Text
Sejauh 25 tahun ini
Jika dirangkum maka kehidupan sejauh 25 tahun ini adalah begini (ditulis dalam perspektif aku di awal tahun 2024)
1999-2010, seru sekali, namun banyak hal yang mudah dilupakan. beberapa hal juga terasa melekat erat di ingatan. Sosok ibuk dan bapak yang masih kuat fisik dan besar ambisinya. Sosok sepupu dan teman-teman sepantara yang asik. Main, hujan-hujanan, mencari jalan pintas dengan bapak, main di rumah budhe, main menyusur sawah dan kebun orang.
2010-2013, tiba-tiba masuk ke lingkungan baru, fase baru. Sesekali merasa aneh sekaligus sebal karna.. ingin menjadi anak kecil, namun terlalu malu untuk tetap menjadi anak kecil. Di lingkungan baru penuh minder, penuh kangen dengan rumah namun akhirnya jadi luar biasa di luar prediksi karena bisa berprestasi, penuh ambisi, berani bermimpi besar, dan optimis, aktif organisasi, berkarya dan diapresiasi. Meski lingkungan di situ situ aja namun banyak teman dan itu jadi point penting. rasanya hidup dipenuhi malam-malam di genteng jemuran. Membayangkan, "seperti apa ya aku saat dewasa kelak". Seru. Seru sekali. Meski beberapa hal aku sesali karena terasa salah untuk aku dapatkan. Harusnya si aku remaja bisa mendapatkan yang lebih baik lagi.
2014-2017, masa yang sangat memmorable. Semesta mengirim banyak pembelajaran. Menuntun agar setidaknya melewati momen baik atau buruk dengan sebaik yang bisa aku upayakan. Aku masuk ke lingkungan baru, atuh cinta, patah hati, rombongan se geng ke sana sini, hidup hanya berputar pada satu lingkungan kecil di suatu kecamatan, sesekali ke kota untuk cari hiburan, sesekali berambisi untuk bisa masuk ke univ sana sini dan menjadi ini itu. Setiap sudut, sosok, dan beberapa perintilan di dalamnya terasa begitu hafal di luar kepala. Lagu-lagu yang tanpa sengaja terputar di rekomendasi soundcloud menjadi terasa begitu bermakna dan selalu berhasil membawa pada suasana tahun-tahun itu. Lalu kembali masuk ke lingkungan baru, dengan kembali jatuh hati dan bodoh karna itu, tumbuh dan lalu mulai bersahabat dengan keadaan, mulai bertemu dengan sosok sosok baru. Mulai membiasakan masuk ke lingkungan baru.
2018-2021, tidak terasa sesepesial itu. semua berjalan seperti yasudahlah. kuliah, mulai pacaran, pulang, sesekali eksplore hal dan tempat baru dan tentunya penuh struggle di tengah merasa punya kebebasan namun terbatas perihal finansial. Menjalani semester akhir yang terasa biasa saja. menjalani masa pandemi yang terasa biasa saja, lulus di tengah pandemi, lalu eksplore kerjaan dan membangkai di kerjaan pertama yang cukup membosankan- staknan, namun mulai cukup untuk membeli beberapa benda-benda yang diharapkan.
2022-2024, Rasanya mulai kembali seru. Maraton konser, kembali kenal orang baru dan mengoleksi pengalaman baru di tempat kerja baru, meski sesekali merasa muak namun lucky me di kerjaan baru banyak hal yang aku syukuri. Sempat beberapa kali muak karena harus sendiri, lalu bertemu dengan sosok baru. Beberapa sedikit menyebalkan, but again, lucky me sudah belajar dari pengalaman untuk tidak mau diulur terlalu lama perasaannya. easy peasy untuk lepas dan melupakan. Mulai menjadi sosok yang penuh sadar dengan apa yang diinginkan. Sesekali juga merasa lelah atas berbagai tuntutan dan kenyataan bahwa bukan lagi sebagai sosok anak kecil dengan mama papa yang kuat fisiknya dan bijak perilakunya. Sesekali merasa beruntung karna punya kendali besar atas berbagai tindakan yang dipilih. Ingin ini itu, segala terasa masih dalam jangkauan. Partner baru yang membuka banyak perspektif baru.
Tidak ada yang aku sesali. Aku 25 tahun saat ini adalah aku yang dibentuk dari fase-fase itu. Bila suatu hari aku lupa. Semoga ini menjadi cara untuk kembali mengingat.
1 note
·
View note
Text
hari di mana nonton sama ex tapi partner gw yang sekarang juga nonton ini. Ternyata bener, sebelum kita saling kenal, bisa jadi kita pernah berada di satu tempat yang sama. Emang timingnya aja belum ada buat ketemu. Akhir 2022 pisah sama ex, pertengahan 2023 ketemu dan bersama dengan partner yang sekarang. haha. lucunya hidup.
Musik adalah salah satu hal yang tak bisa dilepaskan. Lagu & musik .Feast & The Panturas adalah beberapa di antaranya. Pandemi adalah keterpurukan dan sekarang perlahan satu per satu keinginan untuk menonton band/ penyanyi kesayangan pun akhirnya bisa terlaksanakan.
Bersyukur & senang.
Terkhusus .Feast. Sudah mendengarkan sejak awal "Peradaban" disiarkan di timeline sosial media. Dulu asing, lalu terbiasa, dan kemudian tertarik. Lebih lagi ketika akhirnya saya mengangkat tema skripsi perihal kritik sosial pada novel "Laut Bercerita". Novel yang di dalamnya menyinggung isu-isu kemanusiaan era orba. Novel yang akan terasa lebih menyayat ketika dibarengi dengan mendengarkan "Berita Kehilangan". Hari-hari yang pada sekian tahun silam diisi dengan lagu-lagu .feast guna membuat saya lebih menggebu menyelesaikan skripsi.
Dan akhirnya selesai. Dan akhirnya lulus juga.
The Panturas? Sang vokalis, yang kami sebut Acin, pesonanya yang (menurut saya) unik yang akhirnya membuat saya tertarik untuk mendengarkan The Panturas lebih banyak lagi dari sekedar "Sunshine".
Malam yang seru di 23 tahun.
Semoga selanjutnya bisa berbahagia seterusnya.
Semoga masih terlimpah rejeki waktu, uang, & tenaga untuk menyaksikan konser-konser berikutnya.
Aamiin.


Surakarta, 2 Juli 2022.
1 note
·
View note
Text
Hidup gw akhir2 ini kayaknya terlalu rock n roll. Sampai akhirnya lagu ini keputer lagi dan menyadari, dulu di momen dengerin lagu ini gw lagi di fase ngejar2 org dan selalu kepikiran "siapa ya gw akan dipasangkan kelak". Di fase juga relasi gw belum sebanyak ini. Experience perihal banyak hal blm sebanyak ini. So lucky me. Makasih sil untuk menjadi dewasa ini. Untuk jadi mandiri. Untuk berani ambil keputusan eksplor beberapa hal. Untuk berani kenalan dengan relasi baru. Akhirnya hidupmu di titik ini bisa lebih nano nano
0 notes
Text
Kenali Energimu
Frekuensi energimu dan persepsimu akan menarik orang-orang yang setipe denganmu, jadi coba kenali dengan baik - bagaimana diri kita saat ini. Saat kita berada dalam fase frekuensi yang buruk - meliputi pemikiran, pemahanan, konsep-konsep hidup, cara pandang, dimana mungkin fungsi kognitif dan juga fungsi-fungsi indra kita lagi lemah-lemahnya, jangan sekali-kali membangun kelekatan sama orang-orang yang tidak dikenal.
Apalagi membangun hubungan baru dengan tujuan untuk berumah tangga, wah hati-hati.
Entah kenapa, selalu menyaksikan yang demikian. Energi negatif seseorang itu bisa sangat terasa, mungkin kamu pernah merasakannya dari orang lain? Tapi, apakah kamu juga bisa merasakan saat energi itu berasal dari diri sendiri? Nah, saat sadar itu berasal dari diri sendiri, coba tarik diri, kurangi hal-hal yang keluar dari mulut kita karena berpotensi menyakiti orang lain, kurangi akses media sosial karena kita bisa menuliskan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditulis. Memahami diri, memahami energi, memahami frekuensi kita saat ini. Menjadi salah satu seni yang menarik untuk kita pelajari di usia dewasa.
379 notes
·
View notes
Text
Mantra yg mulai ku terapkan
1. Nikmati prosesnya, ini ga berlangsung selamanya
2. Kita cari tau sampe mana limitnya
1 note
·
View note
Text
Satu menit lalu, saya on the way menuruni tangga kos untuk ambil orderan shopefood saya. Sekelabatan pikiran saya teringat almh ibu penjaga kos. Saya ingat bagaimana kebiasaan beliau ketika saya menunggu di kursi panjang depan kos dekat kamar beliau, saya teringat bangaimana suara dan tertawanya beliau. It's not creepy, it feels like... Oh beliau udah ga ada loh. Eksistensinya di dunia tuh beneran udah ga ada. Mengingat sosok yang pernah ada dan sekarang sudah tiada rasanya... aneh.
3 notes
·
View notes
Text
Maraton lagunya Mas Sal. Lalu aku menyimak "Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu". Lalu pada bagian lirik
Baju pergi mu jangan kekecilan dulu
Kalau ia nanti beli baru karna engkau tiba-tiba besar
I duno why but I'M CRYING!! Like?? WHY? But I'M CRYING 😭😭😭
Mengingatkanku pada potret aku kecil dengan baju hijau jumpsuit, dipotret oleh entah siapa aku lupa dengan pose dipangku bapak. Ada pula pose muka ku tak terkontrol karna menangis karna entah apa. Lalu menyadarkanku bahwa aku telah besar. Sebesar ini dan tak lama lagi (mungkin) bergantian memasuki fase menikah dan menjadi orang tua dengan bayangan anak kecil yang ku lahirkan semakin waktu semakin tiba-tiba saja baju yang ku belikan satu minggu yang lalu kini sudah kekecilan. I'M CRYING 😭😭😭
0 notes
Text
Ku kira kita cukup jauh untuk menjadi sesuatu. Lembar demi lembar mencapai satu tebal.
Buku ini ditulisnya dengan senang dan rindu, dengan riang dan juga sendu, dengan pencapaian-pencapaian dan beserta ketakutan-ketakutan. Buku ini disimpannya erat dalam genggaman ingatan.
Lantunan ia putar. Dalam malam yang penuh gundah serta rindu yang memuncak, diutarakannya dari ujung hingga ujung|
0 notes
Text
Musik adalah salah satu hal yang tak bisa dilepaskan. Lagu & musik .Feast & The Panturas adalah beberapa di antaranya. Pandemi adalah keterpurukan dan sekarang perlahan satu per satu keinginan untuk menonton band/ penyanyi kesayangan pun akhirnya bisa terlaksanakan.
Bersyukur & senang.
Terkhusus .Feast. Sudah mendengarkan sejak awal "Peradaban" disiarkan di timeline sosial media. Dulu asing, lalu terbiasa, dan kemudian tertarik. Lebih lagi ketika akhirnya saya mengangkat tema skripsi perihal kritik sosial pada novel "Laut Bercerita". Novel yang di dalamnya menyinggung isu-isu kemanusiaan era orba. Novel yang akan terasa lebih menyayat ketika dibarengi dengan mendengarkan "Berita Kehilangan". Hari-hari yang pada sekian tahun silam diisi dengan lagu-lagu .feast guna membuat saya lebih menggebu menyelesaikan skripsi.
Dan akhirnya selesai. Dan akhirnya lulus juga.
The Panturas? Sang vokalis, yang kami sebut Acin, pesonanya yang (menurut saya) unik yang akhirnya membuat saya tertarik untuk mendengarkan The Panturas lebih banyak lagi dari sekedar "Sunshine".
Malam yang seru di 23 tahun.
Semoga selanjutnya bisa berbahagia seterusnya.
Semoga masih terlimpah rejeki waktu, uang, & tenaga untuk menyaksikan konser-konser berikutnya.
Aamiin.


Surakarta, 2 Juli 2022.
1 note
·
View note
Text
Hal yang bisa disyukuri di usia ini & kondisi saat ini adalah tidak perlu bingung ketika mendapati info konser penyanyi/ band kesayangan.
Uang? Aman.
Tempat pulang? Aman.
Jam malam? Aman.
Akhirnya setelah berkali-kali memusingkan problem di usia 23, ada satu dua hal yang masih bisa terasanya menyenangkan.
0 notes
Text
Usia dua puluh sekian ini ternyata yang pusing dan sering kali buntu bukan hanya kamu. Banyak. Banyak sekali kawannya. Wkwkwk
0 notes
Text
di 23 tahun yang ku lalui.
Untuk mengingat-ingat beberapa hal tentang bagaiamana ini dijalanani, bagaimana kepala ini berpikir, bagaimana diri ini bersikap, dan apa-apa saja yang telah, akan, dan enggan dicapai.
Menyadari bahwa fase cocok-tidak cocok dengan orang lain masih berlanjut hingga sedewasa ini. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun juga berkonflik.
Mengemban ketakutan akan kesehatan orang tua; yang menua-mengharap segala banyak kepana anak namun belum tergapai-melelahkan pikiran-mengganggu kesehatan. //menjadi terpikirkan untuk memulai olah raga sedini mungkina-menbahagiakan batin-menekan harapan kepada di luar kendali agar kelak menua namun tetap segar bugar & bahagia.
Relasi manusia itu unik. Relasi dalam berpasangan terutama. Sangat unik. Saat kecil berpikir bahwa mencintai = menikah; menikah = cukup dengan saling mencintai = tidak ada cinta lain selain yang kamu cintai itu. Tidak. Akhirnya menyadari makna ucapan "kita bisa menikah dengan siapa saja namun kita tidak bisa mengontrol kepada siapa kita jatuh cinta". Ternyata, tidak serta merta saat berpasangan dengan seseorang lantas mematikan rasa kagum terhadap sosok lain. Dalam hubungan, ada yang masih bertahan belasan hingga puluhan tahun namun sama-sama menggores luka, bukan karna masih saling mencinta atau meromantiasasikan bahwa cinta abadi adalah blablabla namun kenyataannya banyak pertimbangan yang di mana resiko bila berpisah justru lebih menyeramkan.
Semakin dewasa, semakin tidak ingin terlampau lama berada di jauh dari orang tua.
Di datangi saat hanya akan dibutuh kan bukan suatu hal yang menyebalkan.
Menyadari posisi kita tidak yg utama dalam tingkat priorotas orang lain bukan suatu yang harus dipusingkan.
Susu bayi ternyata mahal. Masih lebih siapa secara mental & finansial untuk memelihara kucing. Its not FOMO, its anak muda yg effortless & masih egois untuk menunda kebahagiaannya sendiri. Maaf ya nak, di 23 tahun mama belum bisa menahan diri untuk nda beli jajan demi bisa beli susu/ popok mu. Maaf ya, kamu hadirnya ntar ntar dulu.
Pusing antara harus menitih karir di bidang mana. Yang sesuai maunya org tua? Sesuai passion ku? Sesuai budget hidup ku?
Aturan dari jaman mahasiswa lebih konsen upgrade cv
23 tahun tapi masih butuh di antar orang tua buat berobat tapi di satu sisi malu kok udah gede maumauan nyuruh simbah2 buat nemenin, kayaknya emang pantasnya di antar pasangan hidup tapi 23 tahun masih lebih mempercayakan segala keluh kesah ke sehatan untuk didampingi keluarga. Tersugesti kalau yg dampingi bukan orang rumah kayaknya sembuhnya bakal lama.
Temen-temen kok kayak ada bedanya dulu vs sekarang. Aku tuh dilihat ada bedanya ga ya?
Tidak artinya menikah dengan jalur pacaran = hidup berantakan; menikah dengan jalur ta'aruf = hidup lancar jaya. Suka-suka yang punya semesta mau bagaiaman alurnya. Kalau suka-suka kamu dan jalannya paten, nanti kamu sok tau.
Tidak suka tidak sama dengan benci
Filosofi Teras, Sebuah Seni Bersikap Bodoamat, thread twitter perihal perbedaan jatuh cinta bedes lanang vs wadon oleh Ryuhasaan, tonight show, kumpulan meme twitter, shit post absurd, lagu-lagu jebolan soundcloud, sex edu by sisilism, video edu parenting terutama oleh dailyjour, akun IG bapak2.id, segala tulisan di Quora, film tema drama keluarga/ hororr/ gore/ sci-fi adalah referensi segala isi kepala di 23 thn.
Mulai skeptis denga segala huru hara terutama di tktk -.-
Masalah orang Twitter bukan urusan gw
Akan marah jika thread pelecehan namun bermula dari sama-sama mau bertemu di ruang privasi.
Suka mikir orang baru yg masuk ke kehidupan asliya psikopat/ begal/ tukang hipnotis/ niatnya pasti kalau ga jahat, jahat bgt. Apalagi yang tautau ada di kontak whatsapp, hallo... Kita punya sosial media lain untuk sekedar say hi, WA itu ranah privas kalau kamu tau-tau di sana pasti kamu agen pinjol!
Kalau mau telfon, chat dulu. Angkat telfon & say something on that itu butuh effort besar. Kalau urgent, chat dulu. Kalau tidak chat=tidak urgent.
Sebisa mungkin meminimalisasi konflik. Kalau kamu hidup penuh konflik & mau bagi-bagi konflik aduuuh makasih aku pusing kepalaku cuma satu.
Paras bukan segalanya, wawasan luas & good speaker & listener & frekuensi humor yg sama baru bisa jadi segalanya.
Tidak ada kehidupan yg sempurnya. Pasti ada pusing nya. Semakin terlihat sempurna = pusingnya pasti makin makin.
7 notes
·
View notes
Text
“Apa apa yang telah aku lalui adalah apa apa yang senantiasa aku syukuri; segala sedih senang jatuh bangun dan pun kebodohan-kebodohan”
1 note
·
View note
Text
[menampilkan jalan panjang]
[menampilkan mobil melaju]
[di dalam mobil; di kursi depan]
[pengemudi; lelaki; 25 tahun; menatap ke depan]
[penumpang; perempuan; 24 tahun; menyandarkan kepala pada kaca mobil; memandangi pemandangan]
[suasana hening; samar terdengar float-keruh]
0 notes
Text
Hal-hal sederhana yang membuat mu tersimpul senyuman kecil di 23 tahun mu ini.
Adalah teringat ketika kamu diutus menjadi bagian dari pengurus kelas yaitu sie olah raga. Saat itu di tingkat akhir SMA. Kelas 12. Geli rasanya karna yg mengutus mu tau bahwa seseorang yang (saat itu) "u have a crush on him" juga sedang menempuh pendidikan di bidang yg sama. Biar apa? Biar matching katanya. Sungguh balada otak remaja SMA :)
Lalu kembali menjadi lucu dan menggelikan ketika partner sie olah raga di kelas mu adalah orang yang sama-sama seperti mu -yg kehilangan sohib main karna sang sohib mulai sibuk berpacaran dengan sohib mu-
2 orang jomblo yang (a lil freak) kehilangan sahabat. Kasihan.
Kasihan tapi sekaligus menggemaskan. Usia belasan dan jatuh cinta, perasaan kehilangan sahabat (yg padahal juga tidak benar-benar kehilangan; semacam hal remeh temeh yg akhirnya terlalu didramatisir), aktif ke sana ke mari dengan kegiatan sekolah, tidak ada waktu bersedih memikirkan perkara yg lebih berat dari ulangan sejarah & kimia.
0 notes
Text
Kehilangan selalu tidak mengenakkan. Seperti seorang bapak yg tiba-tiba saja kehilangan putra pertamanya tenggelam di sungai lalu dinyatakan meninggal dunia. Tiba-tiba saja ada hari di mana seorang bapak mempersiapkan peti mati untuk pemakaman anaknya. Pedih.
Hal ini pun juga tidak mengenakan. Seorang anak yg setiap harinya dirundung kekhawatiran akan kesehatan orangtuanya. Seorang anak yg dihantui kekhawatiran akan hari-hari kehilangan orang tuanya. Namun juga orang tuanya yg tidak sempurna & kadang membuat api di diri meloncat ke ubun-ubun. Ingin rasanya pergih menjauh sejauh jauhnya, merentang jarak panjang untuk menjaga hati & pikiran namun dilema karna sadar bahwa waktu yg dipunya tidak se lama seperti dahulu ia remaja. Sadar akan kehilangan selalu tidak menyenangkan, maka baiknya bagiamana ya? Hallo kfc?
0 notes