joabaziz

[joabaziz]

Tanpa kamu harus bercerita panjang lebar pada manusia, Allah sudah mengerti bagaimana sulitnya kamu bersabar, tentang bagaimana gemuruhnya hatimu saat ini.

Menangislah sejenak, kepasrahanmu padaNya akan mendatangkan jalan keluar, ribuan usaha yang kamu lakukan tidak akan pernah membawa pada puncaknya jika ternyata kamu tidak melibatkan Allah dalam rencanamu.

Rancang dan tuangkanlah setiap rencanamu dalam secarik kertas, pada bait akhir tulislah "Aku, usahaku, dan doaku harus seimbang, dan untuk hasilnya aku ikuti jalan dan kemauanmu ya Rabb". Ia akan menenangkanmu, sebab kini kamu tidak bergantung pada hasil manusia, tapi pada hasilNya.

Setiap yang bergemuruh dalam dada terkadang akan membuatmu harus sedikit menangis, tidak mengapa. Biarkan ia tertuang dalam aliran airmatamu, hingga ia tenang, dan setelah itu kamu harus kembali menghapusnya dan mulai berjalan lagi. Tersenyum.

Karena setiap kita akan ada gemuruh dalam dadanya masing-masing, dan setiap kita punya tujuan yang harus dicapai. Semangat bertumbuh.

Jangan lupa doa.

@jndmmsyhd

[joabaziz]

[joabaziz]

Baiknya Sangkaan

Senyum yang kita anggap mudah mungkin sangat sulit bagi ia yang sedang susah. Baiknya  berkata yang bagi kita biasa, bisa jadi sangat sukar bagi ia yang umpatan dan cacian menjadi kebiasaannya. Sapa salam yang bagi kita ringan akan sangat berat bagi mereka yang sedang bermusuhan.

Tak perlu mengeja keburukan orang hanya karena kita telah melakukan banyak hal yang kita anggap baik. Pahami bahwa perbedaan pijakan, pengalaman serta lingkungan membuat sudut pandang setiap orang bermacam-macam. Hanya karena kita berbeda bukan berarti kita berhak melabeli sesiapa semau kita, yang pada akhirnya segala penilaian itu malah menjadikan sesak di  dada, sempit pikiran kita.

Alangkah indahnya bila baiknya purba sangka mendahului buruknya lisan mencela. Karena termasuk dalam sejelek-jeleknya kata ialah prasangka.

إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الح��يث

“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR. Bukhari & Muslim).

Ala kulli haal, karena kita tidak tau kebaikan yang mana yang memberatkan timbangan, apakah dengan amalan anggota badan, apakah dengan diam menahan diri melakukan keburukan, apakah harta benda yang kita sedekahkan. Maka, biarlah tetap menjadi rahasia antara kita dan Tuhan. Berlombalah dengan diri sendiri, usah pedulikan sana sini. Agar senantiasa hati kita tentram dan tanpa iri dengki, yang dengannya semoga mengantarkan kita meraih ridha ilahi.

***

Kota Sejuta Rindu, 8 November 2019

[joabaziz]

Ada masanya, kita tak punya apa-apa untuk diberikan.

Tidak ada kata-kata semangat buat seorang yang patah hatinya.

Tidak ada nasihat terbaik buat seorang yang sedang keliru.

Tidak ada jalan penyelesaian buat seorang yang buntu.

Tidak ada keriangan buat seorang yang sedang bersedih.

Begitulah lemahnya kita, tidak ada daya upaya....

Walaupun sebaik mana kita mahu mencuba berbahagi,

Tidak mampu kita meringankan beban dalam hatinya,

Tidak dapat kita mengurangkan berat dalam dadanya...

Kadang-kadang kita hanya mampu menjadi pendengar.

Kadang-kadang kita hanya mampu menjadi pemerhati.

Tapi, ada satu perbuatan kecil dan tersembunyi,

yang sangat besar maknanya,

yang telah dijanjikan ;

Itulah doa dalam diam daripada kita, buat dia.

Mustajab.

Bantuan paling senyap tapi paling bererti.

Tanpa orang tahu.

Tanpa orang kenal.

Lebih-lebih lagi disini, saat kita tak kenal, tak pernah jumpa.

Doakan semuanya baik-baik.

[joabaziz]

﷽

Beberapa Bacaan yang Bermanfaat Untuk Dihafalkan Ketika Musim Hujan

1. Doa ketika hujan turun

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

“Allaahumma Shayyiban Naafi’an”

Artinya:

Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai hujan yang bermanfaat. ( HR. Bukhari no. 1032)

2. Doa ketika ada angin kencang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

“Allaahumma Inni As aluka Khairahaa Wa Khaira Maa Fiihaa Wa Khaira Maa Ursilat Bihii Wa A’uudzu Bika Min Syarrihaa Wa Syarri Maa Fiihaa Wa Syarri Maa Ursilat Bihi”

Artinya: Ya Allah, aku meminta kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan yang angin ini diutus untuk bertiup kepadanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini, kejelekan yang ada padanya, dan kejelekan yang angin ini diutus untuk bertiup kepadanya. ( HR. Muslim no. 899)

3. Disunnahkan seusai hujan turun membaca:

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ

“Muthirnaa Bi Fadhlillaahi Wa Rahmatihi”

Artinya: Kami telah diberi hujan dengan karunia Allah (semata) dan rahmat-Nya. ( HR. Bukhari no. 1038 dan Muslim no. 71)

4. Dzikir ketika mendengar petir

Apabila Sahabat Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhumaa mendengar petir, beliau mengucapkan:

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلآئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

"Subhaanalladzii Yusabbihurra'du Bihamdihii wal Malaaikatu min Khiifatihi."

Artinya: Mahasuci Allah yang telah menjadikan petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat, karena takut kepada-Nya. ( HR. Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 723, Syaikh Albani menghukumi hadits ini sebagai hadits yang sahih dalam Shahih al-Adab al-Mufrad no. 556)

Atau bisa memilih bacaan yang lebih pendek sebagaimana dalam riwayat berikut:

Apabila Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhumaa mendengar petir, beliau mengucapkan:

سُبْحَانَ الَّذِيْ سَبَّحْتَ لَهُ

"Subhaanalladzii Sabbahta Lahu."

Artinya: Mahasuci Allah yang engkau (petir) bertasbih untuk-Nya. ( HR. Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 722, Syaikh Albani menghukumi hadits ini sebagai hadits yang hasan dalam Shahih al-Adab al-Mufrad no. 555)

[joabaziz]

[joabaziz]

[joabaziz]

[joabaziz]

[joabaziz]

[joabaziz]

“I am my own worst enemy and then the next moment I am my own best friend. I am the master of my own destiny and then suddenly I am a victim of hopelessness. I am a clear blue sky, and then out of nowhere, I am the storm.”

— Juansen Dizon, Rapid Cycling

[joabaziz]

“I need to fall in love with a hopeless romantic. Someone who would tell me that my eyes are like the stars at night and how my morning bed hair looks like a windswept forest that dances whenever the sky cries every time the ocean quenches her thirst for love. Someone who believes in fate, destiny, and magic. Someone who believes that finding true love is a necessity to cope up with the sadness and agony that life brings. Someone who believes that I exist.”

— Juansen Dizon, Confessions of a Wallflower page 111  

[joabaziz]

“Fall in love gently. Remind yourself that you are the longest relationship of your life. Remind yourself that you are a child of this universe and that you are worthy of happiness. Fall in love with the way you feel things deeply. The color of someone’s laughter. The texture of someone’s kindness. The nostalgia of going back to places that caused you so much pleasure and pain. You are an old soul trapped in a body that’s slowly, slowly decaying. You are a traveler of both the outer world and the inner world. Fall in love with your failures. The events that shaped you into becoming who you are today. Embrace your shortcomings for they serve as a lesson in your formless memory. Forgive yourself for everything that is causing you so much pain. It is a brutal process, and you must get through it. Self-hate can only generate more worry in your life. Let it go. You don’t have to carry it forever. Fall in love with your body. Romanticize it. The freckles on your face are constellations. The heart-shaped birthmark right behind your hips. The positive aura of your gummy smile. The way that your body is working hard to keep you alive like electricity lighting up a whole city on a cloudless night. Fall in love with your existence. The little things that make you who you are. The poetry that you write. The instrument that you play. The way you put your makeup on as you face another challenging day. These little things that make you who you are come from the way you express your being. Fall in love with yourself until you finally feel like home.”

— Juansen Dizon, Self-Love Manifesto 

[joabaziz]

“Just let it grow. Whatever it is that you’re in love with doing right now. Writing, painting, music, photography, calligraphy and anything else under the sun. If it’s good for your soul then just let it bloom naturally. Don’t overthink the success, the audience, the amount of time you put into creating. Just let it be and let love be your guide every step in the way.”

— Juansen Dizon, To Young Creatives

[joabaziz]

“Those who don’t believe in soulmates have always found love within them.”

— Juansen Dizon

[joabaziz]

[joabaziz]

Until when do I need to do this. Why should I. Why did this happen everytime. Am I too overload or I'm just not competent. When can I rest easily. Is it the same with everyone else or is this the easy way?

It is always me complaining from consequences of my own action. Being petty. Bitching around. Even so, do I have other options?Absolutely yes! Is it going to get better.?It always depends on me. Am I in the right track?You yourself know it.

But it takes toll on me. I feel like running away. But I have nothing else good about me. In the end I need to stick to it. Facing my responsibility. Because this is the only hardship in my life. Really? I guess others I shrugged off easily. But this..this put holes in me. Dampened my drive. This is my resources. How could I avoid it? By getting better?

Truthfully I dont need answers.. because deep down I know it better than everyone else..