hijauseru
hijauseru
Jangan pernah lelah menuju Allah ;)
238 posts
apalagi hanya karena hambatan, yang seharusnya bisa kamu lalui.
Don't wanna be here? Send us removal request.
hijauseru · 6 months ago
Text
Tumblr media
Aku pernah menunggumu, yang rasanya memakan waktu amat panjang sebelum kita saling bertemu.
Diantara rentang waktu itu, awal mulanya aku sangat antusias. Aku menebak-nebak siapa dirimu, namamu? Kapan, dimana dan dengan cara bagaimana kita akan bertemu? Bagaimanakah perangaimu, apakah aku pantas mendapatkan yang terbaik? Namun, bertahun-tahun pertanyaan yang aku ajukan kepada-Nya, tidak memberikanku kunci jawaban apapun.
Bosan menunggu, aku pun memutuskan untuk mencarimu. Diantara pilihan dan kemungkinan yang berserakan.
Namun, ambisi tanpa persiapan diri yang serius dan niat hati yang mungkin kala itu belum sepenuhnya kokoh, hanya membuatku tersesat karena keliru memaknai ujian perasaan dalam berbagai bentuk pertemuan dengan orang-orang di persimpangan takdir, hingga hanya kekecewaan demi kekecewaan yang ku telan.
Di tengah reruntuhan harapan yang menimpa. Butuh waktu panjang bagiku, untuk sadar diri bahwa untuk "menemukan dan ditemukan" aku harus sungguh-sungguh meluruskan niat, berbenah diri dan belajar mensyukuri segala keadaan yang dijalani salah satunya dengan menikmati masa kesendirian. Mengisinya dengan melakukan hal-hal baik yang menyenangkan hati dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga.
Perlahan-lahan, aku berjuang menerima diriku apa adanya, seluruh bekas luka, penyesalan dan kecerobohan yang pernah ku lakukan. Aku tidak lagi membenci separuh diriku yang penuh coretan hitam. Sebab tanpa coretan-coretan kesalahan itu, mungkin aku tidak akan mengenal kata "dewasa dan bertumbuh."
Perlahan-lahan, aku membangun kembali kepercayaan diriku yang sempat hancur berkeping-keping. Kuberikan banyak terima kasih untuk diriku yang mau berupaya bangkit dari keterpurukan. Aku tidak lagi mengutuki diriku karena selalu gagal. Aku tidak lagi mengatakan bahwa kisah cintaku selalu sial. Aku banyak meminta maaf kepada Allah dan diriku sendiri karena selalu mengkerdilkan diriku dengan prasangka buruk.
Aku belajar untuk bersabar dan berbaik sangka. Aku tidak lagi mencarimu dalam banyak kemungkinan dan prasangka, aku memintamu dalam tengadah doa-doa dan kepasrahan.
Aku tidak lagi menunggumu sambil meratapi waktu yang berlalu, aku belajar menikmati indahnya masa kesendirian apa adanya.
Aku menunggumu, sembari belajar banyak hal tentang kehidupan dan menghargai diriku seutuhnya dengan cinta.
Hingga tibalah hari itu, ketika takdir bekerja diluar dugaan, mempertemukan kita dengan cara sederhana sebagai dua teman yang lama sekali tidak berjumpa. Allah kirimkan isyarat pada ketukkan yang sama di hati kita berupa keyakinan untuk saling menikah. Kemudahan demi kemudahan mengikuti prosesnya. Restu demi restu selalu tercurah dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat kita.
Ternyata kunci jawaban tentangmu selalu ada, hanya saja untuk menemukannya aku harus selesai dengan porak-poranda diriku terlebih dahulu, melalui berbagai ujian kehidupan yang sukar dan penuh makna, agar ketika telah menjalani pernikahan ini, tidak ada lagi penyesalan yang mengikuti. Allah Maha baik, telah mengatur segalanya pada waktu terbaik dan melalui dirimu kita saling mengisi segala ketidaksempurnaan agar menjadi rasa dan kata cukup.
Kini kita telah berjalan setahun bersama, ada banyak ragam cerita dan pelajaran yang mengiringi tiap langkah yang ditapaki. Ternyata waktu yang amat panjang sebelum kita satu, adalah sebuah kesempatan untuk mempersiapkan diri dan rentang waktu yang harus amat kita syukuri. Sebab, masa lajang sama berharganya dengan masa setelah pernikahan. Dan setiap masa tak akan terulang dua kali. Nanti, jika peran kita Allah ridhai untuk bertambah lagi semoga kita selalu pandai mensyukuri segala keadaansebagai hamba-Nya.
Dalam bentang jarak, 6 Maret 2024 22.50 wita
176 notes · View notes
hijauseru · 10 months ago
Text
Ruang tumbuh itu..
Malam ini, tiba-tiba menjadi sendu.
Teringat wajah mereka-mereka yang selama ini hadir, datang dan pergi silih berganti. Mereka yang meski hadirnya hanya sementara, membawa makna yang berbeda-beda di tiap chapternya.
Indah ketika mengingat waktu-waktu yang dilalui bersama.
Saling menasihati padahal sama bodohnya.
Saling menguatkan padahal sama lemahnya.
Saling bertukar air mata dan bahu untuk tempat bersandar.
Di satu masa.. aku sering merasa utuh dalam kesendirian. Tak apa bila tak ada yang lain bersama. Kadang merasa aman dari tuntutan dan harapan orang lain.
Tapi ternyata... selalu ada mereka yang Allah kirim untukku dan membersamai langkahku. Mereka yang sering mengucap syukur atas hadirnya aku. Begitupun aku.
Seorang kakak yg rela motoran pagi buta dari lokasi yang jauh, mengantar dan menjemputku untuk suatu aktivitas atau hanya sekedar melepas penat satu sama lain.
Dia yg selalu senang diatas kebahagiaanku dan menjadi yang paling sedih saat aku bersedih.
Dia rela.. berbagi suka dukanya bersamaku.
Seorang kakak lain yang luar biasa besar kekagumanku dengannya sampai-sampai seolah semua hariku berporos padanya.
Aku rela ikut kemanapun dia pergi.
Aku banyak belajar dari kegigihannya menjalani hidup dan bertahan dg kerasnya kehidupan.
Dia yang selalu jujur bicara tentang semua kelebihan dan kekuranganku, gayanya sungguh sangat khas. Tapi dibalik itu aku tahu dia adalah orang yang paling tulus terhadapku.
Dia rela.. menguatkanku ditengah himpitan hidupnya sendiri
Mereka menemani hari-hariku yang sepi. Mereka yang ada di momen bahagia dan sedih ku. Berbagi kasih sayangnya denganku, memperlakukanku lebih daripada saudara kandungnya sendiri.
Momen dan kebaikan-kebaikan yang tidak akan pernah bisa aku lupakan selama hidupku.
Terima kasih sudah bersedia menjadi ruang tumbuh terbaik 🩵🤍
Semoga Allah kumpulkan kita juga di surga ya.. 🥹🫶🏻
0 notes
hijauseru · 1 year ago
Text
Bu.. katanya kita yang hari ini tidaklah sama dengan kita yang kemarin.
Kita yang hari ini pun, berbeda dengan kita yang besok pagi.
Semuanya berubah. Tidak ada yang persis sama
Tapi bu.. kenapa perasaan ini tetap sama? Kukira.. hari-hari, pekan demi pekan, bulan dan tahun.. perlahan bisa kulewati. Ternyata sulit bu..
Tak mengerti lagi bagaimana ku ungkap rindu
Tak ada lagi temu untuk mengobati rindu
Tak ada lagi celoteh tentang semua drama yang entah kapan ujungnya
Aku tak pernah baik-baik saja bu..
Aku hanya berusaha menjalani hari-hari tanpamu
Bertahan dan terus bertahan tanpa tahu dimana akhirnya.
Bu.. tenang disana ya bu.. Surga untukmu..
Aku hanya RINDU
0 notes
hijauseru · 1 year ago
Text
T.E.R.S.E.N.Y.U.M.S.A.J.A
Tersenyum saja,
Meski senyum itu berlebihan dan menyiratkan getir yang tampak.
Tersenyum saja,
Seperti awan yang cerah, sesaat redup. Seolah memahami apa yang sedang disembunyikan.
Tersenyum saja,
Meskipun yang berpura-pura, nantinya akan penat juga.
Aku mulai terbiasa melewati badaiku sendirian,
Mereka pikir aku bisa -aku baik baik saja-
Mereka tak perlu tahu, dibalik tenangku, sifat ceria-bahagiaku, dan perkataanku yang mengatakan aku baik-baik saja..
Aku hampir gila menghadapi berbagai hal menyakitkan ini sendirian
Jadi... T.E.R.S.E.N.Y.U.M.S.A.J.A
0 notes
hijauseru · 2 years ago
Text
Tumblr media
Yaa Rabb..
Kesabaranku jauh dari sabarnya Ayyub Alaihissalam yang diuji dengan berbagai kehilangan dan sakit yang panjang..
Keimananku jauh dari Zakaria Alaihissalam yang tak pernah patah dalam berdoa kepada Mu..
Keyakinanku jauh dari yakinnya Bilal Bin Rabah yang tetap teguh walau tertindih batu berat ditengah teriknya matahari..
Kepercayaanku jauh dari percayanya Imran Bin Husain yang tak goyah walau 30 tahun harus terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur..
Maka kasihanilah kami para hamba Mu yang penuh kekurangan, kelemahan dan kehinaan ini yaa Rabb..
اَللّهُمَّ أَستَودَعتكَ جَمِيع أُمُور حَيَاتِى، قَلبِى، صِحَّتِي مُستَقبلِي، رِزقِي تَوْفِيقِى خَاتِمتِى دِينِي، يَارَبّ وَفّقنِى لِمَا تُحِبّ وترضَاه.
"Ya Allaah aku titipkan kepada-Mu seluruh urusan hidupku, hatiku, kesehatan ku, masa depanku, rezekiku, kesuksesan ku, akhiratku, dan agamaku. Ya Allaah berikanlah kesuksesan atas apa yang Engkau cintai dan atas apa yang Engkau ridhoi.."
Sesungguhnya harapan-harapan yang jauh bisa mendekat dengan do'a..
Allaah masih menitipkan usia sampai detik ini, artinya kita masih diberikan kesempatan untuk memperjuangkan segala pelik keadaan dengan pertolongan Nya..
Semoga yang buntu menemukan jalannya.. Semoga yang tersesat kembali pulang.. Semoga yang hilang dihadirkan dengan yang lebih baik.. Semoga yang sulit kembali lapang.. Semoga yang berduka kembali bersuka cita.. Semoga segala harapan terwujudkan.. Aamiin aamiin yaa Allaah..
|| Hari ke 25 Ramadhan ~
Afwan Wa Baarakallaahufiikum,
Ummu Irhabiy Ari
292 notes · View notes
hijauseru · 2 years ago
Text
Kau telah hilang dari pandanganku, tapi kau tidak pernah hilang dari hatiku.
Dari kecil sampai besar, sesulit apapun hidup, aku merasa beruntung untuk satu hal. Sepanjang jalan, selalu ada orang dewasa yang baik hati yang selalu memberiku kesempatan. Karena aku tahu aku tak semudah itu dimengerti, kadang keras kepala, dan kadang suka memberontak. Salah satu nya adalah ibu. Ibu selalu ada untuk mendengarkan aku, peduli tentang aku, memperingatkan aku dan menasehati ku. Ibu memintaku untuk selalu berdoa. Aku bertanya pada ibu "bagaimana jika aku gagal?". Ibu selalu bilang, aku harus tetap bersabar dan berusaha. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi,aku tidak tahu sampai kapan aku bisa terus berusaha. Bahkan aku harus menerima kenyataan bahwa ibu sudah pergi jauh meninggalkan aku..
Ibu... Aku selalu ingat setiap kali kita jalan-jalan berdua. Aku selalu bahagia, sebab saat itu adalah saat-saat yang sangat menyenangkan. Sekarang setiap kali membayangkan itu, aku sedih dan aku menangis.
Aku pernah berjalan-jalan sendirian, disaat itu aku tidak tahu mau ke mana, apa yang harus aku lakukan. Seperti seseorang yang kehilangan arah.
Entah kenapa setiap melihat ibu-ibu dan anaknya berjalan bersama, makan bersama, aku iri dan aku memikirkan bahwa aku sudah tidak bisa melakukan hal itu bersama ibuku lagi.
Ujian dalam hidup terkadang tidak mudah. Belajar melepaskan orang yang dicintai butuh waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Sekarang aku tidak ingin menangis lagi. Aku egois jika terus menangisi kepergian ibu. Aku akan menjalani sisa hidupku sepenuhnya. Belajar menjadi dewasa yang menyenangkan, sambil sesekali menikmati kenangan bersama ibu disepanjang jalan yang kulalui.
45 notes · View notes
hijauseru · 2 years ago
Text
2022
Terima kasih!
Atas warna-warni mu. Meski warnaku tak lagi secerah dulu, sebelum maret 2021
Allahumaghfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa Rabbayani soghiiro
Ku yakin, tak ada takdir yang ditulis asal-asalan. Berbagai rasa dari kehidupan yang penuh kejutan ini, meski terkadang pahit, namun kurasakan semua penuh dengan cinta-Nya.
Tak apa-apa jika bagi dunia aku tampak biasa-biasa saja. Tidak besar dan tidak terlihat cemerlang. Aku berusaha memastikan semua hal ku niatkan untuk beribadah pada-Mu, menjalani hidup sesuai skenario-Mu, dan dengan cara-cara yang Engkau ridhoi.
2023
Selamat datang!
Perjalanan panjang 2022 yang telah ditempuh semoga mengajarkan aku untuk lebih baik lagi. Sisa-sisa usia ini, semoga bisa aku gunakan untuk mengumpulkan pahala, menjalankan semua peran dengan sebaik-baiknya.
Tahun depan aku mau berusaha menjadi pribadi yang lebih tenang, lebih bersyukur dan menerima semua yang terjadi dengan lebih lapang.
Membatasi diri pada interaksi yang tidak perlu, dan menahan diri untuk tidak turut campur pada hal-hal diluar kapasitas diriku.
Fokus pada kebaikan dan perbaikan.
Mengatakan "terserah", pada mereka yang telah diberi peringatan namun tidak atau belum mau mengerti serta memahaminya. Kemudian berhenti memikirkannya karena aku telah berupaya.
Berupaya seoptimal mungkin dalam hal ibadah -termasuk dalam hal pekerjaan-
Menerima dengan hati lapang saat sesuatu tidak sesuai dengan pandanganku, selama aku bisa memastikan semua yang ku lakukan sudah benar dan hanya mengharap ridho Allah SWT.
Aku siap menerima 'dia' yang Kau ridhoi, hadir dalam hidupku 💐
Bismillahirrahmaanirrahiim..
4 notes · View notes
hijauseru · 3 years ago
Text
Aku masih sama
Dari ramainya isi kepala, penuh sesak memenuhi dada, mengukir kata menjadi salah satu hal yang lebih mudah dilakukan.
Bagaimana aku sekarang?
Aku masih sama. Melarikan diri dalam jalan-jalan yang ku susuri. Terlunta-lunta dalam hidup juga kenyataan dimana semua tak lagi sama.
Tapi aku masih sama,
Hanya kata itu yg aku punya.
Aku berusaha meniadakan diri, membunuh diri untuk berhenti menangisi semua. Belajar kuat menopang beban sendiri, belajar bercerita pada hujan.
Aku sudah lama berteman dengan luka dan sepi
Jadi tak apa
Aku akan baik-baik saja.
2 notes · View notes
hijauseru · 3 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Marhaban Ya Ramadhan, Semoga kali ini kita bisa jauuh lebih baik.
Sedikit wallpaper buatmu untuk memulai hari yang baru. Semangat ya, kita berjuang sama-sama!
1K notes · View notes
hijauseru · 3 years ago
Text
Speechless, Saudari 🥺
Ingatlah kau laki laki,
Sehalal halalnya Taadud, kau mesti penuhi hak hak istri dan anak anak. Bila belum tertunai dengan baik, lipat saja dulu angan anganmu yg indah itu. Tengoklah wajah wajah lemah yg selalu menanti hadirmu dengan perasaan gembira.
Memang tak ada hak istri untuk mencegahmu, namun ingat, syariat telah mengikatmu dengan kewajiban yg lebih utama.
Seharusnya ketika engkau mengambil istri lagi, itu adalah sebuah kesadaran bahwa engkau tengah menjadi nahkoda bagi dua kapal.
Bila tujuan hidupmu adalah akhirat, tentu engkau akan fokus untuk memperbaiki diri dan mendidik istri.
Wanita di sisimu itu bukan tembok bisu yg tak punya emosi dan harga diri. Sudahkah kau mengajarinya sebaik baik pengajaran?
Dua Wanita dua tanggung jawab. Dua kerepotan, dua kesibukan, dua urusan kehidupan, dua perbedaan, dua kecemburuan, dua rengekan, dua tangisan, dua kemarahan, dua tangan yang akan selalu meminta,
Sanggupkah dirimu membagi semua itu? padahal dirimu bukan neraca.
Bila hak istri ada yg masih kau lalaikan, bangunlah dari mimpi dan benahilah dulu rumah tanggamu.
Bila istrimu masih butuh kasih sayang dan pengajaran, curahkan perhatianmu sepenuh iman
Mau Poligami? seberapa siapkah dirimu kalau hanya modal kedipan mata tanpa kematangan ilmu dan... Tentu saja kemampuan finansial!
Poligami bukanlah syariat yg lantas membuat pelakunya melakukan ijab kabul sembunyi sembunyi, kasihaan.....
Kau tahu arti poligami bagi wanita baik baik? Ketundukan ketika hati mereka tak menerima dgn ikhlas. Dan kau tahu? Itulah sebesar besar jihad mereka merelakan separuh jiwa pergi untuk dibagi!
Kau tak akan mau tahu, betapa dahsyat mereka akan mengekang rasa butuh ketika kau tiada, karena semua tak akan sama lagi......
Tidakkah kau pernah pikirkan itu?
Poligami bukan semata pintu pemuas nafsu belaka. Justru urgensi ubudiyyah yg semakin rumit dan kompleks. Sanggupkah dirimu??
Ozye Al Mahdaly
2 notes · View notes
hijauseru · 4 years ago
Text
Jika jodoh bukan cerminan diri?
Jika aku berusaha sekuat tenaga untuk memantaskan diri. Aku belajar, membaca, mengikuti kajian, mempersiapkan berbagai hal
Berikhtiar semaksimal mungkin dengan jalan dan cara yg telah Allah tetapkan
Tapi bilamana ternyata Allah tetapkan sosoknya jauh dari apa yang ku harapkan?
"Perkara jodoh adalah nikmat Allah yg harus disyukuri juga harus disabari. Yang penting kita sudah berupaya sebaik-baiknya. Yang terpenting kita senantiasa berada di Jalan-Nya" tutur Saudari
Memantaskan diri adalah sebuah kewajiban
Mencari pasangan terbaik adalah sebuah keharusan
Siapapun kamu, jodohku nanti...
Kamulah sosok terbaik yang Allah hadirkan untukku. Semoga Allah mudahkan dan kuatkan kita menjalani segala suka dan duka di 'separuh agama'
#who is he? #tiba2ajarandom 😅
1 note · View note
hijauseru · 4 years ago
Text
R.i.n.d.u I.B.U
0 notes
hijauseru · 4 years ago
Text
Takut
Menulis seringkali menjadi jalan terbaik bagiku mengkomunikasikan banyak hal. Mengutarakan tanpa harus berujar. Sebatas mengurai isi kepala dan kepenatan dalam hati. Menulis seringkali kuambil sebagai jalan ‘kesembuhan’. Aku menyembuhkan diriku salah satunya melalui tulisan dan menuliskannya disini. Dimana tak banyak yang tau tentang identitasku. Aku tidak membutuhkan viewers, likes, shares, apalagi subscribers. Senyaman itu.
Sering pikirku rumit, bicara sama artinya dengan mengeluarkan antrian maksud dalam isi kepala. Lebih tepat dikatakan meracau ketimbang berkomunikasi. Isi, maksud dan apa yang ku sampaikan seringkali tak sesuai. Lebih banyak aku mengutuki apa yang aku ucapkan daripada apa yang kutulis. Kebodohanku tampak sangat nyata saat aku bicara.  Semoga Allah berkenan mengampuni segala kelalaianku. Aamiin
Di usia yang tak lagi muda, masih banyak sekali hal yang ku khawatirkan, mungkin sangat tepat jika disebut ketakutan. Alih-alih menjadi dewasa atau lebih dewasa, kata itu justru yang sangat ingin aku hindari. Dewasa itu banyak menanggung beban dan tanggungjawab. Dewasa itu fokus dan serius. Dewasa itu tentang apa yang telah dan akan kau capai, kau miliki dan kau jalani sekarang. Dewasa selalu tentang target dan pencapaian. Semua yang tak menyenangkan itu ada dalam persepsiku.
Dewasa bagiku juga adalah sebuah hal yang abstrak. Karena ia bukan hanya tentang angka usia, juga tubuh yang semakin menua. Dewasa semestinya adalah tentang hati yang semakin pandai berlapang dada, menerima, memaafkan, memaklumi dan menghargai segalannya. Terlebih menghadapi berbagai hal dengan bijaksana. Nyatanya, hingga kini, aku tidak pernah benar-benar (ingin) menjadi dewasa.
Aku selalu ingin kembali menjadi anak-anak. Senang larut pada dunia dan bersikap seperti mereka. Kehidupan bagi mereka bukanlah kisah yang rumit. Mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan terasa mudah dan sederhana. Kesedihan berlalu dengan sangat mudah dan cepat. Aku nyaman dengan sisi kekanakanku dan masih ingin merasakan atmosfer itu.
Mungkin itu pula yang membuatku tak jua serius memikirkan hidupku.
Hingga sampainya pada takdir yang memisahkanku dengan ibuku. Sosok yang amat berarti bagiku. Tak kutemukan sosok penyayang, sabar dan tulus sepertinya dalam mencintaiku. Beliau yang sangat memikirkan dan mengharapkan kebaikan atasku melebihi dirinya sendiri. Pengorbanannya luas dan tanpa batas, melebihi apa yang kuperjuangkan untuk diriku sendiri. Tak ada yang lebih memperhatikanku, menyayangiku dan mencintaiku, kecuali ibuku. Sangat ingin kuperjuangkan surga untuknya melalui kesholihan dan kebaikan yang kulakukan. Tapi bagaimana? Aku masih sering lalai dan tangisku selalu pecah bila mengenangnya. Aku mengikhlaskan kepergiannya, namun aku masih perlu berjuang menghapus ‘tetapi’ dalam hatiku. Ya.. mengikhlaskan tanpa tetapi..
Ya Allah.. andai satu hari saja bisa kuubah kala itu. Aku ingin mengucap jutaan doa indah dan ucapan terima kasih atas kebersamaan kami. Menggenggam erat tangannya, menciumi keningnya dan berbisik ditelinganya bahwa ia adalah ibu terbaik sepanjang masa, lalu menuntunnya mengucap kalimat Allah. Andai aku bisa, bu.. kuingin mengucap kalimat dan pesan perpisahan. Dunia akan sangat berbeda tanpamu, bu.. tapi aku akan berusaha baik-baik saja. Bertemulah dengan Allah, bu.. mintakan pada-Nya untuk menempatkan ibu di sisi terbaik-Nya dan mengumpulkan kita kembali di surga-Nya.
Aamiin yaa Rabbal’alamiin 😭😭😭
Andai saja Allah izinkan, aku masih sangat ingin merawat ibu. Membersamai, mengantar, menunggu dan menjemput ibu kontrol ke dokter. Wara-wiri mencari obat untuk ibu. Membuatkan ibu teh hangat dan mencarikan makanan kesukaan ibu. Aku ingin terus melakukan banyak hal dan bersama dengan ibu.
Aku mencintaimu bu..
Bu, ada banyak sekali kisah yang ingin kuceritakan pada ibu lewat peluk dan manjaku. Aku rindu bu,, melepas penat, kesal dan lelahku, semudah hanya dengan menyentuh ibu. Maafkan aku yang harus memilih kisah untuk ku ceritakan padamu bu, semua itu kulakukan semata demi kesehatan ibu. Tapi rupanya ibu lebih tau tentangku, bahkan dibandingkan diriku sendiri. Dalam masa-masa sulit yang kulewati, doa dan dukungan ibu sangat kurasakan lewat perhatian, bekal istimewa yang ibu siapkan untukku setiap hari, menu apa yang aku inginkan, baju yang ibu jahitkan, hingga hal2 kecil yang ibu berikan untukku. Maaf ya bu, seringkali bekal itu lupa kumakan. Aku terlalu sibuk hingga sering melewatkan makan, hingga aku harus sembunyi untuk menghabiskan bekal itu di kamar sebelum kuperlihatkan padamu bahwa bekal itu sudah kuhabiskan. Setelah itu, ibu masih saja menawariku makan malam.. bu,, sungguh, aku kekenyangan hingga perutku sakit, tapi aku tak kuasa menolak pengorbanan ibu untuk memasak untukku hari itu. Aku rindu, bu.. Kini tak ada lagi kisah seperti itu.
Bu, aku tau ibu sangat mendambakan sosok pendamping untukku. Lagi-lagi maaf bu, aku terlalu nyaman dengan kebersamaan kita. Sehingga aku tak siap, bahkan menolak beberapa mereka yang datang. Aku sering beralasan bahwa aku ingin fokus merawat ibu, memenuhi seluruh kebutuhan ibu dan menjaga ibu. Tapi kusadari, aku bersembunyi dibalik alasan-alasan itu, bu.
Aku semacam punya ketakutan besar dengan sosok bernama lelaki. Yang seringkali, sulit untuk aku jelaskan secara detail. Lelaki yang baik itu seperti apa, bu? Bagaimana aku tahu bahwa dia tulus menyayangiku? Bagaimana aku tahu dia akan selalu ada, bukan orang yang pemarah dan kasar, tak akan berkhianat atau bahkan takkan pergi meninggalkan aku? Bagaimana bila dia hanya mengejar apa yang akan hilang dari sisiku? Bagaimana bila ia hanya melihatku dari apa yang tampak, bu? Bagaimana bila nanti fisikku berubah? Akankah dia masih mau bersamaku? Bu, lelaki baik itu seperti apa? Belum sempat kutanyakan ini padamu, bu…
Bu, orang-orang disekitarku pun membuatku takut. Tidak semua orang menemukan kebahagiaan dengan menikah. Kadang kisah-kisah itu tidak hanya menyedihkan, tapi juga mengerikan bu.. Separuh agama sungguh berat ibu.. dapatkah aku menemukan sosok yang tepat? Adakah sosok yang Allah ridhoi untuk hadir dalam hidupku? Adakah sosok yang dengan keberaniannya, memberanikan diri melangkah maju, mengetuk pintu, dan meminta pada bapak untuk mengambil segala tanggungjawab dunia dan akhiratku. Membimbing, mendidik dan membersamaiku menjalani masa-masa di depan. Saling menjaga senyum, kesetiaan, dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya?
Bu, aku tau bahwa perkara jodoh adalah rahasia Allah. Ia adalah cerminan diriku dan aku adalah cerminan darinya. Tapi, bu.. aku takut. Bagaimana menghilangkan ketakutan ini?
1 note · View note
hijauseru · 4 years ago
Text
“Love yourself first, because that’s who you’ll be spending the rest of your life with.”
— Unknown
513 notes · View notes
hijauseru · 4 years ago
Text
“Tidak ada yang mengejar-ngejarmu, kecuali kekhawatiran dan ketakutanmu sendiri.“”
Kurniawan Gunadi
1K notes · View notes
hijauseru · 4 years ago
Text
Tak lagi sama tanpanya
Sejak lama, aku berdoa bahwa Allah berkenan mengizinkanku menunggu pertemuan dengan-Nya di tempat terbaik, bersama dengan orang-orang baik, dan membuat kisah terbaik dengan naungan ridha-Nya.
Aku bersyukur dikelilingi, bahkan dibersamai dengan orang-orang yang luar biasa baik selama ini -meski dengan itu, aku belum juga menjadi baik ☹-
Perjalanan hidup mengajarkan aku banyak hal. Salah satunya memaknai perjalanan yang silih berganti ini menjadi sebaik-baik penerimaan. Kehadiran, tawa, canda, bahagia, kecewa, sedih, kepergian hingga kehilangan. Semua menempaku untuk menjadi pribadi yang lebih lapang dan sabar. Benarkah itu?
Tugasku menerima dan menyesuaikan diri dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun. Tidak mudah. Sangat tidak mudah.
Aku pikir selama ini aku adalah manusia yang cukup kuat. Kemudahan dan kesenangan, tentu mudah melewatinya, bukan? Tapi tidak dengan kesukaran. Sekejap, aku merasa mampu menampung segala masalah dan beban sendirian. Jikapun lemah, setidaknya tidak demikian yang ada dalam persepsi sekitarku. Dalam benak dan lisan mereka, aku tergambar sebagai sosok yang tegar, tegas, dan kuat. Sampai aku menyadari bahwa semua kekuatan itu, selain bersumber dari-Mu ya Allah.. juga bersumber darinya, ibuku.
Aku kehilangan separuh dari kekuatanku ya Allah..
Aku merindui kekuatan itu. Aku mendamba pelukan hangat itu. Celotehan dan lelucon, hingga kalimat syahdu penuh ketenangan. Bahwa dunia akan baik-baik saja di depan. Masalah akan segera bertemu solusi. Kendala menjadi tak berarti. Betapa mudah hidup dijalani kala itu, kendati dalam kesulitan. Tak ada kata menyerah dalam kamusku, selama kita bersama dan bergandengan tangan, bu..
Kini bagiku dunia tak lagi sama tanpamu, bu..
Aku kesepian. Aku begitu merinduimu. Ada banyak kisah yang ingin kuungkap padamu, bu.. banyak sekali
 -Bahkan aku tak sanggup melanjutkan tulisan ini –
😭😭😭
0 notes
hijauseru · 4 years ago
Text
Terima kasih ...
“Kesendirian adalah hal yang paling membuatku tidak nyaman -lebih tepatnya, takut- :)
Dan bukankah menjemukan ketika melalui perjalanan hidup ini sendirian?”
Ku mulai tulisan ini dengan segenap hati dan jiwa seraya mengucap syukur. 
Allah Maha Baik. Allah kirimkan orang-orang terbaik disekitarku. Pertemuanku dengan mereka membuatku semakin berusaha menjadi lebih baik.
Mereka sahabatku, saudariku. (kemudian nangis.. dasar aku! Hhee)
Saudari yang luar biasa menghadapi berbagai versiku. Menemaniku. Menghiburku. Menerimaku. Melindungiku. Menyembuhkanku. Banyak hal kami lewati bersama. 
Pernah ada suatu masa dulu, aku memegang prinsip yang mungkin aneh. Pantang bagiku menunjukkan kesedihan dan air mata pada orang lain. Siapapun itu. Karenanya, aku terlihat tegar dan baik-baik saja. Banyak luka yang tersimpan. Luka menganga yang dibiarkan tanpa penyembuhan. Bagai ‘bom waktu’ yang meledak tanpa aba-aba. Daya ledaknya? Tentu luar biasa :-)
Mengapa tak bercerita? Sejujurnya, aku orang yang sangat hati-hati terhadap banyak hal, termasuk perkara bercerita kondisiku pada orang lain. Aku sangat memikirkan persepsi orang lain terhadapku. Penilaian orang lain amat penting bagiku. Bagaimana orang lain berpikir tentangku, bagaimana respon mereka, bagaimana hubungan kami setelahnya dan ada lebih banyak lagi tanya lainnya.
Bila ternyata, justru respon itu tidak sesuai ekspektasiku. Tak jarang, aku menyesal karena bercerita. Merutuki diriku sendiri berhari berminggu dan berbulan-bulan. Memendamnya, ternyata jauh lebih baik.
Beruntung, aku bertemu mereka. Bersama, aku tak membutuhkan topeng-topeng dan riasan. Just be me. Aku bebas menumpahkan segala isi hati, bahkan air mata (maaf jika terkadang menjadi terlalu sering, bahkan pada hal yang teramat remeh. hehehe).
Tanpa kata, seolah terucap dari mereka, “its ok to not be ok”. Berbagai perasaan itu wajar, orang lain juga mengalaminya.
Aku berbagi tanpa khawatir. Bahkan aku siap ‘dimarahi’ dan menerima segala komentar pedas bak ibu tiri netijen. Terbayangkan oleh kalian, netijen saja sudah sepedas apa bicaranya. Mereka bahkan ibu tiri netijen. (sembah nuwun, gaes 😊)
Meski komentar pedas bak sambel mercon dan granat, tapi mereka bukan ‘lambe’.
Aku tenang, karena ‘rahasia’ku aman. (^o^) 
Terima kasih Allah, Mereka salah satu pemberian terbaik dari-Mu. 
Masyaa Allah. Alhamdulillah.
 “no matter what happens, we will always be by your side”. 
Malam yang kian pekat dalam dekap dinginnya, aku mencintai kalian karena Allah.
Depok, 13 Februari 2021
23.11 WIB
2 notes · View notes