Rindu karena jarak ? Atau jarak yang melahirkan rindu ?
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Rindu ini tak pernah nyata dalam sentuhan.
Tapi mengalir deras dalam ingatan.
Jika saja kau rasakan.
1 note
·
View note
Text
Fakta menyakitkan dari waktu adalah; bahwa kenyataanya kita hanya bisa mengenang.
6 notes
·
View notes
Text
Sebentar, sebentar.
Sepertinya aku harus berhenti sebentar.
Wahai Allah, maafkanlah diri ini, terlalu jauh aku melangkah tanpamu, melupakanmu.
4 notes
·
View notes
Note
lagi musim apa di kotamu?
Musim salju. Tapi salju nya lagi singgah di kotamu.
1 note
·
View note
Text
Tak ada yang seindah matamu
Hanya rembulan
Tak ada yang selembut sikapmu
Hanya lautan
Tak tergantikan, oh
Walau kita tak lagi saling
Menyapa
~K.A
4 notes
·
View notes
Note
jika akhir nya aku mendapat kehilangan yg justru aku pikir itu yg terbaik apakah aku salah dalam hal ini atau aku harus mengikuti setiap alur mereka yang justru membuat ku tak seperti diriku untuk yg lebih baik
Hai @ilaimaniyah.
Kehilangan tak ubahnya dengan menanam.
Sakitnya sekarang, panennya nanti.
Tangisnya sekarang, senyum manisnya nanti.
Jika kebersamaan bukan jalan yg lebih baik dr perpisahan. Adakah jalan yg lebih baik selain perpisahan.
Ingat, hidup itu bukan hanya hari ini saja. Masa depanmu jauh lebih penting.
Perjuangkan apa yg terbaik.
Magikuti alur itu baik. Tapi ingat, jangan sampai tenggelam.
Satu hal yg membuatmu merasa tak baik. Tinggalkan.
11 notes
·
View notes
Text
Telek
Menjelang hari penghakiman, lebih nyaman untuk melupakan, eh merelakan.
Tidur siang-siang, malah mimpi kamu pas lagi sayang.
Edan, bisa-bisanya mimpi dan hayalan sejalan.
Yakin gag mau tau yang aku mimpikan?
Aku cerita deh, birpun kamu gag ingin.
"Kita duduk berdua dalam suatu siang yang tak begitu panas, hangat. Tangan kita bergenggam erat. Lalu kau lepaskan, lalu ke pundakku kau memindahkan. Satu tanganmu yang lain menujuk tepat ke dadaku sambil tersenyum lebar, seoalah kau ingin mengatakan kau sangat bangga memiliki aku dan perasaanku. Lalu berpindah, kau menunjuk arah lain yang mengisyaratkan; aku milikmu. Spontan aku menepis tanganmu, sebab aku tau kamu bukan milikku. Entah bagaimana aku malah mengusap kening sampai kerambutmu. Isyarat sebagaimana aku ingin mengatakan; percayalah aku ada meski kau tak pernah dan tak kan bisa ada."
Mimpi yang sangat telek bukan ?
Telek banget memang.
Kita melakukan hal yang tak pernah kita lakukan, bahkan sama sekali tak pernah aku bayangkan.
Dan lebih teleknya lagi, kenapa disaat mimpi seperti itu aku masih saja sadar pada nyata ? Buktinya aku masih sadar bahwa kau bukan milikku. Meski dalam mimpi itu aku milikmu.
Tapi bagaimanapun juga, ya begitulah telek.
Selama masih menempel, akan terus berbau.
Selama ingatan masih menempel, selama itu pula aroma kenangan terus berbau.
Menghirup aroma bau.
Bau kenangan.
Bau ingatan.
~Tiada lekang.
*Agustus hari pertama. Selamat menuju hari penghakiman. Akhirnya, kau sempurna. Aku sirna.
01.00
Ir
8 notes
·
View notes
Text
Sudahlah, kuakhiri saja ilusi ini.
Bagaimanapun juga, aku tak akan pernah bisa merengkuhmu.
Sekalipun hanya dalam khayalanku.
17 notes
·
View notes
Text
Meja Kerja
Aku lupa. Sebab masih ada namamu di atas meja
Inginnya melupa, namun menyebut namamu setiap hari kerja.
Aku punya cara.
Memindahkan ke bawah meja.
Hari berikutnya aku lupa pada kau punya nama.
Ingin ku ambil tinta.
Adanya di laci meja.
Aku lupa. Sebab namamu masih saja terbaca.
Di bawah meja.
Jika meja punya laci terbuka.
Bolehlah kita menyimpan satu benda.
Jika aku punya hati yang terbaca.
Bolehlah aku menyimpan satu nama.
Ir
5 notes
·
View notes
Text
Hai kamu.
Di malam yang mengijinkan pikiran terbang. Di malam yang pikiran menjadi begitu liar. Aku terpikir satu hal. Mata. Aku dan kamu. Iya itu. Maukah kamu melihat dengan mataku. Saat itu aku disampingmu. Terpejam, diam.
Kamu melihat dunia. Percayalah aku merasakannya. Bukankah penglihatanmu itu mataku ?
Kamu menatap bahagia (bersamanya). Percayalah aku merasakanya.
Bukankah bahagiamu itu bahagiaku ?
Ir
3 notes
·
View notes
Text
But you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go
2 notes
·
View notes
Text
Aku.
Aku bukan meratapi. Hanya sekedar mengeja kata hati.
Aku bukan menyesali. Hanya sebatas menyelami tanya hati.
Aku bukan menangisi. Hanya ingin menyirami, mata yang kering sejak perjumapaan terakhir kali.
Aku bukan tersakiti. Hanya sedikit meratapi, bagaimana ada kisah yang akhirnya tak diingini.
Aku bukan membenci, sama sekali. Hanya sebatas mengingini dirimu yang begitu termaknai.
Aku bukan patah hati. Hanya saja hati ini tak mampu kubohongi.
Bagaimana kau begitu hadir. Pada batas angan yang akan hilang pada hembusan angin diujung rasa ingin.
Kau.
Menepi dari terik emosi. Menuju teduh pada tatap mata yang mulai menjauh.
Padamu rasa jenuh telah meluruh. Pada gelap mendung yang mulai bergemuruh. Nyatanya aku menginginkanmu dengan sungguh. Biar saja, aku tahu ini keruh. Setidaknya aku sudah jujur pada butir sesal yang kurasakan dengan sungguh.
Kamu, berikan aku teduh, sekali lagi. Saat waktu hampir membunuh. Aku diujung rapuh. Tolong, aku sungguh-sungguh.
Ir
26 notes
·
View notes
Text
Bagaimana jika nyatanya aku tak ingin melupa?
Terus mengingat meski hanya akan menjerat.
Aku tak ingin lupa. Sekalipun itu luka.
Ir
6 notes
·
View notes