Tumgik
ibugurususi · 9 years
Text
Cukup
Cukup Dalam kumpulan prosa “Cukup langit, awan dan sinar bulan” | SY
Aku tanyakan arti cukup pada mereka Langit : “Aku cukup dengan awan. Tak peduli seberapa pekat dia, aku akan tetap dekat. Dalam keadaan apapun: mendung, petir atau bahkan badai yang mengguncang. Ijinkan dia tetap mengiringiku.” Awan : “Cukup bagiku, aku tanggalkan tetes dan semua beban yang terhimpun.” Bulan : “Cukuplah aku mendengar kabar dari surya. Bahwa jarak memang tak harus menjadi halang. Melalu sinar, kita dipertemukan.” Siang: “Cukuplah aku dipanggil siang. Hanya ingin memastikan keberadaan mentari. Karena mungkin aku tak kan pernah disebut siang jika tak ada mentari.” Senja : “Cukup anugrahkan aku rasa syukur, kepada Tuhan yang telah lukiskan jingga dikelopakku.” Malam : “Aku sedari dulu selalu merasa cukup dengan nyanyian sunyi. Karena sunyi adalah sejumput kemerduan dari milyaran anugrah Tuhan.”
Ah, begitukah? Lalu semua menatapku. Apa? Aku? “Mungkin cukup Dia”
0 notes
ibugurususi · 10 years
Text
-Satu Hari di Bulan Juni-
Lirik by Tulus
Kita tak perlu terlalu banyak uang
Kita bahagia meski tak kemana-mana
Kamu cantik (cantik) meski tanpa bedak (tanpa bedak)
Rasakan ini senang di dadaku memilikimu (memilikimu)
Peluk aku, merdu ku dengar debar jantungmu
Oh tenang sayang semua kan baik-baik saja
Kita tak perlu terlalu banyak uang Kita bahagia meski tak kemana-mana
KepadaMu yang menggenggam jiwa dan berkuasa atas segala sesuatu, kuatkan kami agar bisa terus tersenyum, dalam perih sekalipun. Karena kebahagiaan ternyata sangat dekat dengan tangis. Bila Engkau meguji kami dengan kehadirannya, maka jadikan kami sebagai orang yang sabar menghadapinya. Bahagia memang tidak harus kemana-mana. Bahagia memang bukan atas gemilang harta, pesona nama besar, apalagi tongkat kekuasaan. Senyum, rasa syukur, kecintaan berbagi dan ketulusan berbuat baik, aku merasa cukup dengan itu. Kepadamu yang menggenggam hati dan tak berdaya ketika jarakpun menghimpit. Berjanjilah akan selalu ada kita dalam setiap hari dalam bulan-bulan bahagia.
Kamu cantik (cantik) meski tanpa bedak (tanpa bedak) Rasakan ini senang di dadaku memilikimu (memilikimu)
Kepadamu yang menggengam hati dan tak berdaya ketika rindu meraba. Bahwa akan ada perempuan yang jauh lebih cantik dari aku, aku membutuhkan seseorang yang tidak memperdulikan itu. Layaknya bunga. Jangan kamu petik, biarkan ia indah disana, aku indah dengan caraku, tanpa bunga apalagi celak mata. Jadi tidak perlu terlalu merisaukan penampilan karena ia biasanya istimewa dimata saja.
Peluk aku, merdu ku dengar debar jantungmu Oh tenang sayang semua kan baik-baik saja
Kepadamu yang menggenggam hati dan tak berdaya ketika kabar tak sepenuhnya sampai. Meski tangan ini tak bisa sampai memelukmu, tapi debar jantung ini kan selalu menyebut namamu dalam setiap percakapan dengan Tuhan. 
Oh kita kan baik-baik saja
Kita kan baik-baik saja
Kita kan baik-baik saja
Berjanjilah untuk baik-baik saja, karena mungkin untuk sementara, aku akan tak ada tepat ditempatmu berada. Kita kan baik-baik saja dan aku kan selalu mengingatmu dalam ribuan langkah menuju bahagia.
0 notes
ibugurususi · 10 years
Photo
Tumblr media
Seringkali, dengan sok bijak kita berkata "Biar waktu yang menjawab"
Padahal waktu bisu, tak berucap apa-apa
Apalagi mendekatkan dua manusi
0 notes
ibugurususi · 10 years
Photo
Tumblr media
Untuk seseorang yang ku sebut kamu
0 notes
ibugurususi · 10 years
Text
JIKA PENDAMPINGMU SEORANG AKTIVIS BEM
Tumblr media
Dalam hidup ini yang berhak jatuh hanya hati. Bagaiamana bila ada seseorang yang membuatmu jatuh. Seorang Mahasiswa yang memilih menjadi aktivis di BEM. Bukan sekedar dirinya, melainkan pilihan hidup yang datang bersamanya itu yang  mambuatmu jatuh hati. Mereka yang setia jadi penunggu sekre BEM. Dianggap kelewat kritis, hobi demo, tidak takut apapun selain Tuhan, sampai mendapat cap hampir-pasti-gak-bakal-cumlaude-karena-lulusnya-lama. Lantas bagaimana denganmu? Apakah kamu juga berfikir demikian.
Kehidupan anak BEM dengan jadwalnya yang padat memang membuatmu harus bersabar. Karena hidupnya adalah sebuah alasan. Bersama kesibukannya kamupun tak perlu takut dia akan menemukan dunianya sendiri dan melupakanmu. Karena sesungguhnya kamulah dunianya, orang yang dipilihnya utk menemaninya sepanjang hidupnya. Lebih dari itu, dia selalu mendoakan akan akhiratmu.
Mungkin disuatu waktu, kalian akan terpisah jarak karena aktivitasnya. Dan dia harap engkau pun mengerti bahwa kebersamaan kalian tak banyak dia miliki, maka jadikanlah setiap momen sebagai momen spesial. Dan percayalah walaupun kalian jarang bersua, kamu harus tahu bahwa dia sedang berjuang untuk sesuatu yang lebih besar. Bukankah hal itu tak seharusnya jadi masalah ketika waktu yang dia punya memang digunakan untuk hal yang bermanfaat? Kamu pun tak perlu merasa khawatir atau curiga meski sedang tak bersamanya. Sekalipun tak bisa menemanimu, kamu tahu dia sedang ada di mana dan bersama siapa. Jauh dari kemungkinan melakukan hal-hal negatif.
Bersama aktivis BEM kamu tidak akan diajak berjalan lurus ke depan dengan beberapa tanjakan ringan yang sudah kalian hafal, itu memang lebih menenangkan. Tapi, bukankah jalan yang biasa-biasa saja tak ‘kan pernah mengantar kita ke puncak gunung untuk bisa menatap awan sambil menunduk. Panas matahari dan debu jalanan tak lantas menjadikannya manusia yang tak mengenal cinta. Apa yang dilakukan jadi bukti bahwa dia punya karakter yang gigih dan pantang menyerah.
Dia akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama senyum, tawa ,dan air mata orang-orang yang membutuhkan. Namun ketahuilah, Bahaginya adalah senyummu. Dia selalu mengingatmu dalam ribuan langkah menuju bahagia. Teruntuk yang tercinta, akan dia doakan kamu dari jauh, diantara gemerlap sibuknya hari. Dia akan selalu menyebut namamu dalam setiap percakapannya dengan Tuhan.
Dia mungkin akan lebih lantang mengoarkan “Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!, ketimbang memberimu kata-kata manis. Sekali lagi Ini bukan tentang dia, apalagi tentang kebanggaannya akan keberhasilannya. Ini tentang negeri kita, tentang peradaban, tentang generasi di masa-masa mendatang. Karena dia ingin kelak anak cucu kita hidup di lingkungan yang baik, tidak dijajah bangsa asing dari segi apapun.
Meski sibuk dengan berbagai agenda rapat dan fokus pada urusan organisasi, jangan dikira mereka “buta” dengan sekitarnya. mereka bukan anak muda biasa yang gampang terbawa tren. Aktivis BEM adalah orang-orang kritis yang bisa membedakan mana tren yang pantas diikuti dan mana yang lebih baik diabaikan saja. Jika sudah begini bukankah dia juga bisa mengingatkanmu agar tidak mudah terbawa arus?
Aktivis BEM terbiasa supel dan mudah mengakrabkan diri dengan orang. Mulai dari dekan, dosen, satpam, sampai cleaning service sekalipun. Kalau mereka saja bisa dekat dengan orang dari multi background, dekat dengan bapak dan ibumu pun tidak akan jadi masalah. Dia terbiasa berpikir logis dan mengembangkan argumen berdasarkan fakta dan kepentingan organisasi. Bersamanya, kamu pun akan terbiasa melakoni hal-hal yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Kalau urusan harga BBM, calon Kapolri, sampai UKT bisa membuatnya pusing setengah mati– bukankah itu tanda bahwa ia punya kepekaan tinggi? Jika dengan orang lain saja bisa demikian peduli dan perhatian, bayangkan betapa dia bisa peduli padamu yang jadi kekasihnya.
Orang seringkali melupakan komitmennya. Menganggapnya sebagai sesuatu yang usang atau terlalu melangit untuk dibicarakan. Padahal itulah inti dari ikatan-ikatan di dunia ini. Bersamannya, kamu tak perlu khawatir akan sebuah ketidakpastian. Loyalitasnya pada organisasi menunjukkan bahwa dia punya komitmen tinggi. Apapun yang terjadi dia akan bertahan pada janji yang sudah dibuat sendiri. Percayalah, diapun tahu makna dan pentingnya sebuah komitmen, kamu pun tak perlu meragukannya.
Ketahuilah, kebanyakan orang memang akan mudah takluk dengan rayuan gombal, meski ia tau rayuan itu bohong. Sudah terlalu banyak yang begitu. Dia tidak ingin kamupun begitu. Setidaknya, dia tidak berusaha berbohong hanya demi menyenangkan kamu. Dia memang terbiasa jujur dan berani menyampaikan pendapat-pendapatnya, termasuk saat denganmu. Bersamanya, kamu tak perlu sungkan membicarakan masa depan dengannya. Karena diapun sedang dalam masa transisi yang tengah meraba-raba menapaki jejak. Dia sadar, ada prinsip yang harus diperjuangkan sampai hati. Ada hutang pada negeri yang wajib dilunasi. Berdua, kalian bisa berproses bersama untuk menjadi manusia yang lebih mempunyai makna.
Nanti jika pendampingmu ini benar-benar merupakan anak BEM, mohon jangan lelah mendengarkan curhatnya ketika rapat-rapatnya mulai menyebalkan. Mohon jangan lelah, sebab dia mungkin tidak punya tempat lain untuk berbagi selain kamu.
3 notes · View notes
ibugurususi · 10 years
Text
Cukup Langit, Awan dan Sinar Bulan
Penahkah kamu mengamati awan dari kejauhan. Tampak lembut, tenang dan bersahaja.
Terlihat teduh, ceria dan berparas cerah. Walau kadang mendung gelap.
Bagaimana rasanya menjadi awan. Hanya menyimak sinar dan suara sekitar. Terjatuh terluka tapi harus berpura-pura.
Mendengar  banyak manusia yang berdoa untuk segera diturunkannya hujan adalah sebuah kelegaan bagi dirinya.  Melepaskan butir-butir kesedihannya. Hingga kemudian diturunkannya butir hujan yang tersampaikan kepada bumi.
Mendengarkan banyak manusia yang berdoa untuk segera mengakhiri hujannya adalah sebuah ketidakberdayaaan baginya. Walau mungkin awan dengan senang hati melakukannya. Dia akan mengembalikan senyum cerahnya. Hujan berhenti.
Tak ada seorangpun yang tahu, bahwa dibalik sana dia menyembunyikan kesedihannya. Sebab dia sedang berpura-pura. Berpura-pura untuk menjadi tenang seperti tidak ada apa-apa.
Tak ada yang tahu bahwa diatas sana, awan menyimpan banyak kegundahan. Hingga kemudian ia lepaskan petir yang menyambar-nyambar. Membuat manusia itu takut dan enggan melihatnya. Sebab dia sedang berpura-pura. Berpura-pura untuk tidak menjadi lemah.
Bagaimana rasanya menjadi awan, hanya menyapa sinar dan udara sekitar. Tersenyum, bergurau tapi harus berpura-pura. Mereka kira hidupnya baik-baik saja.
Bahwa sesungguhnya awan diciptakan untuk melengkapi langitnya. Tak ada langit awanpun tak bisa tercipta. Dan tak ada awan, langit adalah bagian kosong, sepi dan hening.
Hanya kepada langitlah awan tak mampu untuk berpura-pura. Tak lagi harus menahan kesedihan dan kegundahan. Tak ada lagi cerita untuk menjadi sok kuat. Karena awanpun tahu, langitlah yang akan menguatkannya. Tidak perlu semua manusia bumi mengerti dirinya, awan hanya membutuhkan langitnya satu.
Lalu jika aku menjadi awan, apakah kau akan menjadi langitnya. Menjadi langit akan membuatmu tahu semuanya lebih dari hanya sekedar memandangiku dari bumi. Tanpa harus aku katakan kesedihanku, tanpa harus aku katakan kegundahanku, lebih dari itu kau sudah tahu. Karena dalam diampun awan mampu menyampaikan pesannya sampai ke langit. Karena dalam diampun, peduli. Sebab dibawah langitmu, aku mampu menjadi diriku sendiri. Untuk menjadi lembut yang sebenarnya, untuk menjadi tenang dan teduh yang sesungguhnya. Untuk tersenyum ceria, tanpa harus berpura-pura.
Sebab untuk menikmati sinar bulan, cukup awan dan langit. Terasa Utuh
----------------------------------------------------
-Cukup Awan, Langit dan Sinar Bulan | SY-
Tumblr media
0 notes