Islam bukan hanya hukum, tapi juga pelukan. (belajar islam heart to heart)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Sesuaikan sudut pandang dan posisi.
Saya bilang ke guru-guru baru, saat pembekalan, "Guru jangan ada yang bicara gaji. Biarkan itu jadi urusan yayasan. Kalau tidak sanggup dengan bisyarah (honor) yang sudah disepakati, silahkan resign".
Saya sampaikan ke pengurus yayasan saat rapat anggaran: "Kewajiban kita yayasan adalah mensejahterakan ustadz hingga mereka bisa fokus mendidik tanpa memikirkan cari uang. Jangan sampai waktu mereka habis untuk mendidik anak orang sementara anak istri mereka sendiri kelaparan/kekurangan".
Yayasan dan wali santri jangan bicara ikhlash. Biarkan itu jadi kewajiban pribadi guru, urusan mereka sama Allah. Jadi guru jangan bicara gaji, biarkan itu jadi kewajiban lembaga dan wali santri, tanggungjawab mereka kepada Allah.
Saat menjadi ayah pikirkan tanggungjawab mendidik dan menafkahi anak, saat jadi anak pikirkan kewajiban berbakti. Jagan dibalik, jadi ayah bicara biruul walidain, jadi anak bicara sandwich generation.
Saat jadi suami selesaikan kewajiban nafkah, saat jadi istri sempurnakan kewajiban melayani. Jangan dibalik, saling tuntut pasangannya sempurna, sementara kewajiban sendiri diabaikan.
0 notes
Text

Di Antara Resah & Qonaah, Iman Menjadi Jembatan
Aku pernah bertanya pada kegelisahan: “Mengapa kau betah menetap di dadaku?”
Ia menjawab lirih, “Karena hatimu terus menakar nikmat orang lain, lupa menghitung nikmat sendiri.”
Di sanalah resah lahir—dari perbandingan‐perbandingan asing yang tak pernah usai.
Lalu iman menegur lembut:
“Bukankah Tuhan sudah menuliskan rezeki, peluang, bahkan jeda lelahmu dengan presisi Ilahi? Mengapa sibuk membuka catatan orang lain?”
Saat iman bertutur, dada yang sempit menemukan ventilasi. Ia mengajarkan cara memandang karunia sebagai amanah, bukan sekadar angka. Keyakinan itu kemudian berubah rupa menjadi qonaah—sebuah kelegaan yang tidak membuat kita pasif, tetapi membuat langkah lebih tenang: berusaha sepenuh daya, namun menyerahkan hasil pada Sang Pengatur.
Aneh, begitu qonaah bertumbuh, resah tak sirna seketika, tetapi ia kehilangan gigi‐giginya. Ia masih datang, namun hanya sebagai pengingat: “Perbaiki ikhtiar, kuatkan iman, dan syukuri yang kausandang.”
Maka perjalanan hidup adalah lingkaran tiga titik ini:
1. Resah ‑ alarm jiwa yang memberitahu ada sesuatu yang keliru.
2. Iman ‑ kompas yang mengarahkan kegelisahan agar tidak tersesat.
3. Qonaah ‑ oasis yang membuat kita minum ketenangan sebelum melanjutkan langkah.
Setiap kali resah mencubit, biarkan iman menjawab, hingga qonaah kembali bersemayam sebagai penawar. Karena sejatinya, yang kita cari bukan hidup tanpa masalah, melainkan hati yang lapang bersama masalah—dan itulah buah qonaah yang ditumbuhkan oleh iman di tanah resah.
---
Penghujung Petang, 24/04/25
0 notes
Text
Perempuan yang akan kamu nikahi adalah perempuan yang dibahagiakan mati matian oleh ayah dan ibunya, hatinya begitu rapuh. Sehingga ia butuh sandaran agar kembali menjadi utuh. Maka jaga hatinya, agar Allah meridhoinya.

0 notes
Text

Kita bercanda aja ya, jangan serius. Tapi seumur hidup? Oke sayang? Karena laki laki yang serius adalah laki laki yang berani mengajakmu bercanda seumur hidup😛
0 notes
Text
Walaupun haha hihi bisa dilakukan bersama via telepon genggam, tapi itu tidak mengobati sakitnya rindu. Maka hanya dengan mendoakanmu, perihnya rindu ini sedikit terobati.
Aku dan Kota ini memanggil-manggil namamu. Kekasih.

0 notes
Text

Hari ini aku masih dan selalu gagu jika membahas tentang cinta. Aku pikir rasanya cinta selalu memiliki wajah berbeda di tiap umur yang kulewati, di tiap orang yang kutemui dan tiap tulisan yang kubaca. Bagiku, cinta adalah kamu. Itulah definisi yang paling mudah aku mengerti. Bahwa cinta bagiku sama, tetap kamu seperti belasan tahun silam. Amboi! dan yang harus kamu tahu, bahwa kamu adalah nikmat terbesar yang membuatku tidak pernah berhenti berterima kasih dan mengucap syukur di lisan pada tuhan. Hingga detik inipun, dimana kalimat-kalimat ini ditulis pada penghujung suaramu di telepon seluler kita malam ini, aku selalu bersyukur bahwa kamulah yang akan temani perjalananku hingga batas usia.
*jika belum bisa dimengerti juga apa itu cinta, maka baca saja huruf kapitalnya.
Lekas pulih, Kekasih.
Selamat malam. Aku benar benar merindukanmu malam ini.
0 notes
Text
Isi kepala yang berisik, dan mulut yang kesusahan untuk bercerita pada orang lain yang membuat jari jemari menari di barisan huruf-huruf acak yang minta di mengerti.
Merasa bahagia, jatuh cinta, patah hati, kembali di kecewakan, dan segala letupan-letupan perasaan itu akan menjadi kembang api bila nanti di baca kembali.
Terima kasih telah menjadi sekuat itu, mulai menyadari banyak hal setelah semua terjadi dengan semestinya, berterimakasih pada diri sendiri sebab di bagian bab paling kelam kemarin tidak memilih berhenti.
Terima kasih juga pada gadis yang masih berdiri tegak, meski tidak disamping. Doa-doanya persis mengikuti kemanapun kaki ini melaju. Terima kasih kekasihku telah bersedia mendampingi proses ini.
0 notes
Text

Tuhan,
Terima kasih untuk doa doa yang telah Engkau kabulkan sampai detik ini. Tolong jangan tinggalkan kami.
0 notes
Text
"Hanya kelembutan yang paling ampuh akan mampu menghancurkan keras kepala dan meluruskan kembali tata krama dan budi pekerti yang sudah melengkung jauh dari alur semestinya"
—Mamah.
1 note
·
View note
Text
"Jangan sekali kali percaya pada kasih sayang yang datang tiba tiba, karena dia akan meninggalkanmu juga dengan tiba tiba." –Phytgoras
Terima kasih selalu terucap untukmu, perempuanku yang masih bersedia berjuang dan membangun cinta bersamaku. Karena cinta bukan ditemukan. Tapi dibentuk dengan keinginan untuk terus membangun.
Untuk segala pengorbananmu untukku, semoga Allah segera hapuskan itu dengan banyak kabar gembira di masa yang akan datang.
0 notes
Text
"Hidup itu terasa berat ketika terus berfikir jika alur hidup ini harus diubah dan diperjuangkan terus menerus agar situasinya menjadi sesuai dengan keinginan kita."
–Dr Fakhrudin Faiz
Keinginan kita untuk meminta hidup ideal saja itu sudah salah. Karena memang hidup tidak akan pernah ideal.
0 notes
Text
Derita ini tidak akan bertahan lama kok. Hanya sampai kamu mati. Setelah kematian datang, derita ini juga pergi. Tidak ada lagi rasa sesakit ini.
0 notes
Text
Selamat datang kuucapkan. Kau yang kembali dari cinta yang tak pantas. Meski aku tak menyiapkan pelukan. Setidaknya, disini kau bisa bebas.
Laramu dipersilakan rebah
Air matamu boleh buncah
Tak perlu dibicarakan
Kerinduan ke kerinduan berikutnya
Memang jarak yang melelahkan
Tapi cukuplah satu hari seperti ini. Karena luka seperti benih yang pecah. Kian kau rawat kian berkecambah. Menusuk-nusukmu dari dalam.
Tutup matamu dan tetap percaya
Tak ada gunanya meragu
Siang atau malam sama saja
Akan selalu ada rahasia
Tersembunyi dan menakutimu.
Tak ada yang semenyebalkan kebetulan yang seolah disengaja. Tapi begitulah seringnya takdir bekerja. Hal-hal yang terasa seperti kebetulan. Adalah kisah yang sejak lampau telah dituliskan.
Mari tidak mudah kecewa
Mari tidak mudah terpana
Di tangan yang maha kuasa
Kemungkinan menyentuh segalanya.
Hari hari kedepan adalah menunggu kehancuran. Kita atau dunia yang dahulu hancur.
0 notes
Text
Pepatah baduy mengatakan :
"Kebahagiaan itu ada pada dua hal. Pertama pada hati yang senantiasa cukup dengan apa yang diberi. Kedua pada jiwa yang damai dengan segala ketetapan."
Maka Ya Allah,
Aku memohon kepadamu jiwa yang damai dan percaya bahwa akan pulang kepadaMu. Ridho dengan ketetapanMu serta cukup dengan segala pemberianMu.
0 notes
Text
akhirnya kusadari bahwa ternyata
alasan utama jantung tercipta adalah untuk meladeni hal-hal tak terduga
misalnya ketika mimpi yang kau selimuti sedemikian hati-hati seketika remuk keesokan harinya
naif sekali jika kau kira ia hanya berfungsi ketika menekuni kebosanan sehari-hari
lebih naif lagi jika kau kira takdir jantungmu adalah untuk menjadi separuh dari milik orang lain
berdetak sendiri saja sudah sebegini lelah
masihkah kau percaya jika berdua lebih mudah?
0 notes
Text
pada aliran waktu yang tiada berpihak
matahari tak pernah mengejar laju bulan
seperti juga malam menahan diri hingga siang menghilang
namun suatu hari kau katakan padaku
tentang hatimu yang merasa bahwa hal-hal baik begitu cepat berlalu
dan betapa hal-hal buruk seolah tak punya jemu
lalu kau begitu saja pergi tanpa tahu bahwa aku masih ingin mendengarmu lagi
atau sekedar membiarkanku menjadi sebuah jawaban yang mungkin selama ini kau cari
dalam kehangatan senyaman apapun
di suatu sudut hati yang jauh
selalu ada misteri yang bergemuruh
dingin dan tak ingin tersentuh
0 notes
Text
kesepian telah meluas
kini tak hanya meringkusmu saja
namun manusia diciptakan untuk pandai
sekaligus naif
banyak jalan keluar dari kesepian;
menuju kesepian yang lebih ramah misalnya
dengan terjun ke lautan orang asing
atau mondar-mandir di keramaian yang bising
bagimu, hidup lebih baik sederhana
asal punya hati yang tabah
segalanya akan terasa megah
namun setiap kali seseorang datang
kau selalu berpikir bahwa separuh hati adalah sesuatu yang terlalu banyak untuk dilepaskan
dan meminta hal yang sama juga terlalu kurang ajar untuk diungkapkan
jadi dimanakah hati yang tabah?
0 notes