Ini saya sendiri, Edeliya Relanika, bukan lah raga yan lain pula. Ingat, kamu akan bertambah tua jika tak pernah mengajak dirimu tuk bersenang-senang. Weird stuff enthusiast memanglah saya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Matahari Terbenam Dibelakangmu
Datang dari arah barat
Tubuh tegap dan lelahmu memaksakan berjalan
Dengan tangan penuh kantung kejutan
Tangan kirimu terlihat berat sebelah
Langkahmu diikuti oleh bayangan
Pertanda bahwa matahari mengalah terhadap dirimu
Matahari mengalah, mengikhlaskanmu jadi sang pemenang
Untum mencerahkan hatiku pada sore itu
Aku menunggu di tepi pagar bambu
Lalu memelukmu, selamat datang di rumah kecil ini
1 note
·
View note
Text

Sungguh ajaib! benda ini mampu menerangkan warna sekalipun gelap sekelilingnya
Jelmaan malaikat menyaru dalam peranti putih itu
Lihat! Betapa sederhananya latar kita
Biarlah sudah, mereka tiada tahu
Bahwa ada tangan, akal, dan intervensi alam yang natural dan tiada berkelit
Kami mencipta renjana melalui setiap kelana dan suasana
- Malang, 26 Mei 2019
0 notes
Text
Tahun ini.....
Tahun ini lebih sepi, tetapi lebih terarah hidupku. Terima kasih atas panggilanmu di tengah malam, tetapi sesungguhnya terdapat salah seorang sahabatku yang mengucapkan 2 minggu lebih awal (hadehhhh).
Seharusnya pada awal hari ini kau mengucapkan ulang tahun tanpa beban, nihil, dan tidak seperti kaleng terisi air, berita muram datang kepada kita (terlebih kepadaku aku, karena harus mengerjakan terjemahan manuskrip suci yang nantinya akan menceritakan warisan tentang kita pada manusia-manusia setelahnya~)
Ingatkah bahwa kita merupakan sahaya pada waktu dan alam? Jangan pernah memaksanya untuk berhutang budi pada kita. Sejatinya memang kita adalah sahaya dari setiap usaha, keputusan, kekalahan, penyesalan, usaha lagi, keputusan lagi, dan kali ini kemenangan ada pada kita.
Pada pungkasan hari ini, kita akan bertemu lagi, sebelum berpisah lagi, dan kau ucapkan padaku "Selamat Ulang Tahun" yang kedua kalinya.
Teruntuk keluarga, kerabat, kawan, dan sahabat, terima kasih atas ucapan dari kalian. Di sisi lain, masa remajaku akan berakhir.
0 notes
Text
Perjalanan di Hari Minggu
Minggu itu hari ketujuh dalam satuan minggu
Minggu ini berada di hari ke-26 pada bulan ini
Minggu ini mencatat perubahan
Pada hidup yang selalu terpapar
Asap dagangan sate di depan rumah
Sayangnya, pada minggu ini pula
Asap itu berhenti untuk sementara
Antara 10 dan 20 tahun
Aku berada satu angka di bawah 20
Hidup di rumah baru ini belum ganjil setahun
Apakah benar hidup tersusun dari satu detik
Yang detiknya terajut oleh cahaya dan gelap
Detik berlalu, hari menjadi petang atau terang
Sudah 19 tahun perjalanan ini
Apa sudah seharusnya mengganti kendaraan ini?
Karena suku cadangnya mulai tak cocok dengan relevansi diriku yang makin membedah~
0 notes
Text
Think to start my expertise
I've already got my experience for the most things that i wanted for this time being. Like my dreams joining national and international events. I've already reach for it, started from Parlemen Remaja 2016 until JENESYS 2019 Conference in Japan this early year. Back then, I thought it was a really tiring journey and it's impossible to reach out for this kind of girl who lived in a small town rather than my friend who lived in capital city.
But yeah, still. This is the middle of starting over. I am in the point that i've almost got everything but I need to start my expertise in certain niche.
0 notes
Text
Kami sang peziarah
Penyusur jalanan kota yang lelah dan perkampungan yang remang
Doa kami bukanlah yang terbaik
Tetapi perbekalan kami yang terbaik
Tempat-tempat yang kami kunjungi tidak selalu pesarehan orang mulia
Karena kemuliaan ada di setiap kabut malam yang melambai
Kami hanyalah pendosa
Setiap saat dosa selalu saja menempel
Bagai permen karet di sol sepatu
Dengan kami berziarah
Kehidupan-kehidupan manusia di bawah dapat diketahui
Pada suatu malam di perjalanan ziarah kami
Seorang ibu dan tiga anaknya menjajakan roti goreng, hendak kami membeli
Sayang pula perut kami rasanya ingin meledak
Kami berdoa agar roti-roti itu
Segera lenyap dan perut mereka pun penuh
0 notes
Text
Cepat Saji
Pada suatu sudut restoran cepat saji
Kala itu petang karena hujan
Mulut, pikiran, hati, dan perjalanan mereka singgah sejenak di dalamnya
Kami bernaung atas guyuran hujan di atas atapnya
Seperti biasa, aku yang mudah berjingkat dan bernyanyi dalam udara yang ramai
Tanganmu yang besar dan tangan ku yang kecil tiba-tiba saling melikat
Tentu saja di depannya tersaji dua bungkus makanan
Sungguh hangat, mengapa kau begitu cepat dalam meraihku? seperti makanan yang cepat tersaji di restoran ini
Baik, perasaanku tak semudah itu untuk tersaji
Ah, satu langkah pada satu perjalanan
0 notes
Text
25 Maret 2019, hati yang saling menyaru dalam jubah berpendar, di dalamnya ada dua manusia, yang saling mendoa akan dapat berpadu dan bersatu.
0 notes
Text
Elegi Obituari
Selembar obituari telah siap
Untuk mengingatkan terhadap segala
Usaha yang hambar
Keputusan yang putus
Amarah yang lelah
Kemenangan yang kalah
Tangis yang tertahan
Kesabaran yang membesar
Kemuakan yang akan selalu ada
Masing-masing memiliki tuannya
Dan memiliki kacungnya pula
Kenapa kau merah?
Ketika masih ada air yang jernih, tembus pandang
Minumlah, rasakan birunya
Lalu terokalah langit jingga di senja itu
Dan rasakan hitamnya hari setelah jingganya pergi
0 notes
Text
Noorhayati
Menawan, melawan angin, menatap laut
Pandangannya meleleh
Pada kapal-kapal dan peti kemas
Kudung nya melambai
Pada laut yang sepi
Anak-anaknya bertelanjang busana, tetapi berbalut juntaian angin and aroma amis
Likatnya luar biasa
0 notes
Text
In Which Night Can I Get Killed?
I won my battle
At some nights, i can get killed
Everytime i slaughtered their heads
It means, i attracted hatred, not love nor peace
You must leave me!
0 notes
Text
0 notes
Text
Shin Urayasu
Chiba di tepi laut
Terlindung oleh dingin dan angin kencang
Gadis-gadis berponi itu nampak teguh dengan seragam sekolah
Yang kuingat hanya tentang rok pendek dan tas jinjing mereka
Berjalan diiringi oleh sekelompok lelaki, teman satu sekolahnya aku kira
Menuju ke Shin Urayasu, mata lelahku memaksakan diri untuk melihat ramainya manusia pengantre kereta
Aku adalah pengembara, yang menembus dingin dengan mantel kusam
Aku kehabisan bekal, dan sinar dalam perjalananku
0 notes
Text
Sambil minum susu pagi
Setiap pagi
Cahaya lampu teras dan matahari selalu beradu
Siapa yang paling cepat menerobos jendela kamarku, maka dia yang menang
Setelah dipikir-pikir
Kalian semua tiada yang kalah
Cahaya matahari, menerobos kamarku ketika garis waktu menyatakan hari sudah terang
Bagaimana dengan cahaya lampu teras?
Tenang, kau masih kedapatan peran
Ketika hari mulai menghilang, kau dihadirkan untuk menerangi ruang cahaya yang kosong
1 note
·
View note
Text
Ketika kau merasa sendirian karena dirimu berbeda, maka mulailah berpikir "Bodo amat lah" ketika menjadi berbeda. Love for what you responsible and want to, f*ck the rest!
-2019lebihtataque
1 note
·
View note
Text
La-la
Panggilan itu, terasa menyegarkan
Hanya mampu terucap oleh jiwa-jiwa tipis
Tiada dosa mengerak pada hati, kalbu, darah, dan otak mereka
Ya, adikku akan lebih mudah mengucap "La-la" ketimbang "Re-re"
Pasti kalau dipaksakan akan terdengar seperti "le-le"
"Le-le", ikan baru jenis apakah aku ini?
Atau eksistensiku malah membuat spesies lain tak lagi lestari?
Ayolah, anak kecil mana mempertanyakan masalah lestari atau tidak
Yang penting ikan gatul dan yuyu berhasil mereka himpun, di kantong plastik bening
Meski harus membenamkan dosa di selokan
Dosa dekil yang membuat mereka harus dipukul pantatnya oleh Emak
"La-la", tiada panggilan ini kusandang sebelumnya
Seorang kawan, dia memaksaku menyandangkan panggilan "La-la"
Pada diriku yang baru, kawan lain belumlah membawakan kunci yang cocok
Untuk hatiku yang kalut oleh semestanya sendiri
Dipenuhi konspirasi dan ilmu pengetahuan terdebatkan
Kata seorang kawan, "La-la" akan menjadikanku nampak imut
Benarkah dia?
Mari kita coba, ada doa dimana-mana
Di dalam panggilan, ada doa dan harapan
- Gresik, 3 November 2018
1 note
·
View note