Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Don’t be so hard on yourself for feeling lost, confused or like you haven’t achieved all that you wanted to achieve. Be patient. You’ll eventually figure it all out and everything will make perfect sense. Every experience will get you to where you are supposed to be. Every win, every loss, every heartbreak and every mistake. Even if it’s hard. Get lost, get so damn lost and find yourself over and over again. Believe in yourself, forget about what others think. Never compare yourself to anyone and don’t stop until you make yourself proud. . . . . . #shotoniphone #iphonesia #iphonography #instagramers https://www.instagram.com/p/B73ZNwyDMN7/?igshid=180rjfhxc1d0k
4 notes
·
View notes
Photo

Dear Bapak, It’s been a week and still counting.. Some days they tell me life’s a journey that will take me many years Some days are filled with laughter and some days are filled with tears Some days I think my heart will break that I cant persevere Some days I have to don a mask And hide beneath it’s veneer Some days I turn and look for you with thoughts I’d like to share Some days I just can’t understand the reason why you’re not there Some days the sadness leaves me and my smile will reappear Some days I close my eyes because your memory is so clear Some days I struggle to go on just wishing you were near Most days I spend in gratitude that you were ever here You held my hand when I was small You caught me when I fell The hero of my childhood and of later years as well Every time I think of you my heart just fills with pride And though I’ll always miss you, Bapak I know you’re by my side In laughter and in sorrow In sunshine and in rain I know you’re watching over me Until we meet again! With a lots of love, Your little daughter (at Surakarta) https://www.instagram.com/p/B5L3nj3jcoK/?igshid=1k6l1gc1i6obu
2 notes
·
View notes
Text
Tapi katanya usaha tak pernah mengkhianati hasil? Ah, mungkin benar, sekuat apapun usaha yang dikerahkan untuk beberapa hal, tidak akan mampu menembus dinding takdir yang sudah digariskan.
Akan Tetap Pergi

Suatu waktu, ada seseorang yang tiba-tiba hadir di hidupmu. Bagimu, ia sosok yang tepat. Tidak sempurna, tentu saja, tetapi sebagian besar yang ada di dirinya sudah sesuai kriteria.
Tidak salah lagi. Kali ini, kamu cukup yakin keluarga dan lingkunganmu akan menerimanya dengan tangan terbuka. Akan ada satu dua yang saling berbisik tentang ketidaksempurnaannya, tentu saja, tetapi tidak apa-apa. Itu tandanya ia masih manusia.
Ini pasti konspirasi semesta, batinmu. Tiba-tiba harimu jadi penuh bunga.
Lalu, tanpa menunggu lama, kamu diam-diam mendekatinya. Mencari tahu apa yang disuka dan tak disukanya. Menciptakan pertemuan-pertemuan kecil yang seolah tak sengaja. Melakukan aneka tindakan bodoh untuk mencuri perhatiannya. Merancang strategi tahap demi tahap untuk memenangkan hatinya.
Sayangnya, ia tampak acuh tak acuh pada setiap usahamu. Setelah semua yang kamu lakukan, baginya dirimu hanyalah seorang teman, sebagaimana orang-orang lain di sekitarnya.
Kamu marah, entah pada siapa. Tetapi bisikan itu terus terngiang di telingamu: amour vincit omnia … cinta menaklukkan segalanya. Belum lagi imaji tentang betapa indahnya dunia bila kamu bisa selalu bersama dengannya. Maka, meski masih sibuk menyatukan potongan-potongan hati yang patah, kamu tak berhenti berusaha.
Hatinya pasti kan luluh bersama waktu, ucapmu meyakinkan diri.
Sayangnya lagi, ia benar-benar ingin pergi. Kamu sedih, tentu saja, tetapi mau bagaimana lagi?
Memang begitu cara dunia bekerja. Tak semua yang kita damba jadi nyata. Tak semua cita bertemu dengan izin Sang Pencipta.
Sekuat apa pun kamu berusaha menahannya, yakinlah: yang ingin pergi akan tetap pergi.
Sehebat apa pun upayamu untuk memenangkan hatinya, percayalah: yang tak benar-benar mencintaimu akan meninggalkanmu.
Semua hanya soal waktu.
…
14 Januari 2019
2K notes
·
View notes
Text
Tanpa kamu harus bercerita panjang lebar pada manusia, Allah sudah mengerti bagaimana sulitnya kamu bersabar, tentang bagaimana gemuruhnya hatimu saat ini.
Menangislah sejenak, kepasrahanmu padaNya akan mendatangkan jalan keluar, ribuan usaha yang kamu lakukan tidak akan pernah membawa pada puncaknya jika ternyata kamu tidak melibatkan Allah dalam rencanamu.
Rancang dan tuangkanlah setiap rencanamu dalam secarik kertas, pada bait akhir tulislah "Aku, usahaku, dan doaku harus seimbang, dan untuk hasilnya aku ikuti jalan dan kemauanmu ya Rabb". Ia akan menenangkanmu, sebab kini kamu tidak bergantung pada hasil manusia, tapi pada hasilNya.
Setiap yang bergemuruh dalam dada terkadang akan membuatmu harus sedikit menangis, tidak mengapa. Biarkan ia tertuang dalam aliran airmatamu, hingga ia tenang, dan setelah itu kamu harus kembali menghapusnya dan mulai berjalan lagi. Tersenyum.
Karena setiap kita akan ada gemuruh dalam dadanya masing-masing, dan setiap kita punya tujuan yang harus dicapai. Semangat bertumbuh.
Jangan lupa doa.
@jndmmsyhd
2K notes
·
View notes
Text
Beautiful thing I read today;
a boy asked his mom,
“If everything is already written in Luh-Mahfuz, then why should I wish?“
she answered,
“Maybe on some pages Allah has written, ‘As you wish’.”
_Xsnxh on twitter
5K notes
·
View notes
Text
Menantu terbaik
Suatu kali, pernah saya tanpa sengaja membaca pesan whatsapp budhe saya ke mama. Kebetulan waktu itu handphone mama sedang saya pinjam untuk transfer beberapa foto. Isi pesannya cukup panjang intinya budhe saya curhat tentang hubungannya dengan menantunya yang kurang cocok. Anak budhe laki-laki, baru saja menikah 3 bulan. Alasan-alasan seperti tidak pernah masuk dapur, bangun siang, tidak pernah bantu bersih-bersih, hingga ketidak cocokan sikap dan sifat dengan menantunya diceritakan budhe di pesan itu. “Heran saya, cantik tapi kok kayak gak ada etikanya, gak peka blas” - penggalan kalimat terakhirnya. Saya membacanya tertegun lama, tiba-tiba timbul ketakutan dalam diri saya. Apakah nanti ketika menikah saya akan diterima dengan hangat oleh mertua, seperti nenek saya ke mama, atau justru akan membuat para ibu khawatir anaknya menikahi perempuan seperti saya?
Saya menemui mama dan menunjukan pesan budhe kepadanya. Kalau tidak salah saat itu mama baru selesai sholat ashar. “Aku jadi takut nikah ma” ucapku saat itu. Mama tertawa kecil bertanya kenapa aku takut “kalau ternyata orangtuanya ga suka sama aku gimana ? Kalau ternyata ga cocok, ga sepaham?”
Mama menggenggam tanganku saat itu sambil berkata “kalau mbak sifatnya kayak mantunya budhe, ya pasti orangtua manapun bakalan jengkel sama mbak” aku tertunduk lesu. “Makanya dari dulu mama ngajarin, mau dari keluarga berada atau biasa aja, harus tau unggah-ungguh di rumah. Harus tetep bantu dan aware sama kondisi rumah meskipun udah ada bibik. Harus masuk dapur minimal bantuin ngulek sama ngupas bawang. Sopan sama yang tua tanpa pandang statusnya” aku mengangguk menyadari ajaran-ajaran mama selama ini.
“Laki-laki itu mudah dibuat jatuh cinta, tapi butuh usaha keras untuk meyakinkan orang tuanya, keluarganya, kalau kita pantas”. Lagi-lagi aku tertegun. “ kalau kitanya udah cukup pantas tapi keluarganya masih belum nerima karena alasan lain gimana ma ? Karena background keluarga/ status/ suku gitu” tanyaku beruntun.
“Ingat pesan mama, nanti ketika menentukan pasangan hidup, pastikan keluarganya bisa mencintai kamu sebanyak cinta yang kamu dapat di rumah. Kamu anak mama papa dibesarkan untuk dihargai, ingat ya mbak” . Aku mengangguk mantap, ketakutan perlahan hilang tergantikan dengan perasaan semangat untuk memperbaiki diri.
“Ketika kamu menikah, kamu tidak hanya menikahi suami kamu, namun juga keluarganya. Masa-masa sekarang adalah kesempatan untuk belajar memperbaiki diri sekalian mengenal calon keluarga pasangan kamu, kalau udah ada yaa ” jawab mama sambil tertawa di ujung nasihatnya. Aku menghela nafas panjang sambil mengaminkan dalam hati, segera ya.
2K notes
·
View notes
Text
“Deep in my heart I know I am a loner. I have tried to blend in with the world and be sociable, but the more people I meet the more disappointed I am. So, I’ve learned to enjoy myself, my family, and a few good friends.”
—
Steven Aitchison
Read More on wordsnquotes
2K notes
·
View notes
Text
“I know I’m not easy to love. I’m a chronic over-thinker. I overreact more than I should…And every once in a while, I might be a little insecure. But if I am in love with you, I can promise you wholeheartedly that you will be loved with so much passion and intensity that you’ll forget what life felt like before I came along. You will always be cared for and you will always have someone in your corner. Maybe I’m not the best at being loved - But I like to think I’m pretty good at loving.”
— Chelsea Carroll
3K notes
·
View notes
Text
Jika Allah membuatmu menunggu, maka tunggulah sesuatu yg lebih besar dari yg kau pinta.
Sj
51 notes
·
View notes
Text
Kesendirian itu sakti. Sering kali mengobati, dan memberi kesempatan pasti.
Istijabatis Sanati
0 notes
Text
Baru sadar ternyata aku bodoh sekali setelah 10 tahun ini 😂
Pergi adalah kegemaranmu. Menunggumu adalah kebodohanku yang gemar kuulang berkali-kali.
16 notes
·
View notes
Text
Pelajaran dalam perjalanan
Susah dan senang tak terelakkan
Semoga masih diberi kesempatan
Menikmati indah buah kesabaran
Tanpa sisa perasaan, dari masa lalu yang menyakitkan
Mencintaimu, Aku Berusaha

Perjalanan menemukan selalu menyelipkan pelajaran-pelajaran baru yang bisa dipetik. Kehilangan, kepergian, kedatangan, hingga penantian. Semuanya saling bertemu di relung perasaan ini. Entah sudah berapa banyak nama yang bergantian mengisi, sedangkan pemiliknya hanyalah seorang pengecut yang tak berani menyematkan nama itu di dalam kenyataannya–aku. Mencintai memang bukan perihal mudah. Seperti yang selalu kutuliskan bertahun-tahun lamanya, cinta bisa datang tiba-tiba; menjalaninya tidak bisa secukupnya saja. Butuh langkah yang besar dan rindu yang berat, seperti kata Dilan. Bodohnya, aku begitu percaya pada picisan muda itu. Konyolnya, ia benar. Kini, setelah seseorang yang (pernah) begitu lama mengiringi perjalananku telah memilih jejalanan yang lain, aku berusaha untuk memulai langkah kembali. Memulai perjalanan untuk menemukan “kamu”. Di setiap tempat yang kusinggahi, aku berpikir barangkali “kamu” memang ada di sana. Siapa pun boleh menuduhku enggan beranjak; sebaliknya, aku takpernah benar-benar bersandar–di samudra perasaankulah, aku menyandarkan kenangan dan rindu atas seseorang. Di sana, tiada sesiapa pun yang bisa mengetahuinya. Untuk itu: mencintaimu, aku berusaha. Seseorang yang kutemui entah di tengah hujan atau teriknya panas yang mengantarkan kita berteduh di tempat yang sama. Bodoh, bukan? Berharap segalanya bergerak serupa layar lebar yang menampilkan kisah roman picisan. Namun, tiada yang menahu muara dari perjalanan ini. Tiada yang menahu, ke mana takdir membawaku berlabuh. Yang jelas, menemukan “kamu” ialah inti dari perjalanan ini. Meskipun sulit; meskipun aku harus terluka. Jakarta, 20 Mei 2019
204 notes
·
View notes
Text
“You fall to make you realize how much you needed Him all along.”
— Yasmin Mogahed
140 notes
·
View notes
Text
Surakarta dan Bandung :")
Andaikan Kau Datang Kembali
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan kuberi?
Adakah cara yang kau temui
Untuk kita kembali lagi?
Benar, seperti lirik lagu Ruth Sahanaya, kamu tiba-tiba datang kembali setelah memilih untuk pergi. Aku masih ingat sekali perkataanmu sesaat kamu memutuskan untuk menghilang dari alam rayaku. Kamu bilang kalau kamu ingin menjalani hari-harimu seperti biasa, kamu bilang semuanya akan kembali senormal mungkin seperti sediakala kalau aku sudah terbiasa tanpamu. Terbiasa tanpamu, katamu? Bagaimana mungkin aku bisa terbiasa tanpamu?! Aku yang selalu berjuang dalam hubungan kita, kurendahkan harga diriku demi dirimu, sudah banyak perasaan yang aku korbankan demi kamu. Dan saat semuanya sudah kuanggap baik-baik saja kamu malah memutuskan untuk pergi begitu saja? Aku nggak tahu kamu itu masih punya naluri atau nalurimu sudah mati.
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan
Kita pernah menyanyikan lagu itu di teras rumahku dengan ditemani rintik hujan. Kita pernah segelas berdua dalam seduhan kopi pahit yang kita nikmati. Kita pernah bahagia dalam dekap dan dalam riuhnya perasaan duka. Kita pernah menapaki tingginya gunung dan melawan dinginnya udara malam dari ketinggian ribuan meter. Kita pernah tidur beralaskan tikar sembari menatap ribuan jutaan konstelasi bintang. Kita pernah menikmati senja pukul lima di depan tenda. Kita pernah bahagia dalam jarak yang memisahkan kita antara Kota Surakarta dan Semarang. Kita pernah sama-sama saling menjaga. Kita pernah saling percaya. Kita pernah saling memiliki.
Tapi kali ini rasaku sudah berubah, cintaku sudah mati olehmu. Terlalu lama pergimu hingga tanpa kau sadari bahwa keadaan sudah berubah. Aku sudah melupa—tentangmu dan tentang kita. Sudah tak ada lagi jejak perasaanmu yang tertinggal di dalam hatiku.
Kamu pikir aku ini apa? Persinggahan? Persimpangan? Atau dermaga yang kerap kali kau buat perasaanku hilir mudik tak menentu? Waktu sudah mengubah segalanya. Kita sudah berbeda dan tak lagi sama. Kembalinya dirimu di dalam kehidupanku sudah tak memiliki arti apa-apa, dan aku sudah memiliki penggantimu. Ya, penggantimu! Kekasih baruku yang tentunya lebih baik darimu. Dia mau sama-sama berjuang menjaga perasaan, dia mau sama-sama jatuh dan bangun dalam seru sendu yang semesta berikan. Dia berbeda dengan kamu, dan tentu dia bukan kamu.
Dasar bodoh! Dulu kamu yang memilih untuk pergi, sekarang kamu juga yang memaksa untuk kembali. Logikamu itu kamu taruh di mana? Apa logikamu sudah mati sama seperti nalurimu? Aku tidak mau mengulang kesalahan untuk yang kedua kali. Dengan kujatuhkan lagi perasaanku padamu, itu sama saja kuhancurkan sendiri duniaku untuk yang kedua kalinya. Kamu berhak mencari penggantiku, karena kita saat ini sudah bukan lagi menjadi siapa-siapa.
Bahagialah, seperti bahagiamu saat mengucapkan kalimat perpisahan kepadaku.
Aku pamit, selamat tinggal.
— Luka Kita / Romy Dinasty
Ditulis malam hari 12 Mei, 2019, saat dalam perjalanan menuju Malang dan ditemani dengan sendu yang masih saja menghinggapi isi kepala.
64 notes
·
View notes