Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
BERSAHABAT DENGAN TAKDIR
Beberapa bulan diawal tahun 2020 dunia sedang berduka. Sampai hari ini jutaan nyawa telah pergi dan menyisakan sejarah pahit tentang virus yang mewabah hingga jadi pandemi ini. Semua masyarakat dihimbau untuk tidak keluar rumah demi memutus mata rantai penyebaran virus . Semua kegiatan berkerumun ditiadakan. Semua sekolah diliburkan. Semua tempat perbelanjaan dan wisata pun ditutup sementara. Para pekerja mengerjakan pekerjaannya dirumah, meski tak semua bisa begitu. Banyak yang akhirnya kehilangan pekerjaannya karena terkena PHK, bangkrut karena usahanya sepi, dan pekerja harian yang semakin sulit mencari sesuap nasi. Hari – hari yang sungguh tidak mudah dijalani kecuali bagi mereka yang ikhlas dan sabar dengan semua musibah ini. Terutama bagi satu – satu nya tempat yang tidak boleh tutup 24 jam setiap harinya, dan para pekerja didalamnya yang harus bertaruh nyawa untuk tetap melayani dengan hati. Teruntuk guru – guru, teman sejawat, teman – teman tenaga medis lainnya beserta semua petugas yang masih melayani hingga detik ini.. terimakasih yang teramat dalam dan aku doakan agar selaiu diberi kesehatan dan keberkahan dalam setiap tetes keringatnya.
Hari ini sudah hampir satu bulan aku di rumah saja pasca diumumkannya himbauan untuk tidak keluar rumah. Mungkin bukan hal yang terlalu sulit untuk aku yang sangat “anak rumahan”, tetapi setelah dijalani ternyata di rumah saja dalam kondisi seperti ini cukup membuat ku mengalami sulit tidur dan mimpi buruk. Ya, pada akhirnya aku pun bertemu dengan titik jenuh dan bosan ku. Banyak agenda yang tertunda dan acara yang akhirnya dibatalkan termasuk diantaranya adalah pengambilan sumpah dokter. Yap Benar, hingga saat ini status pendidikan ku masih digantung ketidakpastian keadaan. Bagi orang tua status pendidikan ku saat ini adalah keberuntungan karena dengan begini aku belum berkewajiban untuk terjun ke medan pertempuran dan berjibaku dengan virus – virus nakal itu. Tetapi disisi lain ada perasaan sedih saat melihat sejawat lain yang sudah mulai babak belur sedangkan aku disini masih belum bisa berbuat banyak. Hari berganti dan tanpa bisa ku ceritakan satu - persatu masalah ini kian bertumpuk bercampur dengan permasalahan dan kegelisahan sebelumnya yang pernah tak absen berputar – putar dalam pikiran. Dan untuk kesekian kalinya please aku ingin berusaha berdamai dengan semua ini.
Selama hampir sebulan ini aku sudah mengalami berbagai tahapan kesedihan yang biasa dikenal dengan istilah The Five Stages of Grief. Dimulai dari perasaan menolak keadaan, kemudian merasa kesal dan marah, lalu mulai berandai – andai, kemudian mulai merasa sedih dan bingung hingga akhirnya aku memutuskan untuk menulis kegelisahan – kegelisahan ini. Tahapan yang ku alami ini belum selesai karena masih tersisa satu tahapan yang terakhir.. yaitu bersahabat dengan takdir dan menerimanya dengan lapang dada. Tidak semudah mengucapkannya, ternyata hati ini masih perlu banyak belajar untuk bisa menerapkan.
Bersahabat dengan takdir dan menerima semua ketetapan-Nya adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap orang yang beriman. Selain membuat hati tenang, hal ini akan membuat kita mendapatkan hikmah lebih dalam dari banyak kejadian. Stay positive ceunah. Tapi lagi – lagi untuk memiliki kemampuan itu dibutuhkan proses dan aku masih banyak belajar untuk menerapkannya dengan hati. Terbukti meski sering berkata “aku sudah pasrah” tapi hati masih khawatir dan takut kecewa. Bukankah Innahuu’ aliimum bizaatish-shuduur ?. Sungguh, Dia mengetahui segala isi hati.. jadi tak bisa sudah berpura – pura dengan Nya.
Beberapa hari ini aku sedang berusaha keras untuk mencari obat kegelisahan ini. Dengan berbagai cara kecuali bercerita dengan orang lain karena selain tidak bisa bertemu banyak orang dikondisi seperti ini semua orang juga sedang dalam posisi yang tidak mudah. Kita saling mendoakan ya?. Semoga ujian demi ujian ini mendewasakan dan membuat kita semua lebih mahir lagi dalam bersabar. Semoga kesulitan – kesulitan ini mengantarkan kita untuk lebih banyak mengetuk pintu – pintu hidayah-Nya untuk menguatkan hati. Dan teruntuk semua yang sedang bergerak memperjuangkan kebaikan dalam hidupnya semoga selalu dimudahkan dan diangkat semua penyakit jasad dan batinnya. Aamiin.
Sampai bertemu lagi dalam kondisi yang jauh lebih baik
Terimakasih sudah membaca.
1 note
·
View note