kphpdraisme
kphpdraisme
α
248 posts
Banyak racauan. Doakan hisabnya Fatimah tetap dimudahkan. Kiriman maaf ribuan, pada setiap hati yang terlukai dalam proses membaca. Sungguh kawan, tak ada maksud untuk sampai disana.
Don't wanna be here? Send us removal request.
kphpdraisme · 3 days ago
Text
Tumblr media
Satu hari kala itu, jarak siang dan sorenya seperti sepekan. Pada pagi dan siang kami bersinar air mata memuji nikmat-Nya Pada sore dan malam kami berlinang air mata meneguk sabar pada ujian-Nya.
Esok-esoknya, guliran waktu cepatnya tak terbendung. Sungguh, al Wahhab ketika melimpahkan cinta, mengukir bentuknya, beragam sekali.
"Bukakan untukku, al hadid"
Terima kasih, kakak. Sudah menyertakan aku pada momen runtuhnya duniamu yang tiada mencari pegangan kecuali pada apa kalam ar Rahman untuk kita. Semoga sahabat-sahabat kita, Allah ta'ala bariskan pada setinggi-tinggi derajat. Semoga bertumbuh seribu setelahnya, pejuang-pejuang berhati ikhlas untuk rumah Allah ta'ala itu.
Khayyr insyaAllah. Khayyr, insyaAllah. insyaAllah.
Itu mantranya, bukan?
9 notes · View notes
kphpdraisme · 14 days ago
Text
Tumblr media
bila gantinya, memandang-Nya,
bagaimana mujahidah?
yaa rabb, yassir yaa rabb, yaa rabb, yassir.
3 notes · View notes
kphpdraisme · 14 days ago
Text
Abadikanlah, bila esok luput rupa Kalam ketika berfungsi, pada hari-hari ini.
Tak tergambar rasanya, mengecap ayat, menelaah bisyarah, membanjiri nafas dengan semata-mata harap pada janjiNya saja.
Abadikanlah. serupa ini ruh pengampu iman, seharusnya.
رجونا الشهادة فرزق
الرزاق أحسن المجاهدة
4 notes · View notes
kphpdraisme · 16 days ago
Text
وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ
وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى
وَغِيضَ ٱلْمَآءُ
وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ
Tumblr media
Thats the same Zat that listens, to every single soul.
Fat, sudahlah. sudahlah. sudahlah.
Kita bukan bagian mereka yang membangkang dan terus menjawab ketika diberikan.
Kita bukan mereka yang dilaknat berulang kali karena tak apik menanggapi berkilaunya kasih sayang Rabbil 'Alamiin.
Kita bukan mereka, yang setiap malam disampaikan padamu sifat-sifatnya hingga terjanjikan untuk ditumpas.
Kita bukan mereka, sudahlah. kita menarget izin memandang seumpama memandang rembulan. sangat wajar, pendakiannya pedih dan menyesakkan, sangat wajar.
Ratusan kali, tidak, jutaan kali kuulangi padamu,
ما عندكم ينفد وما عند الله باق
Kau bukan keledai, hafalan itu paksa telan, jangan dibiarkan teronggok di kerongkongan.
Kau bukan hewan ternak, panca indera itu dipakai, ayat-ayatnya setelah ditampakkan, renungkan.
sudahlah. kau tidak sedang menjaga Kalam. Bukan begitu cara hamba berjalan.
bukan begitu hamba-Nya ar Rahman, ar Rahim. Segala asma elok yang kau sumpal-sumpal di kepala. Paham tidak sih konsekuensi mengenal Rabb semesta? yasudah. laksanakan.
tahu-tahumu itu, telan. paksa telan. suntikkan ke dalam darah, paksakan dia mengalir. paksakan dia menyelebungi kulit. menghidupkan paras. paksakan. diam, aku tahu kau sangat mampu memaksa diri. diamlah.
wahai. kau sangat tahu taruhannya, pelaku tahu namun abai. kau sangat tahu pedihnya ancaman tahu namun membangkang. sudahlah.
semuanya fana, sudahlah. sudahlah.
7 notes · View notes
kphpdraisme · 20 days ago
Text
Betapapun peningnya, ingat malam ini.
Tumblr media
Di permulaan kelas aku menangkap raut lelah dan nada berbeda dari cara bicaranya.
Namun, semakin menuju akhir, semua lelah beliau hilang. Menapaki detik-detik kelas selesai, sinar bahagianya terus keluar. Wah, kemana semua kelabu tadi ya, hebat sekali.
Tampak dengan sangat, Beliau sungguh menikmati proses menyuapi kami. Bahasa semua umat: yang dari hati akan sampai ke hati. ciailah.
Hadeh, semoga berkah selalu ustad, ilmunya. Juga setiap manusia yang Allah taala rezekikan kesempatan menghidupkan manusia lainnya.
------------------
Besok lusa bila mulai disetir kepalamu yang aneh itu, ingat malam ini ya fatimah. Membincangkan ar Rahman itu, menghidupkanmu kok. Hantam saja.
Semoga Allah taala jadikan aku serupa beliau juga, hanya menyala dan bisa menyala ketika menuturkan perihal al 'Alim. atau serupa kisah yang saban hari beliau tuturkan, ulama yang tetap mampu mengajar bahkan di hari rekan hidupnya berpulang.
Duh, perdagangan dengan Allah taala teh, kuduannya seserius itu ya.
3 notes · View notes
kphpdraisme · 21 days ago
Text
Ember dua tingkat
"Ayah, aku pake semua perkakas di belakang ya,"
Ia mengangguk, dengan mata tak berpindah dari layar laptop. ow, normal day of him.
Yep kali ini, ember kompos dua tingkat, akan aku gandakan!
sebelum mulai ribet dengan potong-memotong, aku melirik ember yang lama, "hem, apakah sudah golden brown tanahnya?"
eng-ing-eng, ternyata..........gagal.
seketika euforia ekspansi ember langsung lenyap.
Tidak becek dan tidak bau menyengat juga. tapi, tidak hitam warnanya. Aku bersungut. Ini jauh dari eloknya tanah mba zerowaste di postingan. Terbayang suara umi yang lagi-lagi akan membujukku untuk menyudahi proyek sampah-sampah ini. ck. no.
Hingga akhirnya ayah turun tangan demi melihatku tak kunjung naik. aku sibuk berceloteh sembari menonton tangannya bekerja,
"Kaaaan, ini pasti karena aku kurang presisi menaruh komposisi tanah, atau ada sampah hewani yang masuk nih. Harusnya emg aku pakein 'mol' ya biar cepet pengomposannya, haaa, kalo gagal total gimana ya.."
Ayah bersuara, meski tangannya tak berhenti menuntaskan kerjaku "Tanah itu paling hebat dalam mengurai, baunya pun bisa diredam. Semua bisa terurai. Hanya perihal waktu saja. Anis tak akan gagal, hanya harus menambah durasi sabar"
Aku diam saja. iya aku tahu ayah benar. tapi hatinya si aku kan kesal. kesal. kesal. tak butuh solusi.
"Makanya, tak melulu harus pakai ember dua tingkat. Kalo niat anis betulan mengolah sampah, berdayakan saja tanah yang disana, itu cangkul di ujung,"
Aku nangis setetes. iya aku tahu itu tidak perlu ditangisi, tidak solutif juga. aku juga tahu ayah paling jago menyelipkan 'pendidikan prinsip' ini kapanpun-dimanapun. tapi meski tahu, aku tetap kesal.
"atau anis lanjutkan saja gentong kompos ayah diujung, tak perlu diaduk (seperti punyamu ini) tinggal diisi dedaunan, setiap hari saja, nih sapunya buat ngumpulin daun yang gugur. Nanti tiap berapa pekan, lanjut dibalik gentongnya,"
ha. tbtb dikasih solusi baru. riil kah.
Kemudian ayah berpindah kegiatan, dan kepalaku masih unjuk rasa. masih mendakwa mikroplastik yang terselip pasti adalah sumber kegagalan. mulai pula menerka siapa diantara kakakku yang tidak taat memilah sampah. lalu lanjut menyoal kenapa emberku tidak diapresiasi. lalu jadi kesal lagi ketika ingat aku disuruh cangkul sendiri tepat setelah kompos manisku gagal, terus disuruh ngebalik gentong guede itu sendiri. aaaaaaaaaaaah. udah mah itukan gentong ayah komposisi daun kering dan sampah basahnya sulit presisi, mana bisa golden brown. aku tak mau.
(((iya, yang begitu-begitu tak aku sampaikan langsung. hanya aku dan kepalaku dan pikiranku dan wajah yang bersungut-sungut. so classic of fatima)))
Dan, sore itu lewat. Esok-esokannya aku tetap batu menuntaskan proyek sampah-golden-brown-ember dua tingkat yang harus diaduk setiap sore. Meski lambat laun, kuisi juga gentong kompos ayah dengan dedaunan kering. Ayah tertawa melihat kebatuan-ku dengan 'ember putih ribet' itu, meski sudah tak berkomentar apa-apa.
Kemudian hari, rutinan itu berganti, sejalan dengan durasi menetapku di rumah yang semakin hanya sebentar. Kompos di rumah masih ada wujudnya, gentong besar ayah tetap ada, ember dua tingkatku juga, bahkan kini berdiri rapi di bawah pohon.
Tentu ayah pelakunya.
Ember dua tingkat itu ternyata kemudian hari dia 'sosialisasikan' dengan 'geng kompos'-nya, bersama sedikit bumbu cerita 'gadis kecil' yang nyaris mengorbankan obeng miliknya demi inisiatif melobangi tutup ember—setelah tadinya pisau bunga umi menjadi korban.
Sampai detik ini ia juga tak berujar emberku lebih hebat dari gentongnya, tapi setiap perpulangan kulihat spot 'kompos' kami senantiasa dirawat. tak juga menyoal cangkul yang tidak kunjung kupegang, meski perlahan aku pun mengakui fakta gentong besar ayah sering kali lebih efektif menerima sampah organik harian.
Yah, time flies, we both just tryna dealin with how our God teaches us. Perlahan dipahamkan: kita, sama-sama mengupayakan yang terbaik, dengan kebijaksanaan kita kala itu dan kehadiran ayat-ayat Allah pada waktu itu.
Betul, hanya harus menambah durasi sabar rupanya, hingga akhirnya disampaikan pada tujuan.
Tumblr media
kopi hari ini dengan tokoh utama tulisan. sekaligus mengabadikan another unik momen of numero uno man, ketika tbtb si bapak membawa mangkuk ke kursi luar belakang. Kukira, makan pagi sembari memandang birunya langit ciptaan al Badi'.
He, taunya gebrakan baru this fungsional man ada bae,
"Ayah kan baru buka ember, eh langsung rame burungnya makanin magot. asyik banget, jadi sama-sama makan gini.."
Ha, variabel yang tidak salah sih, tapi.................
yasudahlah. cukup umi yang mengomel, aku tertawa saja. memang bahasa cinta para hamba itu, beragam warnanya ya.
7 notes · View notes
kphpdraisme · 23 days ago
Text
Dar - Der - Dor
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ketika hari-hari runtut meruntut menancapkan konsep 'ubudiyyah di depan matamu.
Lalu saban hari gurumu menyinggung kitab kecintaanmu.
Lalu kitab kecintaanmu menuturkan nasihat-nasihat bikin babak belur abis woilah. stop. stop. capek. banget. ba. nget.
dah, selamat.
hai kita yang selalu ingin tahu, selamat bertanggung jawab atas tahumu. siapa suruh mau tahu.
Allahul musta'an.
---------------------------------------
https://youtu.be/qo71VXyZ_T0?si=XKdFci1uxCKgd6Gf
4 notes · View notes
kphpdraisme · 25 days ago
Text
Tumblr media
قَالَتْ يَٰلَيْتَنِى
مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا
وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا
---------------
وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍۢ
وَمَا تَتْلُواْ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍۢ
وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ
إِلَّا كُنَّا
عَلَيْكُمْ
شُهُودًا
إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ
وَمَا يَعْزُبُ
عَن رَّبِّكَ
مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍۢ
فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ
وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ
وَلَآ أَكْبَرَ
إِلَّا فِى كِتَٰبٍۢ مُّبِينٍ
---------------
3 notes · View notes
kphpdraisme · 1 month ago
Text
7 detik, surga dunia.
Bukan video ini, meski momennya masih bersama ahli biologi favoritku.
Surga dunia yang kumaksud, kelokan terakhir sebelum tanjakan. Itu, sering membuatku terpana sekian detik.
Alunan ombak tipis, pepohonan yang miringnya kaku karena angin, siluet nelayan menjala ikan atau ibu-ibu penunggu ban, hamparan putihnya pasir, jembatan kayu yang dibuat sealami mungkin.
Aduh laut.... indah sekali,
karya al Khaaliq.
Lautan, semegah ini ya. Semoga Allah ta'ala izinkan kita jadi yang mampu menjaganya, memaksimalkan kebermanfaatannya.
Belakangan nuansa "potensi maritim" yang sedang sering Allah singgung membuat pantai menjadi semakin berharga untuk dipandang-pandang. Nyawa para pemantiknya juga menjadi semakin luhur.
Tumblr media
aku sering lemah dengan upaya bayi yang murni demi membunuh asa yang kerdil, semoga "karya"nya Allah izinkan terbit sebelum melingkar untuk tahun ke-20.
4 notes · View notes
kphpdraisme · 1 month ago
Text
Fangirling, kesekian
Tumblr media
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ
يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ
وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ
وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ
فَاسْتَبْشِرُوا
بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ
وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
------------------
sudah sering diingatkan untuk meminggirkan rasa ketika menghadapi pejuang. tapi help. manusia, naha imannya bisa menyilaukan bgt?????????
brb entah kapan.
allahumma saddid ramyahum. allahumma tsabbit aqdaamaahum.
4 notes · View notes
kphpdraisme · 1 month ago
Text
"Bagaimana rupanya perjalananmu?"
seperti disaring.
terus.
disaring.
tanpa henti. terus, disaring.
hingga tiap tanjakan tiada bisa kulangkahi kecuali, melambat, berhenti, mengatur napas.
untuk kemudian disaring lagi, merasakan setiap dinginnya lagi, tajamnya lagi, perihnya lagi.
hingga murni. bersih. layak.
dalam kering, terkulai, menepi selepas penyaringan,
aku menatap puncak,
yang masih jauh tertutup awan,
apakah ini hasil rapalku sendiri, membawa suguhan dengan semurni-murni niat?
Allah ta'ala, lagi-lagi,
menerimanya saja.
Tumblr media
9 notes · View notes
kphpdraisme · 1 month ago
Text
Salman, ku.
Tumblr media
Perbincangan di mobil, tahun pertama, tak banyak kisah. Mungkin karena kita masih sibuk berkenalan, pada rumah baru, wajah baru. kamu dan ca-ci-co-mu. aku dan rumah kecil itu.
Satu tahun belum cukup. Keluar dari rumah, kami saling adu nasib pada rasa yang memilu, "apa kamu sudah sembuh?" Lemparnya, lemparku padanya pula.
Memasuki kedua, temanku memberi undangan berjuang, ucapnya "jangan sendiri. disini, kau butuh yang lain untuk bertahan" Kala itu, aku sangsi pada ucapannya. cukup 'batu', tak ingin mawar putih tergores-gores. Ternyata hari ini, aku amini. Mungkin tahun lalu jika betulan sendiri, lukaku akan membusuk. Rupanya ia, cakap sekali, membalut, memahat, menyalakan.
Satu yang kami sama-sama tahu, bincangnya kami harus di waktu. Kami bisa membahas satu dunia, berloncat satu topik dan lainnya. Bahkan meski disela debat, hening meredam gejolak, beda cara menempatkan zhann, topik itu tak habis juga. Entah terhitung berapa malam, bincang bertemu mentari. Kesana, kemari.
Dua yang aku yakini kemudian, ia senang menyambut hal-hal gila, "Kak, ayo ke bekasi malam ini" "Kak, ayo ngadmin berita" "Kak, ayo ciptakan presiden dari sini"
Kau tahu kak, tak semua mata akan terbiasa menanggapinya. Kau satu diantara ribuan yang menyambut—meski yapping dulu, judging dulu, ahahahahhahaha. dimaafkan, sebab setelahnya ia selalu berhasil mengudara.
Pada bincang malam sebelum terakhir, ucapanmu membuatku sadar fakta ketiga, "Bukan dia saja, aku sulit juga kan Fat? hehe"
Betul, kak. Rupanya rumusmu unik. Terdapat mekanisme perlindungan diri yang cukup langka. Semakin banyak detik, kau semakin tajam. Wajahmu tiba-tiba semakin beragam, setiap hari aku seperti bertemu teka-teki baru. Tuturan kisahmu juga semakin luas, tapi caramu menarik diri juga memantik pengembaraanku setelahnya.
Tidak, itu tak buruk. Kukira kau hanya sangat keras menjaga hatimu. Pertahankan saja, pada mutiara tak semua orang boleh bermudah-mudah menelaahnya. Sesiapa yang berhasil, akan beruntung. Pertahankan saja.
Mimpi terakhir kami, mengantarkan "kawan-kawan" ke gerbang perjuangan. Banyak rembulan merah dengan tenunan asa, banyak kebakaran berhasil dipadamkan, banyak layu yang tumbuh dengan siramanmu. Yah alhamdulillah, Allah ta'ala selamatkan kita dari tanggung jawab realisasinya. Bila tidak, sulit sekali harus mencari penggantimu.
Kak, harapku masih satu, berbagilah pada kami cara strike 7x hingga reportase bisa naik, atau suguhkan pada kami formula diskusi-diskusi yang menghidupkan kepala. formula bisa membalut dengan canda, formula bisa menggores dengan indah.
Terimakasih sudah menjadi yang sama-sama mau mengigit nilai. Terimakasih sudah banyak menyuarakan amarah. Terimakasih sudah saling tarik menarik, terkhusus pada detik-detik penuh serapahan.
Sayonara, Uni. Terimakasih lagi, sudah menjadi salah satu ujian hatiku hingga tidak terikat dengan manusia. Semoga disana Allah pertemukan dengan sebaik-baik teman berjalan. Pasti akan, semoga disabarkan hingga tiba harinya.
Nyalakan ya kak, pijar ilmu disana. Lampung, mutiaramu sudah pulang.
Berbahagialah, ia senang ngoceh, dimula-tengah-akhirnya. Namun, memang begitulah caranya memahat cinta. caranya menjaga elok. caranya menyalakan padam. Setelahnya, ia akan tenang lagi, serupa malam.
----------------------
Foto legend karena mengabadikan banyak rasa, sudut, hamba-Nya. dipetik oleh adik yang kami sayangi. hehehhehehe momentumnya sudah lewat, tapi sejak kapan sayang-menyayang butuh momentum.
dah ah, utang saya lunas ya @liladvgirl selamat mengembara, lagi~
8 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
Kita hanya
Tumblr media
koyak malam yang berupaya utuh pagi harinya, serpih yang berupaya menyatu, sesak yang berupaya bernafas, kobaran yang berupaya padam, serapahan yang berupaya diam, luka yang berupaya pulih, patah yang berupaya terakit, biru-biru yang berupaya samar, badai yang berupaya tenang.
Kita, hancur berantakan. sungguh, sangat berantakan. Tapi berupaya.
Wahai, sungguhan berupaya, yaa Rabb.. melirih.. رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Hingga semoga mentari esok ketika al 'Aziiz hadirkan, bersamanya, semoga dilembutkan pula hatinya kita, menerima kasih sayang-Nya.
@arwasimiya
3 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
Tumbuh Lebih Baik
Tumblr media
Kapan-kapan, nanti-nanti, kita ceritakan.
Saksi hidup semua kelamnya duniaku, penggenggam tangan sejak mungil hingga esok lusa, syurga, semoga.
Aku, sayang sekali, sih. super, sangat sayang. pasti mereka sudah mual kuulangi ini berulang kali,
tapi super sayang kalian.
sehat-sehat, manusia pencetak tawa tiap menitnya, sumber nyamannya aku setiap menapaki tanah raflesia.
mendewasa esok hari, semoga aku tetap diizinkan mendengar tumbuh kembang kalian yang menakjubkan, ya.
kisahkan lagi, hebatnya tanganmu ketika berhadapan dengan satu per satu tubuh terbujur kaku. kisahkan lagi, jenis tumbuhan dan habitat berang-berang. kisahkan terus, betapa apiknya kisah tunas muda kita di bangku konseling.
Kisahkan saja semua, sekecil apapun. progress yoghurt homemade-mu itu juga bahagiaku. kisahkan saja, semuanya. semuamu, bahagiaku.
ini tidak pertemuan pertama, tidak terakhir juga, besok juga bisa saja tiba-tiba mereka numpang minum atau minta ditemani mencari ketoprak.
Tapi, Allah...semoga setiap langkahnya dijaga, gengs.
sudah besar-besar, rupanya. sudah mulai bisa menahan tanya, rupanya. sudah mulai bisa menjaga lisan, rupanya. ah, Rabbii..
Mines banyak, enam lainnya sedang Allah perjalankan di muka bumi lain. aku rindu semuanya. aku rindu membuka bekal dan bersandar pada sepoi angin di ujung kelas. aku rindu menghitung infak pada denda umpatan di penghujung hari. Aku rindu semuanya.
yasudah, nanti-nanti kita benahi tulisan ini.
Semoga Allah balas semua kebaikan mereka, Allah jaga mereka, Allah bahagiakan mereka.
5 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
Ruang hampa waktu
Tumblr media
Satu nafas di dalamnya, pekak telingaku pada detik-detik. Kecaman pada kejelekan menapak dan berhitung, jadi terhenti. Hai, kita nanti akan serupa ini. kah?
Sorot matanya, lekuk bibirnya, coelan jemarinya.
Nambo terpejam ketika kakiku melangkah, tenang sekali parasnya. Wahai, ini menyentrum..
Bukankah alam semesta luasnya sudah cukup memberatkan, bukankah pikiranmu dan kenangannya, nyawa rekan yang sudah tenang dan kerinduannya,
Bukankah sulit menunjukkan cinta sebesar itu pada entah garis keturunanmu yang mana—yang kerap hilang namanya dari pikirmu.
Entah siapa nama wanita senyam-senyum sendiri ini, sakinah kah. fathonah kah. sabila kah. ah, nabila kah.
Yah, tetap tiada anis dalam sesi tebak kali ini, meski tiada pula kejemuan berpadunya jidat berkerut dan senyum lebar menerka-nerka itu. Oh, ia menikmati gangguan selepas bangun ini rupanya.
Bukankah seharusnya, sulit mengeluarkan raut sehalus itu dan pandang ketika terbuka, setulus itu.
Di mejanya kertas 2014 sudah lapuk, buku hitam tentang guru pemegang nilai, kaset-kaset ceramah, tang berbagai ukuran, dan segala perlengkapan listrik, juga foto...nenek.
Hem, apa nambo sudah berdamai? apakah kini menyenangkan bisa melihat wajah nenek tanpa perlu menahan diri membenci waktu? apa rekaman hidup tentangnya masih berputar di kepala nambo? Sehari yang lalu, puluhan tahun lalu, bagaimana rupanya didikan Allah hingga hari itu mampu nambo peluk?
Kemarin es krim durian di tangannya, segelas kopi di samping lengannya, selepas memakan soto babat dan bermain peniti besar warna-warni. Berkali-kali bercanda menusukku, meski setelahnya terpanggil fokus melepas struktur peniti satu per satu.
Aku, tetap menelusuri urat nadinya. hijau gelap dan rona biru. Hem, tangan penuh nilai ini, pada akhirnya akan tunduk juga terhadap guratan-Nya. Betul, makhluk macam apa yang mampu melawan iradah ilahiyyah.
Semoga Allah tumbuhkan selalu bunga-bunga hangat untuk setiap pertemuan aku dengan Nambo.
6 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
"Hai, bersamamu kini, namanya Fatimah"
Tumblr media
Kemarin Allah teguhkan hatiku untuk mengirimkan sederet pesan itu. Masih dengan ketakutan, masih ditemani keraguan, bahkan getaran pada gerakan tanganku masih terasa, tentu tak tinggal grammar nahwuku yang masih pincang itu,
Namun hebatnya, pesan tetap Allah kirimkan. Dengan mereka, Allah jadikan tetap sama.
si Kakak, setelahnya tetap to the point dalam berucap, tanpa emot, kering, dan memilih kata khas manusia pekerja, haha.
si Adik, tetap ekspresif, dengan emot penuh kehangatan yang masih saja ada. Meski curcolnya tentu sudah tak mungkin lagi ya.
Akhirnya kami pun bisa saling save nomor, jadi tahu betapa sedihnya sang adik menjadi kepala keluarga belakangan, bisa dengan mudah pula pesan kubuka tanpa rasa bingung menyesuaikan hidup orang lain itu. Sekaligus, lenyapnya rasa bersalah menjawab tidak tahu pada pertanyaan "bagaimana langit bumi syam hari ini?" atau ketika menolak panggilan dan mencari-cari alasan atasnya.
Ini kelegaan luar biasa. Alhamdulillah. Semoga esok lusa ujiannya tidak serupa ini lagi. Semoga ujian setengah merdeka ini, Allah nyatakan lulus.
Hidup atas nama orang lain, melelahkan sekali. Menapaki hari dengan asa yang bukan asamu. Memaksa ucap yang bukan berbahan bakar langkah kakimu. Belum termasuk menyesuaikan candaan dan berbagai tipuan lainnya.
Ah, semoga tidak Allah hitung tipuan, kebijaksanaan itu kami tapaki setelah berbagai pertimbangan dan adu argumentasi cukup panjang.
Ala kulli haal, aku takjub. Allahuakbar.
Keberanian yang Allah hadiahkan untuk ganti ijtihad, tiba-tiba sekali. Kesesakan satu setengah tahun selesai, kurang dari satu jam.
Lalu pada sisa usia ini aku termenung, bila tahu semudah ini kenapa tidak berani dari dulu ya?
3 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
Tumblr media
Revision ver, setelah dikembalikan warasnya oleh al Qawiyy
-------------------------
Kemarin wajah ini muncul di kanal berita yang biasa memuat wajah-wajah serupa beliau; para pejuang-pejuang mulia, penghuni tanah pencetak syuhada.
Seketika kepalaku kosong. Kali ini, aku kenal wajahnya. yaa Rabbii! Jangan bilang. Jangan bilang. Jangan bilang.
Untuk pertama kalinya kabar sakit seseorang, kusyukuri dengan sangat. Meski setelahnya, kudapati nyata betapa jauhnya posisiku, pada mereka tuju kagumku setiap harinya.
Aku mendapati diriku menilai diriku sendiri, semalam.
Linglung. Kosong. Meratap. Kehilangan jiwa. Kacau.
Tidak, aku tidak sedang menegasikan seluruh rasa yang Allah hadiahkan. Hanya saja, wajar. Wajar aku belum masuk barisan mereka. Imanku, peyot sekali. Ini kenyataan yang perih.
Lagi, ternyata mendapati kabar kecintaanmu menjadi korban penjajah kera lewat sebuah kanal berita, begini rasanya. gelap. Aku terbayang sang guru di pulau seberang yang wajahnya kelam sejak gencatan senjata terakhir berakhir. Hebatnya, ia masih bisa mencetak senyum cerah pada dua cahaya kecilnya. Padahal setiap saat bisa ia terima kabar rekan hidupnya di pusat tanah kemuliaan itu, dipanggil ar Rahiim.
Lagi, manakala antara kita dengan mereka berpotensi beda dunia, ternyata semua sesal itu muncul serentak. Seluruh tentang duktur hadir, pada setiap arah mataku memandang.
Kata beliau, negerimu ialah mercusuar idad marifiy. Kata beliau, syuro.. Kata beliau, kuncinya ada pada langkah yang tidak berhenti. Kata beliau, ilmu...
Sosoknya yang menyala sedari pagi hingga pagi. Balutan batik biru, balutan batik putih. Gamis bersih pada pundak tertunduk. Tuturnya yang dalam pada huruf-huruf. Langkahnya yang lebar, perlahan, mantap. Buku-buku di atas mejanya. Geseran halaman yang cepat demi mencari qaul ulama. Duduknya di tepian ketika mengisahkan sang Baginda. Air matanya yang keluar setiap melirihkan yaa Lathiif. Anggukan kepalanya ketika menyimak pendapat. Lonjakan suaranya ketika memuji usulan.
Untuk satu malam, direka ulang begitu. melelahkan sekali. kepalaku penuh seketika, dengan tanpa adanya materi ushul yang kutanam sejak mula.
Wahai... betapa jeleknya karya amalku atas seluruh ingatan yang masih Allah berikan. harus bagaimana kita bertanggung jawab pada tahu-tahu ini?
Pada kelas yang lalu beliau juga berkisah sambil tersenyum kecil, tentang anak-anaknya yang posesif dan mencoba berbagai cara agar tubuh renta nya tak dipakai menjejaki dunia lagi. Sambil tertawa ia tuturkan satu-per-satu ketidakberhasilan siasat anak-anaknya.
Pada kelas yang lalu, dengan senyum serupa, beliau kisahkan juga ucapan rekan hidupnya itu, "biarkan saja, selama untuk dakwah, pergilah". Kalian harus saksikan sendiri, betapa bangga sorot matanya menuturkan!
Maka kesimpulan akhir, tetap sama: ayo Fat, lebih gila lagi.
Perlawanan ini kita galakkan lagi. bagian kita saja. Sebab bukan bersedih cara menghargai seorang pejuang. Sebab bukan meratap cara menapaki jalan pejuang. Bukan terus mengutuk bumi cara pejuang mencapai asanya.
Seorang gurumu, berpisah jauh dengan rumah hangatnya. Mengorbankan masa rehatnya, membunuh malam, menyalakan pagi, windu bertemu windu. Menyalakan lentera, kota demi kota. Untuk sampainya kabar kesucian agama kita yang masih dinistakan.
Mari, cintai duktur dengan benar. Dengan sebagaimana seorang pejuang memperjuangkan cintanya. sebagaimana seorang hamba mengikhtiarkan doanya. Sedang Dia selalu disana. tenanglah. Dia tak luput, barang sedetik saja, menilai.
—semoga segera Allah sembuhkan, Syaikh. Kabarnya setelah bedrest beberapa pekan ini, nusantara akan kembali jadi tujunya untuk menyalakan perlawanan. Semoga Allah izinkan, segera.
2 notes · View notes