Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
EVERITHING ALRIGHT
Antara takut dengan murka Tuhan dan hati yang rapuh sebagai makhluk Tuhan. Hampir semua wanita khususnya istri pasti pernah merasakan betapa melelahkannya dunia. Betapa tak adilnya dunia bagi sesosok wanita. Hidupnya seolah harus sempurna, menjadi istri sholehah, ibu yang baik sabar dan baik hati, dilarang membentak dan berkata keras.
Mungkin hanya aku yang merasa dunia tak adil tentang wanita, atau mungkin karena mindsetku terlalu jauh dari agama yang mengajarkan wanita mulia adalah wanita dengan akhlak yang luar biasa, mungkin bisa disebut dengan manequin yang bisa saja tanpa perasaan.
Sudah berkali-kali sakit dan harus kembali bangkit lagi, berkali-kali terluka dan masih harus bertahan, katanya demi cinta. Bahwa wanita juga berlambang perhiasan, artinya ia indah dengan dipandang dan dirawat saja. Padahal perhiasan juga akan lapuk dan jelek jika dibiarkan.
Setiap kali berfikir, “Kenapa hanya aku?” melihat wanita lain begitu dicintai, dihargai, dimanja, bahkan sangat hati-hati menjaganya. Seolah aku barang usang yang ulu pernah diinginkan tapi setelah bisa dimiliki lantas disia-siakan. Hanya aku! rasanya hanya aku yang harus selalu berjuang sementara yang lain bersenang-senang.
Menikah memang bukan hanya tentang aku dan kamu, bukan hanya tentang aku cinta kamu, aku sayang kamu dan lain sebagainya. Menikah itu membangun persepsi, menyiapkan mimpi lalu menjalaninya bersama-sama. Saat lelah bolehlah istirahat, saat bosan bolehlah bersenang-senang, saat semua tak ada yang dinikmati bolehlah sejenak pergi menenangkan diri, hanya berdua, menikmati waktu yang bukan hanya kebutuhan biologis semata.
Setiap kali cinta terucap bahkan aku sanksi pada ketulusan hati. Tapi mari kita jalani hingga semua terasa baik-baik saja. Biarlah setiap sedih dan dosa yang sengaja kuukir karena ketak taatanku, lelahku menjadi urusanku dengan Tuhan.
Dalam hingar bingarnya dunia bahkan hatiku rasanya … MATI.
1 note
·
View note