Tumgik
itsquirkyalonehere · 3 years
Text
Tenang ya, semua ada masanya.
Kamu ga perlu kok repot-repot untuk ikut serta dalam kehidupan seseorang. Apalagi juga turun tangan membandingkan hidupnya dengan orang lain. Ga perlu.
Oh mungkin sekarang dia belum menutup auratnya, atau sudah berhijab tetapi belum sepenuhnya, atau sudah mantap hijab dan pakaiannya tetapi sifat, akhlak dan ibadahnya masih belum sempurna. Hal-hal yang demikian ga usah kamu ribetin dan perempuannya jangan kamu rendahkan. Pada sejatinya mereka semua sedang berproses dan pasti selalu ingat sama Tuhannya. Fokus aja ya sama hubungan masing-masing kita sama Tuhan. Hubungan mereka dengan Tuhannya biarlah menjadi urusan mereka sendiri. Tenang aja, Tuhan punya kapasitas yang tak terhingga kok, jadi kamu ga perlu ikut serta untuk melakukan penilaian terhadap seorang hamba.
💛
3 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 4 years
Text
Anugerah Tuhan yang Terindah
Telah dianugerahkan Tuhan
Lahir dari wanita tangguh
Yang cintanya terhadapku tak jauh dari kata utuh
Yang sayangnya terhadapku tak jauh dari kata penuh
Dari yang tak berupa hingga nyata ada
Dari benih tak kasat mata higga menjadi manusia
Demi aku menuju dunia
Segalanya dipertaruhkan termasuk nyawa
Tak akan bisa dihitung semesta dan dunia
Seberapa sering namaku bergema
Dalam gumam yang tak bernada
Dalam sendunya doa yang tak terhingga
Meski raga dikoyak luka
Meski jiwa ditempa keras dan kasarnya dunia
Senyuman teduh tak pernah luput dari wajah nan jelita
Renyah suara tawa selalu jadi pelipur di kala duka
Perjuanganmu tak mengenal kata mengeluh
Sekalipun tubuhmu rasanya hampir lumpuh tak tersentuh
Untuk segala peluh dan tubuh yang perlahan mulai rapuh
Cinta dan terima kasih ku utarakan dengan kata sungguh
0 notes
itsquirkyalonehere · 4 years
Text
Sering kupikirkan dan kubayangkan bagaimana rasanya menuntaskan janji-janji itu, janji-janji yang selalu kita ucapkan walau tak pernah kita hargai keberadaannya.
Kita tak pernah menemukan waktu untuk temu, tak pernah menuntaskan rasa yang disebut rindu, tak pernah diizinkan semesta untuk bersatu.
Terkadang ada perasaan marah karena tak bisa berbalas rasa. Sering bertanya kenapa tak kunjung bisa begitu jua. Terkadang juga ada rasa ingin memiliki tapi untuk melakukan itu terlalu jahat rasanya.
Klise memang jika aku bilang kamu terlalu baik. Tapi percayalah itu nyata adanya. Karna untuk apa pernah menunggu terlalu lama seorang gadis egois yang sepertinya sudah mati rasa?
Aku harap di lain kesempatan, semoga Tuhan mengizinkan; untuk semua yang berada di kepala dan genggaman maupun semua yang mengganjal perasaan, segera dituntaskan.
0 notes
itsquirkyalonehere · 4 years
Text
Atas semua yang pernah kita lalui, terhadapnya aku tidak pernah menyesal. Hanya saja, untuk kali ini biarkan aku menutup semua lembaran yang belum sempat kita satukan. Untukmu, silahkan kembali mengulang membaca cerita lalumu. Untukku, akan ku rangkai lagi cerita baru yang tidak lagi berporoskanmu.
Selamat, ucapan "jangan lagi menjadi seorang yang menyebalkan untukku" yang kamu lontarkan sebagai harapan di hari ulang tahunku segera terwujud. Aku berhenti disini. Aku kalah, aku menyerah. Karna untuk apa bertahun-tahun berdarah untuk sesuatu yang tak berarah.
0 notes
itsquirkyalonehere · 4 years
Photo
Tumblr media
Bagaimana rasanya merasa memiliki seseorang, tapi ia tidak pernah mau memberikan status yang jelas atas hubungan yang kamu jalani?
Sementara ia sudah berhasil membuatmu nyaman. Ia berhasil memenangkan hatimu, dan kamu merasa ia adalah bagian penting dari hidupmu.
Tetapi rasanya menjalaninya membuatmu tersiksa. Kamu tidak memiliki alasan untuk menyampaikan kecemburuanmu. Kamu tidak berhak marah bagaimanapun keadaanya.
Seringkali kamu merasa sedih dan terluka karena kamu tidak bisa menuntut perhatiannya. 
Ia bisa datang dan pergi sesukanya. Bahkan ia sering menghilang tanpa kamu tahu ia sedang berada di mana dan bersama siapa.
Saat bersamamu ia memang selalu berhasil memperlakukanmu dengan baik. Kamu selalu merasa menjadi yang paling spesial berada di sisinya.
Tetapi setelahnya kamu selalu saja merasa kehilangan. 
Di satu sisi kamu tidak rela jika hubunganmu harus berakhir. Di sisi lain kamu tidak bisa menerima, jika kamu terus-terusan diperlakukan dalam ketidak jelasan.
Sampai-sampai kamu sering menyimpan kesedihanmu sendiri. Ia membuatmu tidak dapat bersikap dan serba salah.
Terjebak dalam hubungan tanpa status membuatmu harus siap kapan saja menerima kepergiannya. 
Sebab baginya kamu bukan siapa-siapa. Baginya kamu bukan satu-satunya orang istimewa yang sedang ia pertahankan. 
Saat kamu berjuang dan menantinya, bisa jadi ia justru sedang menuju ke arah yang lain.
—ibnufir
756 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
“I’m sorry if I seem different sometimes…if there are times it feels like I’m not the same person anymore – but the truth is, I’m not. Living with pain changes you. It’s exhausting…Every morning I wake up and I go to war…with my body, with my mind, with the world around me. Every day is a struggle to keep my life as close to normal as possible whilst fighting negativity and despair. I try my best to stay positive, if not for myself then for the people around me but it’s difficult to smile sometimes when all I really want to do is cry. I’m not asking for your help – but what I do need is your continuing love and support. So please understand that those times when I may not seem like myself it’s because I’m smiling on the outside when there is a whole world of pain going on inside you can’t see or understand. So just stand by me – because knowing you’re there no matter what makes everything that little bit easier to bear and makes all the difference in the world…”
— Ranata Suzuki (via quote-junkies)
113 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Pernah bersamakukah, hatimu?
Kusembah saat-saat ini dengan sungguh-sungguh, sebelum beraneka ragam pikiran menyudutkan keyakinanku. Beberapa waktu yang lalu, telah kulihat sesuatu yang tak semestinya kulihat. Otakku hanya membaca: namamu.
Barulah kuketahui nikmatnya menjadi seorang teman yang berbagi segalanya. Tidak, aku tidak bermaksud untuk berharap lebih. Tak perlu juga kautebus semua waktu yang kusediakan untukmu. Aku ingin kita berdua merasakan nikmatnya tanpa merasa terbebani. Meski sesaat.
Sambil menulis, aku sempat terpikir; pernahkah kamu membayangkan dirimu sebagai sumber bahagianya seseorang–yang adalah aku? Hey, ketika kita beririsan, aku dapat merasakan satu keakraban yang begitu hangat dan semua lawakan sederhana terdengar begitu lucu. Sayangnya, selepas dua malam ini, aku kehilangan itu.
Kamu selalu bisa mematahkan kegelisahanku dengan satu ‘hai’ singkat. Lalu, aku akan mencabut semua pradugaku terhadapmu. Dan mengapa aku sebaik itu adalah misteri yang belum kuketahui jawabannya. Kamu bilang: aku hanya padamu. Tapi, mungkinkah, telah kauserukan kalimat bernada sama pada orang lain yang tidak kukenal? 
Dan tepat di atas keraguanku, barangkali perpisahan sudah kembali terjadi. Di batas itu, kita tak lagi menjadi siapa-siapa. Selebihnya, hanya sunyi yang– meninggalkan sebuah pertanyaan: Pernah bersamakukah, hatimu?
207 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Jika kau tuduh aku menyerah sebelum berperang, kau salah, sayang.
Aku rasa sudah cukup bertahun berdarah untuk sesuatu yang tak berarah.
0 notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
“Tak usah datang sekarang. Selesaikanlah segala urusanmu dengan masa lalumu terlebih dahulu. Dan jika sudah, tenang, aku akan tetap ada di sini. Karena terkadang, lebih baik sendiri ketimbang dicintai oleh hati yang masih mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah usang.”
911 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Teruntuk yang Dikenang
Teruntuk engkau, lelaki berwajah teduh. Padamu aku mencoba menautkan hati yang bertahun-tahun mati. Meski pada kenyataannya, aku takpernah benar-benar mendekati.
Dan Puan, apa yang kamu tautkan hilang di udara terembus oleh angin-angin yang membawa pergi ingin. Seharusnya kamu jangan berhenti. Tetapi, berjalan menyusuri pagi.
Kakiku terlalu kaku untuk berjalan, Tuan. Pun lidahku yang selalu kelu acapkali kita bertemu. Aku tak seberani itu.
Lalu, kamu memilih kalah dan menyerah? Terkadang, manusia butuh lebih dari sekadar tekad untuk mencapai sesuatu; bagimu, ketidakberanian itu yang mencegah maju.
Entahlah, nyaliku menciut saat aku mencoba menyapamu. Tetapi, setidaknya aku sudah berbahagia, meski hanya memandangimu diam-diam, dan membiarkan perasaanku tumbuh kian dalam.
Kata-kata itu tercekat di tenggorokanmu, lalu membeku. Detik bergerak kian maju tanpa aku tahu. Bahwa bisa saja, aku denganmu.
Pada akhirnya, akulah yang bodoh, Tuan, Aku memilih mundur seiring detak berlalu. Ketakutanku membunuhku, pelan, tetapi pasti.
Pilihan memang selalu menyesakkan dada. Inginmu itu mengendap di dalamnya hanya untuk menua, luruh menjadi debu. Dan aku, ialah satu kepergian yang harus kamu relakan.
Sesungguhnya, Tuan. Merelakanmu adalah hal tersulit yang pernah kulakukan. Tetapi, mengikhlaskanmu adalah satu hal yang perlu aku lakukan. Berbahagialah, meski pada akhirnya aku yang terluka.
Kamu yakin, tiada ragu menyusup diam-diam di dadamu itu? Jangan katakan kamu ikhlas, saat basah di sudut matamu masih membekas.
Entahlah, Tuan. Nyatanya, aku sudah kalah. Ketakutan membuatku menciut, meranggas keberanian satu-satu untuk mendekatimu.
Baiklah, bila itu langkah yang kaupilih untuk dijejak, Puan. Pada akhirnya, kamu memilih untuk merutuki dirimu sendiri, melepas kepergian yang ternyata itu aku. Aku takpernah mengatakan “tidak”, tapi kamulah yang memilih untuk memaknainya seperti itu.
Doaku untukmu, semoga kau berbahagia dengan atau tanpaku, Tuan. Toh, jika Tuhan merestui ia akan menyatukan dengan cara yang terbaik menurutNya, bukan?
Grogol – Kebon Jeruk,
22 Agustus 2017 | #KolaborasiAgustus edisi 10
Sebuah dialog sederhana antara @ariqyraihan dan @rantingkering
134 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Nanggung, sebat dulu.
Kelewatan, sambat dulu.
Aku terus-menerus menggerutu
Bagaimana tidak, aku takut ketahuan pacarku
Pulang hampir jam satu.
Juga diantar pria ku dulu.
Bisa-bisa aku dapat surat peringatan 1.
Atau aku juga bisa dapat surat "berhenti mencintaiku"
Salah pacarku juga sih.
Kenapa jarang ada waktu.
Tidak mengabari juga malam itu.
Untung saja aku setia. Walaupun ya sedikit curang.
Untung saja aku tidak pindah ke lain hati. Cuma ke lain kendaraan saja sih. Juga tidak lupa ke lain jaket. Soalnya malam sedikit dingin, sekalian menerima modus juga.
Es di kopi semakin meleleh, ku keringkan saja kulacino nya. Sembari membunuh waktu.
Terkadang senyum sendiri.
Teringat ; senyum pacarku manis.
Bangga sekali memilikinya
Renjana.
2 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Memang dia siapa?
Seringkali datang dan pergi sesuka hati
Dia tak ingat sampai kini aku masih menyimpan prinsip yang dilanggarnya sendiri.
Katanya, kalau pergi ya pergi, engga ya engga.
Bacotan tinggallah bacotan.
Memang bangsat kan?
Terbukti.
Satu persatu keburukannya mulai muncul.
Dasar payah!
Menyembunyikan itu saja tidak bisa.
Atau aslinya memang begitu.
Aku saja barangkali yang mudah tertipu.
Tapi kabar baiknya itu masih beriringan dengan banyak kebaikannya.
Ya bisa dibilang "tidak terlalu bangsat lah"
0 notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Mema(s)tikan Perasaan
Lorong sunyi yang basah akibat tempias hujan semalam itu bernama ketidakberanian. Dingin menyisakan gigil yang begitu nyeri di sekujur tubuhnya. Malam tadi, aku menyusuri lorong itu seorang diri. Mengeja tiap-tiap jengkal ragu yang berulang kali menuntut jawaban perihal perasaan. Tentang sebuah pilihan besar antara memastikan atau mematikannya.
Tidak pernah ada satu pun kita yang menyukai berada dalam kebimbangan; termasuk aku. Terlebih lagi ketakutan-ketakutan sedari tadi berkeliaran menghantui. Seseorang sepertiku memang begitu payah untuk menjejaki ketidakpastian yang entah. Hingga memendam dalam diam akhirnya menjadi keputusan telak yang kupertaruhkan.
Sejak perasaanku padamu menghadirkan diri di dalam hati, aku tak pernah berani melambungkan harap tinggi-tinggi. Bahkan menerka-nerka makna kedekatan kita saja aku kewalahan. Sama seperti gelap, hatimu menjadi satu yang paling sulit untuk ditelusuri. Sering kali aku bertanya-tanya pada keheningan; sikapmu wujud perhatian atau hanya sebatas kebaikan? Aku ... tak jua menemukan titik terang.
Sekuat apapun aku berusaha memendam renjana untukmu, nyatanya hatiku tak cukup mampu. Aku lelah terus menerus berdiri di persimpangan jalan, sayang. Berada di antara dua sisi; memastikan atau mematikan perasaan. Sekatnya begitu tipis, samar dan nyaris tak terlihat.
Hingga detik ini, aku masih tak cukup punya keberanian untuk mengharap rasaku berbalas, menimang asa bahwa kau punya rasa yang sama sepertiku. Bahkan sekadar menduga-duga reaksimu ketika mendengar perasaanku tersampaikan saja aku tak ada nyali.
Jadi, bisakah aku diizinkan menginap di dalam hati dan pikiranmu, sebentar saja, agar aku bisa mengetahui jalan mana yang siap menerima langkahku; bersamamu atau berteman sepi.
-hujankopisenja-
106 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
Getir memang, dikala aku tahu bahwa kau masih sembunyi-sembunyi mengenyampingkan rasa malumu untuk mencari tahu apa kabarku. Meski urutannya bukanlah yang pertama lagi seperti dulu, aku tahu berat rasanya menjinakkan ego sekaligus rindu. Berbesar hati aku melihatnya, bahwa kau sengaja menampakkan diri tanpa mengubah nama. Aku yang dulu pernah bilang bahwa tentangmu aku ingin sengajai untuk lupa, malah sadar bahwa tak ada yang sejatinya bisa kulupa. Namamu selalu ada, yang kini berstatus ‘pernah ada’.
Aku pun bukanlah seorang yang mudah tergerak sebab tak ada lagi ruang tunggu di hatimu yang kau sediakan untuk ucap-sapa yang ingin kuinapkan. Barangkali, sudah tak ada lagi kontakku, sudah tak ada lagi pin yang kau sematkan di kolom whatsapp seperti dulu. Aku percaya, kau hanya rindu pada ingatan di masa lalu, bersama sosokku yang kau ingat pernah ada dalam setiap guratan emosi yang tersimpan di almanak waktu. Bukan aku yang sekarang, kan? Persis. Tak ada guna memperbaharui harapan, sebab kita sudah tak lagi saling bersinggungan.
Hanya saja aku mengerti, kau hanya ingin tahu apa kabarku. Maka kujawab, aku baik-baik saja. Kalau kau baca ini, sudahkah kau sembuhkan luka lama itu? Semoga lelakimu menjadi sebaik-baiknya pundak yang menggugurkan keluh kesahmu, ketika aku sudah mencobanya dan tak bisa. Terima kasih pula atas kepergianmu, sebab disampingku sudah ada perempuan yang sama kuhormatinya sepertimu, yang kiranya tak bisa datang tanpa celah besar yang kaucabut dari hari-hariku dulu.
Kiranya, sudah ya. Aku tak kuat lagi memandangi foto profil serta namamu yang dahulu pernah jadi nomor satu bagiku. Jangan sering-sering melihat story Instagram-ku sebab sulit rasanya meminta pertanggungjawabanmu atas taifun gulana yang kau munculkan di hati dan kepalaku. 
‘Instagram seen’
-miftahulfk
143 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
You arrived so quickly into my life, and Over coffee and laughter we came to Understand that something was
Happening between us. Until now, I have tried to deny the Reality of how quickly you departed and The reality I am still hiding from you,
Masked in the first letter of Each of these lines I still write about you.
42 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
“I want you to know that the moment passed…. The one where you could’ve still come back and everything would have been like it was…. Not that you ever would have of course. But still… I want you to know that it’s gone. That even if you were to come back right now this second and tell me you wanted to be with me - that you’d do anything to be with me - I would no longer say yes in an instant and it would all go back to how it was before. I don’t even know if I would ever say yes be honest. No matter how much you tried to make up for it all. The door on that opportunity has closed…. not that you’d ever care to knock…. But if you did, I don’t know if I’d answer any more. That moment has gone. I don’t know when? I don’t remember being in it… sitting there thinking “This is it. The point of no return. Of no forgiveness. This is the moment when no matter what you do - nothing can ever go back to how it was…. This is the moment it’s gone too far. The point where your wrongs can no longer be righted. The point where it is no longer forgivable.” I guess things like that don’t have a ‘moment’. They’re a series of moments. A collection of hurts. Of tears I’ve cried…. times you weren’t there ….and happy things you’ve ruined. And I know it happened so long ago and that you’re so far past it all now that it that it almost seems redundant to say it…. But I want to say it - for me. I want you to know that it’s over.”
— Ranata Suzuki
383 notes · View notes
itsquirkyalonehere · 5 years
Text
buying a second hand book & being able to see underlined quotes from the previous owner is so cool. you found that line life changing? moving? earth shattering? … being able to see what has caught someone else’s eye when you may not even have noticed it is truly something 
35K notes · View notes