Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kenapa
Kok salah fokus bgt sih jadi orang? Bukannya liat whole of pict nya malahan fokus sama komposisi fotonya, because they look like a couple. And im jealous as usual.
1 note
·
View note
Text
Uring uringan
Just it. Uring uringan. Mau rusuhhhhh pikiran sama hati itu panas banget mau lakuin sesuatu tapi entah apa.
Kenapa terus terulang????????
Tolong jangan buatku remuk berulang. Capek. Gak relaaaa!!! Our last accident... kenapa gak di benahi bersama jangan sampai ambil keputusan sepihak, aku garelaaa setelah insiden terakhir! Aku bener bener gatau harus gimana, bisa jadi sehancur apa. Tolong tolong.
Ya Allah aku mau pasrahin tolong kuatin diri ya Allah. Beriku petunjukkk harus gimanaaaaa.
0 notes
Text
Pertanyaan kepalaku ke diriku sendiri
A: kemana pujian-pujian yang sering dilontarkan ke kamu soal kamu tetap cantik walau jarang mandi juga dan sebagainya itu?
B: lagi cuti dulu hehe.
(B si Aku yang denial dan tetap stay cool)
0 notes
Text
Those memories suddenly comes up in my mind!
Iya, udah tiba-tiba muncul, terus beberapa scenenya keputer di kepala. Kalau begini, enaknya sambil nyender dan memejamkan mata supaya bisa dinikmati. Alias nyantai di kantor alias sengaja gabut. He he.
He was really nice to me (super duper nice i mean) and i never met someone like this before. And yes, i fell in love with him, i cant. Haha. Terima kasih Papayanda.
At first, nggak kepikiran sih bisa akhirnya ‘jadi’ dan sampai sekarang ‘begini’ kalau aja waktu itu dia nggak inisiatif nyuruh temen yang disebelahnya untuk tukeran kursi sama gue, terus being a guardian to me waktu lagi nanjak-nanjak gunung dan selalu mengulurkan tangannya supaya jadi pegangan gue (nyu), nganterin gue yang mau buang air kecil di gelap dan dinginnya malam di tengah gunung, kebacanya dia kalau lagi nyariin gue yang selalu ngumpet dalem tenda manapun untuk berlindung dari dinginnya udara gunung (terus ketiduran), dan geregetannya dia sama gue sampai pipi gue dimainin kala itu buat gue speechless di dalem tenda yang isinya juga pasangan lagi berbahagia ditambah suasana api unggun dan keramaian orang-orang yang sibuk masak untuk makan malam kita semua. Suasana waktu itu hangat seketika.
Belum lagi kalau aja waktu pas turun gunung dia juga nggak kawal gue padahal dia yang akhirnya kepleset di aliran air gunung, yang berakhir dengan pernyataan sayangnya dia ke gue pas di bus pulang karena dia dengan gentle ngetag-in gue untuk duduk berdua di bus (setelah gue pancing pertanyaan juga sebelumnya sih).
Daaan gue bahagia tiada tara saat itu bahkan saat di taksi menuju rumah dari pangkalan bus (udah touchdown Jkt) itu gue senyum-senyum sendiri.
Nggak pernah expect apapun tentang how he would treated me tepat sebelum naik gunung, simply it happened naturally. Gue bisa rasain ketulusannya sih, kasih sayangnya, dan keberaniannya buat taking care of me.
Nggak kerasa udah 2,5 tahun yang lalu.
0 notes
Text
Gelisah/resah
This is what would happen if i let my heart start to falling over and over again. In the god damn same hole.
I just love him that much. And i cannot predict how annoying i’ll become. I just scared.
0 notes
Text
Dilema
Kamu menyadari, perangaimu tidak begitu baik dan mengenakkan terhadap pasanganmu ketika kamu merajut kasih. Kamu sadar tidak seharusnya kamu bertingkah menyebalkan dan rewel setiap saat. Disatu sisi kamu tidak kuasa menahan dirimu untuk tidak bersikap seperti itu, dan bersamaan dengan itu kamu juga iba terhadap ia yang sering menjadi korban disaat kamu mencinta berlebihan.
Sepertinya kamu tau, mengapa banyak orang bahagia sendirian. Karena mereka sadar, mungkin mereka bukan pribadi yang baik ketika berdua dan mencintai seseorang. Kamu kini khawatir, kamu melukai dia yang kamu cintai dengan cara mencintamu yang menyiksa.
Mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan untukmu.
0 notes
Text
Teman Terbaik
Dia yang tidak akan menyimpan kedengkian padamu, yang akan bahagia jika kamu mendapatkan kebahagiaan, yang akan berdoa agar kebaikan selalu bersamamu, tanpa iri juga dengki
Teman yang baik, yang tidak akan saling menjatuhkan, apalagi membicarakanmu di belakang, dia yang akan menyimpan rahasiamu juga aibmu, menjadikan dirinya benteng agar keburukanmu tidak nampak atau bertebaran
Namun, sudahkah kamu menjadi seorang teman yang baik ? Yang kamu menjaga dan melindungi semua temanmu ?
Berbenah tidak harus meminta, tapi memulainya dengan diri sendiri, karena kebaikan yang dimulai dari diri sendiri, akan menjadi magnet kebaikan orang lain pada dirimu
Mari berbenah. Sudah waktunya.
@jndmmsyhd
364 notes
·
View notes
Text
Sikap ‘lovely’ itu timeless. If it lives only in a moment of a time, then it aint a character. It’s just a (good)consequencies that you’ve temporary felt from so moody person.
0 notes
Note
Assalamualaikum Kak Satria, mau tanya, mohon sarannya utk bgmn caranya mempertahankan hub dgn lawan jenis yg dilandasi komitmen sj, ada niatan utk serius, kedua pihak keluarga mengetahui niatan tsb, walau tanpa status. Namun belakangan kepedulian si lwn jenis menurun, sering adanya penolakan pd upaya2 utk ttp bersama (sharing/ketemu), intensitas komunikasi yg jd gitu2 aja (one way) krn ia seringkali gak interest sama pembahasan apapun, & sikap2 yg tdk menunjukkan keseriusan. Apakah hrs diakhiri?
Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuh.
Komitmen apa? Lisan? Ada bukti nyatanya? Bisa dipertanggungjawabkan? Seberapa baik kualitas niatan yang dimaksud? Jangan heran kalau penurunan kualitas hubungan terjadi karena sebetulnya memang tidak ada ikatan yang betul-betul mengikat komitmen dan niatan yang kalian miliki. Sejujurnya, saya seringkali gemas melihat dampak yang hadir dari kisah nyata semacam ini.
Kenapa gemas? Karena yang paling dirugikan sebetulnya adalah kaum perempuan. Kalau kamu adalah adik perempuan saya, saya akan menyarankan kepada si laki-laki yang konon memiliki niat baik itu untuk bersegera. Kalau enggak sanggup bersegera membawaserta keluarga ke rumah, jangan gantungkan perasaan dengan ikatan gaib yang bernama “komitmen” atau “niatan untuk serius”. Kalau saya jadi kakak laki-lakimu, saya akan menyarankan: lebih baik diakhiri.
Maaf, tidak ada masukan dari saya untuk mempertahankan hubungan kalian.
Setelah diakhiri, biar laki-laki tersebut memahami dengan lebih baik makna “prioritas”. Kalau memang kamu sudah ingin menikah, carilah figur laki-laki lain. Kalau belum ingin menikah, jangan hambur-hamburkan perasaanmu untuk juntrungan yang enggak jelas. Kalau dia sudah ingin menikah, tunggu dia menunjukkan kelelakiannya. Kalau dia belum ingin menikah, jangan menebar janji terhadap lawan jenis karena hal tersebut amat merugikan perempuan manapun.
Orang yang sudah dilamar saja masih mungkin batal menikah kok. Mungkin banget. Saya melihat langsung batalnya beberapa pernikahan dari orang-orang terdekat setelah prosesi seserius lamaran dilakukan di hadapan orang tua serta keluarga besar. Lalu apa yang bisa diharapkan dari “dilandasi komitmen saja” dan “niatan untuk serius”? Jangan berharap terlalu banyak. Fokuskan waktumu untuk hal-hal lain yang lebih layak juga sepadan untuk masa depanmu. Maaf kalau jawabannya membuatmu kurang berkenan.
209 notes
·
View notes
Quote
Dont teach me to get used to being alone. I'm already best at it.
1 note
·
View note
Quote
Saat hati mulai tidak karuan. Saat pikiran terasa monkey mind. Pertanda, barangkali kita tengah kufur akan nikmat Tuhan dan lemah dalam iman. Maka, bergeraklah mendekat pada Rabbmu dalam keadaan berserah penuh keikhlasan. Mendekatlah pada Rabbmu dalam keadaan penuh harap, itu saja kiranya yang kau butuhkan. Mensucikan hati dan pikiran.
Muhasabah diri (via tessarevananda)
13 notes
·
View notes
Text
Ciamik!
Jalan
Ada yang setelah sekian lama menunggu, akhirnya berujung temu. Ada pula yang sebaliknya, menunggu seseorang sekian tahun, ternyata digantikan dengan seseorang yang lebih baik. Yang lebih siap. Meski tak terduga sebelumnya.
Ada yang diam-diam mendoakan, menyodorkan proposal di tiap sujud panjangnya pada Allah, ternyata entah bagaimana cara Tuhan mempertemukan, doa-doa itu dikabulkan. Ada yang sudah demikian gigihnya mencintai dalam diam, mendoakan di sepanjang malam, tapi Allah punya suratan lain. Meski takseindah milik Fatimah yang dalam senyap mengagumi Ali, tapi menurutNya–garis ini sudah yang terbaik.
Ada yang sedang menggugu, hatinya baru saja patah. Tapi tetiba, Allah kirim obat merah. Yang perlahan menyembuhkan, yang mau dengan sabar membangun lagi kepercayaan.
Ada yang butuh bertahun-tahun untuk kembali menata serpihan, tak apa, pada akhirnya dia menemukan jalannya. Mungkin romansa bukan genrenya. Tapi tak pernah ada prasangka buruk padaNya. Barangkali, nanti di akhirat Allah simpankan satu yang paling baik untuknya. Biar kali ini ia hidup dengan cinta yang lain; cinta pada ilmu pengetahuan, cinta pada pengabdian, cinta pada kebermanfaatan, cinta pada keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Ada yang sedang menata diri. Biarkanlah, jangan dipanas-panasi.
Ada banyak jalan, ada banyak kisah. Ada banyak yang bisa diambil pelajaran, ada banyak pula yang bisa kita petik hikmah. Setiap kisah, punya air matanya masing-masing, punya tawanya masing-masing.
Selamat menata prasangka baik, selamat menjalani jalanmu dengan sebaik-baiknya! Perdengarkanlah kisahmu nanti, untukku. Agar aku bisa belajar juga dari situ.
2K notes
·
View notes
Text
Another typical 'sometime'
Sometimes you'd rather be busy all the time with no holiday at all. Because you dont want to be sad anymore for same reason: hopelessnesses, about having expectation that you would shared your whole free day with someone you love but turns out you fckg alone under the blanket for all day long.
0 notes
Text
What now?
Kini kamu dilanda rindu. Rindu yang perih. Rindu yang sedih.
Rindu seperti apa yang rasanya demikian?
Rindu yang tidak kunjung bertemu 'obat'nya.
1 note
·
View note
Text
!!!
Tentang Rezeki
Barangkali banyak yang bertanya, bagaimana bisa seorang mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi dapat tiba-tiba memutuskan untuk menikah dengan mahasiswa ko-ass kedokteran yang hampir setiap semester mengajukan keringanan UKT. Barangkali banyak yang bertanya pula, bagaimana bisa mereka berdua bertahan hidup terpisah dari orangtua tanpa dibiayai orangtua kecuali untuk biaya pendidikan saja. Barangkali banyak yang bertanya pula, bagaimana mereka bisa haha-hihi, makan-makan, dan ke sana ke mari tanpa kekhawatiran akan rezeki.
Beberapa orang mengira Fahmi tidak bekerja. Padahal tidak mungkin Fahmi dulu berani datang ke rumah kalau ia sendiri masih bergantung sepenuhnya pada orangtua. Fahmi mengajar tahfidz di sebuah rumah tahfidz di daerah Sleman. Mungkin gajinya tidak seberapa. Tapi hari ini, sebuah kemewahan yang tak terkira rasanya, jika tempat tinggal dan makan sudah tidak perlu ditanggung oleh diri sendiri. Apalagi kalau jam kerjanya hanya setelah subuh dan setelah maghrib, sehingga kuliah dan kegiatan akademik lain hampir tidak terganggu sama sekali. Inilah yang dulu Fahmi tawarkan untuk ia bagi dengan saya. Jauh dari bermewah-mewah mungkin, tapi tidak bisa dibilang kurang.
***
Ada satu pelajaran yang orangtua kami sama-sama tekankan kepada kami. Bahwa rezeki itu sudah dijamin oleh Allaah. Allaah sendiri yang bilang, bahwa ‘tidak satu makhluk pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allaah rezekinya’ (Hud:6). Kalau dalam bahasa Abah, beliau sering katakan, ‘nggak usah khawatir masalah rejeki, nanti Allaah yang cukupi’. Dalam ayat yang lain Allaah bahkan dengan spesifik katakan, ‘dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allaah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allaah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui’ (An-Nur: 32). Orangtua kami memegang betul janji Allaah itu, sehingga besarnya gaji tidak menjadi kekhawatiran sepanjang ada ikhtiar untuk terus mencari rezeki.
Karena Allaah sudah jamin rezeki masing-masing orang, maka sebetulnya menikah itu bukan berarti membagi dua rezeki suami dengan rezeki istri. Suami memiliki rezekinya sendiri, sedangkan istri memiliki rezekinya sendiri. Itulah mengapa ada yang bilang bahwa banyak anak banyak rejeki. Karena rezeki anak itu bukan literally dari rezeki orangtuanya, tetapi setiap anak akan membawa rezekinya masing-masing. Meski, yang kemudian perlu dipahami adalah, bahwa rezeki itu tidak melulu berbentuk rupiah, tapi dapat berupa kesehatan, kesempatan, rasa kenyang, rasa senang, dll. Karena bahkan rezeki sendiri definisinya adalah semua kebaikan dan maslahat yang dinikmati oleh seorang hamba.
Setelah menikah, kami betul merasakan apa yang Allaah janjikan itu. Saya dan Fahmi menggunakan aplikasi di smartphone untuk mengatur keuangan keluarga. Aplikasi itu memungkinkan kami mendapatkan laporan keuangan dengan kategori pemasukan atau pengeluaran yang begitu detail. Misal gaji tetap adalah X, tapi setelah kami lihat laporannya ternyata arus uang yang keluar-masuk bisa mencapai 4 kalinya X. Ada saja rezeki tambahan yang Allaah beri selain dari gaji. Fahmi sendiri bingung bagaimana bisa begitu, karena sebelum menikah belum pernah arus keuangannya sebesar itu. Begitulah rupanya cara Allaah menjamin rezeki kami.
***
Ada satu hal lagi yang kami selalu pegang terkait jaminan rezeki oleh Allaah ini. Bahwa besarnya rezeki kita, hanya Allaah yang tahu. Misalnya gaji Fahmi adalah X. Namun belum tentu rezeki yang Allaah tentukan itu adalah sebesar X, bisa jadi lebih atau kurang. Kalau rezeki yang Allaah tetapkan lebih, maka Allaah akan tambahkan rezeki kami dari sumber yang lain.
Kalau rezeki yang Allaah tetapkan kurang dari gaji Fahmi, maka Allaah akan keluarkan rupiah yang diterima sampai besarnya sebesar rezeki yang Allaah tentukan. Cara Allaah untuk mengeluarkannya bisa jadi dengan cara yang tidak mengenakkan seperti diberi sakit sehingga harus berobat, kecopetan, kerusakan sehingga harus mengeluarkan biaya servis, kecelakaan, dll.
Kenapa bisa begitu? Karena Allaah bilang, ‘dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya’ (An-Najm:39). Misalnya seseorang mendapat gaji sebesar X dengan melakukan A, B, C, dan D. Tapi dalam prakteknya, orang tersebut hanya mengerjakan pekerjaan A dan B saja, sedangkan gajinya tetap X. Maka sebetulnya sebagian dari gaji sebesar X-nya itu bukan hak orang tersebut. Di sinilah Allaah akan paksa untuk keluarkan rezeki orang tersebut sehingga keluarlah apa yang bukan haknya dengan cara yang tidak mengenakkan.
Konsep inilah yang kemudian menjelaskan kenapa sedekah dapat menolak bala. Misalkan gaji seseorang adalah Rp 1.500.000,00, tapi rezeki yang Allaah tetapkan adalah Rp 1.000.000,00. Orang tersebut kemudian menyedahkan Rp 700.000,00 dari total gajinya. Maka, Rp 700.000,00 yang ia sedekahkan itu menjadi pahala sedekah untuknya, sedangkan Rp 200.000,00 yang merupakan bagian dari rezeki Allaah untuknya yang ia sedekahkan akan dikembalikan lagi kepadanya karena sudah merupakan ketetapan Allaah untuk menjadi rezekinya. Rp 500.000,00 yang bukan merupakan hak orang tersebut sudah hilang tanpa Allaah perlu memaksanya hilang. Berarti orang ini sudah menghilangkan potensi ‘musibah’ yang akan menimpanya, sekaligus menambah catatan pahala karena bersedekah.
Untuk itu, kita perlu sekali memenuhi apa yang diamanahkan kepada kita, terlebih perihal pekerjaan yang menjadi sumber nafkah. Karena bisa jadi apa yang kita terima bisa jadi jauh dari yang ‘seharusnya’ kita terima akibat dari kekurangamanahan kita. Untuk itu pula, kita perlu rajin-rajin sedekah untuk membersihkan harta sekaligus menolak bala.
***
Dua konsep di atas jika dipegang dan dilaksanakan mungkin sudah cukup untuk membuat orang survive tanpa kekhawatiran akan harta. Tapi ada dua lagi janji Allaah untuk menambah nikmat hambanya, yakni dengan syukur dan taqwa. Banyak orang di luar sana mati-matian mencari uang dengan dalih supaya kaya. Tapi ternyata setelah kaya, mereka tetap tidak puas dan terus saja mencari kenikmatan dunia. Mereka rupanya kehilangan apa yang Allaah janjikan tadi. Mereka lupa untuk bersyukur, dan mungkin mereka luput untuk bertaqwa. Karena sungguh, Allaah berfirman, ’sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’ (Ibrahim:7). Dan di ayat yang lain, 'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu’ (At-Tholaq:2-3)
Semoga kita termasuk dalam golongan yang senantiasa bersyukur dan bertaqwa. Semoga, Allaah lapangkan dan berkahi rezek kita serta menjauhkan kita dari bala.
Rabbi auzidni an asykuro ni'matakallatii an'amta alayya….
1K notes
·
View notes
Text
it’s gonna be worth it at the end, just believe it.
1 note
·
View note