Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Aku melihat, kaki. Seperti dirimu. Kamu yang selalu melihat yang lalu.
Pilihan kedua, atau mungkin tidak pernah dijadikan pilihan?
Memang tidak perlu, kataku. Apa yang diharapkan dari aku?
Mencintaimu? Menjunjung tinggi dirimu?Merangkulmu? Memelukmu? Atau bahkan menjadi lukamu?
Tak ada.
Aku tak punya apa-apa.
Apa tak bisa apa-apa.
Aku tidak akan pernah cukup
Aku tidak akan pernah melampaui sosok cintamu
Aku tidak akan pernah bisa,
Merasakan cinta (?)
Biarlah, tak ada gunanya.
Aku juga begini-begini saja, tak ada indahnya.
Dirimu lelah menjadi manusia,
Aku lelah berpura-pura menjadi manusia.
0 notes
Text
Pulang dan semacamnya.
Sekarang, aku rindu pulang.
Sekarang aku sudah berani mengatakan, bahwa Ibu memang tempat berpulang yang tidak buruk.
Aku tidak peduli kota apa di sana, yang ditempati ibu, adik-adik serta kakek dan nenek.
Aku rindu,
Masakan pagi nenek yang tak pernah gagal;
tempoyak, ikan sambal, lema, sambal ujak, sup ayam ikan semacamnya, sayur bening, pucuk ubi santan, sambal terasi, serta terong dan ikan asin sambal, mie goreng buatan ibu (hahahah ibu terkadang masak kok)
Aku rindu pagi Mingguku disambut ketukan pintu ibu, lalu kubuka pintu itu dan kembali tidur lagi. Ibu pun ikut di sampingku, di atas tempat tidurku–memejamkan mata jua. Tiba tiba, tiba tiba, jam sudah menunjukkan Zuhur saja. Memang begitulah kita ya, Bu.
Aku rindu ocehanmu, marahmu ketika aku pulang tak tahu waktu.
"jam 5 harus udah ada di rumah"
Aku ngeyel. Aku berontak, aku selalu pulang lebih dari jam itu. Kadang jam 6, jam 6 lewat, pun sampai jam 7. Ya berujung aku mendiamkan diri, masuk ke kamar tanpa sadar salah apa.
Aku rindu drumband, main bellyra, latihan panas hujan terik hingga Azan magrib berkumandang. Ibu tak akan tega aku kelelahan. Tapi aku tetap bersikeras latihan. Aku sukaaaaaaaa. Aku suka musikkkkkkkk. Lalu lalu, banyak kejadian yang merugikan sebenarnya, tapi lagi lagi aku tak jera. Ibu marah aku keras kepala, ibu marah jika aku sakit karena memaksa untuk ikut latihan. Alhasil aku berbohong, aku bilang aku sudah sehat, aku bilang aku ada tugas kelompok, nyatanya aku latihan drumband secara diam diam. Maaaffffffffffffff.
Tapi kalian tahu hahahah, herannya... Ibu selalu ada di barisan paling depan ketika aku tampil 😭 ia akan lupa dengan ocehan-ocehannya.
Iya aku tahu, ibu sebenarnya bangga, tapi ya sedikit khawatir saja. Akuuu rinduu, aku rindu marahnya itu.
Aku rindu marah ibu ketika ibu pulang kantor rumah masih seperti kapal pecah (kata ibu sih begitu; kapal pecah😩)
Memang salahku, aku terlalu pemalas, aku terlalu sibuk dengan urusan urusan lainnn. Yaa ibu memang secapek itu, dari pagi hingga sore mengabdi kepada negara, pulang-pulang disuguhkan rumah yang berantakan sedemikian rupa. Alhasil aku kena semprot wkwkwk. Dimarahinnnnnn. Di situ aku mulai mengerjakan hal hal yang berantakan itu... Kemudian magisnya, ibu bilang "sudah.. lanjutkan besok saja, tidurlah"
Aku rindu. Benar-benar rindu.
Aku ingin menangis, tapi sungguh cengeng diriku jika begitu. Tidak, aku tidak menangis. Aku jarang merindukannya, tapi sekarang teringat masanya saja. Masa itu ternyata telah usai, ya? Tak ada pengulangan.
1 note
·
View note