Tumgik
hilyahkamilah · 3 days
Text
Momen ketika,
"Aku menerima segala ketetapan-Mu Yaa Rabb."
Seketika meluruh tubuh ini dengan segala beban ataupun harapannya. Lega.
1 note · View note
hilyahkamilah · 9 days
Text
Dan pernikahan bukan sekedar wujud menikahi orangnya. Tapi juga keluarganya, masa lalunya, masa depannya, mimpi-mimpinya, luka-lukanya, semuanya.
363 notes · View notes
hilyahkamilah · 10 days
Text
Tumblr media
796 notes · View notes
hilyahkamilah · 14 days
Text
Memang penting terbiasa dzikir. Jadi dalam kondisi apapun reflek kata-kata baik yang keluar.
Qodarullah tadi jatuh dari motor, reflek bilang, "Innalilahi, Astaghfirullah". Langsung putar kunci matikan mesin motor.
Yasudah ini musibah maka bilang Innalilahi. Yasudah sepertinya ini salahku tidak mengendarai dengan benar jadi aku langsung istighfar soalnya ditegur langsung dengan kejadian.
Syukur Alhamdulillah setelah itu sempat menemukan tempat makan enak untuk meredakan deg degan, panik, dan sedikit baret-baret setelah jatuh.
Jadi ingat nasehat teman, segala sesuatu bisa dipandang secara tauhid. Termasuk momen ini.
Ya, segala kejadian terjadi atas izin-Nya. Maka, sepatutnya segala kejadian itu membuat kita teringat kepada-Nya.
Solo, 1 Juni 2024
2 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 months
Text
Jika sudah waktunya, hujan pun akan turun. Jika sudah masanya, bunga pun akan mekar dan wangi.
Begitulah takdir Tuhan, doa-doa kita di masa lampau akhirnya dikabulkan begitu sudah waktunya.
Bukankah ada banyak hal yang diberikan sebelum kita siap menerimanya, hingga akhirnya berantakan dan hanya menjadi pelajaran.
Sengaja dikabulkan dengan cepat hanya untuk pelajaran. Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.
@jndmmsyhd
590 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 months
Text
"Sebuah pernikahan harus memiliki tujuan akhirat. Sebab ridho Allah yang dicari, maka pernikahan harus ditempuh dengan cara-cara yang Allah ridhoi, bukan dengan cara-cara yang Allah benci."
~ @hilyahkamilah
6 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 months
Text
Aku : Aku ga tau darimana keberanian itu muncul. Kok kaya ga ada takut-takutnya
Mama : Bapakmu, sudah pasti itu.
wkwkwkwkwkwkwkwkwk
2 notes · View notes
hilyahkamilah · 3 months
Text
Krisis Kepercayaan Diri
"Hilyah, kenapa tulisanmu gak dibukukan?"
"Hilyah, bahas konselor pesantren di medsos dong!"
Semuanya aku jawab dengan tidak. Aku berkelakar, "Takut jadi terkenal, nanti privasiku terganggu, terus kalo udah serius di medsos nanti aku cari hiburan dimana?"
Hari ini aku menyadari. Perkataanku di atas hanyalah sebuah mekanisme pertahanan diri. Aku menyadari hal ini tidak hanya terjadi kepadaku. Kakak-kakak, adik, sepupu-sepupu, ponakan-ponakanku pun memiliki situasi yang sama. Ah bahkan, aku juga mengamati santri-santri di tempat aku berkhidmah pun memiliki gejala yang sama.
Ini pertanyaan besar, mengapa? Ini juga tugas besar, bagaimana?
Apakah ada kaitannya dengan pola asuh atau pendidikan?
Aku mengamati dan bermuhasabah. Melihat diriku dan orang-orang terdekatku. Kami memiliki gejala yang sama, yakni: perfeksionis, takut salah, takut kalah, dan mengalami krisis kepercayaan diri.
Menuntut segalanya akan berjalan dengan lancar sempurna sehingga kami takut melakukan kesalahan dan kekalahan. Kalau akan tampil sangat tegang, gemetar, deg-degan, sulit tidur, tapi sangat berusaha untuk mempersiapkan diri dan menampilkan yang terbaik.
Hanya saja kami tidak berani tampil kalau kami belum yakin siap atau menguasai suatu hal. Kok kembali lagi sumber masalahnya ingin serba sempurna.
Kata adikku, "Sebetulnya bagus begitu, karena kita jadi berusaha untuk menguasai dan memberikan yang terbaik, dibanding kita jadi orang yang sok tau dan sok bisa."
Aku ingin mengatakan bahwa perkataan adikku juga bentuk mekanisme pertahanan diri. Aku jadi sadar, terkadang aku meragukan orang lain. Apakah energi meragukan akan sampai pada krisis kepercayaan diri? Mungkinkah ini salah satu penyebabnya, diragukan (meski hanya dalam hati).
Pada kajian ramadan di Masjid Attaqwa, Ustadz Khudori menyampaikan bahwa manusia terbagi menjadi 4 (beliau juga mengutip):
Pertama, ada seseorang yang mengetahui sesuatu, ia sadar bahwa ia mengetahui sesuatu, maka kita perlu meminta nasihat darinya. Kedua, ada orang yang mengetahui sesuatu, tetapi ia tidak sadar bahwa ia mengetahui sesuatu, maka ia orang yang lalai, ia punya ilmu tetapi tidak dipakai. Ketiga, ada orang tidak mengetahui sesuatu, ia sadar bahwa ia tidak mengetahui sesuatu, maka orang ini harus dibimbing karena ia tahu diri ia butuh ilmu. Keempat, ada orang yang tidak mengetahui sesuatu, tapi ia tidak sadar bahwa ia tidak tahu, maka orang ini bodoh dan sok tahu.
Dari kutipan di atas, apakah kami termasuk orang yang lalai? Sebab perfeksionis, takut salah, takut kalah, dan krisis kepercayaan diri ini menghambat kami untuk berkontribusi dan sharing ilmu.
Yaa Rabb.
Aku tidak ingin menyalahkan pola asuh dan pendidikan yang kami terima. Harus dicari penyebab dan solusinya. Ada adik-adik dan santri-santri yang menjadi tanggung jawab untuk dibimbing.
Oke, cukup disini dulu renungannya, saatnya bergerak mulai menguraikan benang kusut, memintal benang menjadi kain. Kalo perlu, beli benang baru. Begitu perumpamaanya. Mengurai masalah dan membuat solusi.
Tangerang, 25/03/2024.
4 notes · View notes
hilyahkamilah · 4 months
Text
Antara rumah dan pondok. Begitu saja, rutinitas sehari-hari. Terus menerus.
Banyak orang bilang, keluarlah dari zona nyaman. Temukan duniamu, berjumpa dengan pasangan hidupmu, jalani hidup bersamanya.
Banyak orang bilang, keluarlah dari zona nyaman. Agar hidup tak begini-begini saja.
Antara rumah dan pondok. Bukanlah zona nyaman. Inilah zona perjuangan.
Terkesan bosan, jenuh, dan tidak menarik. Terkesan tidak tertarik pada hal lain ataupun orang lain. Bukan, tentu saja bukan. Hanya saja ini yang bisa aku lakukan saat ini. Selagi ada kesempatan akan aku lakukan, kalo ada kesempatan lain datang ya aku lakukan juga.
Kalau jalan ini mudah, semua orang akan menempuhnya. Nyatanya, terkadang berliku, tapi terbayar pada akhirnya.
3 notes · View notes
hilyahkamilah · 4 months
Text
Tumblr media
Antara Do'a dan Kelayakan Menjemputnya
Sebelum Allah mendatangkan sesuatu yang kita pintakan, terkadang Allah akan menguji dulu faktor kelayakan kita sebagai pemohon dan calon penerima. Seberapa layak diri kita untuk menerimanya bahkan disaat itu juga.
Kelayakan itu termanifestasi menjadi dua hal; pertama berupa kelurusan niat kenapa harus mendapatkannya, dan yang kedua adalah keseriusan yang tak ternoda pada hal-hal bathil dalam menjemputnya.
Kita harus selalu punya keyakinan, bahwa jika Allah belum kunjung hadirkan do'a itu maka artinya sesederhana memang kita belum selayak itu untuk menerimanya, dan Allah dengan segala Ilmu yang dimiliki-Nya tahu, bahwa jika hal itu tetap dipaksakan saat itu juga, barangkali justru malah berbuah keburukan bagi kita.
Mungkin kita jadi akan lupa dengan-Nya, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, ditundanya sesuatu itu karena ke Maha Adilan-Nya Allah sedang berlaku pada kita. Dia tahu kapan dan apa yang tepat. Maka, selalu berikan opsi kesabaran pada tiap-tiap penantian.
439 notes · View notes
hilyahkamilah · 5 months
Text
Sudut pandang menjelang tidur:
• Gak sabar besok mau lakukan ini lakukan itu
• Alhamdulillah hari ini terlewati dengan baik
• Cepat sekali waktu berlalu. Aku tidak akan bertemu lagi dengan tanggal hari ini. Apa yang terjadi hari ini akan menjadi masa lalu
2 notes · View notes
hilyahkamilah · 5 months
Text
Catatan Malam Minggu #59
Evaluasi, kemudian resolusi.
Setelah menjalani tahun-tahun tanpa membuat resolusi. Kali ini aku membuat resolusi.
"Memperbaiki diri, berbuat kebaikan, dan menjadi baik."
Terkesan diplomatis dan terlalu umum. Tapi itulah yang aku renungi dari jurnal harian yang aku tulis, muhasabah menjelang tidur, juga kritik dari orang-orang yang berinteraksi denganku.
Entah apa yang aku pikirkan, pada desember lalu aku meminta kritik dan nasehat. Jujur, sempat down dan sedikit marah dengan kritik yang aku terima, bahkan rasanya ingin menangis dan membela diri.
Aku pahami bahwa pendapat orang-orang itu adalah diriku ketika berinteraksi dengan orang lain. Itulah diriku pada pandangan orang lain. Sebab, aku tidak selalu bisa melihat diriku sendiri. Aku masih butuh bantuan orang lain, bahkan untuk mengenal diriku sendiri.
Setelah bermuhasabah evaluasi diri, barulah kemudian aku membuat resolusi. Aku jadi tau tujuan "Apa yang mau aku lakukan? Mengapa aku melakukan hal tersebut?"
Karena aku sedang tidak bersaing, berlomba, atau bertanding dengan orang lain. Tapi aku sedang bergulat dengan aku dan diriku.
Kok bisa aku menerima kritik? Tentu saja tidak selalu. Aku memang minta dikritik karena aku sudah siap untuk memperbaiki diri.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk. Semoga Allah mudahkan. Semoga Allah tambahkan kebaikan. Aamiin.
Tangerang, 6 Januari 2024.
_____________________
Beberapa hal yang menarik
✨Tadabbur Quran: "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." [Qs. Ali Imran:200] | sabar dan taqwa adalah kunci keberuntungan.
📽️ YouTube: Zahid Ibrahim (Berhenti Membandingkan - Cara Fokus ke Diri Sendiri di 2024). Pas nih temanya. https://youtu.be/n47rLWNSRPk?si=U1yqhsJzY18jTUiH
1 note · View note
hilyahkamilah · 8 months
Text
Aku rasa, aku sudah terlatih buat tidak berharap pada orang lain. Wkwkwk.
Itu bagus. Jadi lebih slow, kalo ga dibantu gapapa. Nanti aku cari solusi sendiri.
Tapi negatifnya, aku jadi sungkan mendelegasikan urusanku ke orang lain.
Duh, aku tidak mau terlalu mandiri dan independen hehehehe. Karena sebetulnya kolaborasi itu lebih seru bukan? Saling bergantung dan mengingatkan.
Dulu sampe pernah bilang, "Kalo bisa aku lakukan, aku lakukan semuanya. Semoga Allah mampukan." Ya semoga Allah mampukan.
Lalu ketika aku mencoba melakukannya, ternyata banyak kritik yang aku terima, banyak revisi yang harus dilakukan.
Sedih, capek, dan ingin marah. Lagi dan lagi aku diingatkan, bersyukurlah aku mendapatkan pelajaran.
1 note · View note
hilyahkamilah · 9 months
Text
Catatan Malam Minggu #58
Hanya perlu berpindah sudut pandang untuk melihat bahwa pada satu kekurangan diri, ada beberapa kelebihan diri.
Ada yang menarik ketika aku mengantar santri untuk survei tempat praktek mengajar. Bukan sekedar mengajar, kami memang mencari lokasi dimana dibutuhkan tenaga pengajar.
Lalu ketemu suatu lokasi yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari sekolah kami, tetapi terhalang oleh jalan tol sehingga kami perlu jalan memutar dan bertemu kemacetan. Akhirnya kami bertemu orang-orang yang bergairah untuk belajar tetapi kekurangan tenaga pengajar.
Sebelum berangkat, para santri khawatir dan takut memulai. Takut mereka tidak bisa mengajar, takut mereka tidak maksimal. Mereka khawatir ilmu mereka belum cukup untuk mengajar.
Namun, yang kami temukan. Diantara kekurangan yang dirasakan oleh santri, mereka tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika mereka merasa belum cukup ilmu, masih ada orang yang membutuhkan transfer ilmu dari mereka.
Mungkin di suatu tempat kita akan terlihat kecil dan tak dibutuhkan. Tetapi ketika kita bergerak, bergeser ke tempat lain, kita akan dibutuhkan.
Sebab, pada setiap kekurangan ada banyak kelebihan.
Tangerang, 30 September 2023.
__________________
✨Beberapa hal yang menarik✨
💌Tadabbur Quran: Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” [QS. Al-A'raf: 188]. Manfaat maupun mudarat adalah sesuatu yang Allah kehendaki.
📚Buku: Minhajul Abidin (Imam Al-Ghazali(. Buku favorit yang aku rekomendasikan ke orang-orang untuk baca. Bagus banget.
📽️YouTube: Furky TM (Tour de Mont Blanc). Seru banget jalan-jalan online bareng kak Furky. https://youtu.be/7N6T1Cz3I94?si=vvqQ5n7l8_2DpBIA
2 notes · View notes
hilyahkamilah · 9 months
Text
Masih lebih baik menerima kritik atau nasihat yang keras sampai kita merasa resah, marah, dan menangis.
Daripada orang-orang takut untuk memberi kritik dan nasihat kepada kita, mungkinkah hati sudah sekeras batu?
Setidaknya masih ada yang peduli agar kita memperbaiki diri.
0 notes
hilyahkamilah · 10 months
Text
Catatan Malam Minggu #57
Apa yang perlu kita khawatirkan, ketika segalanya sudah Allah pastikan.
Ada beberapa pertanyaan yang menarik, "Hilyah, kenapa ga galau?" Aku terdiam memikirkan, sebetulnya aku pernah galau, tapi segera berlalu dan biasa saja.
Di media sosial sekarang sepertinya memang lumrah membicarakan kegalauan, kesedihan, kekhawatiran, bahkan kecemasan. Entah itu perihal pendidikan, rezeki, jodoh, bahkan kondisi keluarga.
Bukan aku tidak pernah melewati situasi seperti itu, aku pernah. Tapi mengapa aku tidak terlihat galau, khawatir, atau cemas?
Pertama, aku rasa tidak perlu menunjukkan hal itu di media sosial. Sebab, tidak ada yang berubah. Aku hanya mendapatkan validasi bahwa aku sedih, tapi hal itu tidak menyelesaikan masalah.
Kedua, aku segera muhasabah dan mengetahui bahwa tidak ada satupun yang terjadi terkecuali atas izin Allah. Entah kejadian baik atau kejadian buruk semuanya Allah Maha Mengetahui. Selanjutnya aku cari hikmahnya.
Ketiga, aku berusaha khusnudzhon. Bersangka baik kepada Allah atas segala takdir hidupku. Aku berusaha, iya. Aku berpasrah, iya.
Mungkinkah ada waktu dimana aku akan sangat cemas dan menyerah? Sangat mungkin terjadi ketika aku tidak lagi bisa mengendalikan pikiran dan hati.
Maka kita coba menuliskan hal-hal yang mungkin dikhawatirkan, mencari seseorang yang bisa mendengarkan, mencari waktu untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bersyukur pada hal-hal baik yang pernah menghampiri, dan berada di lingkungan yang mendukung.
Tidak perlu khawatir. Semoga ada kebaikan pada setiap kejadian.
Tangerang, 12 Agustus 2023.
__________________________
✨Beberapa hal yang menarik✨
💌 Tadabbur Quran: (Mereka) menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” [QS. Al Hijr:55]. Ketika tidak berputus asa, akan ada kabar gembira di hadapan.
🎙️Podcast: Mencoba Minimalis (Sadfishing: Pamer Kesedihan di Media Sosial). Kita harus peka kalo ada orang di sekitar kita mulai menunjukkan kesedihan di media sosial, bisa jadi dia mau didengarkan curhatnya, makanya dia posting di medsos. https://spotify.link/bBzhHQJNbCb
📽️ YouTube: Moaaz (The Best Muslim Morning Routine: Backed by Deen and Science). Saat malam, terkadang aku nonton berbagai macam morning routines di YouTube, biar di otak tertanam, "oh besok pagi aku melakukan ini nih." https://youtu.be/1AyWJWv5H90
1 note · View note
hilyahkamilah · 11 months
Text
Catatan Malam Minggu #56
Afirmasi diri, akankah menjadi takdir?
Beberapa hari ini aku mulai menulis afirmasi diri setiap pagi. Awalnya aku merasa memiliki kekuatan berpikir, yang benar apa yang aku pikirkan itulah yang terjadi.
Apakah benar akan terjadi apapun yang kita pikirkan?
Bisa iya, bisa tidak.
Selain menulis afirmasi, setiap pagi aku juga menuliskan keresahan, entah mungkin aku yang terbiasa terencana atau yang mudah cemas. Lalu setiap malam aku menulis segala yang aku syukuri pada hari itu.
Dari tiga kegiatan menulis itu, aku jadi tau apa saja yang betulan terjadi, dan apa saja yang belum atau tidak terjadi.
Hal-hal yang terjadi adalah sesuatu yang sangat ingin aku lakukan, dan berharap hal itu terwujud meski aku tau itu tidak bisa aku lakukan sendiri. Ada hal lain atau orang lain yang akan bantu mewujudkannya.
Sementara hal-hal yang belum atau tidak terwujud sesuai afirmasi, yaitu sesuatu yang aku ragu dengan kemampuanku sendiri dan aku juga ragu bahwa mungkin ada orang lain atau hal lain yang akan mewujudkannya. Bisa juga ini karena, aku terlalu percaya diri, dan tidak peduli mungkin ada sesuatu yang terjadi dan menggagalkan harapanku.
Ketika aku berharap dan yakin akan terwujud meski bukan atas kendaliku sendiri, afirmasi itu akan menjadi kenyataan.
Sementara ketika aku ragu dengan diriku atau ragu ada keajaiban, afirmasi itu tertunda sampai aku sadar diri. Bahkan mungkin kenyataan tidak sesuai dengan afirmasi.
Afirmasi diri, apakah akan menjadi takdir?
Akhirnya aku memahami, bahwa bukan sekedar afirmasi. Tetapi semua ini terjadi kalau Allah ridho. Kalau Allah tidak ridho, Allah tau apa yang terbaik, dan pada akhirnya ketika kita menemukan hikmahnya, kita akan paham.
Bukan sekedar afirmasi, atau law of attraction. Tetapi karena sudah sepantasnya setiap hamba berharap dan bersangka baik kepada Allah. Kalau Allah ridho, itulah takdirnya.
Tangerang, 5 Agustus 2023.
7 notes · View notes