"Yang bersandar, semangatnyya tidak akan pudar. Yang berserah hatinya, tidak akan mudah berkeluh kesah" (Al-Hikam)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Takdir Pertemuan
Ada yang lelah dengan pencariannya yang sangat lama dan mungkin menguras hati, tidak sedikit keraguannya datang berkali-kali dan bertanya perihal siapa yang akan menemani hidupnya. Dan saat tiba janji Allah, ia tersenyum bahagia sebab ternyata seseorang yang selama ini ditunggu tidaklah jauh darinya. Ia dekat, sedekat takdir pertemuan.
Setiap takdir pertemuan itu ada tempatnya, dan setiap tempat pertemuan akan ada kisahnya. Ada yang bertemu di terminal sekedar sama-sama mengantri tiket, ada pula yang bertemu ketika dulu satu sekolah, lalu kemudian mengikat janji pernikahan setelah lamanya pencarian.
Takdir pertemuan itu unik, tidak ada yang tahu dimana tempatnya dan apa musimnya. Tapi yang jelas bahwa takdir pertemuan itu akan selalu membawa kebaikan dan keberkahan, pada mereka yang menjemput dan menjalani proses dengan cara yang baik.
Hari ini, saya diberi kabar bahagia dari beberapa orang yang akan menikah dalam waktu dekat, 1 orang di antaranya belum pernah saya jumpai tapi ia mengabarkan dan mengundang. Terima kasih atas undangannya, insyaallah nanti saya akan hadir :)
Takdir pertemuan.
@jndmmsyhd
436 notes
·
View notes
Text
Setelah semalam berefleksi atas segala hal yang terjadi lima tahun lalu, saya ingin menyimpulkan pikiran saya.
Bahwa ketika kita sudah berikhtiar dan ikhtiar kita buntu, tidak menghasilkan apapun, yang perlu kita tata adalah hati kita agar senantiasa sabar. Masa depan itu tidak terprediksi. Kita selalu berharap pertolongan Allah. Tapi kapan pertolongan itu datang, kita sama sekali tidak punya kendali. Hanya Allah yang punya kuasa menentukan.
Kalau kamu ingin beramal shalih di tengah musibah, lakukan saja. Karena manusia ada di bumi memang untuk beramal shalih. Tapi jika kita beramal hanya karena harapan masalah lekas selesai, kembali lagi......yang perlu kita siapkan tetaplah kesabaran agar tetap waras di masa-masa sulit.
Bahwa ketika Allah memudahkan urusan kita sehingga kita bisa menggapai sesuatu tanpa banyak usaha, jangan berleha-leha. Karena bisa jadi, pencapaian-pencapaian itu adalah amanah. Bisa jadi pencapaian itu adalah cara Allah menyiapkan ladang amal bagi kita. Bisa jadi lewat pencapaian itu, Allah menitipkan rezeki bagi sesama makhluk lewat tangan kita.
Dalam setiap episode hidup, baik lapang ataupun sempit, semoga Allah selalu hadir dalam hati kita. Sehingga kita bisa selalu menjadi hamba yang berjalan menuju Allah dalam kondisi apapun.
365 notes
·
View notes
Text
Bagaimana caranya agar selalu memiliki hati yang ringan?
Hati yang jauh dari prasangka-prasangka buruk.
Hati yang tak adalagi menyimpan kesal dan dendam kesumat.
Hati yang selalu mau memaafkan, meski sedang jadi korban atau bahkan dirugikan.
Hati yang tak mudah kecewa atas ekspektasi yang tak sesuai harapan.
Hati yang di dalamnya hanya diam-diam mendoakan kebaikan-kebaikan. Bukan sekadar mengharapan keberuntungan.
Hati yang tak pernah iri untuk sesuatu yang tidak dimiliki.
Bagaimana caranya agar selalu memiliki hati yang ringan?
Hati yang menerima atas tiap-tiap pemberian.
Hati yang ikhlas untuk sesuatu yang hilang atau meninggalkan.
Hati yang meyakini Allah Segala tahu.
Hati yang menerima apa adanya.
Karena tahu, bahwa Allah sudah tahu.
@azurazie
97 notes
·
View notes
Text
Tulisan: Hargailah Ia yang Tiba-Tiba Datang dan Mengetuk Pintu
Jika nanti ada yang tiba-tiba datang padamu, mengungkapkan niat dan caranya yang baik dalam menjemput, maka berikanlah ia waktu untuk menyampaikan maksudnya sampai selesai. Jangan pernah kamu potong ditengah ucapannya dan jangan pula kamu buru-buru memutus harapannya, biarkan ia menyampaikan dulu apa yang ia dan hatinya selama ini percayai.
Tidak semua orang mempunyai keberanian sebesar dia, tidak semua orang pula memiliki tekad dan niat baik yang langsung ingin ia realisasikan. Mungkin kamu tidak terlalu mengenal kebaikannya, atau mungkin kamu tidak pernah mengenal namanya, maka hargailah setiap yang datang dengan niat yang baik meski sebenarnya kamu telah mengikat hati dengan yang lainnya.
Tahukah kamu, bahwa ada banyak gemuruh dan keraguan yang harus ia kalahkan sebelum beranjak pergi menemuimu, ia sudah siap dengan jawaban iya atau tidak, iya sudah siap dengan penerimaan dan penolakan, sebab baginya dunia ini pasti berisi hal tadi yang tidak mungkin manusia menghindarinya. Hatinya sudah lebih dulu siap dan kuat daripada jawaban yang akan kamu berikan padanya.
Tidak banyak orang sepertinya, yang lebih memilih menghindari keburukan dan hubungan yang tidak ada kejelasan. Tidak pula pada ikatan perjanjian dimana hatimu akan diikatnya, sebab baginya untuk apa mengikat yang seharusnya bebas, untuk apa memetik yang sebenarnya belum waktunya.
Semoga Allah berikan kemudahan dan keberkahan, untuk setiap manusia yang lebih mengutamakan keberkahan dan kebaikan, untuk manusia yang lebih memilih menanti waktu yang dijanjikan dengan ketaatan daripada merusak batasan yang sudah Allah tetapkan.
Selamat menjaga dan terjaga :)
@jndmmsyhd
510 notes
·
View notes
Text
Untukmu yang Terjatuh
Tulisan ini untukmu, yang merasa bahwa dunia mengkhianati perjuanganmu. Barangkali saat ini kondisimu tidaklah baik, sedang berada pada posisi hancurnya impian dan retaknya hati. Pada tangisan yang hanya terdengar lirih oleh diri sendiri dan berharap orang lain tidak melihat lemahmu.
Tenanglah, sebentar lagi akan habis masa sulitmu dan datang masa mudahmu. Bukankah begitu janji-Nya padamu yang mampu bersabar meski ada tangisan? Bahkan itu sebuah kenikmatan saat kamu mampu mengalokasikan banyak dari waktumu untuk selalu berdoa dan mengadu? Sebab orang yang sedang bahagia dan merasa bangga dengan pencapaiannya belum tentu dekat dengan-Nya. Nikmatilah masa-masa sulitmu.
Aku tahu bagaimana sakitnya dikhianati dan merasa gagal, aku tahu bagaimana rasanya lelah menunggu dan sulitnya merangkak bangkit. Tapi begitulah cara Allah mengajarkan dan menjadikanmu lebih kuat, memberikanmu pencerahan bahwa harapan terbaik itu hanya pada Allah.
Kesuksesan dan keberhasilanmu bukanlah dijamin oleh manusia, ketenangan dan kenikmatan hidup juga bukan berasal dari manusia, sudah waktunya kamu sadar dan mengubah jalan pikiran. Bahagia dan sengsara itu milik Allah, maka biarkan Allah yang memberikan rasa itu pada setiap hamba-Nya. Tugasmu hanya mengabdi dan menjadikan setiap perjuanganmu itu ibadah. Niat dan ikhlas.
Untuk yang sedang mencoba merapihkan kaca yang pecah karena ujian perjalanan hidup, semoga Allah memberikanmu kekuatan untuk terus berprasangka baik dan selalu optimis, bahwa setelah kesukaran ini akan ada kemudahan dan kemenangan.
Dariku yang sedang menata jalan kehidupan.
@jndmmsyhd
850 notes
·
View notes
Text
Ada banyak hal yang tidak benar-benar kita tahu, bahkan tentang orang terdekat sekalipun.
Ada tangisan-tangisan yang disimpan sendiri dan baru tumpah kemudian dibalik bantal ketika malam datang. Menyisakan mata sembab esok paginya.
Ada tawa-tawa yang dipaksakan hadir semata agar dunia tahu bahwa dirinya sedang baik-baik saja. Sebagai upaya untuk menahan banyak tanya yang amat berat untuk diberikan jawaban.
Ada yang susah payah bertahan hidup menguatkan hatinya bahwa kondisi tak menyenangkan ini akan berlalu, semua akan kembali baik-baik saja.
Mereka berjuang, susah payah. Mengumpulkan keping-keping pikiran positif agar pikiran tak habis dimakan pikiran negatif yang membahayakan.
Entah bagaimana lisan seakan membisu. Rasanya bercerita tak ada artinya. Bahkan dirinya sendiri tak bisa menerjemahkan perasaan yang terasa.
Tapi itulah manusia, seringnya salah sangka. Bahkan merasa iri padanya.
Mereka memimpikan hidupnya yang seolah penuh suka cita. Semua harapnya terwujud begitu mudah, katanya.
Mereka ingin memiliki tawanya yang bahagia. Tak terbaca duka disana.
Mereka cukup yakin bahwa hidup mereka tak seberuntung dia. Hidup sepertinya adalah impian yang diam-diam mereka selipkan dalam do'a.
Ah manusia.
Seandainya mereka mau lebih banyak melihat diri sendiri lebih dulu. Mensyukuri apa yang dimiliki ketimbang mencari apa yang tak dipunyai.
Membuka mata dan telinga lebih lebar, agar lebih peka bahwa ada yang sedang tidak baik-baik saja.
Atau berusaha memberi ruang lebih terbuka agar orang lain tepat memahami dan tak hidup dilingkaran prasangka.
Seperti kalimat yang begitu sering kita dengar "it's okay not to be okay",memang begitulah adanya. Tidak ada hidup yang selalu baik-baik saja. Semua berjalan dan berjuang di jalannya masing-masing, dengan lika-liku berbeda. Ada yang terwujud sesuai harap, kebanyakan sebaliknya.
Hingga titik akhir dari semuanya selalu bermuara pada Allah, lagi..lagi dan terus. Sebab bagaimanapun mencari, sejauh apapun mengejar sejatinya hanya pada-Nya kita semua kembali. Mengembalikan kesedihan, kekecewaan, amarah dan segala perasaan lainnya dalam bentuk sabar. Harusnya tak terkecuali dengan perasaan bahagia yang kembali pada-Nya dalam bentuk syukur.
29 notes
·
View notes
Text
12.55 : Memburu Ketepatan Waktu
Lama rasanya tidak menulis di sini, ketika hampir sebagian besar tulisan saya berada di ruang lain untuk kemudian dilahirkan sebagai lembaran-lembaran kertas. Di sela-sela menulis, berakitivitas sehar-hari, bekerja, dan semau hal lainnya.
Kemudian, sesekali melihat pesan masuk. Pesan yang isinya penuh dengan kekhwatiran. Usia yang beranjak tapi tak kunjung menikah. Pekerjaan yang tak kunjung membaik secara pendapatan, suasana, dan lainnya padahal sudah bertahun-tahun menjalaninya. Atau hal-hal lain, yang seolah, timeline hidup ini diatur oleh satuan waktu yang sama.
Menikah harus sebelum 25. Mapan harus sebelum 30. Beli rumah harus sebelum 35. Usia 30 harusnya sudah punya ini dan itu. Satuan waktu yang seolah menjadi kesepakatan bersama dan semua orang berlarian untuk mengejarnya.
Melelahkan sekali.
Ketika sudah diujung waktu, ternyata apa yang dikejar tidak berhasil didapat, seolah menjadi manusia yang tak bernilai. Karir mau sebagus apapun, ketika belum menikah, seolah tak bernilai. Ketika sudah menikah, kemudian fokus terhadap keluarga tanpa bekerja padahal lulusan S3, seolah menjadi manusia yang tak bernilai. Semua hal diukur pada satu waktu dan satuan pencapaian masyarakat.
Sampai kapan?
Sampai kapan, hidup ini harus kamu jalani dengan jalan yang dibuatkan oleh orang lain? Padahal, itu bukanlah jalan yang ingin kamu lalui. ©kurniawangunadi
415 notes
·
View notes
Text
Yang menjadikan rasa yang kamu simpan itu istimewa adalah karena kamu tidak mengumbarnya, menyimpannya dengan rapi dan menyikapi dengan sewajarnya. Hanya antara kamu dan Tuhan saja yang tahu. Katakan saja pada manusia apa yang harus dikatakan, sementara yang tidak perlu diungkapkan cukup kamu simpan. Menenangkannya dengan doa dan keyakinan bahwa Dia pasti akan memberikan yang terbaik, untuk semua gemuruh hati.
@jndmmsyhd
1K notes
·
View notes
Text
"Takdir pertemuan itu unik dan ajaib, seringnya ia datang dari arah yang kamu tidak pernah tahu. Bahkan mereka yang sudah bersama-sama mempersiapkan justru harus terpisah oleh takdir. Ada yang dipertemukan lewat teman atau hanya berpapasan di jalan. Kedekatanmu dengan manusia bukanlah jaminan bersama, tapi kedekatanmu dengan Allah akan menjadikanmu mudah menerima ia yang datang, meski ia asing untukmu."
Shubuh kali ini bersahutan antara adzan dan gerimis, antara mereka yang masih tertidur dan mereka yang bangun dan bergegas menuju Tuhannya.
Mereka yakin bahwa ada yang musti diperjuangkan lewat doa dan ibadah. Meyakini bahwa pertemuan itu sudah ada yang mengatur, bagaimana pun jalan dan caranya.
Seperti shubuh dan gerimis, pertemuan keduanya menjadikan doa tiada halang dan mudah untuk dikabulkan.
Untukmu yang sedang menanti, semoga Allah segera memberi.
@jndmmsyhd
818 notes
·
View notes
Text
"Takdir pertemuan itu unik dan ajaib, seringnya ia datang dari arah yang kamu tidak pernah tahu. Bahkan mereka yang sudah bersama-sama mempersiapkan justru harus terpisah oleh takdir. Ada yang dipertemukan lewat teman atau hanya berpapasan di jalan. Kedekatanmu dengan manusia bukanlah jaminan bersama, tapi kedekatanmu dengan Allah akan menjadikanmu mudah menerima ia yang datang, meski ia asing untukmu."
Shubuh kali ini bersahutan antara adzan dan gerimis, antara mereka yang masih tertidur dan mereka yang bangun dan bergegas menuju Tuhannya.
Mereka yakin bahwa ada yang musti diperjuangkan lewat doa dan ibadah. Meyakini bahwa pertemuan itu sudah ada yang mengatur, bagaimana pun jalan dan caranya.
Seperti shubuh dan gerimis, pertemuan keduanya menjadikan doa tiada halang dan mudah untuk dikabulkan.
Untukmu yang sedang menanti, semoga Allah segera memberi.
@jndmmsyhd
818 notes
·
View notes
Quote
Sebagaimana padi membutuhkan waktu 4 bulan agar bisa dipanen hasilnya, maka jangan sampai gara-gara tidaksabaranmu merusak kebaikannya. Setiap kebaikan ada proses sabar untuk mendapatkannya, saat sabarmu hilang maka hilang pula hasil kebaikan darinya.
Yang namanya kebaikan akan selalu ada ujian untuk menuju dan mendapatkannya, tidak instan seperti dalam buku cerita atau film. Setiap kesabaran akan ada takaran ujiannya yang terkadang sampai membuatmu menangis karena lelahnya menunggu atau sakitnya berdiri sendiri.
Semua tadi akan terbayar saat datang ketentuan dari-Nya, saat waktu yang dinantikan akhirnya datang menyambut. Selama apapun sabar yang sedang kamu jalani, keberkahan dan kebaikan dari Allah akan lebih lama dan lebih banyak dari itu. Sabar, semua ada masa dan tanggal ketentuannya.
Menunggu kebaikan.
@jndmmsyhd
(via jndmmsyhd)
690 notes
·
View notes
Text
#tentangpernikahan : Sebuah Makna Bersama
Bersama setelah menikah, tak hanya berarti hanya tidur bersama. Menonton youtube bersama. Makan sepiring bersama. Pokoknya yang bahagia-bahagia bersama.
Bersama setelah menikah bagiku adalah menerima segala bentuk rezeki dan ujian yang diterima salah satu pasangan bersama.
Akad yang telah tergelar, menandakan sebuah tanggung jawab agung yang harus diemban oleh masing-masing bersama, terutama suami yang bertanggung jawab atas istrinya setelah menikah, tak hanya menafkahi fisik, namun juga kebutuhan jiwanya.
Baik dan buruknya, adalah juga bersama menjadi bagian kita. Tak bisa hanya ingin menerima baiknya, tanpa menyadari bahwa setiap orang itu mempunyai kekurangan dan kelemahan. Bersama saling belajar dan memperbaiki apa yang harus dirubah.
Sakit dan sehatnya, adalah juga amanah kita bersama. Bagaimana kita bisa menjaganya untuk selalu sehat, dan juga bagaimana kita harus sanggup merawatnya saat ia sakit, bagaimanapun kondisinya. Bersama menanggung setiap ujian yang menimpa pasangan, terlebih bila harus sampai dirawat di rumah sakit. Kecilnya perhatian dari pasangan itu bisa menjadi sebuah penyemangat besar untuk bisa pulih.
Bersama dan sendirinya, sangat membutuhkan kepekaan kita. Tak serta merta saat meninggalkannya sendirian di rumah dan ia tak pernah protes, berarti bahwa ia mau selalu menerima untuk ditinggal sendiri. Bukankah ia juga butuh rasa aman dan perhatian? Siapa yang tak senang jika hari-harinya diisi dengan kehadiran pasangan? Dan juga, sekalipun bersama di rumah, bukan hanya dengan asyik sendiri dan saling diam.
Bersama, bagiku, tak hanya berarti 'berdua'. Namun lebih dari sekedar itu.
Bersama melewati setiap suka dan duka, mencari pelipur bersama atas setiap luka.
Bersama mengemban amanah dari Yang Kuasa, saling menyemangati bila lelah melanda.
Bersama bertumbuh dengan kasih sayang, merawat cinta yang mulai pudar terkadang.
Bersama denganmu tak pernah mudah, namun aku tak ingin kita begitu saja menyerah.
Malang, 21 Oktober 2020.
@shafiranoorlatifah
@hellofira, menuju 2 tahun bersama.
188 notes
·
View notes
Text

EXIT STRATEGY
Begini saudara, kalian sadar tidak bahwa pemerintah X telah melakukan exit strategy yang ternyata berhasil. Berhasil menjadikan masyarakat sebagai komponen paling salah dalam penanganan wabah Corona. Strategi mitigasi kegagalan mengatasi wabah, malah kini masyarakat yang di-bully habis-habisan.
Padahal, mereka bukan tidak taat, tapi perut mereka lapar; tagihan listrik dan kredit motor harus dibayar; susu anak harus dibeli; kontrakan jangan sampai nunggak; hutang modal jualan harus dilunasi; kiriman uang untuk emak-bapak belum cukup. Siapa yang mau nanggung?
Mereka hanya menjalankan insting hidup normal memanfaatkan celah aturan yang tidak tegas dan fasilitas bantuan hajat harian yang minim. Tidak perlu disebut di sini aturan macam apa yang membuat bingung orang banyak. Semacam bansos pun harus tertunda hanya karena stiker “Bantuan Presiden” belum tersedia. Kalian pikir pemerintah ada untuk sekadar jadi manekin di etalase?
Masyarakat dibiarkan dalam limbo: kondisi serba salah. Diam salah, bergerak salah. Pemerintah X berguyon sana-sini. Sementara Saudara, kelas menengah ngehek, mem-bully masyarakat ini. Terperangkap dalam exit strategy.
175 notes
·
View notes
Text
28
Warna warni perjalanannnya
-kadang optimis-kadang pesimis-
-sering jatuh- sejauh itu juga berusaha bangun-
-kadang menangis-kadang tertawa-
-kadang berjuang- sering tiduran-
-sering bermimpi- sejauh itu pula mewujudkan mimpi-
Maturnuwun Ya Allah, telah menghadirkan rasa dan semuanya
0 notes
Text
29
Jika nantinya bukan lagi soal “tepat waktu”, namun “waktu yang tepat”.
Terkadang perlu, menutup mata dari apa yang telah orang lain capai, bukan hanya sebelah tapi keduanya.
Tutup mata, lalu resapi “apa-apa yang akan menjadi milikmu, tak akan melewatimu”.
0 notes
Text
Allah. Tumbuhkan selalu semangat kami. Peluuk kami. Bimbing kami untuk terus mencoba
0 notes
Text
Sebvah Renungan...


Jadi begini urutan tanggung jawab nafkah itu:
Anak laki2 menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia baligh.(bisa mencari nafkah sendiri)
Anak perempuan menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia menikah dan ketika menikah nafkahnya beralih ke suaminya, sepenuhnya.
Ketika suaminya meninggal atau bercerai, nafkahnya akan dikembalikan kepada ayahnya dan keluarganya yang laki2.
Sementara nafkah anak2nya sepenuhnya tetap menjadi tanggungjawab mantan suaminya (ayah anak2nya), dan jika anak2 ikut ibunya dan masih dalam pengurusan (anak-anak atau bayi), ibunya masih tetap diberikan nafkah krn mengurusi anak2nya dan menyusui bayinya (bahkan penyusuannya ini dibayar).
Jika mantan suaminya ini tidak mampu atau karena meninggal, maka nafkah anak-anak mereka menjadi tanggung jawab keluarga suaminya yang laki-laki (bapaknya, kakak/adek laki2, paman), sepenuhnya.
Di jaman ini, khususnya di lingkungan kita, indonesia, agaknya hukum ini diabaikan.
Bisa jadi karena belum tahu atau bahkan tidak mau tahu.
Tapi yang jelas, para wanita di sini sangat kuat, jangankan setelah ditinggal mati atau bercerai, bahkan ketika suaminya di sisinyapun, nafkah kerap ada di pundak sang isteri.
Ketahuilah wahai para laki2, ketika isterimu menafkahi anak2mu dengan cara yg haram dan mendidiknya dengan cara yang salah, di akhirat kamu tetap bertanggung jawab atas nafkah dan pendidikan anak-anakmu itu, bahkan atas nafkah haram dan pendidikan yang salah tsb.
Sungguh itu akan menjadi hutang yg bertumpuk. Karena sesungguhnya bagi perempuan, jika dia meninggalkan anak-anakmu dan menelantarkannya, maka tidak ada dosa baginya, karena mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu dan keluargamu.
Saya sangat sering menjelaskan ini bahkan jauuuuuh sblm semua terjadi atas diri saya, jadi tidak ada hubungannya dengan saya, murni karena banyaknya kejadian di sekitar saya.
Naifnya lagi, ketika para lelaki itu menikahi janda yang beranak, justeru dia sibuk mendidik dan menafkahi anak tirinya tapi mengabaikan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya. Menjalankan sunnah dengan mengabaikan kewajiban, tekor pahala.
Jangankan anak2 tiri yg bukan anak kandungmu, bahkan ketika wanita yang dinikahi itu hamil karenamu sebelum nikah, nafkahnya tetap bukan kewajibanmu.
Dan kalian, wahai wanita... meski tak ada dosa bagimu membiarkan anak-anakmu, tapi merawat, manafkahi dan mendidik mereka mencintai Rabbnya dan berbakti pada ayahnya (seburuk apapun dia) adalah jihadmu.
Pahala berlimpah bagimu atas perjuangan dan keikhlasanmu, Insyaa Allah.
Karena merawat, mendidik (apalagi di tengah kekecewaan mereka) sekaligus menafkahi mereka, bukanlah perkara yang mudah.
Dan ketahuilah, hak-hakmu kelak akan dikembalikan kepadamu di akhirat.
#selfreminder 😇🙏
587 notes
·
View notes