Cerita hidupku, cerita hidup mereka, perasaanku dan perasaan mereka, yang aku bagikan lewat tulisanku.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
تخيل أن تحب مثل ما تحب
Bayangkan, kau dicintai oleh orang yang kau cintai.
1 note
·
View note
Text
Mana yang lebih mengoyak malammu ?
Kesepian atau kehilangan.
Bawa tidur !
Pagi menunggu senyummu.
1 note
·
View note
Text
Kamu
Mereka menunggumu karena kamu pelangi yang selalu datang setelah rinai hujan, tetapi cepat menghilang.
Mereka mengelilingimu karena kamu rembulan yang paling indah saat langit petang.
Mereka mengagumimu karena kamu senja yang selalu mereka tunggu.
Kamu memang pelangi mereka.
Kamu memang rembulan mereka.
Kamu memang senja mereka.
Tapi sederhanamu, cukup milikku saja.
1 note
·
View note
Text
Hujan
Hujan adalah janji setia langit kepada bumi. Yang pasti datang, tanpa payah menunggu. Kita terjebak dihujan yang sama, namun tak bisa saling bicara. Membuatku terus menunggumu memutar badan, dan melempar senyum kepadaku.
Aneka rasa tumpah dari langit. Cemas dan rindu tanpa bisa kucegah. Rasa yang begitu besar, yang melenyapkan rasa lainnya.
Jarak kita tak jauh. Namun tak bisa bertatapan, apalagi berbicara. Rinduku sederas hujan sore itu.
Berbicara hujan. Dalam bahasa Arab, yang namanya hujan itu ada dua, ada مطر ada juga الغيث. Secara translate maknanya sama, yaitu hujan. Lantas apa bedanya ?
Kalau مطر, ini adalah hujan yang mungkin bisa jadi hujan itu adalah hujan adzab, contohnya seperti storynya kaum Nabi Luth yang dihujani batu. Kala itu Allah berfirmannya menggunakan lafadz مطر. Sedangkan الغيث, itu adalah hujan rahmat, contohnya seperti hujan yang menumbuhkan bebijian, melembutkan tanah, dan memicu kehidupan di bumi.
Wow, you know, this is supreme amazing stuff. Tau kerennya dimana ?
Huruf ال dalam kalimat الغيث itu benar-benar subhanallah sekali. Artinya sama-sama hujan, tapi kenapa penulisan dalam Qur’annya berbeda. Kenapa yang مطر itu tidak ada ال nya, dan kenapa yang الغيث itu ada ال nya.
Kalian tahu, dalam ilmu gramatika bahasa Arab itu ada yang namanya isim (noun), dan salah satu ciri dari kalimat isim itu didepannya ada ال nya. Dan salah satu sifat isim itu timeless, forever, selamanya, tidak terikat waktu.
Ketika Allah berfirman tentang adzab itu tidak menggunakan ال, it means temporary, sementara. Tapi ketika tentang rahmatNya, Allah menggunakan ال, it means timeless, selamanya.
Kalian tahu kenapa? Karena rahmat Allah, kasih sayang Allah, itu timeless, selamanya. Subhanallah sekali bukan. Sekian, terimakasih.
1 note
·
View note
Text
Buka Bersama Rasulullah dan Para Sahabat
Akhirnya, sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Jadi saya bisa kembali melanjutkan tulisanku yang sempat tertunda. Sekedar announcement, rumah saya menjadi salah satu destinasi bermain atau tempat nongkrong dan menghabiskan malam bersama teman-teman setelah McD, Njajan.co, dan Warmob. Tapi seiring berdirinya Njajan.co, dominasi McD jadi sedikit tergoyahkan dalam dunia nongkrong dan menghabiskan malam kita. Padahal sebelumnya intensitasnya cukup tinggi nongkrong dan menghabiskan malam di McD. Saya pribadi juga bingung, kenapa Njajan.co begitu ramai dan seakan memiliki daya tarik tersendiri dimata pengunjung. Padahal kalau dilihat dari segi keestetikan tempat, saya rasa Njajan.co masuk kategori biasa saja. Mungkin karena harganya yang relatif murah kali ya, jadi bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dan malam ini, sebenarnya saya sangat berharap sekali untuk keluar rumah, sembari bisa mengabadikan gambar untuk saya jadikan background kalimat. Tapi, ehh tiba-tiba smartphone saya berdering. Dan ternyata Irham (akrab disapa Petet) menelfonku, “Hus, posisi dimana? ujarnya, Dirumah tet, ada apa gerangan?. Boleh berkunjung? Tentunya, boleh sekali dong, imbuhku”. Yaudadeh, terpaksa malam ini harus menghabiskan malam dirumah. Dan harapanku malam ini untuk keluar rumah pun gagal. Perlu diketahui, walaupun tadi yang telfon hanya Petet seorang, tapi nanti yang datang itu serakyat, banyak sekali. Bahkan tadi saja sampai sekitar 15 orang lebih, jumlah yang cukup banyak untuk bertamu dirumah orang. Dan itu bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali. Dan saya pribadi juga gapapa si, justru saya malah senang bisa “didolani” sama temen-temen. Cuman iya si, saya jadi sedikit repot, karena harus menyediakan minuman sebanyak orang yang berkunjung, dan minumannya itu berwarna, dingin nan menyegarkan lagi. Dan juga paling tidak saya harus menyediakan satu toples jajan. Karena bagiku, tamu itu harus dimuliakan. Ada hadistnya, “man amana billahi wal yaumil akhir, falyukrim dhoifahu”. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya muliakanlah tamu. Sebenarnya dalam hadist itu ada tiga yang harus dimuliakan, pertama tetangga, kemudian tamu, dan yang ketiga saya lupa. Itulah sebabnya saya selalu memuliakan mereka semua. Tapi yang bikin saya sedikit kesal, terkadang kalau kita berkunjung atau bermain kerumah salah seorang teman kita, jangankan diberi jajan dan minuman yang berwarna dan dingin, terkadang diberi air minum pun tidak. Tapi tak apa, saya tidak terlalu mempermasalahkan dengan hal itu. Mereka menghabiskan malam dirumah saya dengan rutinitas seperti biasa. Rutinitas yang sering dilakukan oleh generasi millennial pada umumnya. Ya, benar sekali, mabar Mobile Legends. Lucunya justru tuan rumahnya sendiri yang tidak ikutan mabar, karena memang pada dasarnya saya sama sekali tidak tertarik dengan game seperti itu. Kecuali Pro Evolutian Soccer, atau yang akrab disebut dengan PES. Baik di PS 3 maupun PS 4, dari kecil sampai sekarang itu adalah satu-satunya game yang saya suka. Dan dengan situasi dan kondisi yang kurang kondusif seperti itu, akhirnya fokus saya pun jadi terdistraksi. Yang seharusnya bisa buat nulis, tapi malah jadi terbawa suasana dan jadi ikutan sibuk main hp sendiri. Dan sekarang baru sempet setelah mereka semua pulang ke habitatnya masing-masing.
Oke, kita mulai cerita ini. Buka bersama adalah aktifitas lazim yang sering dilakukan oleh masyarakat umum di bulan Ramadhan. Selain berburu berkah dan keseruan makan bareng, juga bertujuan merekatkan tali silaturrahim agar tetap terjaga.
Sebenarnya saya sangat setuju dengan apa yang dituliskan oleh salah seorang teman saya, bahwasanya beliau setuju tidak setuju dengan hal ini. Pun denganku, saya juga sebenarnya masih sedikit mengganjal di hati perihal acara seperti ini, dan juga masih belum menemukan point dan esensinya itu apa. Okelah jika untuk mempererat silaturrahim, tapi sisanya, bisa kita renungkan bersama.
Agenda buka bersama pada bulan puasa kali ini jauh lebih intens jika dibandingkan dengan tahun lalu. Mulai dari teman-teman yang ga jelas, kelas, hingga organisasi ini dan itu. Tapi semuanya saya jalani begitu saja dengan penuh lapang dada, padahal ada hal yang (bagi saya) sifatnya jauh lebih urgent dan lebih besar daripada ini. Ya, benar sekali, sholat tarawih.
Rentang waktu mulai dari maghrib sampai dengan sekitar jam delapan lebih, itu benar-benar waktu yang sangat vital bagi saya. Waktu dimana saya harus taqorrub ilallah, waktu untuk kita mendekatkan diri kepada Tuhan, mendoakan diri saya sendiri dan orang yang saya cintai, dan menyebut namanya dalam setiap doa dan sujudku, semoga saja doaku diacc Tuhan. Dan juga mereview kembali sebagian dari ayat Al-Qur’an yang sempat saya hafalkan dulu. Makanya, sebenarnya saya sangat tidak nyaman sekali jika ada acara yang bertepatan dengan jam tersebut. Karena urusan taqorrub ilallah ku jadi sedikit terganggu.
Pun dengan tarawih, dengan adanya buka bersama yang ga penting itu, sholat tarawih ku jadi terbengkalai. Jangankan sholat tarawih, sholat maghrib dan isya pun juga jadi terlewat. Memang benar jika sholat tarawih itu hukumnya sunah, tapi saya pribadi itu menganggapnya sebagai hal yang penting. Rasanya kurang lengkap jika berpuasa tidak dibarengi dengan sholat tarawih, atmosfir bulan puasanya jadi kurang terasa. Dan biar bagaimanapun, sholat tarawih itu hanya satu bulan sekali dalam satu tahun. Dan juga setiap malamnya memiliki fadhilah tersendiri. Jadi amat sangat disayangkan sekali jika kita lewatkan begitu saja. Bahkan karena saking pentingnya sholat tarawih bagiku, saya sampai rela buka puasanya setelah sholat tarawih. Bukan tanpa alasan, karena memang kebiasaanku mandi menjelang adzan maghrib (kebiasaan buruk). Setelah itu sholat maghrib, dan durasinya cukup lama. Jadi tidak ada space waktu yang cukup untuk berbuka setelahnya. Akhirnya saya pun lebih memilih untuk berbuka setelah tarawih, daripada harus telat sholat tarawihku.
Baiklah, sekarang kita kembali ke topik pembahasan, sudah terlalu jauh kita terdistraksi dari pokok permasalahan. Terlepas dari itu semua, perlu kita ketahui bersama. Bahwa ternyata Rasulullah juga pernah bukber, alias buka bersama dengan para sahabat. Hidangan yang disantap pada saat itu berupa kurma. Dan setiap kali makan sebutir kurma, mereka menyisihkan biji di tempatnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian Sayyidina Ali kala itu menyadari jika beliau memakan kurma terlalu banyak, ini terlihat dari biji-biji kurma yang nampak lebih menumpuk disisi Sahabat Ali dibanding sisi Kanjeng Nabi SAW.
Dalam suasana hangat seperti itu, Sayyidina Ali sengaja berbuat “jail”. Beliau mengumpulkan biji kurmanya dan meletakkan di tempat Rasulullah SAW. Maka terlihat jelas kumpulan biji yang lebih menumpuk disisi Nabi.
Lantas Sahabat Ali pun matur sembari menggoda; “Wahai Nabi, nampaknya njenengan begitu lapar, sehingga memakan kurma terlalu banyak. Lihat!! tumpukan biji panjenengan begitu banyak.”
Nabi tak marah, tidak pula terkejut dan terheran-heran. Dengan senyum paling hangat beliau membalas dengan cerdas; “Wahai Ali, kamulah yang sangat lapar, hingga engkau menyantap kurma beserta biji-bijinya. Lihatlah, tak tersisa satu biji pun didekatmu.” Itulah jawaban dari insan kamil, manusia yang paling sempurna di muka bumi ini. Tidak marah tidak juga tersinggung, tapi beliau menjawabnya dengan sangat cerdas.
Begitulah kiranya, betapa kehidupan di zaman Rasulullah begitu sangat cair dan hangat saat bersama umat dan para sahabat, penuh keakraban dan jauh dari ketegangan. Kecuali jika ada nilai-nilai keadilan yang tak lagi diindahkan, maka beliau adalah orang pertama yang maju digarda terdepan.
Ramadhan kariim. Semoga kita dipertemukan kembali dengan bulan suci ini, bulan yang penuh maghfirah, bulan yang dimana setiap kali kita beribadah dilipat gandakan pahalanya. Dan bulan yang istimewa, bulan yang hanya diberikan kepada umat Muhammad SAW. Sekian, terimakasih.
2 notes
·
View notes