Nest [noun] : A place of refuge to hold something or provide a place to live or raise offspring, which young are reared and affording snug refuge or lodging; a home. ====================================== Inas Amalia Mahasin. Soon to be a doctor. Anything grey. Doraemon. KPop things. And random things will be found here. Have a nice blog-walking :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
28 januari 2023
Semalam dadaku sesak lagi, pikiran ku penuh tapi aku gak bisa jelasin 1 pun alasannya. Seharian ditahan, ku pikir akan baik baik aja. Malam sebelum tidur, seperti ada rasa yang mau meledak. Aku coba tahan dengan memejam mata, tapi makan sesak. Tiba tiba tangisan ku pecah sambil teriak "AKU CAPEK YA ALLAH!! AKU GAK BAIK BAIK AJA!!".
Bukan, bukan capek karna rutinitas atau kerja. Tapi capek karna setiap tahun hal yang sama terulang terus, takdirnya sama terus. Semua planning ku gak ada yg berjalan, semua doa ku ga sesuai harapanku.
0 notes
Text
5 Januari 2023
Hari Kamis 5 Januari 28 tahun yang lalu, seorang anak perempuan diizinkan Tuhan lahir ke dunia. Yang katanya sebelum dilahirkan, Ruh kita diberi gambaran bagaimana hidup kita dari sejak lahir sampai meninggal, dan anak perempuan ini menyanggupi hal tersebut, dengan segala resiko nya.
Bertumbuh saat balita jadi anak yang lucu, gemas, punya ide ide cemerlang, ceria. Memasuki masa pubertas nya yaitu SMP menjadi anak gadis yang mulai mandiri, mulai bergaul, ceria, tertarik dengan lawan jenis tapi masih malu-malu. Hidupnya gak ada beban lain kecuali tugas sekolah. Memasuki masa SMA, anak perempuan ini jadi lebih mandiri, pergi kemana mana sendiri, bergaul dengan banyak teman, tetap ceria, mulai bisa menabung, sampai dipenghujung masa SMA nya, beban pertama dimulai. Keributan yang hampir tiap hari dia dengar dirumah, suara benturan barang2 keras, suara pecahan2 kaca, tapi dia berusaha tetap tenang meskipun dalam hatinya kebingungan. Tak punya pegangan, karna semua orang terdekat yang dia punya pun sedang berusaha menyelamatkan mental mereka masing-masing, menangis pun dia tak mau. Karna ditengah keributan besar itu, jika air mata dia menetes setitik pun, dia berpikir orang lain akan mengira dia ketakutan, dan dia tidak mau. Dia tidak mau dibilang takut, dia tidak mau dibilang cengeng.
Masalah itu perlahan melandai, tapi tidak dengan mentalnya. Mentalnya semakin kuat dan keras
0 notes
Text
DAMAI
what is the most important??
Remember the things that hurt you in the past, and scared to walk in your present OR forgive everything that hurt you in the past and completely healed in the present.
Berdamai dengan masa lalu TIDAK PERNAH MUDAH, tapi hidup di masa sekarang dengan bayang-bayang luka masa lalu LEBIH TIDAK MUDAH..
0 notes
Text
Gue beberapa kali kepikiran "Kalau perbuatan gue ke A bisa dibales karma sama si C, berarti bucin dan good intention gue ke si B, harusnya bisa dibales sama orang setelah ini doang? Which is jodoh gue" 😁
Bismillah the next will be the last🙏
0 notes
Text
Hayy, i'm back with another story..
Remember the guy that i told you before? He was GONE.
Ya, setelah beberapa saat gue dan dia menjalani komunikasi dan hubungan ini selalu gue pasrahkan ke Tuhan, nyata nya lagi lagi Tuhan ambil dia dari gue. Orang yang gue pikir "the last" dan jawaban dari permintaan gue ke Tuhan, ternyata lagi-lagi hanya bagian dari pelajaran.
Dia pergi dengan alasan gue tidak sesuai kriteria yg dia bangun selama ini (i guess its the answer). Dia pergi setelah pertemuan pertama kami. Pertemuan yang hanya berlangsung 2 jam, lalu setelah itu dia menghilang selamanya. Dan setelah itu juga, untuk beberapa saat gue menyalahkan diriku sendiri.
"Kenapa sih nas gak diet dari dulu? Kenapa sih nas gak jaga badan dari dulu? Kenapa sih gendut? Udah tau laki2 ga ada yg suka sama cewek gendut" pertanyaan itu selalu berputar di kepala gue, terutama malam hari. Saat itu, malam hari adalah waktu dimana gue sejahat itu sama diri gue sendiri. Gue nangis berhari menyesali kepergian dia karna gue gak sesuai "kriteria" dia. Gue mulai lagi olahraga, tapi atas dasar dendam dan marah. Marah sama diri gue sendiri, dan marah atas sikap dia. Olahraga yg gue lakuin lebih ke "menghukum" diri gue sendiri. Gue pengen hasil yg cepat dan instan, gue pengen buru2 nunjukin ke dia kalau dia salah besar meninggalkan gue. Hampir setiap hari gue lari di stadion, berjam-jam, pulang selalu malem demi untuk cepet kurus. Gue merasa setiap kali gue lari, energi negatif didalam diri gue bisa gue keluarkan.
Butuh waktu untuk berdamai sama diri gue sendiri. Butuh waktu untuk paham kalau tidak ada yg salah disini. Dia tidak salah punya "kriteria" nya, dan gue pun tidak salah kalau gue tidak sesuai "kriteria" nya. Butuh waktu untuk paham bahwa sesempurna apapun gue, kalau dia bukan jodoh gue ya dia akan tetap pergi dengan alasan apapun. Sampai pada akhirnya setiap malam, gue peluk lagi diri gue sendiri. Gue minta maaf ke diri gue, gue peluk diri gue, gue cium diri gue semampu gue. Dan gue mulai "menerima" semua yg sudah terjadi. Gue yakin dia gak akan kembali, gue yakin dia sudah dengan orang baru yg sesuai "kriteria" nya.
Sekarang, gue sibuk "membangun" diri gue lagi. Be better than before. Gue olahraga bukan lagi atas dasar dendam dan marah, tapi gue olahraga atas dasar cinta. Cinta sama diri gue sendiri. Dan rasanya hidup gue penuh dengan positivity.
Inget tentanh dia masih, tapi kali ini gue bisa senyum lebar setiap kali inget dia. Karna gue pernah baca, "Healing is not about forgetting. Healing is about accepting"
Dan, Ya. Gue paham kata2 itu sekarang.
So, lets make another story. Maybe the next will be the last 😊
0 notes
Text
Baru kali ini gue di fase pasrah se-pasrah pasrah nya. Bener-bener gak tau ke depannya gimana, gue serahin ke Tuhan. Bahkan untuk minta dilanjutkan aja gue gak berani, gue takut doa yang gue minta ternyata gak baik buat gue. Kalo ditanya apa yang sekarang gue rasain, gue cuma bisa jawab gak ada. Literally gak ada. Gak ada seneng, gak ada sedih, gak ada galau. Entah ini dinamakan tenang karena semua udah gue serahin ke Tuhan, atau karena mati rasa. Capek. Capek banget berproses lagi, nyari lagi, membangun komunikasi baru lagi.
Pengen rasanya merengek ke Tuhan minta dia aja untuk stay, tapi lagi-lagi takut. Takut yang gue minta ke Tuhan bukan yang terbaik. Setiap hari gue jalanin komunikasi sama dia, setiap saat itu juga gue pasrahin ke Allah. Bener-bener gak berani buat merengek lagi.
Ya Allah kalau dia biak buat aku, tolong tunjukkan jalannya. Kalo dia gak baik buat aku, kasih tau alasannya supaya aku melepasnya tenang :)
0 notes
Text
I Found a Guy
Baru kali ini gue di dating app match sama orang yg ngobrolnya asik, se-frekuensi, obrolannya ringan tapi tepat sasaran, lawakannya juga masuk sama gue. Kita bisa ngobrol dari A sampe Z. Dan gue merasa didengar. Dari dating app, gue move ke instagram. Dari instagram, gue rasa ini orang bisa gue bawa move ke wa. akhirnya gue ksh nomor wa gue kedia.
Sampai akhirnya gue berdoa ke Tuhan, “Ya Tuhan, kalau ini orangnya tolong dilancarkan tolong didekatkan, tapi kalo bukan, dijauhkan saja Ya Allah”
DANG!!! Entah ini doa gue dikabulkan atau hanya kebetulan, He’s Gone! Gue di-ghosting. DM instagram gue di read aja, dan dia pun gak menggubris no.wa gue.
OKEY!! LET’S FIND ANOTHER GUY!, i said.
Gue coba terus main dating app, but i cant find someone like him. Sampe tanpa sadar beberapa kali gue berkata “huuftt gak ada yang se-seru dia. Bisa gak sih dia dibalikin?? mau ngobrol sama dia aja”
And....In the morning that i never expected, i get a message from number that i didn’t know. I didn’t brave to open the message, but i see the profil pict first.
IT’S HIM!!! said “hey”
HAAAAAHHHHHHHH!!!! Rasanya dada gue mau meledak kesenangan!!
tapiiii, overthinking gue tidak akan membiarkan gue senang pastinya. Dia kembali menyerang “kenapa ya dia tiba2 wa? dia mau apa dari gue? dia pasti ada butuh sesuatu. apa ya?”
But, still...gue jalanin berhubungan sama dia kan. Ternyata sulit sekali memperbaiki komunikasi sama dia :( tapi gue tetep mau coba
0 notes
Text
God’s Plan
Hai...lama gak ketemu yaa. Terakhir gue posting disini tentang patah hati gue. Butuh waktu buat mengikhlaskan semuanya dan kembali bangkit untuk menata hidup yang baru.
ditambah lagi, kemarin itu gue bukan hanya patah hati tapi juga jobless. Kebayang lah yaa gimana kacaunya gue. Gue yang susah banget buka hati dan selalu senang sibuk, ternyata kemarin harus melewati fase patah hati dan jobless.
Salahnya gue saat gue patah hati kemarin, gue memaksakan untuk cari kesibukan supaya gue bisa lupa sama patah hati gue. Setiap hari gue bikin lamaran kerja kesana kemari tapi ga ada satupun tempat kerja yang manggil gue. Setiap malem mau tidur gue nangis marah-marah ke Allah kenapa fase hidup gue kayak gini, bahkan gue sampe nyalahin manusia lain atas apa yg terjadi sama gue.
Sampai akhirnya gue pelan-pelan sembuh dengan sendirinya, dan kegiatan/pekerjaan yang selama ini gue minta ke Allah mulai berdatangan. Bisnis gue jalan, pekerjaan mulai berdatangan. Dan bener-bener kerasa itu kalau Allah tuh mau gue sembuh dulu, Allah mau gue berdamai dulu dengan diri gue, baru setelah itu gue bisa melanjutkan hidup.
Dan disaat gue udah kembali menata hidup dan karir gue, si cowok yang bikin gue patah hati ini terus terusan dateng, terus terusan nanyain gue ke temen-temen gue. Dan saat gue tau itu, gue sadar kalau gue sudah benar-benra jd versi lebih baik gue.
Kerasa banget quarter life crisis ini, struggling sendiri, nangis sendiri, patah hati sendiri, bangkit sendiri..haaaaahhhh!!
rasanya lega banget sekarang, dada udah gak sesak lagi..hehehehe
1 note
·
View note
Text
I’m DONE
Redflag mu sudah terlihat dari awal. Tapi aku dengan polosnya (dan bodoh) tetap menutup telinga dan mata dari semua itu. Aku tetap dengan sabar menghadapi sikapmu, menjaga perasaanmu, memperbaiki/menjaga nama mu didepan banyak orang, menutupi kejelekan-kejelekan mu. Aku dengan bodohnya terus menanamkan pikiran bahwa “engga, dia gak sejahat itu. dia baik ke gue, gue pelan-pelan pasti bisa bikin dia perbaiki sikapnya” dan aku SALAH BESAR.
Brengseknya kamu, semakin kamu tau bahwa aku ada disampingmu, semakin kamu tidak menganggapku ada. Semakin kamu menunjukkan siapa kamu sebenarnya, semakin kamu seenaknya, semakin kamu besar kepala. Dan sekarang aku sudah tidak tahan. You pushed me too hard so i can’t hold it.
Kamu mendorongku terlalu jauh hingga aku sampai di titik “Meninggalkan mu adalah keputusan terbaik”. aku tidak lagi marah, tapi aku kecewa. Kecewa dengan sikapmu terhadapku, kecewa dengan bagaimana kau tidak menghargai ku sama sekali.
Sekarang, mendengar namamu, melihat mobil yang sama degan punyamu, melewati kosanmu, melewati tempat kerjamu, dan segala tentangmu tidak lagi membuat dadaku sesak, sesak karna senang ataupun sesak karna sedih. Ya, aku mati rasa. Untuk kesekian kalinya.
When i’m done, i’m DONE.
0 notes
Text
Me, Him
Setelah kemarin gue menguatkan diri untuk melupakan, meyakinkan diri untuk kembali melangkah, mengikhlaskan hati untuk merelakan, nyata nya beberapa hari lalu dia kembali. Ya, kami bertemu lagi.
Gue memang masih punya 1 hutang ke dia, dan gue putuskan untuk membayar hutang gue hari itu. Kami bertemu lagi, kami ngobrol lagi, kami main lagi, kami bercanda lagi, bahkan kami nongkrong lagi sampai tengah malam. Waktu berjalan terlalu cepat ketika gue sama dia. Dia berkali-kali nanya “kapan ya kita ke bogor lagi?” dan gue cuma diam. Gue gak mau menjanjikan apa2, gue bahkan gak mau ada planning lagi sama dia. Enough.
2 hari kemudian (selesai gue test lamaran pekerjaan), kami bertemu lagi. Iya, gue yang ajak dia makan siang bareng karena gue pikir dia yang jaraknya paling deket. Rencana awal cuman mau makan siang bareng, tapi berujung pada dia mau ikut main sampe ke bekasi. Dari jam 1 siang sampe jam 11 malem gue berdua sama dia. Dia tau gue BM banget main timezone, jadi dia ngajakin gue main. Gak tau kenapa, gue ngerasa hari itu adalah “penghabisan”. Dalam kurang dari 12 jam, gue ngelakuin banyak hal sama dia. Dan gak tau kenapa rasanya kayak “gapapa, ini terakhir” gituuu teruuuss.
Pulangnya dia nganter gue balik kerumah. Pas udah sampe rumah, ada sedikit perdebatan kecil yang berujung gue disuruh cepet2 turun dari mobilnya. Dan mulai malam itu, chat gue tidak lagi dibalas. Sampai Hari ini.
Sama-sama anak bungsu, zodiak Capri-Taurus which is sifatnya 11-12. Ego, gengsi, keras kepala, maunya diturutin, terbiasa memendam semua sendiri. Gue kayak hadepin diri gue sendiri. Tapi ya gak 100% sama, pasti ada aja bedanya. Dan sekarang, mungkin ini bener-bener terakhir :)
0 notes
Text
Clown
Hai Nas,
udahan jadi badutnya? jadi orang yang selalu meluangkan waktu buat dia. Sedangkan dia? datang kalau ada perlunya aja HAHAHA
2 bulan ini cukuplah ya dibikin melayang dan jatuh dalam tempo waktu yang hampir gak ada jeda. Sedetik dibikin senang, sedetik kemudian dibikin overthinking. Sedetik dia bersikap seakan dia pengen lo hadir, tapi sedetik kemudian bersikap seakan dia gak butuh lo.
udah cukup nangisin orang yang gak menghargai lo? udahan ya cantik.
Dia ngajak lo pergi biar rame aja, bukan karena lo penting. Dia nganter lo pulang sebagai balas budi udah ditemenin pindahan kosan, bukan karena alasan spesial.
Tapi setidaknya dari dia lo belajar. Belajar berani pergi sama cowok, belajar berani ngobrol sama cowok, belajar berani berargument sama cowok, belajar berani telponan sama cowok. And you enjoy it, i know. Tapi ya dia emang sebagai pelajaran aja. Puas-puasin kecewa lo sekarang, supaya nanti lo bisa lebih bersyukur saat ketemu orang yang tepat.
gapapa ya tahun ini jadi badut untuk orang yang salah. InsyaAllah tahun depan jadi princess untuk orang yang tepat :)
0 notes
Text
Heyhoo~~
cerita-cerita lagi yuk! kali ini tentang pekerjaan gue sekarang.
well, gue pernah jumawa ke orang-orang sekitar gue bilang kalo gue gak mau kerja di RS dan lebih nyaman kerja klinik. Tapi endingnya karna banyak pertimbangan tentang klinik, gue putuskan untuk mencoba hal baru yang tadinya gue bilang gue gak mau..Yap, gue melamar kerja di RS. RSUD pulak.
keputusan gue ini berawal ketika gue ngerasa “ko kerja di klinik sekarang jd susah ya?” dan juga karena setiap hari di timeline instagram gue tuh muncul postingan “JAKARTA MEMANGGIL”. Yes, itu postingan tentang rekrutmen relawan covid di Jakarta. almost everyday gue liat itu di instagram gue, jadi gue pikir kenapa gak gue coba. Pun kondisi di klinik sudah sangat tidak benefit buat gue.
Gue cari-cari info dari temen-temen gue yang lebih dulu jadi relawan covid di berbagai rumah sakit, dan pilihan gue jatuh kepada RSUD KOJA. Dari aspek jam kerja, sistem kerja, gaji, dan lain lain gue sreg banget sama rumah sakit ini.
Gue bener2 apply lamaran di rs ini, dan gue ngerasa jalannya dilancarin banget sama Allah. Mulai dari izin orang tua, proses administrasi berkas, wawancara, MCU, sampai pengumuman semua lancar. Dan gue cuma minta ke Allah kasih yang terbaik. Tempat kerja terbaik, ligkungan terbaik, partner kerja terbaik, dan segala hal terbaik lainnya.
Alhamdulillah gue diterima sebagai relawan di rs ini. Awal gue masuk kerjas jumlah pasien covid itu 511 (angkaitu ga akan pernah gue lupa). kita dibagi jadi 5 tim, masing2 tim isinya 4 orang. Dan sedihnya, di hari pertama gue kerja, 1 orang dari tim gue harus isoman karna positif covid (untungnya gue blm kontak sama dia) jadi tim gue cuma 3 orang. Jaga pagi gue masih ditemenin, jaga siang masih ditemenin, tapi jaga malam tidak. FYI untuk jaga malam itu dibagi 3 shift, jadi karna tim gue cuma ber-3 maka 1 shift turun 1 orang. Kondisinya saat itu gue baru kerja 2 hari, gue belum ngerti apa2, bahkan nama2 dokternya aja gue gak tau. Tapi disitu tantangannya. Gue jaga malem dari jam 1 malem sampai 4 pagi, SENDIRIAN. Dan sialnya pas shift gue itu ada 3 pasien meninggal, jadi gue lebih repot lagi. Mau berenti, tapi gak bisa. Mau nangis gak ada waktu, mau menghindar gak bisa, yaudah akhirnya dijalananin dan diselesein. setidaknya untuk hari itu aja. Tapi gue bersyukur banget tim gue standby gak tidur buat nemenin gue jaga, fast respon kalo gue nanya-nanya, dan tetep semangatin gue meskipun gue berkali kali bilang “gue kayaknya salah deh tadi. gimana doong?”
well, kontrak awal gue udah habis disini. Dan gue malah perpanjang kontrak gue sebagai relawan disini. Ada banyak rezeki dan berkah yang gue dapet selama gue disini. Partner kerja yang MasyaAllah super duper baik dan supportive, gaji yang full, fasilitas penginapan dan akomodasi yang Subhanllah, dan yang paling penting kesehatan yang masih utuh dan keluarga gue yg sehat.
Intinya mah jangan banyak ngeluh. Allah liat semuanya dari atas. Kalo lu capek, lu sedih, lu lagi berjuang, lu lagi bersakit sakit tumpah darah, Allah tuh liat. Dan pasti, diganti dengan yang lebih baik dari Allah.
Dan jangan lupa juga, “TIDAK AKAN HABIS REZEKI MU JIKA KAU BAHAGIAKAN KELUARGA MU”
See you di next cerita kuu~~
0 notes
Text
So, here's another of my heartbreak story..
Sebenarnya ini harusnya gak mengganggu gue sama sekali sih, cuman mau cerita aja.
Jadi gue kenal seseorang (call him Mr aja), udah lama banget kenalnya. Udah tau juga sih tract record percintaan dia, but he's really a nice guy and so naif. Singkat cerita sejak beberapa bulan lalu gue dan si Mr ini emang intens chatingan, bahkan telfonan. Yg salah disini adalah, dia sudah punya pacar. Tapiii gue sama sekali ga pernah menganggap kalau chat dan telfonan kita selama ini adalah sebuah hubungan yg spesial, not at all.. gue kenal dan akrab sama dia bahkan dari sebelum dia pacaran sama cewek yg skrng ini. Sejak beberapa bulan lalu deket karna kita punya visi dan misi yg sama dalam "per-diet-an", jadi sering olahraga bareng dan sharing ttg perdietan itu. Semuanyaa terasa biasa aja sampai dia pernah ngomong "cewek gue ga dukung gue masuk tentara, makanya kalo dia denger gue olahraga dan diet gini dia suka ngambek. Sedangkan elu selalu nemenin gue" disitu gue mulai mikir "waduh ada yg salah ini kayaknya".
Semakin lama gue semakin sering denger cerita kalau si Mr sering berdebat sama pacarnya karnaa pacarnya selalu nanya nikah, sedangkan si Mr masih fokus pendidikan dan karir.. sampai h-1 si Mr berangkat pendidikan, dia berantem hebat sama pacarnya dan malah nelpon gue malem2. Dia bilang dia mau mutusin pacarnya sebelum berangkat pendidikan, and it's so weird when i'm feel happy to hear that. Gue tau ini ada yg salah. Gue coba pastikan dan yakinkan lg si Mr mau putus atau terus, dan dia kekeuh mau putus.
Keesokan harinya, gue tadinya gamau nanya2 kan bukan urusan gue juga, tapi bodohnya tetep gue tanya "how?, And u know what did he say?
"Sorry nas, gak sesuai sama rencana gue. Orang tua gue minta gue kasih dia kesempatan 1x lagi, jadi gue baikan lagi sama dia"
Aaaahhhh~ rasanya ada yg runtuh, tapi gatau apa. Masa hati? Orang gue ga pernah naruh hati ke si Mr. Trus apa dong? Gue bener2 ngerasa ada yg runtuh, badan gue lemes, mau nangis tapi gatau nangis kenapa.
The end-
0 notes
Text
Have no idea
Hello~~
Postingan kali ini mau cerita cerita singkat aja kali yaaa because i hv no idea what to do, sooo here we go!!
Hmm gue udah pernah cerita belum sih kalo sekarang udah banyak perubahan di diri gue, ya setelah 25 tahun gue mengacuhkan diri gue sendiri, sekarang gue mencoba mengurus diri gue. Mulai dari gue pakai skincare, gue perawatan badan, gue merawat rambut gue (btw rambut gue sekarang lurus lhoo tydack kriwil kribo ga jelas kek rambut singa lagi), gue rawat kuku gue (since 2 months ago ai tak lagi gigit kuku ai), dan gue olahraga dan diet dengan benar (sudah turun 5kg!!! Yeay!!). Tapi makin kesini gue semakin sadar kalau dulu gue ga seburuk dan seburik itu ko. Iya kulit wajah gue emang coklat, tapi banyak juga ko perempuan yg tone kulitnya coklat tua dan mereka tetap manis. Rambut gue dulu emang rambut gue bergelombang kayak singa, dan skrng orang2 malah pengen rambutny bervolume dan bergelombang. Kuku gue dulu grepes bgt karn gue gigitin tiap hari sampai akhirnya skrng udah bagus panjng terawat, dan gue liat orang lain ternyata kuku mereka juga ga sebagus itu, biasa aja.
Intinya ya gue bersyukur Allah kasih gue kesadaran buat memperbaiki penampilan meskipun ternyata apa yg gue punya kemarin juga ga sejelek itu. Yg penting yg gue lakuin ini ga melebih kuasa Allah. Gue ga mengubah ciptaan Allah, hanya merawat dan menjaga. Itupun gak berlebihan dan yg alami alami aja.
0 notes
Text
26
Now i'm 26th y.o.and feel blessed...
Feel blessed karna gue sudah benar2 di fase mensyukuri semua yang Tuhan kasih. Keluarga yg sehat, keluarga yang utuh, keluarga yang (sudah mulai) support, rezeki yang ngalir terus, temen2 yang sayang dan care ke gue, temen2 yang selalu ada pas gue susah senang, dan...diri gue sendiri. 26 tahun hidup dan gue belum pernah kehilangan diri gue sendiri adalah berkah.
0 notes