Text
kota kesunyian dan catatan marah si lelaki tua bangka saat tak bisa tidur karena terlilit lapar.
bel sudah dibunyikan. para peronda audah lewat. dari balik jendela tak ada satupun diantara mereka yang kukenali. mungkin mereka menenaliku, sebab mereka tersenyum. mungkin mereka tersenyum pada jendela atau pada cicak yang kebetulan melintas di dinding. dan bukan aku. siapalah aku di antara bunyi bel dan malam yang semakin dingin. lenganku gemetar, ingin memeluk tubuhku sendiri. namun ia tak…
View On WordPress
0 notes
Text
kota kesunyian dan catatan kemarahan si tua bangka.
tak ada yang bisa kau pandangi selain itu. daun jendela, bingkainya yang lapuk, juga kesederhanaan waktu. matamu melacak jejak di halaman, yang tertinggal setelah hujan badai mengguyur malam-malammu tiada henti. melahirkan semacam teror dari libur akhir tahun yang gagal menemukan bentuk. rumah kecil di ujung bukit. terlelap dalam pesta kembang api, sementara engkau bangun terlalu pagi, sadar…
View On WordPress
0 notes
Text
kota kesunyian dan catatan kemarahan si tua bangka.
tak ada yang bisa kau pandangi selain itu. daun jendela, bingkainya yang lapuk, juga kesederhanaan waktu. matamu melacak jejak di halaman, yang tertinggal setelah hujan badai mengguyur malam-malammu tiada henti. melahirkan semacam teror dari libur akhir tahun yang gagal menemukan bentuk. rumah kecil di ujung bukit. terlelap dalam pesta kembang api, sementara engkau bangun terlalu pagi, sadar…
View On WordPress
0 notes
Text
hujan angin.
seperti tiba-tiba ingin bunuh diri hujan angin mecetak badai menjadikan segala angan dan ingin berserakan di depan pintu. seorang polisi mengarahkan moncong pistol ke kepalanya sendiri.
ada yang ingin diledakan masa lalu ketika hujan turun tak henti sementara angin mengibarkan bendera-bendera meski tak tahu entah apa kekacauan tak mampu dihambat. jangkar kapal di dermaga tak lagi tertambat.
“terb…
View On WordPress
0 notes
Text
semoga engkau tak lekas melupakan aku.
semoga engkau tak lekas melupakan aku. sebab kita pernah jadi satu melawati taman dan teman, menyaksikan sepasang penyanyi menidurkan mimpinya.
semoga engkau tak lekas melupakan aku. sebab kita pernah jadi satu melihat api dan apa, di hadapan mata pena berkarat dan kata-kata yang kehilangan bentuk.
semoga engkau tak lekas melupakan aku. sebab engkau masa kecilku tempat aku berlatih berjalan jatuh…
View On WordPress
0 notes
Text
nyanyi sunyi sebatang ranting.
pada sebait ini, kuputuskan tinggal. agar bisa mengenangmu sebagai sehelai daun yang pernah memeluk erat rantingku
kemudian tanggal.
View On WordPress
0 notes
Text
dari kampung ke kota.
aku datang dari kampung membawa amanat ibu kutengok ramai laut di belakangku
kota di hadapanku memikul kebanggaan menjual dosa membakar doa-doa.
View On WordPress
0 notes
Text
nyanyian rumah.
di rumah ini semua orang hidup dengan kenangan ayah kehilangan pekerjaan ibu kehilangan mesin jahit aku kehilangan masa kecil
(bila pagi tiba ibu menyalakan kompor memasak air hingga kering ayah memanaskan motor hingga dingin aku mencari buku pelajaran hingga malam)
di rumah ini jam dinding berjalan lebih lambat hari bergerak lebih malas punggung jam dan hari memikul beban ingatan. dan nama-nama.
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
rindu datang setiap sabtu.
di akhir pekan yang tidak terlalu cerah ini. ibu aku kirimkan rinduku padamu mereka menumpuk diantara buku-buku tergeletak begitu saja di kasur. pula di lantai kamar yang jarang disapu
kukemas mereka. ibu untuk jumpa pelukmu. peluk yang kurindukan. juga wangi dapurmu di hari sabtu.
View On WordPress
0 notes
Text
kekal
kekal http://wp.me/s1Qlmf-kekal
keramaian datang dan pergi. tinggal sunyi kekal selalu.
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
nasib sepotong roti.
di halaman sekolah dasar pagi itu daun-daun pohon mangga gugur satu per satu anak cengeng membersihkan remah-remah roti yang terdampar hingga pipi kupandangi wajahnya sambil sesekali mengupas dan menghapus air mata lalu padamu kuminta roti baru. roti yang bukan pemberian ibu sebab rotiku hilang. dibawa pergi waktu dan hantu-hantu.
View On WordPress
0 notes
Text
percakapan singkat dengan pengamen di taman marta.
untuk pertemuan singkat dan percakapan singkat kita kutuliskan sebuah puisi saat engkau terlampau letih untuk bernyanyi, tapi perut juga terlalu lapar untuk berdiam.
apa air di kolam itu mengenalmu? sebab engkau sering mencuci muka dan kaki di sana apa ubin di taman ini mengerti nyeri punggungmu? mengerti lelah sehari keliling terminal dan jalan-jalan kota engkau bilang tak peduli; air kolam dan…
View On WordPress
0 notes
Text
ke bukit.
sebab sudah hampir senja biar kami pamit sebelum semua merah dan gelap biar kami pulang ke tempat yang seharusnya
meniti tanah menanjak membajak doa-doa yang melintas bertemu bintang-bintang.
View On WordPress
0 notes
Text
pasir
pasir http://wp.me/s1Qlmf-pasir
aku di kamar mulai senang berbisik-bisik dengan buku-buku, meja dan bangku pada mereka aku berbisik tiga kali semenit aku bertanya tentang apa saja seakan sebentar lagi tiada.
suatu hari buku-buku, meja dan bangku berbalik berbisik padaku setiap detik tiada henti diam dan bergerak tidak dilahirkan sepasang, katanya.
View On WordPress
0 notes
Text
sunyi.
yang ramai di kota ini pusat perbelanjaan tempat melepas penat di hari minggu muncuci diri dengan harga-harga
lihat pemandangan bukit-bukit hijau menghitam legam terpanggang matahari senja di seberang pulau
yang riuh di kota kebahagiaan ini kolam dengan air mengalir hening sejenak diantara suara sepatu hak tinggi
lihat tubuh ini habis dikupas angin ingin bertaruh di kota penuh semboyan menolak…
View On WordPress
0 notes
Text
pagi.
pagi. http://wp.me/s1Qlmf-pagi
tiap pagi. malam pingsan di kepalaku angin senyap. aku tak bisa keluar sementara orang bergerak ke kota sementara itu aku berjalan ke rumah
(ibu berbaju bunga setaman membuat sarapan untuk anaknya. terjaga semalaman.)
tiap pagi. malam beranak di kepalaku tak bisa lenyap.
View On WordPress
0 notes
Text
tanah lapang.
di tanah lapang itu engkau pernah menunggu datang seorang diri di malam gelap gulita sementara orang-orang pulas tidur. sementara itu engkau menghitung rindu sebagai kekayaan.
kini engkau tak ada lagi. tak akan datang lagi sebab tubuhmu telah pergi tapi tanah lapang masih di sana berhias bulan. tempat kini engkau mengayuh perahu.
View On WordPress
1 note
·
View note