itssugii

[itssugii]

Pada kesempatan kali ini aku hendak minta maaf Mungkin benar, kita tak tahu sampai kapan kita bertahan di dunia ini Atas segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi Terimakasih telah menjadi bagian dari duniaku. Seperti mentari ketika saat ia terbit maka berlaku pula ia akan terbenam Batang pohon yang melaju dalam derasnya arus sungai suatu saat akan berlabuh entah dibagian mana dari lautan Setidaknya hariku sempat berwarna kala kau hadir di setiap lembaran kisah yang ku lukiskan dalam kanvas kehidupan Sekali lagi terimakasih atas waktu yang tak pernah menjadi sia-sia.

[itssugii]

Laksamana

Yang lama kini membaru Membentuk serangkaian kata, Sarat makna, dan dalam bagi yang memahaminya Pagi membuta, begitu gelap tak ada cahaya Mentari enggan beranjak Apa mungkin ia lelah? Gerangan apa yang membuatmu ragu? Laksamana berlari menuju bukit, seperti mencari sesuatu Rama tak dilihatnya, juga sinta yang terus saja memanggilnya Kenapa Laksamana? Tanya mereka saling beradu pandang Laksamana diam, berpijak diatas bukit dan tak beralas kaki Lama, ia diam.. Matanya lurus memandang, lalu cahaya mentari dengan malu-malu mulai kelihatan Surya sedang bekerja, Semakin lama teriknya sampai juga, tepat diatas kepala Laksamana pergi, mengembara seorang diri Meninggalkan Rama juga Sinta yang kini telah hidup bahagia Pamitnya, ia akan pergi menuju senja Menyusuri kota demi kota, Hari berganti hari, bulan, lalu tahun Tapi tak terjawab juga Oh, Laksamana.. Sebenarnya, apa yang engkau kehendaki? Meninggalkan kehidupan ksatriamu, demi hidup yang pun tak kau ketahui.

[itssugii]

Soal waktu

Mungkin karena belum terbiasa, lama-lama nanti akan lupa Butuh waktu memang Terus terang, aku pun sama Walaupun kau bilang aku mudah lupa, tapi itu tak membantu apa-apa.

[itssugii]

What to do When you Feel Negative

1. Be honest with yourself, and accept how you feel. You can’t work with your feelings if you deny that they are real.

2. At the same time, don’t keep going over the negative events, or they’ll start to dominate you, or spiral, and get worse.

3. Don’t react right away – take a breath and count to 10. Make sure you keep control and don’t do something you’ll regret.

4. Try to notice what are triggers and provoke negative feelings – and when you’re calm, try to think through how to cope and deal with these.

5. Think of things that you can do to try and help improve your mood … such as going for a jog, or talking with a caring friend.

6. Remind yourself that you are valuable, and have a lot to offer … and think of all your strengths, and all the good things you have done.

7. Choose just to let go of the past, and try to focus on the present. Don’t let it stop you living, and having a great life.

[itssugii]

Pertemuan pertamaku ketika aku masih mengenakan seragam sekolah dasar, kedodoran dengan dasi tergantung dileher sekenanya, juga topi dikepala yang terdapat lambang Garuda didepannya, Sebuah ruangan, sempit nan berdebu, yang mampu menampung luasnya dunia, perpustakaan sekolah, demikian orang menyebutnya, hari-hari kuhabiskan, membuka lembaran-lembaran buku atlas, Oh, ini sulawesi, ini kalimantan, papua, Sumatra, Jawa dan pulau-pulau lainnya, kebetulan guru IPS ku menugasi menggambar sebuah pulau, bebas tuturnya, sebuah pulau di Indonesia.

[itssugii]

"Waktumu telah habis", kata mereka yang tak kulihat raut mukanya, karena topeng yang terpasang. Lima orang dengan seragam serba hitam. Apa mau kalian? Mencoba sebisa mungkin menutup ketegangan. Tak ada jawaban, segera mereka membawaku, tanpa ku ketahui maksud tujuannya, masuk kedalam mobil kijang. Aku tau sekarang, rupanya mereka adalah suruhan. Takutkah mereka? Kalau tidak untuk apa aku dibawa? Sial. Repot juga ternyata, berurusan dengan tikus-tikus negeri. Lucu. Apa hanya ini kebisaanmu untuk membungkam suara kami?Jangan pikir aku akan terintimidasi. Tidak, sedikit pun tidak. Kami adalah air, tanah, alam di bumi pertiwi. Dan aku adalah raja dari ketakutanku, perlu kau ketahui.

[itssugii]

Penggalan Puisi Mba Saras Dewi yang berjudul "Agamaku"

Agamaku tidak dituliskan Dalam aksara-aksara pewahyuan Agamaku tertera didalam guratan batang-batang pepohonan raksasa. Ayat-ayat kehidupan terpatri Didalam kulit mereka. Agamaku tidak mencari sorga Sebab, bisikan angin senja adalah firdaus Gemersik sungai adalah keindahan tertinggi Aku telah menghidupi sorgaku.”

[itssugii]

Avec toi, je me sens vivant (feminine: vivante) • With you I feel alive • /a.vɛk twa ʒə mə sɑ̃ vi.vɑ̃/

[itssugii]

Biru, birunya biru... Biru langit, Biru laut. Ya, Laut.. Dia Biru Laut, Anak muda yang terampil memasak mie instan, yang sengaja dihilangkan, karena sang elit merasa terancam.

[itssugii]

Sederhana, asal tidak dibuat rumit.

[itssugii]

Hidup itu berubah, tergantung mau kemana kita membawa perubahannya. Bisa positif bisa juga negatif, kembali ke tujuan pribadi masing-masing.

[itssugii]

Lalu diam-diam sibuk mencari tahu eksistensi dirinya di semua media sosial, sengaja pula menekan follow sedikit berharap difollow kembali, kalaupun tidak juga tidak masalah setidaknya sudah tau sucukup itu..

[itssugii]

Suatu hal

Kecintaanku hanya sebatas dasar, pemahamanku pun demikian, lalu atas dasar membawaku lebih jauh dan dalam sampai aku terlena Kenapa baru sekarang? Kalau ternyata aku menyukainya proses terus berjalan membuka segala lembaran yang selama ini belum ku kenal Perkelanan tak sengaja atas dasar membuatku jatuh lebih dalam lagi dan lagi.

[itssugii]

Sedang tidak baik saja.

Pagi ini, aku tak merasa benar-benar baik saja. Cuaca diluar pun agaknya sama, terlalu gelap untuk kukatakan pagi menjelang siang. Udara begitu dingin, sampai-sampai aku harus mengenakan mantel, tak tebal namun cukup untuk menambah kehangatan. Kulihat pantulanku dicermin, layu tak ada semangat. 

[itssugii]

Jika diakumulasikan, tak terhitung berapa lama aku menunggu saking lupanya, atau memang aku yang tak peduli, terbuang begitu saja. Melelahkan memang, tapi aku yakin pasti akan datang, kalaupun tidak biarlah aku yang merasakan.

[itssugii]

Sekali lagi, waktu tak memberiku kesempatan, menerbangkan segala angan, terlalu tinggi untuk kugapai. Harapan rasanya sia2, tak terbentuk menjadi nyata. Semua bersatu, untuk melawanku seorang diri. Kecil semakin kecil, tak ada daya, tak ada kuasa.

[itssugii]

Ku kira akan sama, ketika kuputuskan untuk menjauh. Seperti sebelumnya, tak ada suatu rasa yg muncul saat dekat maupun tidak. Namun, nyatanya kini berbeda. Ada suatu hal yang berubah. Rasa itu. Ya, rasa yang tak ku mengerti adanya. Bahkan tak ku mengerti asalnya, kenapa muncul begitu saja. Semakin lama semakin rumit untuk ku jelaskan. Sungguh, aku tidak mengerti. Kubiarkan tapi tak sejalan. Logika ku berkata 'Ya' namun hatiku enggan menyetujui nya. Menurut mu itu rasa apa? Yang pasti si bukan vanila, semacam eskrim ditaman kota.