Tumgik
katafaa · 2 years
Text
Koordinasi
bab kehidupan yang selalu diresahkan nyata tak nyata akhirnya datang. saat itu rasanya semua harus dikejar dan terkejar, namun kaki begitu enggan untuk berlari dan memilih untuk berjalan pelan. kepala yang tidak terima seolah memarahi sang kaki karena begitu lambat, akan tetapi kaki mengelak bahwa itu bukan salahnya. "coba kau tanyakan hati kenapa dia diam saja", ujar kaki. kata hati, "maaf aku juga tidak bisa memahami bagaimana ini bisa begitu pelan bahkan aku juga tak mampu bergerak". maka tangan yang ingin melerai pun ikut terdiam bisu.
7 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
[Ambisi]
egois, kau egois nak!
kapan terakhir sajadah itu kau hamparkan? kapan terakhir Al-Qur'an kau elu-elukan? kapan terakhir tetes air mata itu menangis untuk bertaubat? kapan terakhir kali Alloh menjadi tempat bersandarmu?!
agh, dunia! agh, manusia!
oh Allah, take me back to your path. the ambition of this world makes me forget how great Your promise is in heaven.
Hold my hand, and guide me back!
1 note · View note
katafaa · 4 years
Text
[Kata Baik]
seorang pernah berkata "kadang kala kita mungkin pernah ditanya, kenapa sih kamu baik banget bahkan meskipun kamu disakiti oleh mereka?"
"kamu tau, ibarat matahari dia akan tetap bersinar meskipun manusia membencinya. bukankah dalam sebuah kebaikan akan melahirkan kebaikan?"
"hmm benar juga"
"lanjut, setiap langkah yang kita tempuh, bukankah kita titipkan juga do'a-do'a kebaikan, semoga langkah itu bisa menebar manfaat untuk orang lain meskipun kita tidak menyadari secara langsung"
"tapikan kita juga manusia, ada yang namanya capek"
"nah dari itu, kalo capek ya istirahat. ibarat motor, kita terus gas biar jalan tapi sesekali di rem, kan butuh istirahat juga. kita ndak tau kapan kesempatan untuk menebar kebaikan itu datang lagi. yuk yuk berjalan, semoga Alloh meridhoi jalan kita ya"
0 notes
katafaa · 4 years
Text
Dari kata Bangkit
Gaya gravitasi memberikan sebuah pengaruh luar biasa bagi seorang manusia ketika ia hendak melangkahkan kakinya. Orang bilang kamu akan dikenal berani ketika kamu kuat memberi bukti bahwa bangun dari tragedi jatuh itu awesome! Jika orang lain tak percaya, maka izinkan aku menjadi orang yang percaya akan mimpimu itu!
Terkadang dirasa dunia ini terlalu bercanda untuk kita yang mengangkat kaki saja terasa itu hal yang mustahil.
#awesome #belajar #terusberjalan #gagalbangkit
2 notes · View notes
katafaa · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
There’s no secret or magic solution to your mental health. Some days will be rough even when you’re doing your best and practicing all the coping techniques you can. Don’t despair, it happens! Things will get better again soon. ♡
Chibird store | Positive Pin Club | Webtoon
27K notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Berjuang Melawan Nafsu.
"Kekuatan yang paling besar yaitu ketika seorang hamba mampu menundukan hawa nafsunya"
Nafsu dalam Al Qur'an ada tiga,
1. Nafsu muthmainnah (jiwa yang tenang), yaitu selalu tenang dalam kebaikan. Yang selalu menyerahkan segala urusnnya kepada Allah.
(یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ ۝ ٱرۡجِعِ��ۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ). [سورة الفجر 27 - 28]
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.
Jiwa muthmainnah yaitu jiwa yang setiap kali kesempitan menghampirinya, ia tak akan bergantung pada satupun makhluk di atas muka bumi, tapi segera mengembalikan kepada Pemilik segala urusan.
2. Nafsu Lawwamah (jiwa yang selalu menyesali dirinya)
(وَلَاۤ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ). [سورة القيامة 2]
dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).
نفس لوامة
Yaitu jiwa yang akan terus menyesali dan mencela dirinya sendiri. Mengapa? Karna tak adanya keistiqamahan dalam kehidupannya.
3. Nafsu Ammaarah bissuu'. (Jiwa yang selalu condong pada keburukan)
(۞ وَمَاۤ أُبَرِّئُ نَفۡسِیۤۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوۤءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّیۤۚ إِنَّ رَبِّی غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ). [سورة يوسف 53]
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.
نفس أمارة بالسوء
Digunakan istilah أمارة yaitu bentuk kata bermakna terus menerus atau berulang, artinya bukan hanya sekali namun terjadi terus..terus.. Dan terus menerus terjadi..
Ibn Hazm rahimahullah , Sports of Nafs (fighting and training) is harder then taming lions.
Malik Ibn Dinar rahimahullah, May God bless the person who controls her self and blame her, and reminds her of God and worship.
Maka dari itu, kitapun harus berusaha melawan hawa nafsu, terutama yang condong terhadap kemungkaran dan terlelap dengan kehidupan dunia.
Sebagaiman yang dikatakan oleh Imam Sufyan Ats-tsauri rahimahullah, jihad yang paling berat itu adalah jihad Nafs.
Jihad nafs ada 4 tahap:
Berjuang dalam mempelajari agamanya. Karna hal inilah yang akan membawanya kebahagiaan dunia dan kerugian akhirat.
Berjuang setelah menuntut ilmu, yaitu mengamalkannya. Betapa banyak orang-orang yang mempelajari ilmu ini, namun hanya sedikit yg mampu mengamalkan apa yang ia pelajari. Bukankah menghafal ilmu (Al Qur'an) itu sulit butuh perjuangan? Terlebih dalam mengamalkannya. Bagaimn para sahabat tak beranjak dari 10 ayat sampai mereka mengamalkannya.
Berjuang dalam mendakwahkannya. Hingga ia tak tergolong orang-orang yang menyembunyikan ilmunya.
Setelah semuanya, maka ia harus berjuang dalam bersabar di dalamnya. Bukankah setelah semuanya ia harus bertahan diatas keistiqamahan? Maka tingkatkan kesabaran!!
Jika semua telah dilakukan jangan pernah lupa untuk berdoa kepada Allah ﷻ, untuk sentiasa menjauh kita dari keburukan diri kita sendiri serta berlindung kepada Allah dari godaan syaiton.
🕋Ustadzahty ummu Mu'adz حفظها الله - telah diterjemahkan- ( Dikutip secara makna dengan beberapa tambahan).
Salah satu cara lainnya dalam menundukkan hawa nafsu kita terhadap dunia yaitu dengan memperbanyak puasa sunnah, الحمد لله الذبنعمته تتم الصالحات hasil dari sidang isbat telah ditetapkannya besok memasuki hari pertama dibulan Dzulhijjah.
Dimana 10 hari pertama merupakan hari yang istimewa dijelaskan pada surah Al-Fajr:2 "demi malam yang 10" dimaksud oleh para ulama adalah untuk hari 10 diawal bulan Dzulhijjah.
Pada bulan Dzulhijjah pahala dilipat gandakan begitu juga dengan dosa, maka dari itu kita dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah (khususnya puasa dihari Arofah, Rasulullah ﷺ bersabda, puasa arofah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. "berarti menghapus dosa 2 tahun"), berdzikir & bertakbir, beramal sholeh, berhaji, memperbanyak baca Al-Quran serta bertaubat kepada Allah ﷻ
Semoga Allah dapat menundukkan hawa nafsu kita dan kitapun berusaha melawannya terutama dibulan Dzulhijjah, Rasulullah ﷺ bersabda, tidak ada amal sholeh yang paling dicintai Allah daripada sepuluh hari ini". HR. Bukhari
Semoga Allah mudahkan kita untuk melakukan hal-hal yang Allah cintai pada hari-hari 10 bulan Dzulhijjah. اللهم آمين
والله علم بالصواب، بارك الله فيك..
367 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Sapaan kala itu membuatku tersadar bahwa di dunia ini tidak hanya dia seorang, nyatanya kita masih bisa bertemu dengan yang lainnya tanpa harus membandingkan siapapun ia.
Masing-masing diantara mereka memiliki karakter yang beragam, bertukar canda tawa hingga membuatku tersentak bahwa dunia ini dipenuhi dengan orang yang unik.
Siapakah kamu sebenarnya? Apakah memang itu jawaban yang ku cari?
Bukankah dunia ini tentang saling menerima perbedaan? Antara aku, kamu, dia dan mereka..
20 Juli 2020
Suara kicauan burung menemani cahaya mentari
0 notes
katafaa · 4 years
Text
Didepan kita masing-masing ada kanvas. Sama-sama berasal dari warna putih. Kosong dan bersih
Lalu kita punya cara tersendiri untuk melukis diatas kanvas itu. Bahkan susunan komponen warna diatas palet kita bisa juga berbeda.
0 notes
katafaa · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
70 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
(Renungan) Menjadi Perempuan: Mencari Keadilan atau Menuntut Kesetaraan?
Menjadi seorang perempuan itu sederhana. Sama halnya dengan bahagia, ia tercipta dari kebersyukuran atas perihal kecil namun bermakna. Pun menjadi seorang perempuan, kiranya hanya perlu menginsyafi bahwa dirinya istimewa dan bersyukur dengan hak serta batasan yang membersamainya. Islam menyebutnya, fitrah. Ialah anugerah Allah yang menyerta sejak tangis bayi menyapa bumi.
Sang Pencipta kita adalah Yang Maha Sempurna. Maka, penciptaan manusia yang dijadikan-Nya berpasangan laki-laki dan perempuan, tidaklah miskin tujuan. Dalam kitab suci Allah berfirman, bahwa tujuan mengapa Ia menciptakan manusia berpasang-pasangan, berbeda suku dan berbangsa-bangsa adalah supaya saling mengenal. Dan tidaklah ada yang membedakan derajat manusia melainkan karena derajat ketaqwaan (QS. Al-Hujurat: 13).
Sekarang, ketika Allah secara detail memberikan ‘amanah’ pada perempuan yang cukup berbeda dari laki-laki, apakah itu membuat kedudukan-Nya menjadi tidak adil? Oh ya, mungkin sebenarnya kita sama-sama mafhum bahwa Allah pastilah berlaku adil, tapi beberapa saudara kita menginginkan yang lebih: kesetaraan.
Mereka sebut, menutup aurat menghalangi kebebasan, mengikuti kehendak suami adalah bentuk penindasan, pembagian hak waris yang lebih sedikit dari laki-laki adalah ketidakadilan, serta ayat yang berbunyi ‘ar-rijaalu qowwaamuna ‘alan nisaa’i’ (QS. An-Nisa’: 34) sebagai indikasi adanya bias gender dalam kitab-Nya.
Mereka sebut, menjadi seorang perempuan haruslah mampu melampaui batasan yang mengekangnya. Seorang perempuan seharusnya bebas melakukan apa yang disuka, berhak melakukan apa pun tanpa perlu mencari izin untuk itu, memiliki kedudukan yang sama dengan suami di dalam rumah tangga, dan berbagai propaganda lainnya. Indah dan heroik sekali, bukan begitu? Ya, sepintas ajakan ini akan nampak sebagai narasi perjuangan.
Baik, sebentar. Ya, mari tarik napas perlahan.
Mari kita melompat ke beberapa kurun waktu yang telah lalu, saat perjuangan atas nama perjuangan perempuan pertama disuarakan. Pertama muncul, gerakan ini didasarkan adanya penindasan dan penghinaan yang besar – kalau tidak bisa dibilang luar biasa – di Barat sana. Jika tidak menurut aturan, perempuan bisa dihukum dengan tak wajar. Hukuman dengan penyiksaan, bukan pendidikan. Alih-alih mendapatkan efek jera, hukuman yang ada justru menghilangkan nyawa beserta kenangan pahit bagi perempuan di Eropa kala itu. Jika tak menurut saja demikian berat konsekuensi, apalagi untuk mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan mengemukakan pendapat. Jelas tidak ada titik terangnya. Maka, muncullah gelombang pemberontakan. Hingga saat ini kita kerap mendengar istilah feminisme dan emansipasi wanita, itulah produk perjuangan perempuan pada masanya.
Ibu Kartini, jua adalah sosok perempuan yang diteladani atas keteguhan hatinya. Memperjuangkan hak kaum perempuan adalah fokus utamanya. Karena hak belajar, bekerja, juga bersuara untuk perempuan Indonesia nyaris tak ada. Kita dapati ide-ide cemerlangnya dalam kumpulan suratnya pada sahabatnya nun jauh di Belanda sana, yang kini kita kenal dengan judul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.
Kini, perjuangan perempuan rupanya masih ada dan menggelora. Tapi esensi perjuangannya, perlu ditelisik dalam lagi. Benarkah perempuan masih ‘kurang setara’ dari laki-laki? Jika ya, dalam hal apa? Bukankah islam telah datang dan menghapuskan kejahiliahan? Bukankah kini hak perempuan dalam pendidikan, pekerjaan, serta berpendapat sudah sama halnya dengan laki-laki?
Kalaulah yang dituntut perjuangan ini adalah syariat agama Islam, maka kiranya perjuangan ini salah sasaran.
Mengapa demikian?
Sebagaimana tertuang di awal tulisan, telah dikutip firman Allah dalam Al-Quran apa tujuan Allah menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ya, karena masing-masing membawa peran. Telah Allah siapkan peran terbaik untuk laki-laki, sebagai imam, sekaligus yang menanggung beban keluarga di dunia maupun akhirat kelak. Dan bagi perempuan, karena demikian istimewanya, Allah lindungi dengan batasan aurat, aktivitas harus bersama dengan mahram, melakukan sesuatu harus seizing orangtua/suami, dan juga lainnya.
Menutup aurat mungkin dirasa berat, harus meminta izin di setiap aktivitas dirasa merepotkan. Tapi itulah syariat, Allah inginkan hamba-Nya taat karena sungguh, Ia lebih mengetahui apa yang baik untuk kita dibandingkan dengan kita sendiri.
Pun untuk kaum adam. Rasulullah mengibaratkan perempuan adalah tulang rusuk yang mudah patah, maka laki-laki harus sedapat mungkin menjaganya. Tidak dengan diluruskan paksa karena akan patah. Tapi juga tidak dibiarkan saja hingga akhirnya melengkung bahkan berbalik arah. Ini kewajiban yang berat pada laki-laki dan tidak ditanggungkan kepada perempuan. Seperti kewajiban memberi nafkah, melaksanakan sholat jumat, sholat berjamaah lima waktu ke masjid. Ini cara Allah menempa, supaya seorang laki-laki kelak mampu menjadi imam dunia hingga ke surga.
Dalam konsep syariat, Allah menerapkan konsep adil, sesuai peran yang telah digariskan. Berbeda dengan pendidikan, pekerjaan, berpendapat yang antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Dalam syariat, masalahnya bukan terletak pada kesetaraan, tapi sejauh mana batas peranmu telah Allah tentukan.
Kita perlu bertanya, menelisik lebih jauh ke dalam hati kita, benarkah yang sedang diperjuangkan? Kebenaran kah atau sekedar hawa nafsu yang ingin diperturutkan?
Sehingga, wahai perempuan, marilah berlomba-lomba dalam kebaikan. Caranya dengan memenuhi amanah-amanah yang telah diberikan. Karena sekali lagi, pembeda antar insan adalah kadar ketaqwaan. Kita perjuangkan yang seharusnya diperjuangkan. Itulah perjuangan melawan hawa nafsu.
Ya, hawa nafsu yang menggerogoti iman lebih layak kita lawan dengan sebenar-benar perjuangan. Jika kita berhasil, sungguh menjadi perempuan itu sederhana. Sesederhana bersyukur dan senantiasa menginsyafi peranan kita sebagai perempuan.
Perempuan yang sebaik-baik perhiasan, yang kelak pantas untuk surga berada di kedua telapak kakinya.
Maitsa’ Fatharani
Surakarta,9 April 2020
3.05
62 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Hidup ini bagaikan permainan puzzle
Tugasku adalah mencari dan menyusun setiap kepingan puzzle yang tercecer bahkan hilang. Entah, sejak kapan permainan ini dimulai. Namun, ku tetap harus menyelesaikan susunan puzzle itu hingga sempurna.
Potongan kepingan sedikit demi sedikit mulai nampak. Entah bagian samping, atas, bawah, maupun tengah. Berjalan terus untuk menemukan kepingan yang lain.
Mulai ku susun kepingan yang sedikit itu, hingga saatnya nanti. Susunan puzzle itu akan sempurna. Entah ku yang menyempurnakan atau disempurnakan.
Hidup benar-benar seperti kepingan puzzle yang harus diselesaikan.
Ibaratkan tiap potongan puzzle adalah setiap episode hidup yang harus ku selesaikan, maka keimanan dan mengimani setiap takdirNya adalahbingkai yang sempurna untuk tiap kepingan tersebut. 
Kepingan puzzle yang ada didepanpun tidak selamanya menjadi kepingan yang mengisi kekosongan. Mungkin ia akan menggantikan kepingan yang ada. Bagaikan orang-orang yang selalu silih berganti datang dalam hidup. Hingga akan bertemu dengan yang benar-benar akan menetap, menemani hingga akhir.
6 April 2020
Rumah, dibawah cahaya mentari kota Solo.
0 notes
katafaa · 4 years
Text
Tumblr media
Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha adalah sosok wanita yang berhiaskan malu.
Beliau adalah seorang wanita paling berilmu di dunia yang membawa ajaran agama islam yang mulia ini.
Berkata ibnu Syihab Az-Zuhri rahimahullah:
"Kalau sekiranya ilmu para Wanita ummat ini dan termasuk di dalamnya para istri Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam digabungkan, sesungguhnya ilmu Aisyah radhiyallahu anha masih lebih banyak dari ilmu mereka."
(Dikeluarkan oleh Al-Khallal dalam As-Sunnah no.753, At-Thabrani dalam Al-Kabir:23/184 secara mursal, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak:no.6734)
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah kami, para sahabat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mendapati masalah dalam suatu hadits lalu kami bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha melainkan kami mendapatkan dari sisi beliau ilmu tentang hal itu.”
Kaum muslimin banyak mendapatkan warisan ilmu darinya dari balik tabir atau hijab dari dalam rumahnya. Dia adalah sosok ulama teladan dari balik hijab.
Sebagaimana hal ini diperintahkan Allah dalam firman-Nya:
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS Al Ahzab: 53)
Sebegitu terlindungi dan dimuliakan, sehingga tidak sembarang dipandang.
Beliau adalah wanita yang paling fasih pada zamannya, seorang istri yang paling dicintai oleh suami terbaik, di dunia dan akhirat. Juga seorang wanita yang mendapatkan salam dari malaikat Jibril, dan tidaklah wahyu turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan berada di dalam selimut istrinya melainkan hanya beliau.
Sehingga sedih rasanya ketika ada yang menyenandungkan tentang beliau dengan diiringi alat musik yang menonjolkan ciri fisik beliau.
Cukuplah kita memahami suatu kaum yang beribadah dengan nyanyian adalah kaum yang nabi shalallahu 'alaihi wa sallam perintahkan untuk kita selisihi. Sehingga, mari kita berdakwah dengan jalan dakwahnya nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dan para Salafush shalih.
Ya Allah ampuni kami, jika kami lalai dalam mendakwahkan kedudukan Ibunda Ummul mukminin 'Aisyah radliyallahu 'anha dengan cara yang benar 💦
329 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Tumblr media
KEDEWASAAN EMOSI
Salah satu topik yang agak jarang diangkat di Indonesia adalah kedewasaan emosi (emotionally mature).
Yang saya lihat, kebanyakan orang di Indonesia beranggapan bahwa kedewasaan emosi ini akan berjalan seiring dengan umur.
Padahal, berdasarkan pengalaman diri sendiri, kalau nggak sering-sering dikulik, kita jarang sadar bahwa secara emosi, kita kurang dewasa.
Tumblr media
Setidaknya, ada 20 tanda kedewasaan emosi seseorang, diantaranya adalah:
1. Sadar bahwa kebanyakan perilaku buruk dari orang lain itu akarnya adalah dari ketakutan dan kecemasan – bukan kejahatan atau kebodohan.
2. Sadar bahwa orang gak bisa baca pikiran kita sehingga akhirnya kita tau bahwa kita harus bisa mengartikulasikan intensi dan perasaan kita dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan tenang. Dan, gak menyalahkan orang kalau mereka gak ngerti maksudnya kita apa.
3. Sadar bahwa kadang-kadang kita bisa salah – dan bisa minta maaf.
4. Belajar untuk lebih percaya diri, bukan karena menyadari bahwa kita hebat, tapi karena akhirnya kita tau kalau bahwa semua orang sebodoh, setakut, dan se-lost kita.
5. Akhirnya bisa memaafkan orang tua kita karena akhirnya kita sadar bahwa mereka gak bermaksud untuk membuat hidup kita sulit – tapi mereka juga bertarung dengan masalah pribadi mereka sendiri.
6. Sadar bahwa hal-hal kecil seperti jam tidur, gula darah, stress – berpengaruh besar pada mood kita. Jadi, kita bisa mengatur waktu untuk mendiskusikan hal-hal penting sama orang waktu orang tersebut sudah dalam kondisi nyaman, kenyang, gak buru-buru dan gak mabuk
7. Gak ngambek. Ketika orang menyakiti kita, kita akan (mencoba) menjelaskan kenapa kita marah, dan kita memaafkan orang tersebut.
8. Belajar bahwa gak ada yang sempurna. Gak ada pekerjaan yang sempurna, hidup yang sempurna, dan pasangan yang sempurna. Akhirnya, kita mengapresiasi apa yang 'good enough'.
9. Belajar untuk jadi sedikit lebih pesimis dalam mengharapkan sesuatu - sehingga kita bisa lebih kalem, sabar, dan pemaaf.
10. Sadar bahwa semua orang punya kelemahan di karakter mereka – yang sebenarnya terhubung dengan kelebihan mereka. Misalnya, ada yang berantakan, tapi sebenernya mereka visioner dan creative (jadi seimbang) – sehingga sebenernya, orang yang sempurna itu gak ada.
11. Lebih susah jatuh cinta (wadaw). Karena kalau pas kita muda, kita gampang naksir orang. Tapi sekarang, kita sadar bahwa seberapa kerennya orang itu, kalau dilihat dari dekat, ya sebenernya ngeselin juga 😂 sehingga akhirnya kita belajar untuk setia sama yang udah ada.
12. Akhirnya kita sadar bahwa sebenernya diri kita ini gak semenyenangkan dan semudah itu untuk hidup bareng
13. Kita belajar untuk memaafkan diri sendiri – untuk segala kesalahan dan kebodohan kita. Kita belajar untuk jadi teman baik untuk diri sendiri.
14. Kita belajar bahwa menjadi dewasa itu adalah dengan berdamai dengan sisi kita yang kekanak-kanakan dan keras kepala yang akan selalu ada.
15. Akhirnya bisa mengurangi ekspektasi berlebihan untuk menggapai kebahagiaan yang gak realistis – dan lebih bisa untuk merayakan hal-hal kecil. Jadi lebih ke arah: bahagia itu sederhana.
16. Gak sepeduli itu sama apa kata orang dan gak akan berusaha sekuat itu untuk menyenangkan semua orang. Ujung-ujungnya, bakal ada satu dua orang kok yang menerima kita seutuhnya. Kita akan melupakan ketenaran dan akhirnya bersandar pada cinta.
17. Bisa menerima masukan.
18. Bisa mendapatkan pandangan baru untuk menyelesaikan masalah diri sendiri, misalnya dengan jalan-jalan di taman.
19. Bisa menyadari bahwa masa lalu kita mempengaruhi respons kita terhadap masalah di masa sekarang, misalnya dari trauma masa kecil. Kalau bisa menyadari ini, kita bisa menahan diri untuk gak merespon dengan gegabah.
20. Sadar bahwa ketika kita memulai persahabatan, sebenernya orang lain gak begitu tertarik sama cerita bahagia kita – tapi malah kesulitan kita. Karena manusia itu pada intinya kesepian, dan ingin merasa ada teman di dunia yang sulit ini.
Written by @jill_bobby
Referensi: https://youtu.be/k-J9BVBjK3o
4K notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Renungan.
بسم اللّه
Tidakkah kita merenungi kembali bahwa tidak akan ada benar-benar sungguh dalam mencintai selain Allah azza wajalla.
Meskipun seorang hamba terus melakukan salah dan dosa, Rabb-mu selalu siap dengan tangan terbuka memelukmu, membasuh sedihmu, menghilangkan gunda serta risaumu.
Dia yang kamu abaikan saat sedang bahagia, Dia yang kamu lalaikan akibat fananya dunia, Dia yang kamu dzolimi dengan berbuat yang murka.
Sejatinya di dunia ini tidak akan ada yang bisa kita miliki termasuk raga yang sedang manusia huni tetapi kebanyakan dari manusia tidak sadar bahwa yang kita miliki hanya Allah azza wajalla.
Hari yang berlalu tidak akan pernah bisa diputar kembali, dosa lalu hanya bisa disesali.
Andai Allah tampak panasnya api neraka, apakah manusia akan kembali kepadaNya?
Keimanan manusia diuji saat ini, sejak Allah tetapkan wabah singgah di muka bumi, pernahkah kita berpikir perintah Allah menjadi dinomor dua kan, virus yang kecil mampu menciptakan ketakutan yang dahsyat pada manusia. Sedih sekali...seakan nikmat beribadah bagi orang-orang yang merasa direnggut seketika.
Sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, dari sejak ruh ditiupkan pada manusia catatan takdir termasuk nyawa manusia sudah ditetapkan-Nya termasuk perintah untuk mengambil nyawa manusia juga atas izin-Nya.
Jika Allah memerintahkan untuk berhenti maka dia akan berhenti, jika Allah memerintahkan ia untuk meninggalkan bumi, maka dia akan pergi...begitu taatnya virus ini kepada Rabb-Nya lantas mengapa manusia tidak setaat itu kepada Rabb-Nya?
Bahkan untuk membuka tabir menyadarkan sebagian manusia, Allah datangkan sesuatu hal yang mungkin tidak manusia sukai, hanya untuk manusia berpikir dan kembali.
Awalnya bermula dari wuhan sebagian manusia yang tidak beriman tujuan hidup mereka sebatas dunia, akan tetapi ada atau tidaknya virus mereka bisa bertahan hidup.
Lalu apa beda kita dengan mereka?
Kita punya Allah, kita punya tujuan hidup yaitu beribadah kepada-Nya, kita menyakini apapun yang terjadi di muka bumi semua atas izin-Nya.
Menghadapi fitnah dunia saja kita masih rapuh nan tertatih-tatih. Bagaimana dengan fitnah ad-dajjal nanti? Sampai-sampai Allah memerintahkan manusia untuk berlindung dari fitnah tersebut.
Semoga Allah menjaga kita semua.
100 notes · View notes
katafaa · 4 years
Text
Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di depan sana, lantas apa yang bisa kita lakukan sekarang?
Seperti kematian, kita tidak tau kapan ia akan datang. Maka tugas kita hanyalah mempersiapkan yang terbaik untuk menyambut kematian tersebut
Tumblr media
0 notes
katafaa · 4 years
Text
Sejatinya tujuan kita di dunia ini sudah jelas nyatanya, "untuk beribadah kepada Alloh"
Mencari dan mengumpulkan bekal untuk di akhirat nanti yang mana tujuan kita adalah Surga.
1 note · View note