Tumgik
keugaharian · 6 months
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
keugaharian · 1 year
Text
Membumikan Doa
Rintih dan keluh kesahmu pada bumi, akan terjawab dan diijabahi oleh pemilik bumi dan langit. Ingatlah, Dia selalu mendengar meski kamu tidak mengatakannya dalam doa-doamu. Sebab air mata yang turun dari perihnya kamu menahan ujian dunia ini, sudah cukup bagi Tuhan untuk menurunkan bantuan dan menghiburmu. Benar, tanpa kamu berkata dan berdoa. Sebab Menangis adalah bagian dari cara berdoa, saat lisan terkunci karena menahan sesaknya rasa dan hati. Tuhan tidak akan pernah tidur, ia selalu tahu dan selalu memahami bagaimana hari ini kamu berjibaku dan bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kamu impikan. Dia membiarkanmu menangis karena ingin ada waktu khusus antara kamu dengan Dia, tanpa ada manusia yang mendengar keluhmu dan memotong ucapanmu. Sabar, Tuhan sedang mengirimkan bantuannya padamu. Seringkali, bantuan itu dalam wujud hati yang kembali tegar, dada yang menjadi lapang dan pundak yang menjadi lebih kuat, untuk menuntaskan pada apa yang sudah kamu mulai dan sedang kamu jalani.
@jndmmsyhd
770 notes · View notes
keugaharian · 2 years
Text
Hati yang berserah pada Allah itu pasti akan menenangkan jiwa, ia tidak takut jika berakhir gagal, ia pun akan bersyukur jika berakhir menang. Sebab baginya, baik dan buruk itu sudah ada yang mengatur. Setenang itu jiwanya, sepasrah itu hatinya.
— @jndmmsyhd
1K notes · View notes
keugaharian · 2 years
Text
Orang yang pandai bersyukur adalah orang yang tidak akan membandingkan nikmat yang orang lain punya dengan nikmat yang Allah berikan kepadaNya. Bagaimanapun keadaannya ia paham bahwa semuanya sudah tertakar dengan takaran yang adil menurut Allah, dan pasti tak akan pernah salah.
Hatinya akan senantiasa bersyukur, dan mengharap datangnya keberkahan. Sebab yang terpenting dari nikmat itu bukan tentang banyaknya, tapi juga tentang berkahnya. Dari keberkahan itu yang akan mendatangkan kebahagiaan di dunia juga di akhirat.
“Ya Allah berkahilah hidup kami, rezeki kami, dan keluarga kami.”
- catatan khadijah1998
176 notes · View notes
keugaharian · 2 years
Text
Apabila seluruh lelah letihmu di dunia tidak dapat mengantarkan engkau ke Surga, maka sungguh engkau tengah berada dalam kerugian yang nyata.
- repost instagram muliadengansunnah
33 notes · View notes
keugaharian · 2 years
Text
Berjalan di atas sunnah, dengan prinsip memegang teguh di dalamnya. Akan selalu meminta konsekuensi apapun dari diri kita. Termasuk tenaga, waktu, pikiran, dan cinta.
Maka, jika pada akhirnya kita merasa berjalan sendiri di atas sunnah. Barangkali itu adalah ujian awal kita untuk berbenah. Menguji perasaan kita, menguji keyakinan kita, iman kita dan bahkan cinta kita. Sebab ketaatan akan meminta segalanya.
Maka, Allaah. Jika pada akhirnya aku harus ditinggalkan oleh mereka yang aku cintai. Asalkan aku berada di atas sunnah, dan Kau ridha terhadapku. Maka tak mengapa, Allah. Sungguh, tak mengapa. Sebab aku percaya, sesuatu yang pergi akan datang kembali dengan cara yang lebih baik.
- repost @andromedanisa
115 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
Semoga Allah memudahkan usaha-usaha kita untuk menjadi hamba yang beriman, bertakwa, dan beradab.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Adapun hal demikian juga dialami oleh laki-laki, dikutip dari buku Dosa-Dosa yang Sering Tidak Disadari Kaum Wanita berkenaan dengan kesalahan dalam rumah tangga dan hubungan suami istri, di mana istri tidak taat kepada suami, membantah dengan kasar, mengangkat suara (berteriak) di hadapan suami, mengingkari kebaikannya dan selalu mengeluhkan suami baik dengan sebab atau tanpa sebab.
Diriwayatkan dari bibinya Hushain bin Muhshan, "Aku pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk beberapa kepentingan, lalu beliau bertanya, 'Ada apakah ini, apakah kamu memiliki suami?' Aku menjawab, 'Ya.' Beliau bertanya, 'Bagaimana (sikap) kamu kepadanya?' Dia menjawab, 'Aku tidak melalaikannya (aku memberikan haknya), kecuali apa yang tidak mampu aku penuhi.' Beliau bersabda, Di mana posisimu darinya (dekat dan penuh cinta atau jauh lagi ingkar)?' Karena suami itu adalah surga atau nerakamu'." (HR. An-Nasa'i dan disahihkan oleh al-Albani dalam Adab az-Zifaf, 213)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda, "Sekiranya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, tentu sudah aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad, disahihkan oleh al-Albani)
Hal ini sebagai wujud penghargaan serta penghormatan atas haknya. Sebab tidak diperbolehkannya sujud kepada sesama manusia maka wajib bagi seorang istri untuk berterima kasih atas segala bimbingan dan kebaikan suaminya sehingga hendaknya dia menaatinya kecuali dalam perkara maksiat.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Allah Subhanahu Wata'ala tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya padahal dia selalu merasa butuh kepadanya." (HR. An-Nasa'i)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda, "Ada tiga orang yang salat mereka tidak (terangkat kepada Allah) melebihi telinga mereka: (pertama), seorang sahaya yang melarikan diri dari tuannya hingga dia kembali. (Kedua), seorang perempuan yang tidur di malam hari sementara suaminya marah kepadanya. Dan (ketiga), seorang imam bagi suatu kaum sementara mereka tidak suka kepadanya." (HR. At-Tirmidzi, no. 360 dan dihasankan oleh al-Albani)
Sebaliknya, Allah Subhanahu Wata'ala telah menyiapkan balasan pahala yang besar bagi seorang perempuan yang berusaha sekuat tenaga agar dia tidur dalam keadaan suaminya rida kepadanya, hingga sekalipun dia dizalimi dan suaminya yang keliru dalam haknya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Maukah aku kabarkan kepada kalian istri-istri kalian yang termasuk penghuni surga? Yaitu perempuan yang banyak anak, penuh cinta dan kembali (meminta maaf, apabila merasa bersalah) yang apabila melakukan suatu kezaliman atau dia yang dizalimi (oleh suaminya) dia berkata (kepada suaminya), 'Ini tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa tidur sekejap mata pun hingga engkau rida (kepadaku)'." (Dihasankan oleh al-Albani dalam sahih al-Jami', no. 2604)
Dan sungguh telah datang suri teladan bagi seorang suami, yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau adalah orang yang paling bagus dalam memperlakukan keluarganya, sebagaimana dalam sabdanya, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku orang yang paling baik kepada keluargaku." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, sahih)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik terhadap wanita, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau paksakan untuk meluruskannya, maka engkau telah mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok. Maka saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik terhadap wanita." (HR. Al-Bukhari)
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda, "Janganlah seorang Mukmin membenci seorang Mukminah, sebab jika ia membenci salah satu perangainya, maka ia akan rela dengan perangainya yang lain." (HR. Muslim)
Hal ini merupakan bentuk kebaikan dalam hubungan suami istri, sebab sikap toleran terhadap sebagian kesalahan dan kekurangan yang dilakukan oleh istri dan mengingat kebaikannya akan menjamin langgengnya dalam kehidupan berumah tangga.
Sebagaimana dalam QS. An-Nisa': 19, "Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah), karena bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Dikutip pula dari buku Risalah Nikah bahwa Islam tidak rela salah satu dari suami dan istri bahagia di atas penderitaan atau kehinaan yang lain, karena kedua mempelai tidak menyambung tali pernikahan kecuali untuk saling membantu dalam membentuk kehidupan yang sukses.
Oleh sebab itu, hak dan kewajiban rumah tangga ditetapkan oleh Islam terhadap suami istri, ada hak-hak yang harus ditegakkan oleh suami dan hak-hak yang harus ditegakkan oleh istri lalu ada pula hak-hak yang harus ditegakkan secara bersama-sama.
Di antaranya: suami dan istri harus bekerja sama secara baik dalam rangka mewujudkan suasana tenang dan gembira serta berusaha semaksimal mungkin menjauhkan perkara-perkara yang mendatangkan keburukan dan kesedihan.
Sebagaimana yang dikatakan Abu ad-Darda radhiyallahu 'anhu ketika berkata kepada istrinya, "Jika kamu sedang melihatku dalam keadaan marah, maka carilah sesuatu yang bisa menyenangkanku, dan jika aku melihatmu sedang marah, maka aku akan mencari sesuatu yang bisa menyenangkanmu, dan bila tidak seperti itu, maka kita tidak usah berkumpul saja."
Hal demikian dilakukan demi memberi ruang bagi satu sama lain untuk meredakan emosi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti berkata kasar atau hingga memukul.
Untuk itu keduanya harus bekerja sama dalam mewujudkan suasana yang kondusif dan damai agar tercipta kehidupan bahagia bersama.
Demikian perlu diketahui bahwa,
"Akhlak vital dalam berumah tangga adalah kelemah lembutan." - Ust. Aris M hafidzahullah
Semoga dimampukan dalam menjalaninya :)
400 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
SIAPA SAJA YANG DIDOAKAN OLEH MALAIKAT ???
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa “Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Shahih Muslim no. 469)
3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130) 
4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf). 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272) 
5. Para malaikat mengucapkan ‘AMIN’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Shahih Bukhari no. 782) 
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini) 
7. Orang – orang yang melakukan shalat Shubuh dan ‘Ashar secara berjama’ah. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir) 
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Shahih Muslim no. 2733) 
9. Orang – orang yang berinfak. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010) 
10. Orang yang sedang makan sahur. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519) 
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”) 
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343) 
Ditulis oleh Ustadz Khalid Syamhudi, Lc hafidzahullah 
http://www.salamdakwah.com/artikel/85-siapa-saja-yang-didoakan-oleh-malaikat
https://t.me/azdinawawi
202 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
Semoga esok baik-baik saja. Pinta mu kepada Allaah agar terus menguatkan mu untuk tidak menyerah dan kalah. Meski berkali-kali engkau menangis sampai sembab yang ada.
Selalu ada harapan, akan selalu ada kebaikan setelah kesulitan yang telah dilalui. Hujan tak selamanya turun. Ada masanya ia akan tergantikan dengan musim-musim lainnya. Demikian juga dengan kesedihan dan ketakutan yang kita alami.
Selama kita terus dan tak lelah untuk meminta pertolongan kepadaNya. Pertolongan itu akan datang kepadamu dengan cara yang tiada pernah kamu sangka-sangka sebelumnya. Allaah Maha Tahu. Dia tidak tidur sedikitpun.
Maka bila hari ini kamu sudah terlalu banyak menyeka air matamu. Percayalah, setelahnya akan ada kebaikan untuk mu. Bersabarlah, sayang dengan sabar yang baik. Mintalah selalu kepada Allaah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya pertolongan Allaah itu dekat. Hanya butuh waktu.
Kuat-kuat ya. Jangan takut. Tak boleh takut. Kedudukan mu sama dengannya. Yang membedakan adalah ketaqwaanmu disisiNya. Bila keadaan memintamu untuk menyerah, maka sholat dan menangislah kepadaNya. Meminta pertolongan, meminta untuk dikuatkan.
Bila keadaanmu memaksamu untuk menyerah. Maka bertahanlah satu hari saja. Bertahanlah dengan tetap menjaga lentera harapmu kepadaNya. Allaah ada lebih dari apapun. Tak akan Dia membiarkanmu terus menerus merasakan sedih tak berkesudahan. Baik-baik ya hati yang baik..
Hujan dikedua kelopak matamu. Semoga Allaah menolongmu...
187 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
Seorang muslim yang baik pasti merasa sedih ketika orang-orang yang dicintainya terjerumus ke dalam kesalahan, entah itu kesalahan yang di sadari atau tidak. Seperti iman yang melemah, aurat yang tidak sengaja tersingkap, melakukan hal yang tidak disukai-Nya, dan yang semisalnya.
Seorang muslim, pastilah menginginkan orang-orang yang dicintainya teguh dalam imannya kepada Allah, sebab hanya dengan itulah yang dapat mengumpulkan mereka di Surga.
Jika kita mendapati hal yang demikian, semoga hal tersebut tidak membuat kita lupa untuk senantiasa memberikan udzur yang syar'i, dan tidak lupa pula untuk berprasangka baik kepada Allah.
Ketahuilah, jika itu terjadi, Allah ingin kita kembali berbisik lirih melantunkan doa-doa di sepertiga malam, atau di antara adzan dan iqomah, bahkan pada waktu kapan saja.
Allah ingin kita kembali megencangkan doa-doa yang mungkin tanpa kita sadari semakin jarang terucap.
Doa kita pasti didengar oleh Allah. Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa.
Maka dari itu, bersabarlah.
Sesungguhnya ini adalah ujian, yang jika kita bersabar, maka kita akan memperoleh pahala.
Dan ingatlah, bahwa doa-doa baik yang terlantunkan akan kembali kepada kita.
Oleh karenanya, teruslah berdoa, dan mintalah agar Allah senantiasa mejaga dan meneguhkan hati kita dan hati orang-orang yang kita cintai di atas agama-Nya, pada zaman yang penuh fitnah ini.
رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)
1 note · View note
keugaharian · 3 years
Text
Bersabarlah dan terus berprasangka baik kepada Allah.
Bukankah sebelumnya kamu pun pernah dihadapkan pada permasalahan yang pada akhirnya hanya mampu membuatmu memasrahkan hal itu kepada Allah? Maka saat ini kamu pun harus melakukan demikian.
Lagi dan lagi. Pada setiap langkah di dalam hidup, sabar dan prasangka baik kepada Allah haruslah tetap diteguhkan, sebab Allah akan menjelma apa yang diprasangkakan hamba-Nya, dan ingatlah bahwa kesabaranmu dan setiap detik di mana kamu meniatkan untuk memanjangkan sabar itu akan berbuah pahala yang sangat banyak di akhirat nanti.
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّاۤ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍ ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah 32: Ayat 17)
Duhai hati yang baik, lapangkanlah selalu sumber air terjun pahala itu.
0 notes
keugaharian · 3 years
Text
Kembali Kepada-Nya
Kamu terlalu mengandalkan dirimu sendiri dalam perjalanan ini, hal itulah yang membuatmu lelah sehingga secara tidak sadar kamu berjalan ke arah yang salah.
Kembalilah. Kembalilah ke jalan yang sebenarnya. Bukankah Allah telah membukakan jalan itu untukmu sebelumnya?
Kembalilah karena Allah selalu menunggumu untuk kembali. Ia selalu merindukanmu. Merindukan suaramu yang lirih ketika bertasbih; merindukan hatimu yang gelisah ketika kamu melewati salah satu perkara sunnah; terlebih semangatmu untuk segera menemui-Nya saat suara azan dengan lantang diperdengarkan; pun dengan yang lainnya.
Allah tahu di dalam hatimu ada sebuah rasa gelisah yang tidak kamu mengerti, ia berupa kebingunan yang tak terelakkan; ingin kembali, tapi jalan yang akan dilalui seakan terasa samar, dan hati pun tak luput mempertanyakan, "Tuhan, jalan mana yang harus kulalui?", serta memohonkan, "Aku ingin segera kembali."
Ya, hatimu bahkan tak menampik kerinduan itu. Bahkan rindu itu mengundang rasa ingin segera kembali, berjumpa dengan ketenangan yang dulu kamu rasakan.
Allah tahu kamu kebingunganmu, tapi, itupun dibuat-Nya untuk mengujimu; sekuat apa ikhtiarmu, seingin apa kamu untuk bertemu. Jika kamu berada pada situasi yang benar-benar tak tahu lagi apa yang harus dilakukan, berbalikarahlah sekarang juga. Duhai hati yang dicintai Allah, ketahuilah, bahwa Dia berada tepat di belakangmu yang telah jauh melangkah entah kemana.
Bukankah ketika Allah menerangi jalan seseorang untuk menuju kebenaran, itu dikarenakan Dia menginginkan kebaikkan kepadamu? Maka khawatirlah mengapa jalan yang dilalui olehmu penuh dengan kegelapan, yang menjelma kegelisahan, dan kemudahan meraih apa-apa yang tidak disukai oleh-Nya. Ketahuilah, dahulu, saat pertama kalinya rahmat itu datang kepadamu, Allah menginginkanmu masuk ke dalam Surga-Nya; Dan saat ini pun juga.
Saat ini, rahmat itu kembali datang untuk menjemputmu yang tengah kelelahan, dan sebagai tanda bahwa Dia sangat ingin kamu kembali untuk yang kesekian kali. Maka janganlah menyia-nyiakan hadiah Allah tersebut.
Hati yang dicintai Allah, hati yang sangat diinginkan-Nya masuk ke dalam Surga itu adalah dirimu. Kembalilah, Allah menunggu kepulanganmu.
0 notes
keugaharian · 3 years
Text
Banyak masjid berdiri megah, tapi kehilangan ruh di dalamnya. Kumandang adzan lebih banyak terdengar dari suara lelah seorang kakek yang tua. Imam masjid pun kerap kali termenung sedih, sebab terkadang ia gagal melaksanakan sholat berjamaah karena hanya sholat sendiri.
Kemana para jamaah lainnya? Kemana para pemuda yang masih gagah?
Pemuda bukan tidak ada. Banyak sekali malah. Tapi mirisnya mereka tak kenal apa itu memakmurkan masjid. Kakinya menginjak masjid bisa jadi hanya seminggu sekali. Itupun bisa jadi iya bisa jadi tidak.
Aku takut sekali. Apalagi Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa,
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.”
Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.”
Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,”
(HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Kalau mengingat itu rasanya sedih. Sedih sekali. Jangan sampai kita menjadi buih, yang banyak tapi tak berarti. Semoga kita bisa belajar untuk memberi arti. Berkontribusi pada apa-apa yang bisa kita geluti untuk kebangkitan umat ini. Dimulai dari yang paling dasar, yaitu memperbaiki diri kita sendiri.
Ditulis oleh: @fazarrias
2 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
Pernahkah engkau berlama-lama dalam sujud karena mengucap syukur atas nikmat dan segala kemudahan yang Allah beri? Bukan meminta, tapi bersyukur karena engkau sampai detik ini masih diizinkan hidup di dunia, engkau sampai detik ini masih diizinkan untuk terus bertaubat, masih diizinkan untuk memperbanyak amal?
Sebab sesungguhnya kita tak pernah berdaya kalau tanpa bantuan Allah. Kita tak mampu melewati semuanya kalau tanpa bantuan Allah. Bahkan kita tak mungkin bisa apa-apa kalau Allah tak mengizinkan kita untuk melakukan apa yang kita mau.
Jadi, pernahkah engkau berlama-lama dalam sujud karena berterimakasih amat banyak atas kebaikan yang Allah beri? :)
@terusberanjak
318 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
"Kemunduran Dan Kehinaan Ummat Islam"
Beberapa waktu lalu, kita menyaksikan di negeri kita sendiri.. dimana ada non muslim yang sampai berani bernyanyi didalam masjid. Jika ada ummat Islam yang ridha dengan hal ini, maka ada yang keliru dalam memahami agamanya sendiri.
Pelajaran dari kejadian ini, jika ummat Islam menutup celah untuk tidak bermudah-mudahan dalam menghalalkan nyanyian yang diiringi alat musik, insya Allah mereka pun tidak akan berani bernyanyi ataupun bermusik di dalam masjid.
Justru karena ada yang bermudah-mudahan dalam hal ini, orang-orang kafir pun punya alasan untuk melakukannya, karena dianggap sama-sama boleh dan menganggap ibadah serta syi'ar-nya sama.
Sementara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ، وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ،
"Sungguh benar-benar akan ada di antara ummatku, yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan alat-alat musik" (HR. Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan beberapa kejadian yang akan menimpa ummat ini, termasuk kemunduran dan kehinaan yang menimpa, serta yang menjadi penyebabnya. Kemudian hal itupun terjadi sebagaimana yang telah dikabarkan.
Ingin kejayaan? Ingin Allah Ta'ala cabut kehinaan yang menimpa ummat Islam?
Kuncinya, kembalilah pada Agama.
سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
"Allah menimpakan kehinaan kepada kalian, Ia tidak mencabutnya sampai kalian kembali pada Agama kalian" (HR. Abu Daud)
Syaikh Abdur-Rahman bin Yahya Al-Mu’allimi rahimahullah berkata, ”Orang-orang yang mengenal Islam dan ikhlas terhadapnya telah banyak menyampaikan, bahwa kelemahan dan kemunduran yang menimpa umat Islam hanyalah disebabkan jauhnya kaum Muslimin dari hakikat Islam. Dan aku melihat, bahwa hal itu kembali kepada tiga perkara:
Pertama, bercampurnya yang bukan dari agama Islam dengan yang dari agama.
Kedua, lemahnya keyakinan terhadap perkara yang termasuk bagian dari agama.
Ketiga, kaum Muslimin tidak mengamalkan hukum-hukum agama.
Berdasarkan (permasalahan yang menimpa) ini, maka mengetahui adab-adab yang benar sebagaimana diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ibadah dan mu’amalah (termasuk al wala' wal bara'), mukim dan bersafar, bergaul dengan orang lain dan sendirian, gerakan dan diam, bangun dan tidur, makan dan minum, berbicara dan diam, dan selain itu yang berkaitan dengan kehidupan manusia, dengan berusaha mengamalkannya sesuai dengan kesanggupan, (maka) itu merupakan satu-satunya obat untuk penyakit-penyakit tersebut." [Muqaddimah pada kitab Fadhlullahish-Shamad (1/17)]
Sungguh menjadi PR besar bagi kita semua, jangan sampai anak cucu kita kehilangan jati dirinya sebagai sebaik-baik Ummah, dikarenakan kita yang lalai dan tidak lagi peduli dengan kemurnian agama ini. Wal 'iyadzu billah.
Nas'alullah as salamah wal 'afiah 💦
67 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Text
Nak, maafkan umma sebab tak jarang umma merasa lelah dan ingin berhenti saja belajar. Namun sesaat setelahnya umma menyadari bahwa sejatinya umma harus belajar bukan karena akan bekerja di perusahaan ternama dan bergaji tinggi, umma harus belajar sebab kelak umma akan menjadi Madrasah pertama bagimu. Yang akan mengajari perihal tauhid, akhlak, Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang akan mengenalkanmu perihal rasa sabar dan syukur selama hidup di bumi Allah. Hingga Allah ridho dan menjadikan engkau sebagai generasi Rabbani berjiwa Qur'ani.
Maka semoga Allah sanggupkan umma, semoga Allah mudahkan umma nak.
- Makassar, 7 Feb 2021
78 notes · View notes
keugaharian · 3 years
Photo
Tumblr media
Menurut pendapat yang saya ikuti, puasa enam hari bulan Syawal terkait dengan kesempurnaan puasa Ramadhan. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ (رواه مسلم، رقم 1164) . “Barangsiapa yang berpuasa bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seperti puasa setahun.” (HR. Muslim, 1164) . Kata ‘tsumma’ adalah huruf athaf (sambung) yang menunjukkan berurutan dan ada senggang waktu. Hal itu menunjukkan harus menyempurnakan puasa Ramadan dahulu, baik yang bersifat langsung maupun qadha. Kemudian setelah itu puasa enam syawal. Agar terealisasikan pahala yang ada dalam hadits. Karena orang yang masih mempunyai tanggungan Ramadhan masih dikatakan ‘Puasa sebagian Ramadhan’ Bukan ‘Puasa seluruh Ramadhan’. . Adalah dimana puasa syawal tersebut masih dikaitkan dengan puasa Ramadhan, puasa sunnah ini akan didapatkan keutamaannya jika puasa Ramadhan telah ditunaikan dengan sempurna. Karena hadits di atas menyatakan, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, KEMUDIAN.,” . Sementara orang yang masih memiliki hutang puasa Ramadhan, belum dikatakan telah menyempurnakan puasa Ramadhan-nya. Karena itu, orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan, maka harus meng-qadha hutang puasa Ramadhan-nya terlebih dahulu jika ingin mendapatkan keutamaan puasa setahun penuh. . Referensi: Al Islam Sual wal jawab-Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid. . Ketika dihadapkan pada suatu kondisi harus memilih ibadah mana yg harus diutamakan, maka yang utama adalah kita mendahulukan yang wajib, baru yang sunnah. . Dalam hadits Qudsi yang cukup panjang, diantaranya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, dimana ibadah yang mendekatkan kita dengan Allah yang lebih Allah cintai adalah dengan melaksanakan kewajiban terlebih dahulu: “…………. Dan tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya.” . Baru selanjutnya menambahkan dengan yang sunnah,“ Dan hambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah) hingga Aku mencintaiNya …” (HR Bukhari: 4/231) . Wallahu a'lam || @gsatria https://www.instagram.com/p/ByUEMeKhtsi/?igshid=p7alrzee9vkm
167 notes · View notes