Mencoba menyemangati diri dengan tulisan. Padahal sedang lari dari kewajiban
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Oh gini rasanya.
Sepi ya. Aku kangen aku yg dulu. Tapi kan udah ga bisa. Hehehe. Gapapa. Akan ada terang di hari-hari gelap sekalipun.
10 notes
·
View notes
Text
Selamat tinggal 2021
Tahun ini benar-benar tahun yg berat tapi akhirnya sampai juga di ujungnya. Rasanya masih teringat bingungnya di bulan Januari lalu. Aku yg terlambat memulai tidak seperti teman sebayaku, tidak tau mau berlari kemana. Februari yg masih meraba-raba mau dibawa kemana hidup ini. Kemudian waktu berjalan begitu saja dengan banyak tawa, tangis dan juga kebingungan yg tak kunjung selesai hingga tiba-tiba sudah tiba di akhir Desember.
Ternyata dengan semua upaya, babak belur fisik dan mental tentunya, aku masih utuh saat ini. Masih bisa terlihat baik-baik saja. Masih bisa bercerita ini itu dengan orang tercinta, menertawakan kebodohan adalah hal yg biasa saat ini.
Oh, dewasa se capek ini ya? Doaku setiap saat adalah kuatkan aku ya Allah. Karena aku tau aku kuat cuma kadang terlalu rendah diri saja. Di paksa jadi hebat oleh keadaan menjadi hal biasa di umur segini. Semoga umur masih panjang, masih diberi banyak kesempatan mencoba banyak hal. Ingat, belajar dr yg sebelumnya seberat apapun tantangannya akan selesai pada akhirnya.
Terimakasih 2021. Tahun yg mengajarkan perlunya push hard ur self, sabar, tenang, ikhlas, bangkit dan banyak hal baik lainnya.
Semoga 2022, masih diberikan banyak pintu-pintu baru yg bisa ku jelajahi. Tetap bahagia. ❤️
0 notes
Text
Guru SMA ku pernah berkata "menjadi tua itu pasti, dewasa itu pilihan"
Akhirnya aku paham yg Bu Tri maksud. Bu, menjadi dewasa ternyata berat ya bu. Dipaksa kuat padahal jiwa dan raganya remuk. Dipaksa terlihat baik-baik saja tapi aslinya babak belur tak berbentuk.
Apanya yg enak jadi orang dewasa. Saat aku kecil aku lihat orang tua memang tidak punya tugas sekolah yang membosankan, tapi ternyata masalah dunia dewasa lebih kompleks dari sekedar tugas sekolah.
Aku tahu, ini perkara terbentur, terbiasa kemudian terbentuk. Tapi sungguh terbenturnya benar-benar buat isi kepala bingung ini emosi apa. Batas antara marah dan bahagia sudah tipis. Aku tidak mengenali diri sendiri. Kebingungan setiap pagi sudah masuk rutinitas.
Ah sudahlah. Seperti yang sudah-sudah -saat menjalani ujian masuk sekolah, kuliah bahkan ujian skripsi yg aku kira sudah sangat berat. Semua ini siklus. Toh akhirnya akan lewat juga. Tenang saja.
-kalo capek istirahat, jangan menyerah. Semua akan selesai pada saatnya.
0 notes
Text
Asal kamu tau, aku paling pintar mengucapkan "aku sayang kamu" tanpa kata "aku sayang kamu"
- semoga harimu menyenangkan
- semoga kerjanya lancar
- hati-hati dijalan
- sehat terus ya
Dan masih banyak sekali doa dan pengharapan yg kuselipkan dalam percakapan ringan kita. Sebab aku percaya, doaku adalah bentuk sayangku. Dan Tuhanku tau yg terbaik buat kamu.
0 notes
Text
Surat untuk Diriku Sendiri
Hai diriku sendiri,
Aneh memang menulis surat untuk diri sendiri seperti ini. Tapi ada banyak hal yang ingin aku sampaikan untuk aku sendiri. Banyak hal-hal yang berputar-putar di kepala tapi tidak bisa dikeluarkan secara lisan. Banyak yang ingin dibicarakan kepada diri sendiri tapi belum menemukan media yang lebih baik daripada tulisan. Maka kiranya tak apa kita tuliskan saja sebelum semua samakin ruwet terlalu lama dipendam sendiri. Toh, tidak ada yang baca juga kan selain diriku sendiri. Mungkin.
Diri sendiri, kita telah melalui banyak hal-hal baik dan buruk. Terimakasih sudah berusaha dan tetap bertahan sejauh ini. Apa yang sudah kita lakukan adalah yang terbaik yang kita bisa usahakan. Hasilnya memang tidak selalu baik tapi ya sudah tak apa. It’s okay not to be okay. Kamu kan memang bukan orang perfectsionis dan cenderung membiarkan ada kekurangan disana-sini asal semua sudah bisa dilalui. All is well. we did a great job.
Diri sendiri, saat ini mungkin kita merasa tersesat. Tidak ingin kembali kebelakang penuh luka namun bingung mau melangkah. Merasa ada yang belum selesai dengan diri sendiri namun bingung harus bagaimana. Tak apa. Sungguh tidak apa-apa. Kita selesaikan ini pelan-pelan ya.
Diri sendiri, tidak akan ada sesuatu yang buruk menjadi berbeda. Kita memang harus berbeda bukan. Bila nanti terlalu banyak omongan orang tentang bagaimana berbedanya kita atau omongan orang tentang apa yg sudah kita perbuat asal kita merasa itu yang terbaik ya udah tidak perlu di pikirkan. Ayo kita kurangi drama-drama yang tidak penting. Kurangi hal-hal yang bikin kita capek tanpa ada hasil apapun.
Diri sendiri, sendiri tidak berarti kesepian. Jangan takut bila nanti tidak ada teman yang menemani. Kita semua bertumbuh. Akan ada saatnya pertumbuhannya tidak bersama. Satu persatu akan sibuk dengan dirinya sendiri. Satu persatu akan berjalan di jalan takdirnya sediri. Mungkin mereka sedang megejar citanya atau cintanya. Kita pun nanti juga begitu. Bila nanti kita tak berteman satu-satunya hal yang bisa kita andalakan adalah diri kita sendiri. Kita menguatkan dalam diri.
Diri sendiri, kita bisa.
Aku masih punya Allah yg maha segala.
Bisa kok bisa. Pelan-pelan kita selesaikan ya.
0 notes
Quote
Mengaku bosan sendirian tapi takut memulai hubungan. Sungguh, Tuhan pun bingung dengan kemauanku
0 notes
Text
Laron dan Candunya
Di sebuah lahan perkemahan, hiduplah seekor laron. Seperti laron-laron lainnya, di selalu tertarik oleh cahaya terang. mungkin sumber cahaya banyak dari lentera-lentera yang digantung di tenda-tenda perkemahan. Namun, satu-satunya cahaya yg paling terang di lahan perkemahan itu adalah cahaya dari api unggun.
Api unggun memang terang. Api unggun memang menghangatkan. Namun untuk laron yg kecil dan ringkih jilatan api unggun menghanguskan. Badan kecilnya akan terbakar lalu kemudian menjadi abu.
Apa yg bisa dia lakukan untuk menghindari dari jilatan api unggun? Ya jelas padamkan saja apinya. Tapi apa daya. Laron tidak cukup kuasa menyiramkan air untuk sang api unggun yg berkobar dengan gagahnya di malam gelap itu. Mungkin dia bisa saja pergi mendekati lentera yg lebih aman namun sungguh pesona sang api unggun terlalu sayang untuk dilewatkan.
Hingga pada akhirnya, laron kembali kalah. Dia memilih mendekati sang candu. Laron bodoh itu mendekati api unggun. Cerita terburuknya, laron bodoh itu melesat masuk kedalamnya. Meleburkan raganya jiwanya cita dan cintanya kedalam candunya. Hingga yg tersisa hanya abu dan penyesalan yg dibawa mati.
0 notes
Quote
Tuhan, Jika nanti tiba waktuku kembali jatuh cinta Jatuhkan aku pada seseorang yg mendekap hatiku seutuhnya Yg jiwanya kuat memapahku ke jalan yg lebih baik Yg hatinya lembut untuk menyentuh kerasnya watakku Yg amarahnya tidak pernah menyakiti, yg lisannya tak akan melukai Hingga jatuh Cinta padanya adalah salah satu hal yg tidak pernah kusesali
0 notes
Quote
Dulu ada yg pernah bilang "Tidak peduli aku harus kemana, yg ku tau rumahku itu kamu" Namun setelah bulan-bulan kita berjauhan, aku tau ucapan itu hanyalah angan. Tidak ada kembali dan kamu dalan kenyataan. Apakah kamu buta arah? Lalu lupa jalan ke rumah?. Atau dalam perjalananmu kamu menemukan tempat pulang lebih mewah? Yang aku tau, jalan pulang masih sama. Yg berbeda rumahmu bukan lagi aku.
0 notes
Text
Aku yang dulu pernah setengah mati menyukaimu.
Setelah aku belajar mengikhlaskanmu pertemuan kita senin sore minggu lalu terasa lebih mudah. Aku kira akan sedikit aneh pembicaraan kita. Aku kira akan terlalu banyak hening yang akan tercipta. Ternyata tidak juga. Aku sudah lebih bisa mengendalikan otak dan tubuhku untuk bersikap biasa saja di sebelahmu. Ya seperti layaknya teman lama. Tanya kabarmu, oh ternyata hidupmu berjalan baik-baik saja, lebih baik malah. Saat teman yang lain menanyakan rencanamu akan menikah kapan ternyata aku bisa menjaga ekspresiku untuk terlihat seolah tidak tertarik walau sebenarnya pendengaranku semakin kupertajam. Kamu jawab, akan menikah secepatnya. Ku tahan semampuku ntuk tidak memunculkan harapan apakah itu aku.
Sepulang dari pertemuan itu aku semakin bangga dengan diriku sendiri. Aku sangat sangat sangat yakin aku bisa berdamai dengan perasaanku sendiri.
Kamu, adalah bagian masa lalu. Sudah aku tinggal bersama dengan rasa kecewa, patah dan harapan yang tak tergapai.
Semua yang ada sekarang adalah versi cerita terbaik buat kita. Buat aku. Buat kamu. Semoga di masa yang akan datang masih bisa bertemu lagi.
0 notes
Quote
sering jalan bersama, intens bertukar pesan, telfonan hingga ganti hari pun tidak lantas membuat kita saling memiliki. Kadang segala yang berlebihan dalam pertemanan sering lupa batasan hubungan. Hingga akhirnya terluka sendiri saat tiba pada batas itu
0 notes
Text
Rest in love, markonah
Rest in love, markonah.

Tepat tanggal 24 juni kemarin aku beli hamster sepasang. Namanya marco dan markonah. Jauh sebelum beli persiapan buat pelihara hamster udah heboh. Mulai dari cari kandang (yg akhirnya dikasih sama tetangga), tanya-tanya petshop mana yg jual hamster, liat video youtube tentang hamster. Hingga akhirnya fix memutuskan buat pelihara.
Ternyata ilmu tentang per-hamsteran belom juga benar. Kemarin lusa (1 juli 2019) markonah mati. Paginya dia masih baik-baik aja. Eh ga juga sih. Udah ga semangat. Kerjaannya tidur terus. Ya walaupun emang mereka hobi tidur tapi jam 8 tuh mereka udah aktif-aktifnya main di spinner. Di sodorin makanan maronah udah ga di respon. Sorenya markonah udah mati kaku di deket prusutannya (apasih bahasa indonesia yang baik dan benarnya prusutan??).

Penyebab kematiannya sih ga jelas karena secara fisik emang ga ada luka di badan Markonah. Tapi setelah baca-baca di blog orang-orang ada 3 kemungkinan yg paling masuk akal kenapa Markonah tiba-tiba mati.
1. Terlalu lama kena paparan sinar matahari Seperti hari-hari sebelumnya aku ngejemur mereka dengan niat biar serbuka kayunya ga lembab. Bodohnya aku, mereka juga ikut aku jemur ya kan biar sehat ga di dalem kamar terus. Ternyata salah besar. Mereka ga bisa kena paparan sinar panas secara langsung. Tapi Marco gapapa tuh. Ya jangan sampe kenapa-napa juga dong 😭
2. Kutu Masih di blog yang sama aku baca kutu bisa gigit hamster sampe mati. Ya emang Markonah ini garuk-garuknya heboh banget. Garuuuuk terus sampe takut sendiri bulunya petal. Dan pernah liat hewan kecil item gitu jalan-jalan di kandang dia. Mungkin itu kutu. Sumpah kalo sampe gara-gara kutu kok serem banget kutunya.
3. Terlalu banyak makan sayur Nah ini sih kemungkinan paling besarnya. Jadi aku sering banget kasih dia sayur. Makanan yg beli di petshop sebenernya biji-bijian gitu kan kaya buat makan burung gitu lah. Nah biar bervariasi aku kasih variasi pernah kecambah, sawi, kenikir, terakhir aku kasih daun kubis. Baik Marco maupun Markonah suka banget. Seneng banget liat mereka makan ga berhenti. Ngunyah terus gitu. Ternyata mereka ga boleh makan sayur. Bisa bikin diare. Dan di Markonah ini badannya pas mati jadi keliatan kurusan sih. Makanya aku bilang kemungkinan terbesar sih gara-gara ini 😭
Markonah, maafin aku ya ga bisa ngerawat kamu dengan benar. Semoga di surga kamu bisa main lebih bahagia. Always love you Markonah.

*foto Marco dan Markonah


*Si suka ndusel
0 notes
Quote
Yang suara tawanya tidak pernah hilang, peluklah lebih erat dari sekarang. Sebelum dia kelelahan sendiri, sebelum dia menyerah dan pergi.
0 notes
Text
Aku kira di setiap kisah-kisah kehidupanku aku selalu jadi tokoh utamanya. Selayaknya cerita romansa lainnya kisah kasih tokoh utamanya berakhir bahagia. Tapi sore ini aku menjadi paham sesuatu. Bahkan di kisah sendiri aku bisa pula jadi orang ketiganya. Yang aku tahu, aku kenal kamu terlebih dahulu. Biasanya kita habiskan waktu, bercerita ini-itu, menertawakan hal-hal lucu, begitu selalu. Hingga suatu hari ceritamu bukan lagi tentang dirimu. Kau sebut namanya berulang kali di depanku. Aku cemburu. Katamu dia lucu, dia cantik, senyumnya beda bercahaya dengan caranya sendiri. Kapan kamu mulai mengenalnya? Sedang hari-harimu salalu di habiskan menemani aku. Hari-hari selanjutnya kau datang padaku hanya untuk bercerita tentang dia yang begini dia yang begitu. Pagi itu, dengan senyuman tak pudar dari wajahmu kau hampiri aku. "Kenapa?" Tanyaku. Kau hanya tersenyum lebih lebar. "Kenapa sih?" Ulangku. Dengan binar mata yg tak surut kau jawab "aku jadian sama dia, kemarin aku bilang suka ternyata dia suka juga. Heheheh". Saat itu juga aku mendengar ada yg patah di rongga dadaku. "Wah selamat, temen aku ga jomblo lagi" dengan susah payah kurangkai kalimat itu, dengan luka ku tersenyum memperlihatkan aku juga bahagia melihatmu bahagia. Oh, ini yg namanya luka tapi tak berdarah. Hari-hari berlalu kita seperti biasa. Kamu masih sama. Masih suka bercerita, masih suka menertawakan kebodohan, masih saling perduli. Aku kira kamu tidak berubah walau sudah miliki yg lain. Tapi, tidak mungkin semua berjalan semulus ini. Makin hari kamu lebih sulit ditemui, pergi bersama dia katamu saat aku tanya mau kemana. Sadar, aku bukan lagi prioritasnya. Pada suatu ketika, saat sedang kumpul dengan yang lain kau ajak si dia. Itu awal aku berkenalan dengan si dia-mu itu. Melihat caramu berbicara dengannya dengan penuh senyum mendamba entah kenapa ada yg berdenyut perih disini. Aku kira, setelah berkenalan dengan dia-mu aku bisa berdamai dengan sakit hatiku. Ku coba biasakan rasa cemburu. Toh, ada dia pun kita tetap berteman seperti biasa. Lagi-lagi aku yg terlalu naif. Semua sudah berubah. Tidak ada kita yg baik-baik saja . Suatu waktu saat ku bertemu dengan dia-mu lagi, dia mengajakku berbicara empat mata. Menanyakan sudah berapa lama kita saling kenal. Sedekat apa pertemanan kita. Kemudian dia mengatakan padaku "kamu juga wanita, tolong jaga perasaan wanita lain. Kamu bisa ga baik-baik saja padahal milikmu di dekati wanita lain?". Ingin aku teriak di depan wajah dia-mu itu. Yang jahat disini dia. Yang ambil kamu itu dia. Kenapa aku yg disalahkan? Hingga sore ini aku temukan jawabannya. Tidak semua kisah kita diceritakan dengan sudut pandang orang pertama. Dalam cerita ini ternyata diceritakan dalam sudut pandang orang ketiga. Yang aku tulis sebagai 'Aku' ternyata harus ditulis sebagai 'Dia' karena tokoh utama dalam kepingan cerita ini adalah yang aku tulis dengan subjek 'Dia'.
0 notes
Text
Setelah mendapat pembelajaran luka sebelum-sebelumnya aku tidak lagi memaksa mengikat seseorang. Sedari awal kita berjalan bersama, aku tidak pernah memaksa. Tidak juga menahan kamu tetap bertahan. Bila kamu ingin disini dan menemaniku, pintu itu terbuka menerima segala bentuk kehadiranmu. Bila kamu rasa urusanmu tidak lagi disini aku juga tidak mengahalangi jalanmu untuk pergi. Tapi tolong, jangan berdiri diam di ambang pintu. Tidak berjalan kesini tapi tidak juga menjauh. Maaf, geser dikit. Kasih jalan. Kamu menghalangi yg lain yg ingin masuk juga.
0 notes