Berceritalah dilangit malam, maka fajar yang akan mengabulkan mimpi mu.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Masyaa Allaah...Tulisan yang benar-benar membuat saya terpaku, diam, dan gemetar. begitu hebatnya perjuangan dari tentara Islam yang nyatanya saya sendiri sangat fakir akan sejarah Islam. Terimakasih atas tulisan ini, yang semakin menyadarkan saya bahwa betapa agung-Nya.
Narasi Ertuğrul, Kebangkitan Turki, dan Misteri Sejarah Umat Islam yang Hilang
@edgarhamas
Jujur, saya belum menonton serial Turki yang satu ini, yang penayangannya dirilis oleh Trans 7. Televisi Indonesia memang, belakangan ini seringkali mengimpor drama-drama dari luar negeri untuk mendongkrak ratingnya. Ada Mahabarata, Jodha Akbar, Mahadewa, dan banyak lagi. Emak-emak malah bisa jadi lebih tahu, hehe.
Namun serial Ertuğrul berbeda. Serial Turki yang judul aslinya ’Diriliş Ertuğrul’ atau ‘Kebangkitan Ertuğrul’ ini secara dramatis menjamur juga di dunia Arab bahkan Asia Muslim seperti India, Pakistan, Malaysia dan Indonesia. Anak-anak muda sangat menyukai karakter kepahlawanan Ertuğrul, seorang perwira Klan Kayı, suatu kabilah kecil yang secara mengejutkan, kelak akan melahirkan pahlawan Islam yang legendaris; Osman, pendiri Kesultanan Utsmaniyah, pemimpin Umat Islam 600 tahun lamanya!

Akhirnya, para sejarawan Muslim tergugah juga untuk menelisik siapakah sebenarnya Ertuğrul ini. Sampai-sampai, Jihad Turbani, Dr Jasim Al Jazza’ hingga Dr Ali Muhammad Ash Shalaby pun turun tangan. Luarbiasa. Saya sendiri merasakan ada derap langkah teratur dari Turki, yang kini mencoba mengumpulkan energinya untuk menjadi negara hebat di muka bumi. Salah satunya; dengan mengilaukan kembali lembar sejarah mereka yang agung, agar dunia mengerti siapakah Turki sesungguhnya.
Presiden Erdogan, anda luar biasa.
Dikisahkan dalam episode kehidupan Ertuğrul (1189-1281 M), semenjak kekuatan Mongol menyerang hampir seluruh daratan Asia, memporak-porandakan segalanya, membunuh penduduk kota, salah satunya Baghdad (1258 M) dan menjarah banyak peradaban, suku-suku Turki yang tadinya bermukim di Asia Tengah memutuskan untuk mencari tanah baru yang aman dari serangan Mongol. Salah satu suku itu adalah suku Kayı, yang dipimpin oleh Ertuğrul.
Ia memimpin 100 keluarga dan 400 tentara, membelah daratan sekitar daerah dekat Cina menuju wilayah beribu kilometer yang amat jauh dari tanah kelahirannya. Tanah yang ditujunya adalah Anatolia, yang sekarang menjadi wilayah inti dari negara Turki modern.
Suatu hari dalam perjalanannya mencari tanah baru, Ertuğrul mendengar deru suara yang riuh di kejauhan. Ia yakin, sedang ada pertempuran besar yang berkecamuk di suatu tempat yang dekat dengan tanah yang ia pijak. Dengan tekad bulat, ia bersama 400 tentaranya memutuskan untuk melihat siapakah dua pasukan yang sedang bertempur. Dan benar, ternyata pasukan Muslimin Kesultanan Seljuk sedang terhempas oleh kekuatan pasukan Romawi Timur. Kekalahan sudah nyaris di depan mata.
Dengan gagah berani, ia hanya dengan 400 tentaranya menyatu di medan laga, membantu pasukan Muslimin memukul mundur deru gelombang pasukan Romawi yang bengis. Keadaan seketika berbalik, pasukan Muslimin berhasil mendesak tentara Romawi lari tunggang-langgang. Kemenangan kembali diraih dengan heroik.
Pasukan Kesultanan Saljuq sangat kagum dengan Ertuğrul. Bahkan sang Sultan, Alauddin Kayqubad, mengundang Ertuğrul dan mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkan pasukan Saljuq.
“Apa yang membuatmu menolong kami sehingga kami bisa memenangkan pertempuran?” tanya Sultan.
“Sebab kami adalah muslim, dan agama kami menyerukan untuk membela kebenaran, menolong orang-orang yang terzalimi. Orang-orang Mongol juga adalah musuh kami dan juga musuh kalian”
Itulah jawab Ertuğrul sebagaimana ditulis Bilal Abul Khair dalam Kitab 101 Amaliqah Aali Utsman '101 Pahlawan Dinasti Utsmaniyah.’
Setelah keduanya berbincang, ternyata diketahui bahwa baik Kesultanan Saljuq dan Ertugrul sama-sama berasal dari bangsa yang sama; Turki. Sang Sultan amat bahagia bisa menemukan seorang kesatria gagah berani yang rela mengorbankan nyawanya demi menolong saudara semuslim.
“Maka, berangkatlah bersama kami, akan aku berikan satu tanah luas. Berjalanlah ke arah Konstantinopel, aku amanahkan padamu menjaga pegunungan Armenia di musim panas, dan kota Söğüt (150 km dari Istanbul) di musim dingin. Kalian memperoleh kebebasan mengelola daerah kalian, namun tetaplah bersama kami untuk berjuang melawan Romawi dan saling menguntungkan”, lanjut Sultan Alauddin.
Tidak ada yang pernah menyangka, bahwa kedatangan 100 keluarga dan 400 pasukan kecil yang dipimpin oleh Ertuğrul di kota Söğüt, adalah “batu pertama” tempat berdirinya Kekhalifahan Utsmaniyah. Kekhalifahan besar berumur 6 abad yang terbentang dari Persia di timurnya, sampai Samudera Atlantik di baratnya; 6.000.000 km², atau setara 3,5 kali lipatnya luas Indonesia!
Mengapa bisa begitu? Sebab Ertuğrul tidak mau berhenti dari jihadnya. Ia tak mau hanya hidup nyaman di kota Söğüt dan wafat di atas kasurnya. Visinya makin bening, mimpinya makin meninggi. Ia bertekad untuk; menaklukkan seluruh wilayah Kerajaan Romawi!
Dari sanalah ia meminta izin pada Sultan Alauddin untuk berjihad di batas-batas wilayah Umat Islam dan meluaskan daerahnya sampai menuju Konstantinopel.
Kepahlawanan Ertuğrul membuat kabilah-kabilah di sekitar Söğüt berkumpul dan menyatakan kesetiaan padanya. Ertuğrul akhirnya memiliki pasukan besar yang tangkas, gagah berani, dan shalih. Banyak sekali kota-kota Romawi yang dibebaskan olehnya, dan adzan berkumandang di atasnya untuk pertama kali.
Kita kemudian akan mengetahui, walaupun Ertuğrul belum bisa membebaskan Konstantinopel semasa hidupnya, namun kelak satu keturunannya yang akan menjadi panglima muda. Panglima hebat yang menjebol pertahanan kota nan megah itu, 172 tahun setelah wafatnya Ertuğrul. Siapa lagi kalau bukan; Muhammad Al Fatih.

Ertuğrul sadar, ia memang tak akan bisa menaklukkan seluruh wilayah Romawi semasa hidupnya. Ia memahami, takkan bisa “merebut” kemenangan atas musuh-musuh Islam jika mengandalkan dirinya. Sejak itulah ia memutuskan untuk “menciptakan” kemenangan. Ia mulai mendidik pemuda-pemuda kabilahnya untuk mencintai Islam dan memiliki semangat jihad yang tinggi.
Faktanya, di masa kepemimpinan Ertuğrul, tak ada satupun anak-anak usia 7 tahun kecuali pasti sudah menghafalkan Juz 'Amma, Surat Al Mulk, dan Surat Yasin. Ia ingin menciptakan generasi kuat, yang kelak akan membebaskan negeri-negeri yang belum tersentuh oleh dakwah Islam. Dan semua mimpi besarnya, ia turunkan pada anaknya; Osman bin Ertuğrul.
Osman inilah, sebagaimana kita tahu, akan menjadi Sultan Pertama Dinasti Utsmaniyah. Luarbiasa, bukan?
Itulah mengapa, teman-teman akhirnya setidaknya tahu, Ertuğrul menjadi inspirasi yang meledak-ledak, menjadi simbol yang membuat anak-anak muda Islam sadar,
“wah, ternyata umat kita ini hero-nya keren-keren banget!”
“Tahukah anda, mengapa Ertuğrul yang dipilih menjadi karakter utama? Mengapa bukan Osman?” tanya Jihad Turbani pada Dr Jasim Al Jazza’ dalam serial Mi'ah Udzama.’
“Sebab, karakter Ertuğrul ini mengumpulkan unsur-unsur yang banyak; nasionalisme Turki, keagungan Islam, kehebatan sejarah muslimin, motivasi dan harapan, yang bisa diterima semua pihak” jawab beliau.
Siapapun saat ini tahu, bahwa Turki di bawah kepemimpinan Erdogan menjelma kekuatan dahsyat yang berdiri kokoh di hadapan Asia dan Eropa. Industri pariwisata yang sangat baik, pendidikan yang mudah dan terjangkau, dan militer yang makin perkasa. Semua itu, dilakukan Erdogan dalam waktu 15 tahun pemerintahannya.
Lalu apa hubungannya dengan Ertuğrul?
Saya tidak mau menganalisa, namun saya ingin menggambarkan apa yang saya pelajari dari rangkaian peristiwa beruntun belakangan ini.
Bapak Erdogan sangat sering menggunakan sejarah agung Dinasti Utsmaniyah untuk membentuk karakter kesatria pada jiwa bangsa Turki. Dalam pidato-pidato kenegaraan misalnya, beliau pernah berbicara tentang kisah Sultan Turki yang shalih dan berani, Alp Arsalan, dengan hanya 20 ribu pasukan, berhasil memenangkan pertempuran melawan Romawi Timur yang jumlahnya 15 kali lipat pasukan Muslim; 300 ribu tentara!

Logikanya, 1 tentara muslim akan melawan 15 tentara Romawi. MasyaAllah!
Maka, narasi tentang Ertuğrul nyatanya merupakan kelanjutan dari proyek besar pemimpin Turki untuk mengingatkan rakyatnya tentang kemegahan sejarah mereka. Dan di saat yang sama, mengumumkan pada dunia bahwa Turki bukanlah yang selama ini mereka kenal. Turki bukanlah negara baru. Turki, pada hakikatnya, adalah peradaban tinggi yang berjaya dengan Islam.
Ya, Turki tidak bisa dipisahkan dengan Islam. Sampai-sampai suatu masa, Sultan Muhammad Al Fatih bertutur dengan gagah berani,
“menjadi Turki itu sulit, karena ia harus melawan seluruh dunia. Namun, menjadi selain Turki itu lebih sulit, karena ia harus berhadapan dengan Turki.”
Turki dalam kalimat di atas, maknanya adalah: umat Islam seluruhnya, yang kala itu dipimpin oleh bangsa Turki.
Saya mempelajari banyak hal dari seluruh keterkaitan ini. Semua peristiwa saling menguatkan satu sama lain, seakan menjadi sign, sebuah tanda-tanda yang menuntun kita perlahan menuju sebuah kesimpulan; jangan-jangan, sejarah bangsa Indonesia juga begitu hebat dan perkasa, namun, kamu tahu, ada pihak yang ingin kita lupa sejarah kita sendiri.
Sudah banyak ahli dan sejarawan berbicara, bahwa ada satu garis panjang episode sejarah Umat Islam, baik di Indonesia, maupun seluruh dunia, yang dihilangkan secara sengaja oleh orang-orang yang membenci Islam. Episode yang hilang itu menyisakan misteri besar. Mengapa? Karena bisa jadi, di episode yang hilang itu, ternyata adalah jawaban atas keadaan kita saat ini, dan menjadi kunci bagi kita untuk merumuskan masa depan umat ini.
Begitu terpecahkan satu puzzle tentang sejarah Umat Islam di wilayah lain, cepat atau lambat, ia akan merembet pada sejarah Umat Islam di belahan dunia lainnya. Dan nyatanya, benar terjadi. Dengan mengetahui sejarah Dinasti Utsmaniyah, yang notabenenya saat itu adalah sentral kepemimpinan Muslimin sedunia, pasti ada hubungannya yang sangat erat dengan seluruh negeri-negeri Islam.
Cepat atau lambat, kita akan tahu, ternyata selama ini kita salah menakar diri kita. Sebagaimana Turki baru saja bangun dari amnesianya, kita, bangsa Indonesia, akan mengetahui jati diri bangsa ini. Dan, apa yang akan terjadi jika sebuah bangsa telah mengenal jatidiri aslinya?
Santai saja, kita akan melakukan lompatan besar!
574 notes
·
View notes
Text
Sungguh membuat saya terdiam, menusuk, dan mengalir deras. Astaghfirullah...
Tidakkah kita memperhatikan?
“Wa-auhaa Rabbuka ilannahli..”, Dan Tuhanmu telah mengilhamkan kepada lebah.
Maa syaa Allah, Tidakkah kita memperhatikan..bahwa pada firman Allah subhaanahu wa ta’ala ini, Allah mengatakan ‘Dan Tuhan-mu,..’ yang berarti Allah sedang meminta kita untuk memperhatikan, bahwa Dia telah mengilhamkan kepada lebah,
“..buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon,”
Lalu yang paling menakjubkan adalah, “..dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.”
Tabarakallah, Dia (Allah) menyuruh lebah untuk membuat sarangnya di tempat manusia-manusia tinggal, tidak lain adalah supaya manusia mampu menjangkau manfaat yang akan didatangkan dari lebah dengan lebih mudah. Bukankah dengan begitu, tandanya Allah begitu memuliakan kita?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (diranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” {HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir}
Sungguh, pernahkah kita memperhatikan bagaimana lebah itu mengambil madu dari kembang-kembang? Ia bahkan tidak merendahkannya karena beban tubuhnya. Ia tidak mematahkannya, karena sarang-sarang yang dibuat oleh gerombolan mereka. Bahkan, ketika mereka mengambil madu-madu dari kembang itu, mereka tidak merugikannya melainkan berbalik menguntungkan kembang tersebut dengan berlipat ganda. Mereka menaburkan sari-sari hingga terjadilah proses penyerbukan. Maa syaa Allah! :’
Beberapa ahli mengatakan, untuk seekor lebah mengumpulkan madu sejumlah setengah kilogram, maka ia harus terbang sejauh 500 mil, yaitu kisaran 750 km. Hiks, Maa syaa Allah, yaa.. sungguh, menuliskannya membuat dada terasa sesak, haru, dan juga malu bercampur menjadi satu. Dan bagi seekor lebah, ketika ia menemukan sumber makanan lebih dahulu dari kawanannya, ia tidak mengambilnya sendiri. Justru ia berbalik, ia kembali ke sarang dan memberitahukan kepada teman-temannya, dan taukah kita? Cara mereka berkomunikasi dengan kawanannya adalah melalui sebuah tarian, menggerakkan ekornya kesana dan kemari, membentuk setengah lingkaran, angka delapan, dan terkadang bergelombang. Ia sedang menunjukkan arah sebagaimana kita sebagai manusia menunjukkan arah ketika ditanya, “Maaf, dik, tau alamat ini?”, Maa syaa Allah! Bisakah kita membayangkan betapa rumitnya tarian tersebut jika jarak makanan yang ada disekitar mereka teramat jauh?
Dalam sebuah artikel saya menemukan, “Lebah menggunakan cara yang sangat menarik untuk membuat sarangnya, mereka membuat dari sudut yang berbeda dan akan bertemu pada titik tengah nantinya. Tanpa salah, juga cacat bertambal karena hitungan yang tidak tepat.” Tulisnya, “Dan mustahil bagi manusia membuat perancangan yang rumit ini, tanpa perhitungan geometris yang rumit.”
Duhai, diri.. tidakkah engkau memperhatikan ini? Maha Besar Allah, yang menciptakan makhluk sekecil ini agar menjadi contoh bagi manusia. Kepada cara hidup mereka, adab mereka, kepatuhan mereka, juga ketawadhu’an serta keikhlasan mereka.
Satu hal yang membuat saya tertohok saat mendengarkan apa yang Ustadz Zaid Hafzhahullah katakan, “..pantas saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita mencontoh seekor lebah. Perhatikanlah, bagaimana susahnya mereka mengumpulkan madu? Terbang berkilo-kilo meter, bolak balik membawanya ke sarang sedikit demi sedikit, tapi ketika madu mereka telah terkumpul, manusia mengambilnya begitu saja. Adakah mereka protes terhadap Rabb-nya? Tidak.”
“Dan,” sambung beliau, “..lebah tidak pernah merugikan siapapun. Ketika ia mengambil setetes madu, ia memberikan serbuk-serbuk sari sebagai perantara proses penyerbukan. Disinilah kita disindir, untuk tidak banyak menuntut melainkan banyak memberi. Tidak banyak berharap namun banyak memberikan manfaat.”
Sungguh malu, teramat malu.. apa kabar diri, tatkala kebaikan kita tidak pernah ternilai? Kita berprotes, kita mengumpat, dan bahkan berucap didalam hati, “..ah tau begini, mending tadi gak usah di tolong.” Astaghfirullah, semoga tidak demikan, yaa..
Mari perhatikan apa yang dikatakan oleh Einstein, “Kalau lebah menghilang dari permukaan bumi, maka manusia tidak akan mampu bertahan hidup dipermukaan bumi melainkan hanya 30 hari.”
Saya langsung ber de-javu dengan kalimat tersebut, sebab beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah video singkat yang menunjukkan betapa ngerinya jika lebah itu lenyap dari bumi ini. Tumbuh-tumbuhan akan mati, buah-buahan akan berkurang, juga berbagai macam sayuran akan menghilang. Tersebarlah penyakit kurang gizi, meningkatlah angka kematian juga tingginya biaya pengobatan.
Jikalah, Allah menghukum manusia dengan melenyapkan hewan kecil yang sering terabaikan ini, bagaimana kiranya nasib kita para manusia yang seringnya menyombongkan diri? Sungguh, bahkan sengatan-sengatan lebah yang kita nilai menyakitkan itu, dari sisi medis bernilai sebagai pengobatan tradisional. Maha Baik Allah, Maha Baik Allah…
“..dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…”
Mari terus bersyukur, meningkatkan syukur, dan senantiasa bertafakkur. Dengarlah apa yang Allah katakan setelah potongan ayat diatas tersebut,
“Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir.”
Dicatat untuk kembali dibaca suatu saat nanti, in syaa Allah. Bukankah pengingat terbaik adalah apa yang pernah ditulis oleh diri? : )
64 notes
·
View notes
Photo
Masyaa Allaah..Terimakasih telah mengingatkan, cerita sederhana tapi menusuk

Cerita ini tidak tahu kenapa masih saya ingat betul, mungkin karena ‘pesan'nya benar-benar sampai, tanpa merasa di “gurui” . Inipun selalu jadi bahan cerita yang tidak pernah bosan saya sampaikan kepada adik-adik kecil yang baru saya temui, dan saya harapkan merekapun merasakan seperti yang saya rasakan. . Kalau ada yang bosan dengan cerita ini, semoga yang lain tidak :D . Waktu itu ada kegiatan luar bareng teman-teman, zamannya masih SMA. Ketika adzan dzuhur, alhamdulillah ketemu sama masjid. . Ada beberapa anak laki-laki yang masih memakai seragam merah putih masuk masjid juga, mungkin umur mereka sekitaran kelas 2 atau 3. Dan ternyata sebagian dari mereka lupa tidak membawa sarung. . Akhirnya mereka heboh meminjam rok bawahan mukena yang ada di masjid tersebut, jadi senyum senyum sendiri lihat mereka :) . So in love with the moment, senyum dan tawa mereka riang sekali. Begitu semangat ‘menghadap’ Allah. . Setelah ada yang iqamah, merekapun diam, lalu mulai meluruskan dan merapatkan shaf. . Belajar dari semangat mereka ……. itulah yang kunamakan CINTA. Selalu RINDU untuk bersegera “menemui-Nya”. . Dapat pesannya?
54 notes
·
View notes
Photo
Setelah beranjak dewasa justru sibuk sama aktivitas lain. Dan semangat itu luntur... Baca cerita ini jadi tamparan keras untuk diri saya sendiri 😭😭😭

Cerita ini tidak tahu kenapa masih saya ingat betul, mungkin karena ‘pesan'nya benar-benar sampai, tanpa merasa di “gurui” . Inipun selalu jadi bahan cerita yang tidak pernah bosan saya sampaikan kepada adik-adik kecil yang baru saya temui, dan saya harapkan merekapun merasakan seperti yang saya rasakan. . Kalau ada yang bosan dengan cerita ini, semoga yang lain tidak :D . Waktu itu ada kegiatan luar bareng teman-teman, zamannya masih SMA. Ketika adzan dzuhur, alhamdulillah ketemu sama masjid. . Ada beberapa anak laki-laki yang masih memakai seragam merah putih masuk masjid juga, mungkin umur mereka sekitaran kelas 2 atau 3. Dan ternyata sebagian dari mereka lupa tidak membawa sarung. . Akhirnya mereka heboh meminjam rok bawahan mukena yang ada di masjid tersebut, jadi senyum senyum sendiri lihat mereka :) . So in love with the moment, senyum dan tawa mereka riang sekali. Begitu semangat 'menghadap’ Allah. . Setelah ada yang iqamah, merekapun diam, lalu mulai meluruskan dan merapatkan shaf. . Belajar dari semangat mereka ……. itulah yang kunamakan CINTA. Selalu RINDU untuk bersegera “menemui-Nya”. . Dapat pesannya?
54 notes
·
View notes
Photo
Masyaa Allaah.. diam, tertusuk, mengalir...

❤ Drama Poligami yang Mengharukan ❤
*By Irene Radjiman*
♡ Beberapa bulan yang lalu saya mendapat email dari salah seorang sahabat saya. Dia juga seorang mualaf sama seperti saya. Sharen namanya. Dulu Kami bertemu di sebuah lembaga pelatihan pramugari di Jogja. ♡ Sharen mahasiswi Atmajaya, gadis cantik keturunan Tionghoa. Kalo mau banding2an cantik sama Sharen, saya mending tutup muka deh. Udah pasti kalah…jaaauuhhh 😀😁 ♡ Sharen, si gadis Tionghoa ini bukan hanya fasih bahasa Mandarin tapi juga fasih bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Maklum Cina Semarang 😀. ♡ Kami sama sama pramugari waktu itu, bedanya Sharen lebih dahulu diterima jadi pramugari reguler Garuda Indonesia, sementara saya cukup puas di Airline swasta. Beda kualitas soalnya 😁. ♡ 1 th terbang Sharen resign untuk menikah dengan seorang pengusaha muslim. Disitulah awal dia menjadi mualaf. Mereka tinggal di kawasan Menteng Jakarta. 1 th menikah Sharen dikaruniai anak. Namun malang, saat anaknya masih berusia 6 bulan, suaminya mengalami depresi berat karena usahanya bangkrut. Terlilit hutang ratusan juta. Suaminya stress berat nyaris gila, sehingga tidak mungkin menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami sebagai tulang punggung yg menafkahi. ♡ Sharen memutuskan untuk kembali terbang, apply ke Saudi Arabia Airline dan alhamdulillah diterima. Dengan berat hati, dia harus titipkan anak semata wayangnya yg belum genap 1 th kepada ibu mertuanya untuk dirawat, karena dia harus terbang dan hanya bisa mengunjungi keluarganya paling tidak 1 th sekali. Sharen harus menetap di Saudi. Ia tegarkan hati, demi melunasi hutang2 suaminya, kebutuhan rumah tangga, termasuk biaya pengobatan suaminya. ♡ 10 th Sharen bekerja sebagai pramugari Saudi, alhamdulillah suaminya sudah pulih dan sudah mulai bangkit kembali sebagai pengusaha. Usaha suaminya kini maju dengan pesatnya. Sharen pun resign. ♡ Ini tulisan Sharen dalam emailnya untuk saya :
♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Dear Irene
Assalamualaikum wr wb…
Semoga Irene sekeluarga selalu dalam keberkahan Allah SWT.
Aku tidak tahu tiba-tiba teringat denganmu. Dulu kita sering berkirim kabar melalui Yahoo Messenger. Tapi tiba-tiba terputus karena kesibukan kita masing-masing. Untunglah aku masih menyimpan emailmu ini. Semoga email ini terbaca olehmu. ♡ Irene aku butuh teman. Aku tidak tahu harus bicara pada siapa dan aku juga tidak tahu harus bagaimana. Mungkin karena kita sama sama mualaf, maka entah mengapa tiba tiba aku mencari emailmu.
3 th terakhir ini adalah masa masa bahagiaku. Aku sudah punya baby lagi berusia 1 th, alhamdulillah. Dia perempuan. Lengkap sudah aku memiliki 1 arjuna dan 1 srikandi. Kembali berkumpul bersama anak-anakku, suamiku, keluargaku.
Alhamdulillah 10 th perjuanganku di Saudi tidak sia sia. Suamiku sudah kembali pulih, bahkan usahanya kini semakin pesat. Suamiku juga aktif mengikuti kegiatan pengajian.
Irene, 1 minggu yang lalu suamiku bicara padaku, dia akan berpoligami dengan seorang hafidzah bernama Azizah, gadis berusia 25 th.
Irene, kumohon jangan hakimi aku dulu dengan setiap dalil syari'at Allah. Aku berharap sebagai sesama wanita kau bisa memahami yg aku rasa. Bila ia menginginkan isteri seorang hafidzah, mengapa dia dulu menikahiku yang seorang Katolik ?
Irene, mohon do'akan aku agar aku tetap istiqomah dalam keyakinanku. Dan mohon do'akan aku, agar aku tidak pernah merasa menyesal telah mengenal agama ini.
Mohon balas emailku bila tulisan ini sudah terbaca olehmu.
Wassalamualaikum wr wb
- Theresia Sharen Magdalena - ♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Ada gemuruh di dalam dada usai membaca email Sharen. Aku tercenung cukup lama, tidak berani langsung membalas emailnya. Aku hanya khawatir bila langsung kubalas, maka yg tertulis hanyalah rasa seorang Irene yg justru ditakutkan akan menjadi pemberontakan pada syari'at Allah. ♡ 3 hari kudiamkan email Sharen. Hingga akhirnya kubalas emailnya :
♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Dear Sharen
Semoga saat kau baca email ini, kau masih berkumpul bersama keluargamu dalam 1 aqidah suci Islam.
Sharen, aku rindu berjumpa denganmu. Rindu melihat mata sipitmu yg terpejam saat kau tertawa. Kuharap mata itu kini makin bercahaya d
alam sinar terang bacaan ayat-ayat Al-Quran.
Sharen, Allah juga sedang rindu padamu. Allah ingin melihat kau tengadahkan berlama lama tanganmu yg halus putih bersih itu.
Bila kau bisa mengingatku, sudahkah kau tumpahkan semua yang kau rasa pada Allah. Allah tidak akan menghakimimu dengan dalil dalilNYA. Allah akan menyentuh tanganmu yg menengadah pada-NYA. Tanyakan pada-NYA apa yg DIA inginkan darimu ? Mintalah petunjuk pada-NYA. Bila poligami ini baik bagimu dan keluargamu maka DIA akan mampu membuatmu ikhlas menerimanya. Namun bila poligami ini kelak tidak mendatangkan kebaikan bagimu dan bagi keluargamu, mintalah agar prahara itu segera menjauh darimu.
Sharen, kita sudah berjalan dari gelap menuju terang. Janganlah lagi menoleh ke belakang dan berhasrat kembali pada kegelapan, hanya karena di dalam terang kita melihat ada jalan berlubang. Ingatlah selalu syari'at Allah tidak pernah salah.
Do'aku selalu untukmu
Wassalamualaikum wr wb.
♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Wahai para suami… kami para istri tahu syari'at poligami. Kami tahu hukum poligami adalah sunah bagi yang mampu. Tapi saat ada seorang isteri yang belum mampu menerima poligami, janganlah kau judge dia melawan syari'at Allah. Janganlag kau judge dia mengharamkan poligami. Sudahkah engkau didik istrimu agar mencintai Allah diatas segalanya?
Terkhusus bagi kalian yang memiliki isteri seorang mualaf. Berikan ia kesempatan untuk berproses menuju keikhlasannya dalam berhijrah dan berislam secara kaffah, bersabarlah terhadapnya. ♡ Semua butuh proses… ♡ Wahai para isteri. 1 hal yang perlu diingat : “suamimu bukanlah milikmu, dia milik Allah” Janganlah berlebihan mencintainya hingga membuat Allah cemburu. Ini sangat sulit, tak semudah mengetikkan kata-katanya. Saya sangat memahami, karena saya seorang wanita. Datanglah pada Allah, sujud menangis dan curhatlah di hadapan Allah saat kau merasa terabaikan semua yang telah kau lakukan dg segenap hati dan jiwamu. ♡ Bagi kalian wahai para wanita yang telah mampu memiliki hati seluas samudera, telah mampu ikhlas hidup dalam bahtera poligami, janganlah kau judge wanita lain yang belum mampu sebagai wanita yang membangkang syari'at Allah. Karena bisa jadi tanpa kau tahu dia telah melalui perjuangan yang bisa jadi lebih dahsyat dibandingkan dirimu. ♡ ♡ ♡ Lebih dari 2 bulan aku menunggu balasan email dari Sharen. Apa kabarmu Sharenku ? Masihkah kau istiqomah di dalam Islam.
Entah mengapa aku gelisah. Ada rasa khawatir. Kucari sosmednya. Tidak ketemu. Duh mengapa Sharen tidak meninggalkan wa di dalam emailnya ?
Akhirnya yang kulakukan hanya menunggu dan berdo'a untuknya.
Saat aku merasa tak kuasa lagi menunggu, aku butuh dukungan saudara saudariku se-aqidah yg lain. Mohon maaf Sharen tanpa bertanya terlebih dahulu, aku share permasalaha
nmu. Aku berharap banyak do'a terucap untuk mengetuk pintu langit bagimu.
Tepat saat aku akan mengakhiri statusku, notification email berbunyi. Subhanallah….!!!! Sharen….!!!!
♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Dear Irene ♡ Assalamualaikum wr wb…
Irene, terima kasih atas balasan emailmu. Apa kabarmu hari ini ? Kamu pasti sedang memikirkan aku kan ?
Berkat do'amu kini aku lebih bahagia. Alhamdulillah.
Ketahuilah Irene, saat aku menulis email padamu, aku sudah mengajukan gugatan cerai untuk suamiku. 3 hari kemudian kubaca emailmu. Isi emailmu hampir sama dengan tanggapan seorang ustadzah yg juga mualaf.
Saat itu, sejujurnya aku masih dalam kondisi marah pada Allah. Aku merasa Allah banyak meminta dari hidupku. Aku mulai berhitung setiap sedekah, amal ibadah yg telah kulakukan untuk keluargaku khususnya suamiku. ♡ Ibu mertuaku yg sangat menyayangiku itu setiap malam menangis membujukku untuk mencabut gugatan ceraiku.
Aku gamang, aku bingung. Hingga akhirnya di 1/3 malam dimana seharusnya manusia bermunajat kepada Rabbnya, namun aku justru menumpahkan kekesalanku pada Tuhanku.
“Apalagi yang kau inginkan dariku ya Allah….!!!!!”
“Mengapa bencana ini KAU hadirkan untukku ? Bila KAU adalah Zat yang maha penyayang, seharusnya KAU adalah Zat yg maha perasa. Tidakkah kau bisa merasakan apa yang kurasakan ? Hingga Kau turunkan syari'at poligami untuk menghukumku ?” ♡ Naudzubillah…. do'akan aku, Allah mengampuni dosaku dimalam itu 😢 ♡ Aku tertidur. Sedikit lega rasa hatiku. Esok malamnya kuulangi lagi tengadahkan tanganku di 1/3 malam memohon ampunan karena entah mengapa tiba2 datang rasa bersalah. Kemudian aku mencoba saranmu. 1 minggu aku terlibat diskusi dengan Allah. ♡ Hingga suatu hari dengan lantangnya ibu mertuaku mengatakan 1 hal pada suamiku : “Pras, bila kamu tetap ingin menikahi gadis itu…. pergi kamu dari rumah ini !!! Biarkan mama bersama Sharen dan anak2mu dirumah ini !!! Mama malu memiliki anak yang tidak tahu diri seperti kamu !!!”
Aku keluar dari kamarku. Ibu mertuaku langsung memelukku. “Kamu jangan pergi Sharen, biarkan Pras yang pergi. Dia tidak pantas menjadi suamimu. Maafkan mama yg telah gagal mendidik Pras menjadi laki2 yang tahu diri.”
Aku hanya menangis dalam diam. Suamiku pun hanya menunduk diam. ♡ Malam itu kami bertiga (aku, ibu mertuaku & suamiku) berdiskusi.
“Baiklah ma, aku tidak akan menikahi Azizah, bila itu hanya akan membuat mama & Sharen tersakiti. Aku sangat menyayangi kalian. Maafkan aku….” suamiku memeluk kami berdua.
Aku lega, kupikir inilah jawaban dari Allah atas diskusi panjang diatas sajadahku di tiap 1/3 malam. ♡ Namun ternyata aku salah. ♡ Esok malamnya ba'da isya, Azizah datang kerumahku bersama kedua orang tuanya.
Pada malam itu aku tahu, ternyata bukan suamiku yg ingin menikahi Azizah, tetapi ayah Azizah yang merupakan teman pengajian suamiku yg meminta suamiku untuk meminang anaknya. Malam itu jelas kutatap wajah Azizah. Azizah, semula kupikir dia adalah gadis belia yg cantik dg segala pesona yg menggairahkan mata lelaki termasuk suamiku, ternyata sangat jauh dari itu. Dia gadis lugu yg selalu menundukkan kepala. Ada keteduhan di wajahnya. ♡ Di malam itu aku tahu, Azizah memiliki miom yang akan segera dioperasi dan dokter mengatakan 90% Azizah tidak akan mampu memberikan keturunan bagi suaminya. Sudah 3 orang pemuda lajang membatalkan khitbahnya setelah mengetahui kondisi Azizah. Entah mengapa ayah Azizah memiliki TRUST pada suamiku. ♡ Kudekati suamiku dan kutanya : “kenapa mas ga pernah cerita ini sebelumnya padaku ?” ♡ Suamiku menjawab : “karena aku tidak mau kamu menganggapnya sebagai modus” ♡ Kudekati ibu mertuaku :“Mama, kumohon terimalah Azizah menjadi bagian dari keluarga kita. Aku ikhlas menerimanya sebagai adik maduku.” ♡ Azizah & ibunya nyaris tersungkur di kakiku, namun aku cegah. Kupeluk Azizah dan kukatakan : “Kau akan menjadi saudaraku.” ♡ Suamiku terperangah menyaksikan semua itu. “Kamu yakin telah ikhlas dengan keputusanmu sayang ?” ♡ “Iya mas. Nikahi dia. Dia akan menjadi bagian dari keluarga kita.” Jawabku mantap. ♡ Suamiku terlihat masih ragu. Aku tersenyum : “aku akan mencabut gugatan ceraiku besok” ♡ Alhamdulillah…. seisi rumah mengucapkan hamdalah. ♡ Dan sudah 1 bulan ini suamiku menikah dengan Azizah. Kami tinggal 1 rumah. Kurasa tak masalah, rumah kami sangat besar. ♡ Tahukah kamu Irene, bisnis suamiku makin pesat. Kini suamiku lebih sering melibatkan aku dalam bisnisnya. Aku yang tadinya hanya dirumah mengurus rumah, kini lebih sering bersama suami untuk menangani bisnis. Anak2ku di rumah bersama ummi Azizah (begitulah mereka memanggilnya). ♡ Disaat tetangga kami harus membayar 5jt - 6jt untuk seorang baby sitter, anak2ku justru dibimbing oleh seorang hafizhah. ♡ Tahukah Irene, anakku yg pertama sudah hafal 1 juz dalam 1 bulan selama ada Azizah. Setiap malam mereka mengaji dibimbing oleh umminya. Bayangkan bila suatu saat Arjunaku menjadi hufazh melalui pendidikan dari dalam rumah kami sendiri. ♡ “Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yg kau dustakan.” ♡ Irene, terima kasih telah menjadi sahabatku di dunia dan di akherat. Andai saat itu kuturuti amarahku meneruskan gugatan cerai pada suamiku, aku pasti tidak akan pernah merasakan kebahagiaan ini. ♡ Ini pelajaran poligami yg langsung Allah ajarkan padaku. Selama ini aku berpikir poligami adalah syari'at yg tidak paham pada perasaan wanita. Karena aku tidak pernah bisa menerima saat isteri sedang sakit suami justru berpoligami, seakan nafsu lelaki lebih pantas untuk dilindungi. Namun ternyata kini Allah justru memilihku menjadi orang yang menjalankan poligami sebagai solusi. ♡♡♡ Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib gadis seperti Azizah bila tidak ada syari'at poligami. Haruskah menjalani kesendirian dalam hidupnya hanya karena vonis dokter tidak mampu memberikan keturunan? ♡♡♡ ♡ Semula kupikir ini hukuman Allah bagiku. Namun ternyata Allah sedang menyanjungku. ♡ Irene, sudah dulu yaaa suatu saat kau harus mengenal Azizahku 😉 ♡ Kumohon do'akan kami agar selalu menjadi keluarga yg sakinah mawadah warohmah. Kumohon juga, do'akan Azizahku agar Allah berkenan menyembuhkan miomnya sehingga tidak perlu menjalani operasi dan ia bisa memberikan keturunan untuk suamiku. Aamiin. ♡ Bulan depan kami bertiga akan umroh untuk meminta kesembuhan bagi Azizah. Do'akan kami yaaa…. ♡ Wassalamualaikum wr wb
Theresia Sharen Magdalena
♡♡♡♡♡♡♡ ♡♡♡ ♡♡♡♡♡♡♡ Untukmu Theresia Sharen Magdalena. Kau bukan hanya rupawan, namun hatimu juga sangat menawan.
May you’re one of the best woman in heaven.
Mohon do'a untuk Sharen sekeluarga dan mohon do'a untuk kesembuhan Azizah.
Wassalamu'alaikum warohmatullohi Wabarokatuh
Sheikha Shaheeda Jannah
#Copas dengan sedikit edit tnp merubah point utama..
500 notes
·
View notes
Quote
Salaf dan Salafi
Antara Salaf dan Salafi, sebagian kita masih ada yang “keliru” dengan maknanya. Sehingga tidak jarang menemukan pertanyaan-pertanyaan, seperti: “Itu ustadz Salaf bukan?” “Kamu salaf atau bukan?”
Padahal kalau secara bahasa dan juga secara makna yang benar, keduanya tentu berbeda makna dan berbeda masa.
Dimana makna “Salaf” adalah orang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan. Karena itu generasi pertama dari umat ini dari kalangan sahabat nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, tabi’in (orang-orang yang mengikuti sahabat) dan tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan salafush shalih (orang-orang terdahulu yang shalih) atau Salaf. Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat ini, yang Allah jamin surga barangsiapa yang mengikuti jalan mereka. (lihat surat At-Taubah ayat 100)
Sedangkan “Salafi” adalah penyandaran kepada kema’shuman secara umum (keterbebasan dari kesalahan) sehingga memuliakan seseorang, dimana makna Salafi secara ringkasnya adalah siapapun yang mengikuti jalan (manhaj) para Salafus Shalih.
Bagi kita yang hidup di akhir zaman ini, menisbatkan diri sebagai seorang Salafi/salafiyyin tidak diwajibkan dan juga tidak dilarang. Namun tidak perlu repot memikirkan “pengakuan”. Karena yang paling penting adalah implementasinya.
Seorang Salafi sejati adalah yang mengikuti manhajnya nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para salafus shalih, secara kualitas, kuantitas ibadah, serta muamalah dan akhlaknya, baik dengan Allah maupun kepada sesama hamba-Nya.
Semoga kita yang belum bisa demikian, malu menisbatkan diri sebagai seorang Salafi/salafiyyin.
(via gsatriaandika)
Terlepas dari ini, kita semua wajib bermanhaj Salaf. Sedangkan seseorang dikatakan seorang salafi atau bukan, hanya Allah yang tahu.
(via gsatriaandika)
Alhamdulillah dapat ilmu lagi ❤❤
232 notes
·
View notes
Text
Mintalah ampun, Mintalah ampun. Jangan takut, jangan malu. Allaah Maha Baik❤❤
Rahmat Allah lebih luas dari apa yang kau duga sekalipun.
Jika saat ini, kau merasa dirimu terlalu lelah dan bingung sebab dosamu sudah terlalu besar. Bahkan seluruh manusia mengatakan dosamu tak terampuni, tetaplah jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya.
Ampunan Allah luas, sangat luas. Mendekatlah tanpa malu-malu, ceritakanlah semuanya kepada-Nya dengan perasaanmu
jujurlah!!
Dengan sejujur-jujurnya perasaan. Menangislah, dengan sebenar-benarnya perasaan. Dan mintalah ampun.
Mintalah ampun dengan sebaik-baik ampunan. Tuhanmu Maha Baik dan penyayang. Selama kau ingin kembali, kembalilah dengan sepenuh perasaanmu.
Mintalah ampun, mintalah ampun. Jangan takut, jangan malu. Allah Maha Baik. Baik sekali. Dan belum terlambat untuk kembali. Selama nafas masih dirasa, selama jantung masih berdetak. Tak ada yang sia-sia. Pada doa dan ampunan yang kau pinta.
Setelah ini, berjanjilah untuk baik. Pada perjanjianmu dengan-Nya semampumu.
Serumpun || 21.53
198 notes
·
View notes
Photo
Alhamdulillah mendapat penjelasan nya. Ternyata selama ini salah tafsir.
Source ; @islamqna





Benarkah jodoh di dunia adalah cerminan diri kita?
137 notes
·
View notes
Text
Source ; @catatansangmusafir
Hidayah terlalu mahal untuk dibeli dengan dunia dan seisinya.
Bahkan, orang terkaya sekalipun, jika Allaah tidak Menghendakinya; maka tidak ada yang dapat memberikan hidayah kepadanya.
Dan siapa yang Allaah beri hidayah, maka tidak ada yang bisa mencabut dan merebut hidayah itu darinya.
Jangan lengah, jangan berfikir untuk melepaskan nikmat yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Kenikmatan dunia, kata Allaah;
“…adalah kenikmatan yang sedikit.”
Jika kita mampu menyadarinya.
٠catatansangmusafir٠
45 notes
·
View notes
Text
Pagi di Oak Tree
Hei ini pagi bukan senja mengganti nyanyian merdu sang burung tenangkan hati sejenak rehat dari rutinitas keluarga kampus tadi bersama sahabat baru untuk mengabdi
matahari perlahan menelusuri dedaunan berembun pancarkan kesetiaan yang tak kunjung redup dari waktu ke waktu berharap kehangatan tetap terjaga dalam tanah pertiwi inilah anugerah asli dari sang Illahi
suar gemuruh kota terdengar begitu masam entah sampai kapan akan terus bergumam mungkin sampai Oak Tree tenggelam atau bahkan semarang yang temaram
entahlaah… aku masih hidup, masih bernafas ingin ku nikmati suasana pagi dengan angin lembut menghempas disini, di suasana pagi Oak Tree yang selaras.
@_krisnawrynt Semarang, 4 Maret 2017 06.30
0 notes
Text
Lagu cinta Do re mi Katakan sejujurnya pada elang yang meninggi Bukan pada akar yang membumi agar aku lihat bukti lewat semburat terukir asri fa sol la tetaplah seperti saat pertama kita mulai berbicara tanpa ada kata, tanpa nada, tanpa irama, tanpa iringan biola aku cukup mengerti berbagai makna tanpa sajak pujangga la si do benarkan tuan tetap disana bersama rumput bergontai manja dengan lagu bergoyang mesra lalu tuan menggerakkan jari kaki, pinggul, dan kepala sampai lupa jika anda sedang jatuh cinta inikah lagu yang membuat mu gila ? @_krisnawrynt
0 notes
Quote
Ketika cinta sudah tidak berharga. Aku tak kuasa memaksa, karena menurut Tuhan kamu hanya miliknya. @_krisnawrynt Semarang, 3 Maret 2017
0 notes
Text
Selamat tinggal februari. Jangan bilang padanya bahwa aku masih pada rasa yang sama. Jangan bilang padanya bahwa aku masih rindu tapi bertambah kadarnya. Krisna Wuryanti Semarang, 28 Februari 2017 23.48
0 notes
Text
Hujan di Akhir Februari
Tepat pukul 21.09, ujung rambut ku mulai terkena rintikan air Kacamata ku telah basah karena embun Pertanda langit hitam pekat tengah terguncang sekarat Mungkin karena matahari enggan menyisihkan cahaya nya Atau mungkin senja yang tak menyatu di peraduannya
1 detik nafas terhembus memenuhi aliran udara Bagaimana jika 1000 detik atau 100000 detik atau bahkan tak terhingga ? Seperti apa wujudnya jika terlihat kasap mata ?
Bukan, bukan masalah rindu yang tengah beradu diujung keraguan Bukan masalah aku dan kamu yang tak menyatu di pelaminan Bukan juga tentang cinta pada sesama yang diinginkan Melainkan, rasa syukur pada Yang Maha gagah nian Tentang hujan di bulan kelahiranku kan Tentang cerita di akhir februari ku Tentang takdir yang menyatukan aku dengan februari
Bahkan aku menjadi saksi ruahnya tetes demi tetes nya Ku nikmati dari ujung rambut, permukaan kulit, hingga ujung kaki Dan aku masih saja terpaku Bahwa yang ku nikmati bukan cinta, bukan rasa syukur, bukan pula genangannya
Selalu saja teringat kenangannya Tawa di buncahkan pada hujan bersama dia Dia yang tetap membiarkan aku di penantian Dia yang masih terpaku dalam keraguan Tepat di februari ku yang kedua tuan
Krisna Wuryanti Semarang, 28 Februari 2017 23.40
1 note
·
View note
Text
Merindulah.. Merindulah Ketika dua pasang mata tidak bertatap Kamu manusia bukan makhluk tak beradab Jangan malu lalu sesal menetap Merindulah Saat do'a saja mampu melangit Kamu manusia yg punya Tuhan Maha Mendengar Jangan sampai kesedihan membuncah ruah Merindulah Selagi kau hidup membumi Karena kamu manusia bukan tanah tandus tak diurusi Jangan menunggu hujan untuk menyampaikan kenangan yg terus terpatri Kamu manusia, diciptakan dari tanah bukan api Kamu manusia, yang dianugerahkan hati untuk saling mencintai Kamu manusia, bukan syaitan yang saling membenci Ungkapkanlah rindu pada ilahi Jangan kau simpan mati di hati Nanti kamu menyesal tak tertangani Selama do'amu terus berjalan melalui langit di malam hari Lewat sujud mu pada-Nya dengan kesaksian malaikat di sepertiga malam sepi Hingga fajar mengabulkan rindu tak tersampaikan pada dia si pangeran dari sebrang negeri Krisna Wuryanti Semarang, 26 Februari 2017 18.09
0 notes
Quote
Sukses itu bukan karena kau telah mengalami gagal. Tapi karena kerja keras dan tahan dengan segala rintangan. Dengan tidak melupakan campur tangan Tuhan. Krisna Wuryanti Semarang, 28 Februari 2017
0 notes