Lama tidak mengisi, lama tidak meluangkan waktu untuk bercerita. Terimakasih banyak-banyak untuk diri sendrii sudah berjalan sejauh ini. Menikah, hamil, melahirkan dan menjadi seorang ibu. Tidak ada yang mudah, tapi bukan berarti sulit.
Ada banyak hal baik sudah terlewati dengan cara indah, terimakasih untuk setiap hal baik yang berjalan hampir sempurna. Terimakasih sayangku, calon suami dan imamku. Selangkah lagi untuk bisa hidup bersama dan dan membangun keluarga kecil, semoga Allah selalu mudahkan jalan kita dengan sebaik2nya jalan. Terimakasih sudah berjuang sejauh ini menghadapiku yang sering tidak tau diri ini. Love u 馃グ
Tau ndak si, se ngamuk虏nya aku, karena aku hobi mgambul dan ngamukan. Kemudian juga agak sering menyelahkan doi untuk setiap keadaan dan keinginanku yg gak sesuai ekspekasi, doi selalu santai bgt responya. Bilang iya, ngalah dan minta maaf. Gitu kan aku jadi merasa lega. Dasar perempuan macam aku~
Tapi maringunu, ketika aku mulai baik doi akan nasehatin pelan-pelan dan dowo smpek akhire ujung-ujunge aku sing merasa bersalah nang doi. Dan selalu begitu馃惐
Dari semalem pingin ngalem. Eh dari kmren malem aslinya, cuman masih sabar tapi sampek semalem gak keturutan, sampek sebel dan nangis. Tadi pagi mulai mau berdamai dengan keadaan, eh ndak tau sore ini doi bikin gemesh dan aku brebes mili lagi馃ズ
Makin kesini makin sering sebel kalau berjam-jam gak dibales, sampek momentnya serasa hilang tapi belum juga dibales. Terkadang ada keinginan untuk menarik pesan yang sudah terlanjur dikirim tapi tak kunjung dibalas. Ntah sudah dibaca atau sekedar dibuka tanpa dibaca, atau tengah diabaikan notifnya, Yang jelas hal-hal semacam itu sangat menyebalkan.
Mungkin ini terlihat lebay, berlebihan, kekanak-kanakan dan lebih mirip abg labil. Yah tapi its me, aku memang orang semacam itu, dan aku butuh diterima menjadi sosok yang demikian, perempuan yang sangat tidak bisa untuk tidak perduli pada hal-hal kecil, dan paling tidak terima diperlakukan dengan dingin.
Cuman pelan-pelan mulai sadar, kalau terkadang hal-hal semacam tidak segera membaca, tidak segera membalas atau bahkan mengabaikan notif tanpa disengaja juga pernah aku lakukan pada beberapa orang. Tidak perlu alasan untuk bersikap demikian, yang jelas hanya sedang tidak ingin membelas atau sedang ingin membuat jeda obrolan, itu saja.
Perlahan, mulai menerima dengan sekian perlakuan orang lain, cumann ya tetap sebel. Dan selalu ingin bilang kalau sedang sebel dengan sikapnya, atau minimal membuatnya mengerti kalau aku sedang dibuat sebel, tapi tak mau terlihat dan dinilai angkuh, oh tidak aku memang se egois itu. Hiyuhh~
Hal paling lucunya tapi, saat sedang sebel seringkali menyumpahi diri sendiri dan meyakinkan diri untuk bersikap dingin juga, ah tapi tak pernah berhasil, sedikit disapa udah gitu aja lupa sempet sebel, apalagi diakhir sapaan ada ucapan maaf, lah meleleh deh.
Semakin kesini aku semakin takut pada diri sendiri, semakin banyak yang ada di hati, semakin banyak ingin ditanyakan, semakin banyak alasan untuk menjadi sedih dan marah, juga bahagia. Semakin banyak ketakutan apa yang akan terjadi besok dan lusa.