Tumgik
hoctavianir · 4 years
Text
Sedih deh pas menyadari kenapa ya aku skrng kyk punya rasa benci gt. Membolehkan negative vibes pada ruang yg kurang tepat. Rasanya marah, benci, pengen pergi...
Yang aku bingung kenapa rasa negatifnya lebih dominan dibanding syukur dan sabarnya 😭
Like, km kenapa sih hei? Masih belum bisa "nerima"?
Sekitar 2018 2019, ada hari dimana aku cukup terpukul dengan "keputusan"Nya. Aku menerjemahkannya dengan sudut pandangku, si makhluk yg g ngerti apa2. Dipikirannya terngiang, kenapa hrs begini, kenapa harus aku, kenapaa... tapi dihadapan semua aku seakan2 "hahaa iyaa gpp ko".
Hingga hari ini nyatanya aku masih bergelut dengan perasaan ini, kadang berefek ke munculnya sifat2 gabaik. Aku masih bergelut untuk menerima keputusanNya, ridho sama pilihanNya :")
Tapi aku bisa ko...
Ridho sama keputusanNya dan mengejar ridhoNya harus trs jadi jalan ninjaku 😅💪💪
3 notes · View notes
hoctavianir · 4 years
Text
inget2 heii inget2 
Meraih Hati Sebelum Bicara Hal-hal Besar
@edgarhamas
"It is an art of the most exquisite kind to touch someone’s soul before touching their skin."
Seorang guru di Mesir pernah menasihati, "kasb al qulûb muqaddam ala kasb al mawâqif", meraih hati seseorang diutamakan lebih dulu sebelum bicara tentang hal-hal yang berat. Kira-kira begitu deh arti sederhananya. Itu juga yang dikatakan Bung Hatta pada Bung Karno ketika beliau sedang maju mundur memikirkan, apakah ia bisa memimpin rakyat Indonesia. Hatta meyakinkan, "anda bisa menyentuh hari rakyat, Bung."
Kalau memang kita ingin memberi pengaruh baik, jangan buru-buru bicara nasihat padat yang pening dan detail. Jangan tergesa-gesa langsung bicara prinsip berat yang mengernyitkan dahi.
Ta'aruf lah dulu, bincang-bincang santailah dulu. Sebelum kita duduk di bangku yang sama membahas negara, agama dan peradaban; kita perlu menemukan dulu kesesuaian hati. Menemukan frekuensi. Bisa dengan jalan-jalan, makan jajanan atau sekadar nongkrong bersama di teras depan.
Hati orang adalah kunci. Ia bisa ke baik dan buruk tergantung siapa yang cocok di kata hatinya. Barangkali ia tahu yang benar ada di mana, tapi ketika bertemu dengan orang-orang itu dia seperti asing dan sendirian. Pandangan mata yang ia dapatkan membuat ia merasa terhakimi. Sementara itu, lingkaran pertemanannya yang buruk malah lebih loyal padanya, sering menanyakan kabar dan nyaman ketika diajak bicara.
Ini nyata terjadi, ironisnya.
Orang baik harus bisa menciptakan suasana yang baik bagi orang lain. Itu sebenarnya efek nyata dari keshalihan. Kalau kita mengira diri kita sudah baik, tapi belum mampu memberi ruang nyaman bagi orang lain: tandanya kita belum genap mengilmui agama kita sendiri. Sebab Islam jua berasal dari kata "salâm", selayaknya kita mesti jadi "salâm" buat orang lain; jadi tempat nyaman untuk dicurhati; tempat nyaman untuk dimintai pendapat; tempat nyaman untuk dimintai tolong.
Saya menulis ini sebagai reminder buat saya sendiri. Bahwa sebesar apapun kata-kata kita, sebersayap apapun kalimat yang kita tulis; pada akhirnya tidak ada gunanya jika hati manusia tak dapat direngkuh. Besarnya narasi hanya akan jadi ilusi. Berkilaunya nasihat tidak akan mencemerlangkan. Mari sama-sama membenahi, untuk saya dan kita semua: apakah kita sudah jadi kenyamanan di hati orang sebelum mengajak pada kebaikan?
435 notes · View notes
hoctavianir · 4 years
Text
Nemu postingan di IG @bapak2id yang cukup mencerahkan keburamanku akhir-akhir ini soal kerjaan kantor. 
Tumblr media
Pas ngeliat ini... wow, aku bosen sih, tapi apakah skillku terlalu tinggi untuk kerjaan yang dikasih ke aku? Atau justru tantangannya terlalu tinggi untuk aku yang belum berpengalaman?
Mungkin lebih ke... pas dikasih tantangan yang beda bidang/kurang pas sama skill, jadinya sedikit ku abaikan dan aku bosan karena akhirnya aku ga ngapa2in~
Belajar dari orang-orang yang sudah lama bertahan di kantor, menjadi ahli multidisiplin adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Setiap melihat performa mereka, mereka ko tahan-tahan aja ya. Aku sih kezel kalau harus bertanggung jawab atas apa yang bukan keahlianku. Tapi mereka mau belajar, bener2 mau ngembangin diri, buka diri untuk pengetahuan baru, kemudian bomat. Yang udah, udah, do not take it personally, kemudian lanjutkan hidup. 
Kayaknya sementara aku bisa pakai prinsip mereka dulu deh :’D karena yaa siapa tau emang aku pikir ini ga baik buat aku, tapi kata Allah ini yang terbaik? jadi saat ini, huft, okay aku jalani dulu. Sambil terus berdoa yang terbaik sm Allah, mohon ditempatkan di tempat terbaik menurutNya, kalau memang di lingkungan lain, semoga segera pindah dengan cara baik2, tapi kalau memang kata Allah yang terbaik disini, yaa semoga Allah lapangkan hatiku dan kuatkan ragaku, juga memperbaiki kondisinya...
Yay :3
0 notes
hoctavianir · 4 years
Text
Adaptasi Kebiasaan Baru~
Bismillah
Jadi selama pandemi ini alhamdulillah dikasih full WFH yg berarti work from home dan juga wife full in home whehehehee. Sebagai orang yg ekstrovert, agak cranky juga aku karena ga ketemu temen2 secara langsung dan kalau mau jalan2 terbataaaaas bingits. Mungkin supaya ga gila gegara kerjaan dan hal2 lainnya, sebaiknya aku menulis kali ya. Biar suatu hari bisa menertawakan kekrenkian aku beberapa bulan ini. 
Beberapa bulan ini ku yakin adalah momen yang emezing buat hampir semua orang. Harus menerapkan kebiasaan baru, ada yang rezekinya sedang dialihkan-ke-bentuk-yang-lain, ada yang kehilangan keluarganya, melewatkan momen2 berharga yang telah ditunggunya sejak kapan-tau. Semoga Allah anugerahkan kelapangan dan kekuatan dalam hati kita untuk ridho atas ketentuanNya ini~
Untuk adaptasi, qadarullah, aku bukan hanya harus adaptasi dengan 1 kebiasaan baru, tapi 3 :’D Sejak Maret pekan kedua mulai himbauan untuk kerja di rumah, menerapkan protokol kesehatan, dsb. Sejak April pekan pertama, alhamdulillah mengemban amanah baru menjadi seorang istri (ehehehehehee). Adaptasi sama orang baru dengan segala macam sifatnya, 24 jam full bersama (karena kita berdua wfh) cukup menantang juga sekaligus menyenangkan sih ehehe. Lalu 2 bulan kemudian Allah titipkan benih cinta dalam rahimku :”)) eehhee ko jadi geli sendiri yak. 
Aku dan suami memang tidak berencana menunda momongan, tapi pas tahu positif aku kagets juga kek kek ga nyangka gimanaaa gt. Selama ini udah sering persiapan keilmuan tentang seni-mencintai-diri, seni-mengenali-orang-lain, tentang ups-and-down pernikahan sampe parenting, tapi tentang kehamilan...... hmm aku blank sekali wkwk :’) Awal tahu hamil sebenernya sempet belum mau sebar2 kehappyan dulu ke keluarga, karena ada peluang hamil anggur dan blighted ovum yang baru bisa ketauan di pekan ke sekian. Udah gt dipekan pertama telat haid, sempet keluar flek kayak haid, ngerasa biasa aja, bukannya istirahat, si heidy ini malah jalan2 keliling Thamrin City karena saking bosennya, nice. Untuk cek kehamilan pertama, kita pergi ke bidan deket rumah aja. Walaupun ga di USG, bidan meyakinkan aku dan suami bahwa hasil test pack itu akurat, ngasih wejangan untuk menjaga kehamilan, termasuk bahaya flek, dan dikasih vitamin. 
Beberapa hari berjalan, ada kerjaan kantor yang bikin lembur yang berbuah lemes dan flek. Akhirnya cek lah ke dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan, alhamdulillah kantung janinnya terlihat, tapi janinnya belum. Degdegan juga kan .--. dikasih obat penguat kandungan dan disuruh cek lagi 2 minggu ke depan. Aku juga dikasih surat izin cuti selama 10 hari full untuk bedrest. Lama juga ya hee. Tapi emang selemes itu. Mual2 walau cuma liat HP, lemes, kayak sakit2 pas haid tapi lebih greges lagi. Jadi sedih sendiri, kenapa aku egois sekali mikirin kerjaan, sedangkan aku ga ngasih porsi diri untuk istirahat karena sekarang efeknya bukan cuma ke aku, tapi ke dedek janin juga. Masa-masa ini jadi super mellow deh. Jadi inget kisahnya Nabi Yunus yang ditelan ikan paus, kalau bahasa Qurannya, mengalami 3 kegelapan. Aku merasa saat itu aku juga berada dalam selimut2 ‘kegelapan’. Kegelapan karena wabah yang beredar, terkurung di-rumah-aja, dan harus istirahat di kamar aja. Subhanallah, memang ada aja caraNya biar bikin hambaNya ini bermuhasabah dan kembali padaNya :”
Selama aku bedrest, alhamdulillah suami koorperatif sekali :’) Handle hampir semua pekerjaan rumah, merawat aku dengan sabar, bahkan kalau aku lagi manja pisan, dia mau suapin aku ehehehe. Setelah 2 pekan, kami ke dokter kandungan lagi untuk memastikan kondisi kandungan. Buk dokter gerak2in alat USG itu untuk mencari lokasi janin dan detak jantungnya. Beberapa kali geser, janinnya sudah kelihatan tapi beliau bilang “Saya ga menemukan detak jantungnya ini bu”. Mataku udah mulai berkaca-kaca, tapi hatiku yakin “Nak kamu baik-baik aja kaan, iya kaaan”. Beberapa detik kemudian buk dokter bilang “Oh ini ada detak jantungnya bu, yang gerak2 itu”. Sontak hatiku berteriak, alhamdulillah, mamak tahu kamu masih disana nak :’)) Lalu buk dokter ngasih resep obat dan wejangan lainnya, diantarnya tidak boleh kecapean karena sudah ada riwayat flek.
Jadilah selama beberapa bulan ini, semua energiku ku alihkan untuk adaptasi super-kebiasaan-baru :’D yang berdampak pada kurangnya interaksi sosial, ekspektasi2 dan target2 karir. Boro2 mikirin acara resepsi yang ketunda tapi semua biayanya udah masuk ke vendor dan gabisa dibalikin :”D Pengen gitu bulan madu kemanaaa gt, ngidam ngidam pengen ini itu, tapi harus melipatgandakan kesabaran dulu. Sekarang lebih merhatiin makanan, kudu sehat, porsi kerja kantor harus diefektifkan, kerjaan rumah mulai dibagi sm suami, pikiran harus diupayakan positif, daaan lain2. Alhamdulillah ‘ala kulli hal...
Gimana kisah adaptasi kebiasaan baru versi kamu? :)
7 notes · View notes
hoctavianir · 4 years
Text
Lagi pengen banget sambat mengenai kerjaan, pengen bgt resign dan hijrah ke jalur karir yg lebih sesuai :’)
Ampe udah bikin draftnya di story IG, tapi ga jadi post. Pengen sambat di twitter, rasanya timeline twitter udh terlalu keruh. Sampe akhirnya buka Tumblr karena ga ada temen kantor wkwk, masih tak tahan2 juga pengen sambat... 
Astagfirullah tapi ketahan2 terus sama ingatan diri, “Sabar heei, disyukuri aja pekerjaan yang sekarang. Bnyk orang saat ini bahkan g punya kerjaan, atau ada kerjaan tapi sangat ga layak. Kerjain ikhlas karena Allah, niatin jemput rezeki halal buat keluarga.”
^@($*#*@^*@&$*(*$^@)
Kalau kata suami, mau resign gapapa, asal istikhoroh dulu yaa, insyaAllah rezeki ada jalannya. jangan resign karena pengen ngehindar dari tanggung jawab yang sekarang harus dikerjain.  Pelan-pelan dan tenang aja kerjainnya...
4 notes · View notes
hoctavianir · 5 years
Text
Tumblr media
Some people are taking advantage of you. Some people will not count on you...
We have our own right to protect ourselves.
😂😂😂 kenapa dark bgt dah
0 notes
hoctavianir · 5 years
Text
6 Steps in Learning to Love Yourself
1. See the good in your past. There will always be things that we wish had never happened; there will always be bad memories and things that we regret. But they are part of who you are – so accept that they have happened and celebrate the person they’ve allowed you to become.
2. Invest time in the things that bring you happiness. It’s important to identify the things that you enjoy, and that make you come alive, and are all a part of “you”. Spending time on those things will help to raise your self-esteem, as you’re valuing yourself when you pursue happiness.
3. Forgive yourself for your mistakes. We all make mistakes - and when we think of them we cringe. But that doesn’t make you any worse than other people. Just try to learn what you can, and then move on with your life.
4. Stop criticising yourself. So often we’re really our own worst enemy. We look for our flaws, and we put ourselves down – instead of being understanding of our own limitations. It’s time to change that behaviour – so start loving yourself.
5. Listen to your instincts and intuitions. If you want to love yourself, you must listen to yourself. Pay attention to those instincts and your instant gut reaction – and trust that you are right when you hear that inner voice.
6. Appreciate your life. Of course there are things that you wish that you could change. But some things are good, and are worth appreciating. So, focus on, appreciate, and make lots of your strengths.
951 notes · View notes
hoctavianir · 5 years
Text
Pernah ga sih kamu punya mimpi, serius mengejarnya dan akhirnya kamu dapatkan itu. Tapi dari sana, justru kamu malah jadi bagian dari awal kegagalan yg besar...
Misal, cita2 jadi wakil rakyat, ambis ngejar hal tsb tapi ga meningkatkan kualitas diri. Somehow akhirnya kecapai, trs pas udh menjabat bingung mu begimana.
Misal, cita2 jadi reporter, tapi dengannya justru kamu jd bagian dari penyebaran berita hoaks yg justru menghambat pembangunan, menyebarkan keresahan, atau simply menyebarkan aib orang yg ada untung2nya untuk siapapun.
Misal cita2 jadi pns, buat bangga orang tua, pas udh jabat kerja sekenanya. Minim visi untuk agama bangsa dan negara, jadinya ga bisa ngontrol ketika ada peluang korup. Kinerja lamban, akhirnya ga ada perubahan sama sekali.
Aih mengerikan sekali :(
Na'udzubillahimindzalik
Ku jadi mikir2 lagi dalam menata mimpi. Mimpi2 itu akan jadi ego diri atau akan menjadi sesuatu yg berarti?
1 note · View note
hoctavianir · 5 years
Text
Waktu S1, kuliah arsitektur rasanya berat bet. Pengen pindah jurusan, tp lulus jg akhirnya. Abis lulus, pengen kerja di bidang lain tp yg masih related ke ars. Akhirnya ambil S2 perkotaan. Pas kuliah perkotaan, ko rasanya berat ya baca teori trs. Trs alhamdulillah dpt pekerjaan yg berhubungan ttg perkotaan. Kupikir ku sdg living my previous dream, jadi anak "kota", kupikir ku akan bahagia, tp ko puyeng juga ya. Ternyata diri ini sudah terbiasa dengan hiruk pikuknya arsitektur, dengan segala detail, seni, dan dunia perspasialan mikro.
Yes, you're already being a part of my life :")
Dasar emang manusa, kurang bersyukur :(
Jadi benar,
Bersyukurlah :"""")))
1 note · View note
hoctavianir · 5 years
Text
Setelah ini, berjanjilah untuk melepaskan semua beban di dada. Lepaskan semua yg membuat hati sesak. Lepaskan apa yang tidak perlu digenggam.
Terkadang pada apa yang kita pikir baik, ada hal lain yang ingin Allah tunjukkan pada hati kita. Tetaplah berprasangka baik 💕
1 note · View note
hoctavianir · 5 years
Text
Do you remember the day that you wake up in the morning and your tank of spirit was full?
Do you remember the day that you unconsiously spread the smile?
The day that your mood incredibly good
Any hardship just seems so far away
How can I remember the day?
3 notes · View notes
hoctavianir · 5 years
Text
Come back after hiatus
Bismillah
Kembali lagi bersama tumblr sayaaa *drum roll*
Setelah terakhir update tahun lalu, saat isu tumblr diblokir di Indo, ku tak pernah nulis lagi.
Satu tahun berlalu, banyak banget yang berubah dari aku hehe. Cukup beragam pergolakan dalam diri dalam setahun ini yang insyaAllah bikin aku makin dekat denganNya dan makin dewasa ya 😂
Saat ini si aku sudah menyelesaikan studi magisternya, alhamdulillah. Si aku sehari2 ini masih mengabdikan diri tapi berbayar untuk sebuah korporasi, konsultan arsitektur dan perencanaan. Masih sibuk mengenali, mendidik, mempersiapkan, mendoakan, dan mendewasakan si aku, sebelum akhirnya siap untuk bertemu si separuh aku.
Ashiap.
Udin gitu aja.
Semoga postingan selanjutnya agak lebih bermanfaat 😂
Wassalam.
Sukabumi, 5 Oktober 2019
3 notes · View notes
hoctavianir · 6 years
Text
Teori 80:20
Hari ini aku menghabiskan 80% waktu untuk searching tiket penerbangan murah, penginapan murah, baca review penginapan dan liat lokasinya dari google street, estimasi akomodasi disana, rencana pengeluaran, ngakalin gimana supaya budgetnya seminim mungkin, ngakalin gimana dapet liburan yang maksimal disana dengan waktu yg singkat :D
Emang mau kemana? Ke suatu tempat yang dibawa oleh yang-ku-alokasikan-waktunya hanya 20% ini....
Yap, 20%nya lagi aku alokasikan waktu untuk merevisi paper yang akan dipresentasikan untuk konferensi heeeeee
Kebalik ya :”) harusnya papernya dicetarkan, urusan akomodasi mah bisa cepet. tapi gimana dong, merencanakan jalan2 emang seru :(
Bismillah lancar yaaa :”)
0 notes
hoctavianir · 6 years
Text
Pengumuman Hari ini
Hai hari ini. Aku menantikan sebuah pengumuman dari upaya ikhtiarku apply magang dan kerja di beberapa tempat. Setelah muncul emailnya, ternyata aku tidak diterima. Alhamdulillah :) hehe
Aku sempat menghujat diriku sendiri karena ikhtiar yang lemah secara kualitas dan kuantitas, juga doa yang lemah secara kualitas dan kuantitas. Sekarang semuanya sedang diperbaiki, setidaknya dimulai dari yang paling mudah. Aku ini tipikal orang yang mengejar kualitas, sayangnya terlalu idealis sehingga membuat sesuatu yg ga selesai2. Jadilah aku usaha untuk meningkatkan kuantitas ikhtiar dulu hingga di titik selesai atau tunggu hasilnya.
Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah.... dapat kabar ditolak lagi, berarti masih dikasih kesempatan meningkatkan kuantitas ikhtiar lagi sembari meningkatkan kualitas. Rasa syukurnya ketika udah meningkatkan ikhtiar itu beda ya, semacam bener2 dapet hasil yang terbaik menurut Allah dan mempercayakan seluruh hasilnya pada Allah. Ada masa dimana ketidakmaksimalan diri malah ditutupi dengan sok-sok-an nerima takdir dan menganggap itu hasil yang terbaik. Keputusan Allah telah ditetapkan dan ikhtiar+doa kita memberikan ruang pada ketetapan terbaik.
belajar lagi ah jgn cepet puas :v
1 note · View note
hoctavianir · 6 years
Text
Good bye
Kepada yang tidak pernah ku ucapkan selamat tinggal. Aku menyadari perpisahan adalah hal yang menyedihkan sehingga akupun tak menyiapkannya. Namun kepergian tanpa ucapan selamat tinggal nyatanya lebih menyedihkan. Bisakah kita ulangi lagi untuk dapatkan kesan yang menyenangkan? Agar suatu hari kita bisa saling mengenang lagi dengan hati yang mengharu biru.
Mengenang pertemuan dan perpisahan... Tak bisakah kita selamanya? Ah kau hanya takut perubahan...
Bisakah kita ikhlaskan saja yang berlalu...
dan cukuplah mengharapkan kebaikan dari pertemuan dan perpisahan dari Yang Maha Kuasa.
Selesai kontrak les bahasa inggris aja semelow ini :’D sedihnya karena di tanggal 31 kontrak habis, aku disibukkan sama uas kuliah, jadi ga sempet datang ke kelas terakhir dan say good bye :”)
0 notes
hoctavianir · 6 years
Text
Speaking Assessment
Alhamdulillah udah setahun setengah aku les bahasa Inggris di EF. Mungkin ini speaking assessment terakhir aku hehe, gimana hasil belajarnya? Ya gitu deh, alhamdulillah dapet pede untuk bicara.
Kali ini speaking assessmentnya rada berat topiknya. Setelah bahas mengenai daily activity, missnya nanya mengenai topik Gender Equality.
What do you think about Gender Equality?
What makes you think women should have higher education?
If people asking you, why should women have a higher education, in fact at the end, they will come back to the kitchen?
What do you think about Working Mom and Stay-at-home Dad?
What will you say to a woman who doesn’t want to pregnant and have a child?
Tidak ada salahnya bagi perempuan untuk menuntut ilmu yang tinggi, karena pendidikan hak untuk semua orang. Perempuan mesti punya pendidikan yang tinggi karena mereka akan jadi guru pertama bagi anak2nya, mereka juga akan jadi partner terbaik untuk melengkapi suaminya. Perempuan bisa bersinar dengan adab dan ilmunya, dia berilmu bukan untuk menyaingi kaum laki-laki, tapi untuk melengkapi.
Sebenarnya aku cukup setuju dan tidak setuju dengan beberapa statement orang2 yg mengkampanyekan gender equality. terlebih aktivisnya lebih banyak perempuan, jadi topiknya banyak mengangkat derajat perempuan, iya ga sih?
Kita tidak tau ada alasan apa dibalik stay at home dad dan working mom itu. Mungkin ada sebuah kejadian atau pertimbangan sulit yang akhirnya mereka mengambil keputusan itu. Namun pendapat saya, pencari nafkah utama tetaplah ayah.
Lalu bagaimana dengan perempuan yg tidak mau hamil? Saya sih tidak memaksa, mereka punya kendali atas itu. Tetapi jika perempuan merasa dirinya baik, maka cara yang paling kuat untuk meneruskan hal hal baik dalam dirinya adalah dengan mempunyau anak. Karena anak bisa jadi perpanjangan dari impian2 baikmu.
Begitu kira2 jawaban yang aku ucapkan dengan bahasa Inggris yang belepotan, ditambah mesti mikir mau jawab apa, ditambah takut kali2 jawabanku mengandung undur sara atau menyinggung missnya :”D
Alhamdulillah missnya mengapresiasi atas insight barunya, keliatannya sih beliau jarang bertemu dengan orang yg pemikirannya konvensional gini (?) hehe. Belum tau deh nilai speaking assessmentnya berapa semoga memuaskan dan husnul khotimah di akhir les bahasa inggris ini :”)
Tentang kesetaraan gender, pernah ada yang nanya, mungkin ga sih muslimah itu feminis? Mungkin2 aja sih, tergantung orangnya.... tapi definisi feminis kadang jadi terlalu jauh sehingga melawan kodrat. Jika aku memandang dari sudut pandang Islam, maka mgkn ada beberapa pemikiran feminis yg bersinggungan, tapi mungkin niatnya beda. Keduanya sama2 ingin mengangkat derajat perempuan, tetapi caranya yg berbeda, dan tetap bagiku hukum2 dan pemikiran Islam yg terbaik, yg paling adil dan yg paling diridhoi Allah swt.
0 notes
hoctavianir · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
(1/50) Ceritanya habis khataman buku :D #week19
0 notes