mini jurnal yang ditulis hanya ketika sedang benar-benar ingin meluapkan sesuatu hehe
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Lagi susah mendeskripsikan perasaan sekarang ini. Bawaannya cuma cape, pusing, dan perasaan campur aduk lainnya. Pengen curhat ke orang lain tapi lebih milih buat nangis aja tiap malem di kamar ╥﹏╥
0 notes
Text
Kue Pink
Dua bulan lalu masih ngetweet tentang umur 20 tahun, eh sekarang udah 21 aja. Nggak ada yang spesial hari ini, semuanya berjalan seperti hari-hari biasanya. Tapi aku punya kue warna pink. Enak dan gemes hihihi

0 notes
Text
Ketika Usia 20 Tahun
Katanya usia 20 tahun bikin kita semakin menyadari bahwa inilah kehidupan yang sebenarnya?
Akhir-akhir ini aku mulai tergerak untuk daftar magang/internship. Awalnya karena membaca pengalaman salah seorang di twitter. Juga melihat beberapa teman yang mulai aktif berkecimpung di dunia kerja. Kelihatannya menarik. Nggak sengaja juga nemuin salah satu Content Creator di tiktok mengenai karir dan permagangan ini.
Dari situ sedikit terbuka pikirannya. Yang sebelumnya scrolling tiktok untuk hiburan, sekarang juga diselingi dengan belajar. Tentunya banyak hal. Aku jadi tahu dan sadar diri. Ternyata selama ini CV yang aku punya tuh belum benar. Atau tentang bagaimana sih sikap dan jawaban yang sebaiknya diberikan saat kita diinterview?
Well, semoga ketertarikanku untuk belajar dan mengembangkan diri nggak luntur atau hanya singgah sebentar saja. Semangat~
1 note
·
View note
Text
dari nosstress
Hentikan tawamu sejenak, sudah terlalu banyak tuk senang. Sudah saatnya merenung, dan bersyukur.
1 note
·
View note
Text
Sudah hampir menyerah dan pasrah dengan apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Entah apa rasanya. Susah untuk dijelaskan bahkan lewat tulisan sekalipun. Pun juga tak tahu bagaimana melepaskan seluruh penat yang memberatkan pundak dan pikiran. Lagi-lagi, bulir air mata yang membantuku untuk menggambarkan perasaan yang ada;-;
0 notes
Text
“Ini tarawih terakhir di sini, lho. Tahun depan sudah beda rumah,” Dialog itu terucap saat ramadhan tahun lalu. Setidaknya kami pernah menyematkan kalimat penuh harap untuk segera pindah ke rumah baru.

Alhamdulillah. Di sini aku sekarang. Meskipun tarawih tahun ini tanpa kakakku, sama sekali tidak mengurangi rasa betapa bahagianya aku menyambut bulan suci ini. Satu lagi, yang diandai-andaikan tahun lalu sudah terwujud.
3 notes
·
View notes
Text
Bercerita pada Diri Sendiri
Kali ini merasa bahwa semua cerita sudah aku siapkan untuk kuceritakan dalam diri saja. Entah sudah berapa kali dikecewakan atas rasa percaya yang telah aku sematkan pada orang lain. Benteng yang telah kuat-kuat memberikan begitu harapan besar, runtuh karena alasan yang nggak bisa diterima begitu saja. Mungkin sampai di sini saja, setelah ini aku kembali menyimpan segalanya sendiri. Maksudku, aku semakin menutupnya rapat-rapat.
0 notes
Text
Yang Bersembunyi di Balik Rasa Sedih
Ingin mengapresiasi diri sendiri secara penuh. Berhasil melewati satu minggu pertama tahun ini, dengan segala rasa yang lebih banyak murungnya daripada tersenyumnya. Porsi rasa sedihnya berbeda tiap hari, tapi aku selalu meneguknya setiap hari. Nggak mudah buat seorang introvert seperti aku yang ((hampir)) selalu menyimpan semua ceritanya sendiri. Sering merasa ingin meluruhkan sebagian keluh pada siapapun itu, tapi..nggak deh... masih mampu bertumpu pada diri sendiri. Walau terkadang, menangis menjadi sebuah bentuk rasa lega tersendiri buatku.
Apresiasi kedua buat aku, bisa bangkit dan terus berkembang untuk online shop-ku. Sebagai bentuk dari rasa nano-nano yang bercampur aduk, ini adalah jalan satu-satunya untuk sedikit mengalihkan pikiran dari beban yang menggelayutiku. Ingin bisa konsisten terus sampai entah kapan, asal masih punya waktu dan tenaga deh pokoknya.

dear Hirsa, kamu keren! Yuk semangat! Perjalanan masih panjang, udah cukup yaa sedihnya.. ((kataku untuk aku sendiri hihi))
1 note
·
View note
Text
Masih belum bisa mengubah presepsi bahwa menunggu itu nggak enak. Tapi ya mau gimana lagi, kan?
0 notes
Text
Kita yang Tak Lagi Sama
Kupikir tadinya jalan yang sama-sama kita pilih bisa membawa kita menuju titik yang telah kita tuju. Kupikir tadinya langkahmu akan membersamaiku ketika kita menuju keinginan yang satu. Kupikir tadinya masih ada waktu bersama untuk menjalani proses sambil terbawa alun irama.
Aneh sekali rasanya menjalani perasaan ini. Semua sudah tidak seperti hari kemarin. Kamu pergi ke utara, aku ke selatan. Berat? Tentu. Menyerah? Tidak.
Meski aku belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan, tapi yaa mau gimana lagi? Kalau kata orang sih life must go on. Tapi nggak segampang itu kalau dijalani.
Apalagi sebenarnya kita masih bersama, tapi kita sudah tak lagi sama. huh;-;
1 note
·
View note
Text
Kuliah hari pertama setelah liburan panjang sambil menyadari kalau sudah semakin tua..rasanya baru kemarin menjadi maba..tapi tetap semangat!
1 note
·
View note
Text
Kalau enggak bisa support, ya jangan mematahkan semangat.
1 note
·
View note
Photo

Berbagi cerita pada diri sendiri di salah satu kedai kopi di dekat rumah. Kalau hampa saja sudah merasa nyaman, kenapa harus ada ramai?
0 notes
Text
Permainan Kata
Dari sekian banyak pilihan kata, pandai-pandainya kita dalam menggunakannya adalah bagian dari cara untuk menjaga perasaan orang lain. Kadang juga nggak semua yang kita anggap paling benar itu juga benar menurut orang lain.
Semakin kesini (harusnya) aku banyak belajar. Belajar gimana caranya biar setiap kata yang keluar dari mulutku itu nggak akan melukai orang lain. Walaupun terkadang balasannya juga enggak sesuai sama ekspektasinya. Nggakpapa, seenggaknya udah mencoba.
Mungkin itu salah satu alasan kenapa akhir-akhir ini aku jadi lebih tertutup dan semakin pendiam. Terlalu sering disakiti sama kata-kata yang nggak enak didenger adalah salah satu alasannya. Maaf..
0 notes
Text
Merantau untuk Pulang
Ada yang masih tetap tinggal di kotanya sendiri, tapi ada yang pergi melancong ke kota lain.
Teman-teman yang merantau itu selalu jadi yang ditunggu-tunggu kehadirannya ketika kembali pulang. Kadang sering mikir, kira-kira kalo aku merantau, ada nggak ya yang menunggu kepulanganku untuk sebuah pertemuan?
0 notes
Text
Rehat
Ada hal-hal kecil yang seharusnya nggak perlu terlalu berat untuk dipikirkan. Tapi kenapa ya, selalu terselip waktu untuk semakin keras kita memikirkannya? Mungkin emang nggak bisa dihempas kenyataannya, dan mungkin juga emang bener. Kita harus rehat.
0 notes