosankan sehingga tidak banyak yang tertarik untuk hadir mendengarkan nasehat-nasehat agama. Tidak hanya itu, saat di kampus beberapa teman-teman ada yang mendapatkan respon yang tidak baik dari mahasiswa lainnya. Dikatakan orang sok alim, orang-orang ekslusif dan lain sebagainya. Itu sedikit pengalaman pahit yang aku dan teman-teman lainnya rasakan. Masih banyak pengalaman pahit lainnya tetapi tak tega aku menuliskan di sini. Biarlah yang pahit itu menjadi cerita rahasia bagiku. Berharap hal-hal yang pahit aku dan teman-teman rasakan tidak terulang kepada adik-adik sekarang.
Sepulangnya aku dari tempat nonton bareng dan setelah emngobrol dengan salah satu adik tingkat tadi, aku tersadar ternyata aku butuh nasehat. Sesampainya di rumah, ku hidupkan lampu belajarku dan ku buka laptop. Kemudian ku buka kembali catatan-catatan kecil di  notes HP ku. Aku menemukan tulisan yag diambil dari taujihnya KH. Hilmi Aminuddin rahimahullah, isinya seperti ini.
"Kalau sudah jadi kader tapi tidak mau memikul beban, ya jadi onta sayur saja..." Sebagai organisasi kader, kita jelas harus mengandalkan vitalitas, stamina, dan dinamika. Kalau tidak punya stamina yang tinggi, vitalitas yang tinggi, dinamika yang tinggi, kita ketinggalan. Wong jumlah kita secara kader sedikit. Dinamika ini, (hayawiyatul harakah) merupakan tuntutan yang rabbani dari Allah SWT. Bagaimana Allah meminta kita untuk wasari'uu (bersegeralah). Falyatanafasil mutanafisun. Fastabiqul khairat,  Dimana kita dituntut terus bergerak dan memiliki semangat kompetitif, semangat musabaqah, semangat berlomba. Kalau tidak mempunyai vitalitas dan dinamika, jelas itu tidak mungkin. Rasulullah mengatakan innama an-naasu kal ibilil miah, manusia itu bagaikan onta seratus. Yang, la takaadu tajidu fiiha rahilah, yang hampir saja di antara onta seratus itu tidak ditemukan onta pemikul beban. Artinya yang ada onta pedaging, onta sayur semua. Proses tarbiyah itu adalah proses pemilihan untuk melahirkan onta pemikul beban itu. Maka, kalau sudah jadi kader tapi tidak mau memikul beban, ya jadi onta sayur saja. Dinamika adalah tuntutan Al-Quran dan sunnah. Kita ini harus memiliki vitalitas, dinamika dan energi yang tinggi. Tentu kekuatan yang kita harapkan adalah kekuatan yang rabbani yang nahnu aqwiya bi rabbina (kita menjadi kuat bersama Tuhan kita). Bahwa kita menjadi kuat karena Allah, karena kedekatan dengan Allah, dengan ma'iyatullah. Qawiyun bi rabbina, qawiyun bi jama'atina wa qawiyun bi ikhwatina. Dengan ukhuwah dengan berjamaah kita ini menjadi kuat. Sebab secara individu manusia susah untuk menjadi kuat. Back-up dari Allah, back-up dari jamaah, back-up dari ikhwah, dengan ta'awun, dengan takaful, dengan takamul, insya Allah kita bisa memenuhi tuntutan itu.
Inilah pesan yang aku cari selama ini. Sadar akan lemahnya hati sehingga mudah untuk futur, mudah pula semangat kembali. Sadar bahwasanya tidak banyak orang yang diberi kesempatan menjadi pengabdi Rabbul ‘alamiin. Karena konsekuensi yang akan diterima bukan konsekuensi murahan. Karena lingkaran pertemanan akan semakin sempit, waktu yang tersedia rasanya sangat sedikit dibandingkan tugas-tugas yang harus dituntaskan. Belum lagi nantinya harus meluangkan tenaga dan pikiran ketika harus mendiskusikan perkara-perkara yang diputuskan dalam disksi bersama.
Ya rabbuna, sekiranya memang ini cara terbaikmu mengingatkan kami yang lalai terhadap masalah yang ada. Ikhlaskan hati kami menerima dan menjalankannya. Jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang mudah menaruh rasa harap kepada manusia lain yang kemudian terjatuh dalam rasa kecewa yang mendalam. Jangan pula Engkau jadikan kami orang-orang yang merugi di antara yang lainnya. Yaa muqallbal quluub, tsabbit qalbii ‘ala diinik wa ‘alaa thaa’atik.
5 notes · View notes
haikalmarbun · 5 months
Text
RUMIT
Sebagai seorang yang memiliki kecenderungan “introvert”, ada saja hal yang membuat pikiran menjadi cepat lelah. Akibatnya, sering kali dihantui oleh buruknya hayalan. Karena memang orang-orang yang cenderung introvert punya kelebihan, salah satunya adalah ahli dalam menganalisis suatu hal. Jika si introvert mampu mengendalikannya, ia akan mendapat analisis yang tepat dan akurat terhadap perkara yang sedang ingin ia selesaikan. Namun, satu hal yang menjadi kekurangan dari seorang introvert ketika ia mencoba menganalisis dengan pikirannya adalah overthinking. Ketika pikirannya tidak bisa dikendalikan dengan baik, kemampuan analisisnya akan semakin tajam dan berujung kepada hayalan yang sangat jauh. Inilah yang membuat diriku menjadi begitu lelah menghadapi kerumitan yang ditimbulkan oleh pikiranku sendiri. Bagi siapa yang merasakannya, akan selalu ada gejolak yang timbul dari dalam dirinya. Gejolak itu kian lama kian membara, sebagaimana daun kering yang berada di bawah terknya matahari. Sedikit saja api nya memercik, maka mudahlah daun tersebut akan terbakar.
Aku sebenarnya sadar ketika overthinking itu datang, tapi tetap saja aku kalah dan tak mampu menjinakkanyya. Umumnya, hayalan yang tak berujung itu datang dari satu pertanyaan, yang mana kemudian dari pertanyaan tersebut akan memunculkan pertanyaan berikutnya. Maka sejak itu aku mulai merasakan cakra energi ku mulai berkurang. Padahal aku tidak sedang melakukan aktivitas yang berat. Sejak itu pula, aku mulai menjadi lebih murung dan lebih memilih banyak diam sembari memendam masalah yang berkeliaran di pikiranku. Lelah. Pusing. Mual. Begitulah yang dirasakan oleh seorang introvert.
Biasanya, aku melakukan pemulihan dengan tidur atau membaca buku. Tidak membuka sosial media sementara waktu. Tapi, tetap saja usaha itu tidak cukup mengembalikan energi itu seperti sedia kala. Ternyata ada satu hal yang sering dilupakan para introvert ketika hayalannya mulai mengganggu. Yaitu melakukan meditasi. Ini aku dapatkan dari sebuah buku. Meditasi bagiku adalah kembali kepada Pencipta. Islam, sebagai kepercayaan yang ku anut, telah lama memerintahkan ini. Aku saja yang terlambat sadar dan memang malas membuka Al Qur’an, sebagai kitab pedoman hidupku sebagai seorang muslim, jika telah datang kondisi hati yang sedang tidak baik maka Al Qur’an dan shalatlah menjadi obat sebenar-benar obat.
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
Ini adalah kutipan dari Surah Yunus. Surah ke-10 dalam urutan Al Qur’an tepatnya pada ayat 57. Begitu juga dengan shalat, yang notabene adalah bentuk praktek penghambaan seorang muslim kepada Penciptanya, Allah Azza Wa Jalla.
Sebenarnya berat bagiku untuk menuliskan tulisan ini. Karena aku tidak ingin menggurui siapapun sebab aku sadar, aku masih sering lalai menunaikan setiap kewajiban yang sudah menjadi komitmenku. Shalat yang tidak disegerakan karena lebih peduli kepada gadget ku. Bahkan kadang kala aku tertidur pulas sebelum Isya, dan aku sering berfikir dan bertanya kepada diriku sendiri. “Benarkah aku termasuk orang yang munafik lagi fasik?”. Aku coba obati luka ini dengan kalimat istighfar sebagai bentuk taubatku kepada Dia. Sehingga aku ditampar oleh hikmah yang Allah selipkan setelah terjadi setiap hal yang aku perbuat. Tamparan itu adalah pikiranku sendiri. Allah ilhami pikiranku dengan hayalan yang tak berujung tadi, agar aku kembali segera mengingat kesalahanku sebelum orang lain mengingatkanku.
Ya Rabbana, Rabbighfirlii... warhamniii... wajburni... warfa’ni... wardzuqnii... wahdinii... wa’afini... wa’fuanni...
14 notes · View notes
haikalmarbun · 5 months
Text
🥀🥹🥺 Gaza, all of people love you
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
April 12, 2024. Source: Quds News Network. "Despite the loss of lives, the devastation and the displacement, the children of Gaza make sure to have little room for joy at Eid al-Fitr."
28K notes · View notes
haikalmarbun · 5 months
Text
Jika takdir itu memang untukmu, maka kemanapun engkau berjalan ia akan menghampirimu, walau jalan berliku dan terhimpit sekalipun. Sebaliknya, jika takdir tersebut bukan untukmu, maka bagaimana kerasnya engkau mengejar, ia tidak akan pernah menoleh sedikitpun kepadamu.
Hidup ini penuh teka teki, dan hanya Allaah yang tahu betul jawabannya. Jangan sibuk mencari jawaban mengapa dan mengapa takdir itu tidak datang untukku? Karena, jawabannya cuma Allaah yang tahu, tugas kita menerima dan menjalani apa yang Allaah takdirkan.
Walau.. kadang, hati kita kecewa, jiwa kita terluka, perasaan kita bersedih, semuanya sudah Allaah tentukan, apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Percayalah, segala sesuatu yang diserahkan kepada Allaah, akan berjalan dengan baik, sesuai rencana-Nya.
—Mks, 5 Syawwal 1445 H
240 notes · View notes
haikalmarbun · 6 months
Text
Senantiasa menyertakan "Yaa muqollibal quluub, tsabbit qalbi 'alaa diinik".
Mengelola Hati
Pernah ada yang bertanya kepada saya tentang bagaimana mengelola hati. Jujur agak bingung bagaimana harus menjawab. Sebab berbicara hati, kita sedang berbicara mengenai satu hal yang tidak sederhana, ia susah dikelola, kadang begini tiba-tiba begitu, tadinya keadaannya baik beberapa saat memburuk, dsb. Sungguh tidak menentu. Mau dibiarkan, ia menentukan segalanya. Sebab semua perangai kita bermula dari sana.
Ya, memang begitulah hati. Didesain memang mudah berbolak-balik. Jika ditanya, bagaimana solusinya? Tentu saja, memahami tabiatnya. Apa yang membuatnya menjadi lemah, apa juga yang membuatnya menjadi kuat. Apa yang menyebabkan dia kering, apa juga yang menyebabkan dia makin subur.
Masing-masing kita, meskipun diberikan hati yang sama tetapi memiliki ciri khas yang berbeda, ciri khas inilah yang harus dicari, ditemukan betul tabiatnya, karena titik terlemah masing-masing orang akan berbeda, maka dengan mengenalinya akan lebih mudah dalam mengelolanya. Barangkali demikian.
Kalau kamu bagaimana cara mengatasinya?
90 notes · View notes
haikalmarbun · 7 months
Text
Saat dunia dijajah hiruk-pikuk alur video linimasa cepat seperti tiktok, reels, hingga youtube shorts yang membuat manusia seolah dipaksa berfikir pendek dan singkat. Ada dunia lain bernama tumblr, yang membuat seolah waktu berjalan lambat dan tenang, membuat penghuninya berjalan perlahan, berhenti untuk membaca, merenung, lalu kembali bergerak. Tak ada beat musik yang bising atau gerak layar yang menusuk mata, hanya ada tulisan yang dibaca.
Tumblr seperti kamar tempat kita berbaring setelah penuh dengan kepenatan dunia, tumblr seperti pantai kala senja tempat melepas lelah dari kebisingan kota.
810 notes · View notes
haikalmarbun · 7 months
Text
Serial Tadzkirah—Ujian dalam Berjamaah
Salah satu konsekuensi logis dari keputusan bergerak di wadah perjuangan (jamaah) yang sama itu adalah memahami tabiat wadah pergerakan itu dan dengan siapa kita bergerak. Ini adalah keniscayaan, sebab dengan kepahaman yang mengakar itulah seseorang akan mampu bertahan dalam menghadapi gejolak dan dinamika keberlangsungan hidup dari jamaah itu.
Memang, pada akhirnya tidak mudah memahami karakter maupun watak dari setiap individu yang ada di dalamnya. Akan tetapi, kita harus sadar bahwa ini adalah konsekuensi logis yang harus dipenuhi agar tercipta harmonisasi sehingga mendukung adanya ketercapaian dari sebuah tujuan bersama itu.
Ya begitulah tantangannya, masing-masing orang punya watak dan karakter yang berbeda, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi justru disitulah peranan seni dan nilai estetikanya. Ketika dari kebersamaan itu dapat saling melengkapi dan menutup kekurangan dari setiap individu. Tentunya itu semua harus diawali dengan saling mengenal dan memahami satu sama lain.
Maka seringkali, saya pesankan dalam banyak forum, saat sesi closing statement (selain agar menjadi tamparan dan mengakar dalam mindset saya) yaitu :
"Ikhwah fillah.. Ada dua bekal yang antum harus miliki dan tumbuh suburkan dalam kesiapan hidup berjamaah, yaitu kesabaran dan kedewasaan."
Sabar ketika kita harus dihadapkan pada keputusan yang tidak selaras, seharap dengan harapan kita, ataupun hal-hal lain yang menguras dan menguji habis ego kita; hasil syuro, arahan qiyadah, dsb. Kesabaran yang melibas semua ego, maupun kesombongan diri yang tak terkendali.
Setelah kita bersabar dengan hasil itu. Kemudian sikap selanjutnya adalah kedewasaan yaitu bagaimana kita menyikapi persoalan itu. Maka disinilah, pentingnya kita hadirkan sudut pandang yang lebih luas (helicopter-view) yang akan diperlukan dalam memahami dinamika yang ada.
Kedepankan sikap prasangka baik terhadap saudara kita, para pemimpin kita.
Wallahua'lam bish showab.
45 notes · View notes