hanya suara gaduh dalam pikiran yang perlu disuarakan dalam tulisan 💌
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Nak. Tidak apa berduka atas kondisimu. Tidak apa jika hari ini sedih karena situasimu. Tidak mengapa. Kecewa adalah bagian dari menjadi manusia. Khawatir adalah bagian dari menjadi hidup.
Nak. Perasaan itu makhluq Allah. Perasaan itu diciptakan oleh Allah. Pada perasaan-perasaan itu, adalah ruang untuk kita mencari peluang amal shalih. Pada perasaan negatif itu, adalah jalan kita mendekat pada Allah.
Tidak apa jika hari ini rehat. Besok kita kembali meminta kuat.
07.05.24
177 notes
·
View notes
Text
Apakah melakukan ibadah sunnah itu baik? Sangat baik! Tapi bagaimana kalau justru ia mengalahkan hal-hal yang wajib?
Kekeliruan cara berfikir kita saat ini adalah karena kita melupakan atau belum tahu, manakah ibadah yang fardhu; kemudian pembagiaanya yang 'ain dan kifayah, bagi kita
Inilah problematika ilmu yang implikasinya berpengaruh pada cara kita hidup
Sholat tarawih itu sunnah, dan baik tapi mendahulukan tarawih di saat jam jaga malam, ada pasien gawat darurat yang perlu segera ditolong keselamatannya adalah hal yang keliru
Sholat dhuha itu sunnah, dan baik, tapi mendahulukannya di saat jam kerja, hingga mengganggu pelayanan kepada masyarakat itu juga hal yang keliru
Mungkin kemudian saya akan dicap lebih mementingkan dunia daripada akhirat, biarlah
Tapi izinkan saya bertanya, apakah saat kita bekerja di kantor, meneliti di lab, melayani masyarakat, mengobati pasien; kita niatkan hanya utk dunia saja? Sehingga seolah-olah saat kita profesional dan maksimal bekerja kita dianggap cinta dunia?
Silakan jawab sendiri
Padahal ahwal kita, kondisi kita itu Allah yang menetapkan, maka apakah kemudian Allah sengaja menetapkan kita hanya untuk mencintai dunia saja? Tentu tidak!
Inilah penting untuk mengetahui, mengilmui, memaknai, apa itu ibadah, bukan sekadar yang sifatnya ritual 5 kali sehari, puasa, zakat, juga haji; tapi menurut Ibnu Abbas saat menafsirkan ayat penciptaan dengan tujuan beribadah, adalah untuk mengenal Allah
Kita diciptakan untuk mengenal Allah, dan berhutang kepada Allah karena telah diciptakan. Kita tidak akan pernah mengenal Allah jika tidak diciptakan; maka sejatinya ibadah kita dalam rangka mengenal Allah
Kita sudah lama terjebak dalam dualisme berfikir dunia dan akhirat, bekerja atau ibadah, belajar atau berjihad; seolah-olah hanya boleh memilih, padahal dalam islam ia bagian yang satu (tawhidi)
Maka mari, jujurlah dalam berilmu, adil juga dalam menilai, tempatkan sesuatu pada tempatnya, tidak berlebihan, juga tidak menggampangkan, jangan serampangan, tapi tidak perlu juga memberatkan atau dipaksakan
Semoga tidak ada lagi yang bertanya "bagaimana cara menyeimbangkan belajar dan beribadah" atau berlaku tidak profesional dalam bekerja dengan alasan "itu cuma dunia"; ya pantas saja, umat islam lemah, karena kita memang sudah lemah dalam berfikir
Kemenangan itu dekat, sangat dekat, tapi menujunya sangat jauh, berat, dan sukar; bersiaplah selalu!
107 notes
·
View notes
Text
Duit Gak Dibawa Mati, Tapi…
Kita sering denger kan, “Duit gak bakal dibawa mati.” True, but let’s dig deeper. Yang gak kita bawa emang fisiknya duit: lembarannya, koinnya, atau angka-angka yang keliatan di mobile banking kita. Tapi yang sebenarnya bakal ikut sama kita tuh adalah jejaknya—duit itu kita pake buat apa?
Kayak gini deh, bayangin kita lagi doa ke Allah. Apa sih yang sering kita minta? Duit, kan? “Ya Allah, please kasih rezeki yang banyak.” Dan kadang kita mikir, kok kayaknya materialistis banget ya minta duit? Tapi, hold up—Allah tuh gak bakal nyuruh kita minta sesuatu yang sia-sia. Allah tau kalau kita punya duit, kita punya power buat make a difference. Duit tuh bukan cuma alat, tapi medium buat nyebarin kebaikan.
Let’s be real, di dunia sekarang everything revolves around money. Mau bantu orang? Ya, butuh duit. Mau bikin hidup kita lebih stabil biar ibadahnya lebih khusyuk? Juga butuh duit. Jadi, bukan duitnya yang salah, tapi mindset kita ke duit itu yang nentuin arah. Kita sendiri yang harus tau gimana make itu jadi berkah.
Makanya, usaha tuh penting banget. Minta ke Allah duit yang banyak itu bukan hal egois, kok. Selama kita punya niat dan tahu apa yang mau kita lakuin sama rezeki itu, ya wajar aja kita doa kayak gitu. Karena sebenarnya, with more money comes more responsibility. Kalau kita udah tau ke mana arah duit kita, udah ada niat buat bikin itu meaningful, Allah pasti kasih jalan.
So, next time kita denger orang bilang, “Duit mah gak bakal dibawa mati,” coba senyumin aja. Karena kita tau, sebenernya yang dibawa mati tuh impact-nya. Duit itu cuma alat, tapi niat dan usaha kita yang bikin semuanya punya arti. It’s not about the money, it’s about the purpose.
25 notes
·
View notes
Text
Suatu hari, guru saya pernah berpesan :
"Jangan jadi ahli ilmu, Mal. Jadilah ahli surga"
Sontak saya langsung kaget mendengar perkataan itu. Bukankah ahli ilmu itu adalah sesuatu yang baik dan mulia? Gumamku dalam hati.
"Kenapa kok jangan jadi ahli ilmu?", Tanyaku.
"Karena orang yang berilmu belum tentu masuk surga. Sampai ilmunya benar-benar diamalkan dan mendapatkan belas kasihan Allah" Jawab guru saya.
"Kalau belajar, mencari ilmu, hanya untuk menyombongkan diri kita di depan orang lain, hanya untuk merendahkan orang, memandang orang lain dengan pandagan sebelah mata, menganggap diri lebih baik, lah buat apa?" Lanjutnya.
"Berilmulah, lalu rendahkanlah hatimu. Rahmat Allah itu mencari hati yang merendah, sebagaimana air yang selalu mencari tempat yang rendah" Tutupnya.
Makjleeeeb.
Rasanya seperti tersembar petir. Saya hanya diam membeku.
Faghfirli Ya Rabb.
17 notes
·
View notes
Text
Tempat yang aman dan kokoh
Hari ini cosplay jadi nurse home care ke tempat Fudhla.
modus aja judulnya home care padahal sebenernya mau jenguk sekalian main wkwk.

Mengunjungi Umma Fudhla dan calon ponakan yang sejak trimester 1 sudah sering dilibatkan dalam percakapan kami, dan di usia gestasinya saat ini, ia sudah mulai merespon dengan tendangan-tendangan halus, meski mungkin tidak paham obrolan kami atau bahkan terheran-heran dengan kerandoman dua manusia ini "Umma dan Onty nih sedang membicarakan apasih?" 😂 semoga hanya hal-hal baik yang keluar dari lisan kami ya nak.
Hari ini, onty dan umma membicarakan tempat paling aman dan kokoh untuk kamu di usiamu saat ini. Ia bernama perut umma (rahim). Bahkan Al-Qur'an menyebutnya sebagai Qararim Makiin, dinding yang kokoh.


Itulah mengapa tempo hari om tante perawat dan dokter di RS berupaya maksimal agar kamu tetap di sana. Rasa syukur yang teramat banyak sebab masih Allah berikan kamu rezeki untuk tetap tinggal di tempat paling aman itu, sebelum nantinya dengan kehendak Allah semoga kamu terlahir cukup bulan dan dalam kondisi sehat, serta Umma Fudhla melahirkanmu juga dalam kondisi sehat (Aamiin ya Allah).
Sebagai seorang ners NICU, Onty belajar bahwa tidak ada incubator, infant warmer atau tempat lainnya yang lebih aman dan kokoh untuk janin selain di dalam rahim, tempat yang baik untuk bertumbuh dan berkembang, tempat memperoleh asupan oksigen dan nutrisi dari plasenta yang menempel di dinding rahim, tempat yang menghangatkan tubuh mungil mereka. Karena memang seperti namanya nak, Rahim adalah kasih sayang Allah yang nyata.

Tetapi, pada kondisi tertentu teman-temanmu dari rahim ibu lain perlu dilahirkan lebih cepat dari usia seharusnya, yang mana kondisi tersebut lebih baik dari mempertahankan mereka tetap di sana. Setelah itu, Allah beri kami amanah untuk menciptakan lingkungan semirip mungkin dengan Rahim (kehangatannya, oksigennya, nutrisinya, pencahayaan, dan hal-hal lain sesuai kebutuhan mereka), meski tentu saja tidak ada teknologi apapun yang mampu menandingi ciptaan-Nya.

Kurang lebih seperti itulah dunia, kelak kamu akan menemukan bentuk-bentuk kasih sayang Allah yang lain. Nikmat yang terlalu banyak hingga kamu tidak mampu menghitungnya. Semoga kamu dan kita semua menjadi hamba yang bermudah-mudahkan dalam mensyukuri nikmat Allah. Aamiin
23 Desember 2024
3 notes
·
View notes
Text
aku tidak ingin berandai-andai.
terkadang aku penasaran, bagaimana ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha menghadapi hari-harinya dengan tetap kuat dan yakin kepada Allaah atas takdir yang ditetapkan untuknya. Allaah telah menetapkan Ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha tidak memiliki keturunan.
aku hanya ingin tahu bagaimana beliau menghadapi banyak pertanyaan yang mungkin diajukan kepadanya kala itu. kalaupun tidak ada bagaimana beliau melalui hari-harinya selain belajar, menjadi salah satu perawi hadits terbanyak dikalangan para sahabat. akupun ingin tahu apakah semasa beliau hidup, apakah pernah beliau meminta agar dikarunia keturunan? ataukah beliau bahkan tidak pernah sama sekali meminta akan hal tersebut?
aku penasaran bagaimana beliau akan menjawab sebuah pertanyaan "wanita yang memiliki keturunan/ anak banyak biasanya ia sangat mencintai pasangannya (suami). sementara wanita yang tidak memiliki keturunan biasanya ia tidak mencintai suaminya. cintanya tidak besar."
bagaimana mungkin?
membaca kisah beliau ketika difitnah saja membuatku menangis, bagaimana bisa beliau setegar itu kalau bukan karena pertolongan Allaah. bagaimana beliau tetap memilih diam dan menyerahkan semuanya kepada Allaah tanpa sedikitpun mengklarifikasi kebenarannya seperti apa. jika ku kembalikan kepada diriku, maka aku akan sibuk klarifikasi kesana kemari mengatakan bahwa berita itu tidaklah benar. namun demikianlah generasi terbaik memberikan tauladan.
kenapa menuliskan ini?
beberapa waktu lalu aku mengikuti sebuah kajian Ibu hebat. disana mengundang sebuah pemateri seorang ustadzah yang terbilang masih muda. didalam ceramah beliau, beliau menyampaikan bahwa ibu-ibu harus bangga kalau memiliki anak lebih dari tiga. artinya ibu sangat mencintai bapak (pasangannya). apalagi kalau anak pertamanya mirip sekali dengan ibu, artinya ibu dicintai bapak dengan begitunya.
kemudian beliau melanjutkan tausiyahnya,.
karena biasanya Bu, para wanita yang tidak memiliki anak kebanyakan dari mereka biasanya tidak begitu mencintai suaminya. kalau punya anak satu atau dua cintanya tidak sebesar seperti cintanya ibu yang anaknya lebih dari tiga. ujar beliau dengan di iringi sebuah senyuman.
aku tertegun lama sekali, hal itu membuatku menginstropeksi diri. bertanya dengan jujur, apakah benar demikian?
malamnya aku berdiskusi dengan suami, lalu ku tutup dengan tangisan.
ah, pertanyaan seperti itu mungkin terasa ringan dan tidak menyakitkan bagi mereka yang telah Allaah karuniai buah hati meski hanya memiliki satu ataupun dua. dan pertanyaan tersebut sangat membuat bangga dan bahagia buat mereka yang memiliki buah hati lebih dari tiga. lalu bagaimana dengan mereka yang sedang Allaah uji dengan sebuah penantian?
jika ditanya kok belum isi, kok belum hamil, kok masih belum punya anak. kapan hamil, kapan punya anak, kapan merasakan hamil dan melahirkan. dengan pertanyaan sebelumnya. entah mengapa pertanyaan "mereka yang belum punya anak biasanya tidak benar-benar mencintai suaminya."
menghujam sekali, sampai ke inti jantungku. dan aku menangis setiap kali mengingatnya.
aku tidak ingin berandai-andai. tapi aku hanya ingin tahu bagaimana Ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha akan menyikapi hal demikian jika dihadapkan pertanyaan tentang hal tersebut. namun, pada akhirnya aku sadar bahwasanya beliau adalah wanita yang cerdas, beliau tak akan sibuk dengan penilaian makhluk. baginya cukuplah Allaah sebagai saksi dan sebaik-baik penolong.
kalimat pertanyaannya tidak begitu panjang, namun membuatu seperti beku. membuatku tidak berdaya untuk sekadar menulis, menumpahkan semuanya dalam kata-kata. tapi sekarang, aku lebih tenang. dan aku ingin kembali berkarya. siapapun yang membaca tulisan ini, semoga Allah karuniakan kepada kalian kesehatan dan kebahagiaan yang berlipat-lipat..
sejumput hikmah || 18.23
106 notes
·
View notes
Text
"Kamu hanya harus percaya, bahwa selalu ada kesudahan yang baik pada apa-apa yang dilalui dengan melibatkan Allah di dalamnya, seberliku apapun jalan yang ditempuhnya."
341 notes
·
View notes
Text
Merayakan hari ayah tanpa kehadirannya
Meski bapak tidak hadir secara fisik tapi aku ingin merayakannya setiap hari, bahkan minimal 5x sehari. Kok banyak? Iya karena ada 1 aktivitas yang kalau aku kerjakan masih sering aku mengasosiasikannya dengan bapak
Aktivitas itu adalah "Sholat"
Dulu banget waktu masih kecil dan lagi belajar sholat di TPA, guru ngajiku bilang "dengan mengerjakan sholat keinginan kita akan Allah kabulkan"
"Asiik! Kalau gitu aku bisa minta mainan monopoli" pikirku yang saat itu masih bocil
Di rumah aku selalu ingin sholat bareng bapak. Dan selesai sholat tidak lupa berdo'a untuk minta monopoli sama Allah. Haha (keinginan anak kecil emang sederhana ya)
Sampai ada suatu momen ayah pulang dan membawakanku monopoli
"Yeay, do'aku terkabul! Alhamdulillah"
Aku semakin semangat untuk sholat dan maunya sholat sama bapak, maunya diimamin sama bapak, Titik.
Biasanya sebelum adzan aku sudah bersiap-siap mengambil wudhu. Tidak sabar mendengar suara iqamah bapak.
Tapi suatu hari saat sudah masuk sholat ashar aku ketiduran dan bapak sudah lebih dulu sholat, yang membuat aku merajuk. Aku memaksa bapak untuk sholat lagi dan mengimamiku. Meski berakhir dengan aku sholat sendirian, tapi aku tetap ingin bapak menemaniku sampai aku selesai. Wkwk (bibit-bibit tantrumnya sudah ada sejak dini)
Dari sekian banyak memori bersama bapak, Allah pilihkan momen belajar dan membiasakan sholat sebagai kenangan yang selalu aku ingat. Kenangan yg manis bagi cinta pertama dan imam pertama seorang anak perempuan yang hari ini merayakan hari ayah tanpa kehadirannya.

Kabar baiknya bahkan aku bisa merayakannya setiap hari. Di setiap sholat yang aku kerjakan ada memori tentang beliau.

Nanti di akhirat aku mau bersaksi bahwa bapak sudah berusaha sebaik mungkin mengajarkan dan mengajak puterinya sholat. Bapak menjadi ayah yang telah memperjuangkan akhirat anaknya. Semoga di setiap sholat, do'a dan amal ibadah yang aku kerjakan mengalir juga untuk bapak, sebagaimana hadits :
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." (HR Muslim)




3 notes
·
View notes
Text
Bekal Rasa Percaya
Ternyata di perjalanan menjadi dewasa, bawaan rasanya banyak banget. Ada di dua kondisi, pertama merasa banyak hal yang dibutuhkan, mau dibawa semua. Atau, ternyata nggak ada apa-apa yang dibawa buat bekal perjalanan. Banyak nggak tahunya. Jadi sedih, membayangkan rasanya tumbuh dewasa tanpa tahu apa-apa.
Akhirnya memberanikan diri buat memulai banyak hal baru, meski masih abu-abu, banyak ragu-ragu. Nggak apa-apa. Ternyata salah satu hal yang baru kutahu saat jadi dewasa adalah betapa sulitnya percaya sama diri sendiri. (c)kurniawangunadi
161 notes
·
View notes
Note
Kak, what do u think tentang seorang perempuan yg tdk punya figur ayah ibu, dan ingin menikah?
Is she possible to be a great wife and mom?
Is it possible to be a good parent without having a good parental figure?
Of course! Alih-alih terus menghukumi diri atas perasaan insecure karena ketiadaan privilege yang dimiliki, kita punya pilihan untuk menjadi manusia pembelajar. Milikilah mindset pembelajar seumur hidup, karena pada dasarnya manusia diciptakan lemah, dan dengan perintah mengilmui diri dari-Nya lah manusia menjadi kuat. Adil bgt kan Allah tuh✨
Selalu yang saya ulang-ulang tiap kali menjadi pemateri, jadilah manusia yang resilien dan adaptif, biarkan ujian apapun melanda, kita siap bertahan dan terus belajar, mengambil hikmah di puing-puing keterlambatan, kegagalan maupun ketertinggalan di balik itu semua.
Belajar ilmu parenting tidak harus dari orang tua, meskipun dengan adanya figur langsung bisa lebih optimal. Saya rasa dengan segala sarana yang ada hari ini mustahil kita tidak bisa mengakses ilmu-ilmu yang demikian itu, baik yang gratis maupun berbayar. Mau itu daring ataupun luring.
Saya hanya ingin tekankan kepada siapapun yang masih atau terus mengutuki atas segala ketiadaan yang orang tua kita miliki, masih ada pilihan untuk kita belajar, berbenah untuk menjadi orang tua baik di kemudian hari. Insyaallah itu jauh lebih baik dan produktif.
Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, biarkan kegagalan atau ketidakidealan di masa lalu menjadi sumber daya evaluasi terbaik, untuk menjadi berhasil dan ideal untuk masa depan kita nanti.
Semangat untuk kita semua!✨
29 notes
·
View notes
Text
The Warrior of Gaza: Totalitas tanpa standar ganda!
Di momentum berulang 18 Oktober ini, ada perasaan duka dan haru mendalam, bukan karena ucapan dan do'a yang saya terima, melainkan karena sebuah berita yang saya tunggu dari tengah malam kemarin sampai petang ini, cek berbagai kanal berita, menunggu kabar pimpinan tertinggi perlawanan PaIestina, dan baru saja dengan resmi organisasinya mengumumkan kesyahidannya, Yahya Al-Sinwar, Allahyarham.
Siang ini di kantor, saya berdiskusi dengan senior yang juga kakak tingkat saya di kampus. Sejak awal, kami sudah bersepakat kalaupun beliau benar syahid, maka tidak akan kaget ataupun gusar. Sudah banyak pendahulunya yang sepertinya, perlawanan akan terus besar dan berlanjut. Allah Maha Berkehendak, dan sungguh itu adalah kematian yang teramat indah.
Betapa tidak? Jika bangsa kera dan para pendukungnya itu sering kali menuduh pimpinan perlawanan justru asyik bersembunyi di terowongan, jauh dari desing peluru dan hujanan rudal, maka kesyahidannya yang dengan bangga mereka pertontonkan ke publik, menjadi bukti totalitas dan kegigihan pemimpin tertinggi perlawan itu di medan laga, dengan seragam jihad dan keffiyehnya!
Bagi kami kesyahidan beliau menjadi simbol, bahwa jika ingin berjuang membebaskan bumi Palestina, maka harus dengan semangat "Perjuangan pemebebasan PaIestina, tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap, yaitu totalitas!"
Dalam hal apa? Apapun dan dimanapun, di segala medan dan potensi amal yang Allah amanahkan pada kita saat ini. Seperti misalnya kantor kami yang bergerak di berbagai macam bidang usaha, yang setiap tahun selalu mengalokasikan laba untuk mereka, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh.
Ataupun mereka yang bergerak di bidang pendidikan, kenalkan pada anak didik tentang apa yang terjadi di PaIestina, atau mereka yang aktif di organisasi pergerakan, terus suarakan. Apapun itu, dimanapun. Kita contoh totalitas Abu Ibrahim itu, yang tidak peduli dengan posisinya sebagai pemimpin tertinggi untuk tetap turun ke medan jihad, yang beliau kenal hanyalah 'pembebasan Al-Aqsha adalah harga mati!.'
Selamat bertemu Rabb-mu, wahai Abu Ibrahim, the warrior of Gaza. Kami menjadi saksi kegigihan dan totalitas perjuangamu di medan laga. Allahumma taqabbal syuhada.
160 notes
·
View notes
Text
Buat Kita yang Hidupnya Lagi Ada Aja Ujiannya
"Orang yang tumbuh dalam keadaan serba mudah", nasihat Ibnu Qayyim suatu hari, "ia tak akan merasakan apa yang dihadapi oleh mereka yang terbiasa dengan ujian."
Orang yang biasa nyaman, kena masalah ringan rasanya terombang-ambing. Orang yang sudah biasa, ya sudah terbiasa.
Ini bukan tentang cari-cari masalah. Jangan berharap dapat ujian. Itu yang Rasul ajarkan.
Tapi, hakikatnya hidup ini adalah gelombang ujian demi ujian. Allah ciptakan seperti itu, justru agar kita bertumbuh dan makin kuat. Allah menyayangi kita dengan menguatkan kita; lewat diuji.
Orang yang sudah biasa menjalani hidup yang penuh tantangan; ia lebih cermat, hidupnya dinamis, dan ia belajar dari pengalamannya.
Dan berpindahlah kita dari mentalitas berbunyi "kenapa aku yang diuji?", menjadi mentalitas: "apa yang Allah ingin ku pelajari dari ujian ini?"
—ceritaedgar, Founder Gen Saladin
355 notes
·
View notes
Text
tujuan, kita.
pelajaran yg didapat hari ini;
Pada kehidupan yang semakin dewasa rasanya begitu melelahkan, terkadang kita menemukan atau seringkali memutuskan untuk merubah arah jalan kita agar segera sampai pada tujuan kita lebih cepat. hidup dan serangkaiannya yang seringkali membuat kita lelah, terkadang tidak memberikan kita kesempatan untuk sekadar memberi jeda beristirahat atau bahkan untuk sekadar bernafas.
lalu munculah pertanyaan dalam diri perihal tujuan hidup yang sedang kita jalani sampai detik ini. kenapa Allaah menciptakan kita, apa tujuan yang sesungguhnya kita hidup di dunia, mengapa ada banyak penderitaan, mengapa tidak bahagia saja dan serangkaian pertanyaan lainnya.
saat-saat genting sekalipun, rasa putus asa dan ingin keluar dari pekatnya permasalahan terkadang seringkali memunculkan pertanyaan perihal mengapa kita diuji dengan sebegitu hebatnya. mengapa ujiannya begitu berat sekali hingga terasa sesak dalam melaluinya. lalu mempertanyakan diri, sanggupkah badai ujian yang berat ini terlewati.
rupanya satu persatu permasalahan itu terurai dan terselesaikan. bagaimana bisa? siklus kehidupan rupanya memang demikian.
Allaah tidak menciptakan kita tanpa tujuan. apa yang Allaah lakukan kepada kita, pasti ada sebuah tujuan dibaliknya. dan tentu saja kita paham, bahwa seluruh hidup ini adalah ujian yang setiap dari diri kita pasti mengalaminya, bahkan rasa bahagia sekalipun. jadi kita tidak akan lagi berkata,
"bagaimana mungkin orang baik hidupnya sulit dan orang jahat hidupnya menyenangkan dan terlihat bahagia."
padahal kita semua tahu, selevel nabi saja ujiannya tidak mudah. kehilangan orang yang beliau cintai berkali-kali, difitnah, diusir, dicaci maki, dan penderitaan lainnya yang masih banyak lagi. dari sini kita belajar, bahwa semuanya atas izin Allaah. segala rasa sakit, ataupun rasa bahagia, semua atas izin Allaah.
Kami akan menguji kalian , benar-benar menguji dengan berbagai macam hal.
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)
maka tidak ada keadaan yang Allaah berikan kepada kita yang tak memiliki tujuan. dari semua tujuan itu akan selalu ada hikmah di dalamnya. jika ada yang bertanya, "lalu apa hikmahnya?"
ya, nggak tahu. barangkali mungkin saat ini belum tahu hikmahnya, tapi bisa jadi kita akan menemukan jawabannya nanti. atau barangkali kita tidak akan pernah mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu. maka yang perlu kita ingat dan yakini lekat-lekat. bahwa Allaah telah merencanakan semuanya, kita hanya diminta untuk bersabar sampai pertolongan Allahah itu datang kepada kita. dan sabar tak berarti pasrah atau berdiam diri. kemampuan untuk berdoa, meminta pertolongan Allaah adalah salah satu bentuk sabar yang diupayakan diawal kita ditempa sebuah badai.
upayakan apa yang memang bisa diupayakan, jangan berputus asa pada apa-apa yang sudah menjadi tujuanmu hingga akhir. percayalah, dalam setiap mimpimu apalagi itu sebuah kebaikan, Allaah akan menolongmu setiap waktu tanpa jeda, tanpa tapi. sebaik itu Allaah kepada diri kita. lalu mengapa kita memandang selain kepadaNya?
maka telisik kembali, tujuan apa yang sedang ingin kamu upayakan? semoga Allaah menolong diri kita setiap waktu untuk mendekatkan kita pada tujuan yang sedang kita upayakan.
menilik kembali || 15.21
102 notes
·
View notes
Text
Hidup dan hal yang perlu dijuangkan.
Semakin kesini hanya ingin menjadi hamba yang ikhlas. Ikhlas menjalani segala ketetapan takdir, karena setiap takdir Allaah pasti baik.
Semakin kesini hanya ingin diberi kelapangan hati dan ilmu yang luas untuk memahami setiap kejadian dengan penuh sabar dan hikmah.
Tidak terburu-buru, tidak terlalu banyak berharap pada dunia, tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi apapun yang terjadi. Kalau bahagia, ya bahagia sederhana. Kalaupun bersedih, ya bersedih dengan sewajarnya.
Semakin kesini hanya ingin menjadi hamba yang selalu ditolong dalam setiap hal. Dalam hal apapun, dalam keadaan segetir bagaimanapun. Diberi pertolongan untuk terus berbaik sangka kepada Allaah. Bahwa Allaah tidak akan meninggalkan diri ini sekalipun semua orang berpaling.
Ditepian, aku menabur harap. Untuk tidak patah, untuk tidak rapuh. Walau seringkali kenyataan memberhentikan. Allaah, tolong diri ini hingga akhir, tolong..
403 notes
·
View notes
Text
Mylog: Superhero
Sebagai anak generasi 90-an, aink tumbuh besar bersama karakter-karakter anime. As far as i remember, minggu pagi aink selalu diisi dengan film digimon, kemudian menyusul naruto dan luffy dari serial one piece. Masa kecil aink penuh dengan imajinasi petualangan dari delapan anak terpilih, yang berpetualang di dunia digital.
Buat yang pernah nonton, pasti tahu kalo setiap karakter anak melambangkan satu sifat tertentu such as keberanian, persahabatan, cinta dll. Sifat-sifat tersebut kemudian dengan sukses terinstal di aink versi kecil. Aink pengen berani kayak si Taichi, suka banget pengetahuan kayak koshiro.
Mengenal naruto, aink berasa tumbuh bareng sama dia. Mulai dia ketika masih di akademi dan aink masih sekolah, dia remaja aink juga remaja, bahkan sampai dia menikah pun usia pernikahannya cuma selang beberapa tahun ama aink. Bedanya dia anaknya uda agak gede, aink masih di kandungan, hahaha.
Serial one piece pun aink ngikutin dari SD, sejak dia keluar dari tong, trus berpetualang naik rakit berdua bareng zoro sampai sekarang dia uda jadi bajak laut terkenal dengan perahu yang keren banget. Sampai aink uda married pun, aink masih setia ngikutin onepiece. Aink ampe hafal jejak-jejak petualangan luffy dari sejak dia masih bajak laut ecek-ecek. Mungkin mirip-mirip istri yang hafal banget sama Harry potter. Buku tujuh jilid segitu tebel tapi bisa hafal ceritanya di luar kepala. Daebak!
Buat aink, tokoh-tokoh anime itu adalah superhero yang ngajarin aink banyak hal. Banyak hal baik yang aink pelajari dari karakter dan cerita mereka. Cuman sayang, mereka ga benar-benar ada. Murni fiksi. Sekedar rekayasa pengarang cerita.
Aink punya superhero baru ketika menginjak masa perkuliahan. Ketika pergaulan semakin luas dan bahan bacaan aink semakin beragam, aink mulai kenal dengan tokoh-tokoh islam. Aink lebih mengenal nabi Muhammad dan kisah dakwahnya. Setelah aink baca sirah nabawiyah, ternyata ceritanya rame banget. Trus aink juga mulai kenal sahabat-sahabatnya. Ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali sebagai khalifah setelah nabi. Dan masih banyak lagi sahabat nabi lainnya dengan karakter dan ceritanya masing-masing.
Selain semakin sering nyari cerita-cerita tentang nabi, aink juga mulai suka nge-eksplore kisah para sahabat. Aink pribadi memang suka anime petualangan dan yang ada perang-perangnya. Jadi, otomatis aink lebih tertarik sama karakter kuat di medan perang macem Umar, Khalid, dan Hamzah. Aink punya buku cerita islam seri warlord gitu di rumah, ada Shalahuddin, Khalid, Thariq dan Ikrimah.
Dari segi cerita, aink pikir sih serunya ga beda jauh. Lebih menegangkan pahlawan islam sih. Lagian ceritanya juga real. Aink suka banget adegan peperangan pada awal-awal islam. Perang badar yang 313 orang lawan 1000, yang nabi sampai berdoa dengan harap-harap cemas lalu turun 1000 malaikat dari langit. Trus perang Uhud yang ketika muslimin uda mau menang, tapi regu pemanah malah ninggalin pos jaganya. Khalid yang masih kafir trus ngacak-ngacak formasi kaum muslimin. Pasti rame banget kalo bisa dibikin live actionnya.
Aink berhubung dari kecil suka nonton anime, suka mikir gimana kalo cerita islam itu dibikin versi animenya. Digarap dengan serius si adegan berantemnya. Pasti rame. Dari segi dramanya pun ga kalah seru. Bayangin aja, ketika islam turun, orang tua dan anak jadi musuhan, adik berantem sama kakak. Bahkan suami istri bisa pisah. Aink suka sebuah adegan ketika fathul mekkah. Ketika pasukan yang dipimpin Khalid masuk ke salah satu gerbang pintu mekkah dan berhadapan dengan pasukan Ikrimah. Mereka sobatan banget ketika masih jahiliyyah. Trus pas ketemuan ketika fathul mekkah,mereka uda jadi musuh.
Diantara empat buku serial warlord yang aink punya, aink paling suka cerita Ikrimah. Dia anak salah satu musuh nabi, trus salah satu pejuang jahiliyyah yang tangguh dan bahkan lolos ketika fathul mekkah. Ada cerita romantis ketika dia hijrah dan menjadi muslim berkat bantuan istrinya. Beliau wafat sebagai syuhada.
Ketika anak aink lahir kelak, aink pengen dia ga kayak bapaknya yang lahir ditemani tokoh-tokoh fiktif. Dia harus setidaknya mengenal tokoh-tokoh real yang hidup di jaman dahulu dengan karakter dan ceritanya masing-masing. Banyak kisah dan teladan yang bisa diambil hikmahnya dari para pahlawan islam tersebut.
Semoga kelak ada versi animasi dari cerita-cerita islami, yang keseruannya selevel sama sword art online dan ceritanya digarap dengan baik kayak one piece. Biar anak-anak di masa mendatang lebih mengenal dan mengidolakan para pejuang islam yang jelas-jelas tokoh nyata dan kisah hidupnya di tulis oleh sebaik-baik pembuat cerita.
39 notes
·
View notes
Text
Puncak prestasi seorang manusia, adalah dalam penghambaan dan ketertundukan sepenuhnya.
Dimana hidup kita tak lagi tentang sekadar ingin menjadi apa, tetapi tentang apa yang membuat Allah ta'ala semakin ridha.
- Teh Karina Hakman
Kalau lagi khawatir, seolah menerka-nerka bagaimana cara Allah menuntun kita dari takdir satu ke takdir yang lain, coba ingat-ingat lagi ayat ini :
"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 59)
94 notes
·
View notes
Text
Kamu akan diuji, pada sesuatu yang kamu junjung tinggi, atau sesuatu yang kamu takuti, atau barangkali sesuatu yang kamu hindari.
Sebagaimana Nabi Ibrahim yang sangat lembut dan dan penyayang, Allah berikan ujian dengan penantian buah hati hingga usia lanjut, lalu saat Ismail lahir, Allah perintahkan meninggalkan bayi tsb bersama ibunya di daerah yg tandus tak berpenghuni. Lagi, saat anaknya telah menuju remaja Allah perintahkan untuk menyembelihnya. Tapi tentu, cinta nabi Ibrahim kepada Allah selalu lebih besar daripada kecintaannya kepada keluarga & anak-anaknya.
Begitulah, setiap manusia Allah berikan potensi ujiannya masing-masing. Semoga kamu mampu mengenali dirimu sendiri, agar mampu mengingatkan pada diri bahwa ini semua akan baik-baik saja jika cinta Allah selalu kita jadikan tujuan utama.
85 notes
·
View notes