";" is used when an author could’ve chosen to end their sentence, but chose not to.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
sometimes, it's just me, with my "rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir," quietly seeking His help in a world that feels overwhelming.
318 notes
·
View notes
Text
Habis baca komenan seseorang di Instagram:
Kalian tahu kenapa Allah menciptakan akhirat? Karena di dunia nggak ada keadilan.
What a deep words.
312 notes
·
View notes
Text
Surprised akhir tahun ga pernah berhenti ... bismillah bismillah kuatin ya allah
0 notes
Text
Membuat Pijakan Baru
Tumbuh dewasa dengan perasaan kalah, tidak berharga, dan buntu adalah proses yang amat melelahkan. Hal yang bahkan, kalau kamu lihat-lihat lagi, tidak pernah ada di dalam dirimu di masa lalu. Semua pikiran itu muncul karena mungkin kamu ketemu dengan orang-orang yang menggerogoti hal-hal berharga yang kamu miliki.
Tanpa terasa, lambat laun kamu kehilangan jati diri. Hingga untuk menumbuhkannya lagi, terseok-seok. Perasaan berharga yang pernah kamu miliki telah tercabik-cabik. Kepercayaan dirimu memudar. Dan keyakinanmu atas dirimu sendiri, menguap. Kamu menjadi orang pertama yang terus menerus menyangsikan mimpi dan keputusanmu. Dihantui dengan rasa takut akan hari esok, kegagalan, dan berbagai bentuk kekhawatiran yang ternyata sengaja ditumbuhkan di momen-momen sebelumnya.
Tapi sungguh, keberanianmu untuk keluar dari lingkaran setan itu adalah sebuah keputusan yang sangat luar biasa. Tidak mudah, tidak semua orang bisa, tidak semua orang berani. Meski kini kamu mengalami kegelisahan dan kecemasan yang luar biasa, setidaknya hidupmu kini dalam kendalimu lagi.
Kamu bisa mengarahkan tujuanmu lagi. Menata sedikit demi sedikit mimpi yang pernah kamu miliki setelah bertahun-tahun dimatikan oleh orang lain.
Kamu hanya perlu kembali percaya bahwa kamu berharga. Kamu layak mendapatkan yang baik. Kamu pantas untuk memiliki mimpi-mimpimu. Dan selalu ada orang yang akan percaya dan yakin dengan kekuatanmu, kamu hanya belum menemukan mereka dalam jumlah banyak sebab kamu tidak pernah membicarakan mimpimu dan berjalan di atasnya selama ini.
Jalanlah. Meski dengan seluruh keraguan dan ketakuanmu. Teruslah melangkah! (c)kurniawangunadi
337 notes
·
View notes
Text
Aku mulai ngerti, kenapa Rasulullah nggak over-reacting saat orang-orang yang menyebabkan traumanya terus menerus melakukan hal-hal yang men-trigger "alarm" emosi itu. Jawabannya, kata Ust. Nouman Ali Khan, adalah tahajjud.
Ada banyak emosi yang terus menerus diarahkan kepada Rasulullah. Makian, kemarahan, perendahan harga diri, pembunuhan orang tersayang, tuduhan tidak benar, pemboikotan satu kaum, penganiayaan verbal dan fisik, serta perilaku biadab lainnya, nggak mungkin hal-hal kaya gitu nggak meninggalkan bekas trauma.
Aku, kalau jadi Rasulullah, kayanya nggak tahan untuk tetap diam. Kita sama-sama tahu, Rasulullah juga manusia, punya hati dan emosi untuk merasakan. Tapi kenapa, hal-hal traumatis itu nggak jadi penyakit hati? Nggak jadi bikin pengen balas dendam?
Rasulullah rutin me-release semua rasa sedih, rasa nggak terima, rasa pengen membalas, dan kemarahan itu dengan tahajjud. Beliau juga rutin membersihkan dirinya dari penyakit hati dengan istighfar. Beliau mampu menahan diri dari ledakan emosionalnya. "Alarmnya" nggak sesenggol bacok itu sebab ditahan oleh pemahaman yang baik tentang Allah dan manusia, dan hatinya tidak sempit karena ucapan-ucapan manusia.
"Tahajjud itu ibadahnya da'i dan orang-orang shalih."
Kenapa? Shalih artinya lurus, konsisten. Benar pikirannya, benar ucapannya, benar tindakannya. Ketiganya selaras dan sinkron, dan da'i memang seharusnya begitu. Mereka tidak akan mengucapkan apa yang tidak mereka perbuat.
Dan itu dimulai dengan tahajjud, yakni ibadah yang dilakukan di saat sendiri. Saat kita memang hanya ingin dilihat oleh Allah saja. Kalau udah jujur kepada Allah, artinya akan punya integritas untuk kemudian jujur dalam tindakan-tindakan yang akan dilihat manusia, sehingga meskipun tindakannya dilihat manusia, mereka tidak melakukannya untuk mengesankan manusia.
Maka diam itu benar-benar emas ketika hati ingin menjelaskan berlebihan hanya untuk membersihkan nama baik kita. Ketika kita mungkin ingin mengeluarkan muntahan emosional yang justru kadang malah merugikan martabat kita. Hanya orang-orang yang bertahajjud yang mampu tetap menahan diri dan memelihara kehormatannya saat satu dunia menyalahpahami dan mendzoliminya.
Diamlah, biarkan kekuasaan Allah yang bicara untuk meluruskan pemikiran dan ucapan orang lain yang bengkok. Diamlah, yang terpenting adalah kedudukanmu di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Diamlah, manusia tidak menginginkan penjelasan darimu, tetapi Allah senantiasa menginginkan perbaikan darimu. Manusia mencemarkan nama baikmu sedangkan Allah selalu menjaga aib-aibmu.
— Giza, kali ini tolong lanjutkan perjalanan sambil hanya ingin dilihat Allah
710 notes
·
View notes
Text
وسنئاتيكم بإذن الله بطوفان هادر وسنئاتيكم بصواريخ دون عد سنئاتيكم بطوفان جنود دون حد سنئاتيكم بملا يين من أمتنا مداً بعد مد وإلى لقاءٍ في باحات الأقصى محرراًمطهراً بإذن الله "والله غالب على أمرٍ ولَكنّ أكثرالناس لا يعلمون"
الشهيد يحي سِنوارـ
Dan kami akan menemuimu, Insya Allah, dengan banjir yang dahsyat Kami akan mendatangimu dengan rudal yang tak terhitung jumlahnya Kami akan mendatangimu dengan banjir tentara tanpa batas Kami akan mempertemukan kalian dengan jutaan bangsa kami, gelombang demi gelombang. Sampai kita bertemu di halaman Al-Aqsha Yang dibebaskan dan dibersihkan, insya Allah
"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya"
Asy Syahid Yahya Sinwar
59 notes
·
View notes
Text
Setiap orang pasti akan mendapatkan ujian, dan ujian yang paling berat biasanya datang dari yang paling dekat. Ayah atau ibu, pasangan, anak, teman dan semua yang dekat.
Yang diminta Allah itu bukanlah kita keluar dari ujian dan masalah, bukan pula menyelesaikan masalah yang ada. Bukan, bukan itu.
Allah hanya ingin kamu kembali pada-Nya, hanya menghamba pada-Nya, dekat dengan-Nya, dan semua yang diprioritaskan hanyalah Dia. Karena adanya ujian dan masalah itu sejatinya untuk mengembalikan fitrah kita pada.
Coba deh kamu lihat lagi, kira-kira hubunganmu dengan Allah bagaimana hari-hari ini? Gapapa jika harus menangis dalam doa dan rintihnya pengaduan, sebab Allah suka dengan itu.
Allah dekat, Dia bisa melakukan segalanya, apalagi jika hanya untuk hidup dan duniamu yang kecil ini.
Mari, kita tumbuh bersama dalam iman dan takwa, aku dan kamu.
@jndmmsyhd
418 notes
·
View notes
Text
Pengalihan ini terlalu nyaman, sampai kadang aku lupa tujuan
1 note
·
View note
Text
اللهم اجعلني سبباً للخير لكل نفس أقابلها
Oh Allah, make me become a source of goodness for every soul that I meet.
Ameen
2K notes
·
View notes
Text
Perihal rezeki, tugas kita itu bukan mengatur; kapan datang, dijemput dimana—tapi tugas kita itu beriktiyar. Lakukan apa yang bisa kita lakukan. Selagi itu halal, selagi itu thoyyib.
99 notes
·
View notes
Text
Distraksi
Orang yang tidak punya tujuan hidup dari distraksi ke distraksi.
Bosan? Cari distraksi. Bosan lagi? Cari distraksi lain.
Memanjat linimasa media sosial. Melihat story setiap orang. Membalas cuitan agar terlibat dalam percakapan.
Ada “sense of progress” di sana, tapi semu. Seolah sudah terjadi sesuatu, padahal tidak ada yang berubah dalam kenyataan.
Berjam-jam kemudian, berhari-hari kemudian, bertahun-tahun kemudian, mereka masih ada di titik yang sama.
Orang yang punya tujuan mampu melihat mana distraksi dan mana batu loncatan. Mereka mengabaikan distraksi, melaju melawan inersia, menyerang rasa malas. Mereka adalah orang yang setiap jamnya, setiap harinya, setiap tahunnya, bertumbuh menjadi seseorang yang lebih baik.
Sadari. Buang hal-hal yang membuat kamu terbuai dalam distraksi. Jangan takut, kalau hal itu memang penting pada akhirnya ia akan kembali kepada kamu–percayalah.
Tanyakan apa yang ingin dan perlu kau capai. Fokus dan maju terus.
510 notes
·
View notes
Text
Pemutus overthinking paling ampuh ialah mengimani qada dan qadarNya dengan utuh. Percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dan tidaklah Allah menetapkan sesuatu kecuali itu baik untukmu.
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
448 notes
·
View notes
Text

Pict by @boohwanj
Hidup seringkali berjalan terasa sangat monoton, pengulangan rutinitas-rutinitas yang sama, tanpa disadari menimbulkan percikan rasa bosan di hati. Yang lama-kelamaan dapat mengaburkan mata hati untuk mensyukuri banyak nikmat yang terus mengalir deras saat ini...
Lalu ketika hidup melakukan hal sebaliknya, ia memberi kita kejutan dengan terjadinya beberapa peristiwa yang tak terprediksi dan menggagalkan rencana yang sudah dirancang sematang mungkin. Seringnya kita kecewa dengan keadaan. Merasa hidup tidak adil, atau sebenarnya hati kita yang kurang lapang untuk berdamai dan menerima takdir-Nya?
Pekerjaan-pekerjaan yang tampak spele di mata dunia, bisa jadi berisi keberkahan yang begitu besar disebaliknya jika di pandang dari kacamata akhirat.
Rutinitas-rutinitas yang terasa biasa-biasa saja, bisa jadi di dalamnya terkandung lautan hikmah yang begitu luas jika diresapi dengan hati yang ikhlas ketika menjalaninya.
Keadaan saat ini yang mungkin jauh dari kata mewah, padahal bisa jadi di dalamya terkandung rasa cukup dan ketenangan jika dijalani dengan hati yang penuh syukur.
Keadaan kita hari ini, mungkin dirindukan oleh banyak orang untuk dapat merasakannya.
Posisi kita saat ini, mungkin begitu didambakan oleh banyak orang yang hampir putus asa mencari pekerjaan.
Oleh sebab itu, pandai-pandailah diri, untuk selalu belajar bersyukur atas karunia dan nikmat-Nya yang selalu tak terbendung dan tak terhingga jika dihitung...💐
Kumandang adzan, 26 Januari 2024 20.03 wita
263 notes
·
View notes
Text
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan
Punya hati yang ikhlas untuk melihat pencapaiannya orang lain, adalah sebuah keistimewaan yang luar biasa.
Karena tertawa melihat penderitaan orang lain itu mudah.
Merasa baik-baik saja ketika orang lain di bawah, itu biasa.
Tapi turut mendoakan ketika orang lain sampai pada rezekinya, itu ilmu hati yang perlu dilatih berkali-kali.
Apalagi ketika kita merasa di bawahnya. Ketika kita merasa satu langkah tertinggal di belakangnya.
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan.
Karena bisa jadi memang rezeki kita selalu berbeda satu dengan yang lainnya.
Pencapaian kita tidak akan pernah sama.
Mungkin kita hanya perlu membiasakan diri untuk memberi ucapan selamat. Turut mendoakan dan bertepuk tangan atas keberhasilannya orang lain.
Bukankah Allah sudah menakar sesuai kemampuan hambanya masing-masing?
Ketika jalan kita dirasa sulit dan orang lain begitu mudah. Percayalah bahwa garis finishnya berbeda, waktu kita tidak sekarang.
Tapi setidaknya yang bisa kita usahakan saat ini juga;
Tidak iri melihat pencapaian orang lain merupakan sebuah ketenangan hati yang tidak semua orang mampu meraihnya.
Semoga hati kita selalu berada dalam keridhoan dan keikhlasan.
—ibnufir
620 notes
·
View notes
Text
“Sunah itu seperti perahu Nabi Nuh barangsiapa yang menaikinya maka akan selamat. -Imam Malik-”
—
10 notes
·
View notes