Ruang dimana aku bisa nulis sebanyak mungkin, tak terbatas oleh 140 huruf.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Lonjakan harga
Hari ini seperti biasa, setiap sore hingga pkl setgh 9 malam saya menggantikan pegawai untuk menjaga lapak jualan kecil ku dengan ibuk.
Lapak ku di apit antara 2 gerobak makanan. Yang satu ayam goreng (kfc super kw), dan hik angkringan. Suasana laki laki nongkrong ngerokok an, gitaran, sliweran sana sini sudah menjadi hal biasa, karena ya lingkungan di sekitar memang biasa akan hal spserti itu.
Penjual perempuan hanya aku, ibukku dan ibu penjual hik tersebut, sebut sj (mb Ani)
Beberapa hari ini, mb ani mengeluhkan lonjakan harga yg semakin tinggi, aku pun merasakan apa yg dia rasakan, karena bahan pokok yg dia jual seperti telur,cabe, beras, ayam, bawang,minyak, gula, semua menjadi naik kira2 5% lonjakannya..
Walaupun, hanya 5%, tapi bgi pedagang kecil sprti mb ani itu sulit utk dapat modal kembali. Hingga pernah suatu hari angkringannya tutup,karena kehabisan uang utk berjualan dan sedang dicarikan modal utk berjualan kembali.
Sama hal nya dengan kfc samping ku, pernah 2 hari tdk berjualan karena bingung ayam nya naik, harga jamur tiram naik, apalagi telur naik. Setres ini oara pedagang, mau dikasih makan apa anak istrinya kalau nggak dagang berhari hari.
Mau marah ke siapa coba, kekesalan para pedagang diluapkan dengan ngobrol antar pedagang sambil menunggu pembeli.
Saya rasa, saya ini belum apa apa dibandingkan mba ani dan mas mas kfc tersebut, aku masih ada di zona aman, dimana bapak ibu memiliki income lain selain dr berdagang sosis bakar. Tujuan kami berjualan tdk lain tdk bukan utk kegiatan kami sendiri, agar tdk hanya di rumah, santai2, dan nonton tv. Bahakan dgn berdagang, kmi bisa berbagi rezeki dgn pegawai yg menjaga bergantian dgn kami.
Masih membahas mb ani, beberapa hari ini dia tidak ikut berjualan, biasanya satu keluarga (4 anak, 1 suami) semua ikut membntu mba ani berjualan hik. Ketika mb ani ga ada, ku tanyakan suami nya "pak, mb ani kemana" jawabnya sambil memasak mie "darah rendah mbak". Yaa, jellas kutau, sakit nya mb ani bukan sekedar darah rendah, tapi tekanan yang ada saat ini, dan bg mana cara menghidupi 4 anak yg membutuhkan uang sekolah, sedangkan suaminya hnya pengangguran yg tiap hari maen kartu judi. Sedangkan kerja mb ani tidak hnya berjualan angkringan, namun siang nya dr pkl 11 siang- 3 sore bekerja di rumah bulekku bersih2 dan masak2 dan mencuci. Setelah itu, pkl 5 sore sdh siap2 utk berjualan angkringan.
Dimana peran arrijalu qowwamuna 'ala nisaa' ?
Sudahlah,terlepas dri itu semua mb ani memang prempuan tegar dan kuat. Setidaknya, ia masih memiliki suami yg masih mau membantu mendorong gerobak nya setiap hari ketika akan bedagang dan ngemong anak anak nya. Tapi, peran suami dan istri menjadi terbalik :D. Dibalik semua itu, saya masih salut dengan mba ani yg mempertahankan keluarga nya :)
Kemudian, lonjakan harga yg terjadi saat ini akan membuat kita putus asa dr rahmat Allah? Semoga tidak, tetap yakin bahwa Allah sebaik baik pemberi rezeki. Manusia berusaha, Allah yg menentukan :)
5 notes
·
View notes
Text
Perbedaan Tolok Ukur Manusia Dan Tolok Ukur Allah - Nouman Ali Khan
Manusia akan menilai keberhasilan dan kegagalan dari tolok ukur statistik dan opini. Sementara itu Allah telah menyatakan bahwa satu-satunya tolok ukurnya adalah, apakah keyakinan atau iman akan semakin kokoh atau tidak, tanpa memperhatikan capaian luarnya.

Ada yang mungkin berpikir bahwa keyakinan adalah sesuatu yang abstrak, barangkali sejumlah gagasan dan kepercayaan yang bisa mempengaruhi perasaan, sudut pandang, bahkan perilaku seseorang. Tanpa mengecilkan kekuatan yang dimilikinya, keyakinan adalah sesuatu yang bersemayam di dalam hati nurani, bukan sesuatu yang bisa disentuh atau dirasakan dengan panca indera. (more…)
View On WordPress
21 notes
·
View notes
Text
Perbedaan Tolok Ukur Manusia Dan Tolok Ukur Allah - Nouman Ali Khan
Manusia akan menilai keberhasilan dan kegagalan dari tolok ukur statistik dan opini. Sementara itu Allah telah menyatakan bahwa satu-satunya tolok ukurnya adalah, apakah keyakinan atau iman akan semakin kokoh atau tidak, tanpa memperhatikan capaian luarnya.

Ada yang mungkin berpikir bahwa keyakinan adalah sesuatu yang abstrak, barangkali sejumlah gagasan dan kepercayaan yang bisa mempengaruhi perasaan, sudut pandang, bahkan perilaku seseorang. Tanpa mengecilkan kekuatan yang dimilikinya, keyakinan adalah sesuatu yang bersemayam di dalam hati nurani, bukan sesuatu yang bisa disentuh atau dirasakan dengan panca indera. (more…)
View On WordPress
21 notes
·
View notes
Text
Kapan pengangkatan PNS dimulai?
Bulan juli ini sedang heboh heboh nya akan ada pembukaan CPNS dan yg berpeluang besar adalah jurusan kesehatan, dan pendidikan.
Semua orang orang terdekat ku membujuk utk segera mempersiapkan berkas cpns.
Risih, semua orang mengirim text via wa dan video berita tentang cpns berupa video rekaman via wa pula.
Aku tau, itu merupakan kepedulian mereka terhadap diriku. Tapi, aku rasa ini belum saat nya. Aku masih ingin fokus belajar di pasca sarjana. Dan masih ingin banyak mengukir usaha usaha untuk membantu orang lain (membuka lowongan pekerjaan bagi org lain) itulah sebenarnya cita cita ku. Mengurangi pengangguran kbnyakan orang disekitar lingkungan.
Kalau kerja di kantor itu memang menghasilkan apalagi pns yg hidup nya benar benar terjamin oleh pemerintah. Itu cita cita orang tua.
Banyak orang orang yg tanya, berapa gaji ku. Mereka bertanya, aku jawab tentu nya hanya 150rb bu,mbak, om,lik,mas, pak.
Lantas mereka mendoakan sambil menepuk punggung ku "sabar nduk, semoga gek ndang diangkat pns". Yah, hanya senyuman yg kubalas. Hello, aku ngga se susah yg kalian pikir. Dikira, uang sedikit menghalangi aku utk hidup? Justru uang sedikit itulah yg akan membawa ku hidup tdk berlebihan, walaupun sbnarnya minta ke ortu bisa bisa aja.
Saya selalu mengeluhkan pekerjaan yg tiada habis nya ini. Ngajar dari pagi-siang, gaji pas pas an, di kantor hnya disuguhin teh manis.
Hehe jujur, ini bukan curhatan. Tapi, saya akan membuka cerita mengenaskan yg dialami teman saya, kalau saya sendiri dengan gaji 150rb itu tidak masalah. Jujur, saya masih bs dibantu bapak ibu, toh saya masih ada kerjaan sampingan. Sekarang yg saya ga habis pikir, bagaimana dengan teman teman saya yg sesama guru wb yg telah berkeluarga. Apakah cukup hny dengan gaji 150-200rb/bln utk mencukupi kebutuhan nya dan anak anak nya?
Saya sedih, mengapa (kami) yg benar benar bekerja mendidik anak manusia, tapi rezeki kami hanya sebatas itu? Rasanya tidak adil hidup ini. Sedangkan, orang orang yg merusak moral anak bangsa, gaji mereka berjuta berpuluh bahkan beratus ratus juta. Merusak moral dr cara berpikir,berpakaian,bergaya hidup.
Saya sebenarnya muak dengan pekerjaan melelahkan ini. Tapi, ada satu esensi yg bikin saya bertahan dengan pekerjaan ini, karena sekali lagi, saya miris melihat pendidikan saat ini. Terutama pendidikan bgi warga menengah ke bawah. Kemana lagi mereka bersekolah dgn budget yg miring kalau tdk ke sekolah negeri? Sekolah swasta bagus, tapi mereka tak mampu bayar kan..
Coba tnyakan dengan anak anak zaman now, mereka disuruh masuk ke jurusan pendidikan itu pasti ogah ogah an. Karena,faktor masa depan guru yg dipandang lemah dr segi ekonomi. Saya marah akan hal itu, mereka berani berani nya menggurui Allah sbg tuhan yg menjamin kehidupan mereka, karena rejeki Allah yg atur, kok mereka berani bilang bahwa guru itu gaji nya sedikit. Mereka itu gimana sih, ha?? Ga ada hubunganya antara kuliah dgn pekerjaan. Pake mendiskrit kan bahwa rejeki guru itu mepet.
Yg terpenting adalah, saya selalu minta kpd Allah agar diberikan pekerjaan yg barokah, halal thoyyib agar apa yg saya terima berupa uang pas pas an itu menjadi uang yg halal. Uang halal berpengaruh pada perilaku kita sbg manusia. Satu lagi, saya minta diberi pekerjaan yg tidak menghalangi saya utk beribadah kpd Allah,dan tidak melalaikan urusan-Nya. Apa artinya kalau kita bekerja terforsir, bekerja banyak urusan yg melalaikan urusan kita kepadaNya? Toh, Allah yg beri rejeki,bukan mereka (atasan kita)
Alllahu 'alam.
Tadzkiroh bersama
6 notes
·
View notes
Text
Beberapa impian saya satu persatu mulai terwujud.
Saya percaya akan keajaiban 100 impian yang dituliskan di kertas lalu di tempelkan di tempat yang sering kita baca.
Entah mengapa, itu menjadi sebuah oksitosin yang bikin hidup semakin nyata dan punya visi misi kedepan.
Umur sudah berkepala 2 lebih 4 (tau lah maksud saya), tanpa disadari waktu berjalan cepat. Tanpa ba bi bu aku udah bisa gini gitu. Dibalik aku yg saat ini bisa meraih impian satu persatu bukan 100% usaha ku, karena dibalik itu ada bapak ibu yg hebat. Semua support orangtua dan dengan keyakinan kuat.
Saya sadar, bahwa saya ini bukan termasuk orang yg pandai, apalagi cerdas. Yg penting sy punya kemauan dan saya struggle pengen bisa ini itu.
Selain menjadi pendidik di sekolah formal, saya ingin punya banyak bisnis. Saya suka berbisnis,dan saya suka melihat org bahagia dengan saya memberikan lapangan pekerjaan bagi orang sebagai pegawai saya. Mutualisme kan?
Satu impian saya yang belum tercapai di usia 24 ini, saya ingin mendirikan travel umroh dan haji, dan ingin mendirikan kursus mobil bagi perempuan dengan pelatih perempuan pertama di kota saya, saya ingin mendirikan cafe bernuansa kucing dan bisa bermain kucing di dalamnya.
Saya sungguh sadar, saya ini perempuan. Terkadang orang terdekat mengingatkan dengan halus dan pelan "ojo lali nikah" . Apa jawabku ? " kalau udah ada yg mampir,saya siap. Tidak perlu menunggu impian impian saya teralisasi, karena saya butuh kawan untuk merealisasikan impian saya itu. Karena saya tidak sekuat laki laki, perempuan perlu laki laki untuk membantunya, tapi bukan sembarang laki-laki yg saya butuhkan :) "
Ditulis sambil bikin saos, buat dagang besok :D
0633 p.m
0 notes
Text
Teguran
Peristiwa malam ini,menuntut aku menulis disini. Karena cukup memberikan pelajaran. Tepat sehabis sholat tarawih aku pergi keluar rumah untuk menemui tukang ketik langgananku di desa sebelah,bila ditempuh dengan sepeda motor kurang lebih 10-15 menit. Cukup jauh, tapi karena menuntut kepuasan.
Dengan banyaknya tugas kampus dan tugas menjadi seorang pendidik, membuat aku ga sempat menyelesaikan deadline di hari yg sama. Sedangkan hari ini sudah kamis, sabtu pagi sdh harus ready,baik tugas kampus, maupun tugas kedinasan. Akhirnya, aku putuskan ke jasa tukang ketik utk merampungkan nilai anak2 kepada mbak hita (nama panggilan)
Aku sudah lama berlangganan di ketikkan mbak hita untuk masalah kedinasan. Karena rapi, dan cepat.
Dulu, sebelum mbak hita pindah di rumah. Ia bekerja di fotocopian dekat sekolah yg aku ajar. Tapi, karena masalah pribadi yg tdk dpt aku ceritakan,makanya mbak hita pindah dan membuka fotocopian dan jasa ketik di rumahnya.
Karena td siang mbk hita aku samperin di rumah ga ada, maka mau ga mau malam ini aku hrus ke rumahnya utk menjelaskan ketikan yg aku mau. Dan aku ga punya no mb hita untuk bisa komunikasi, makanya aku harus ke rumahnya. Walaupun agak jauh si, tapi kan demi kedinasan.
Ku ketuk pintu rumahnya. Dan muncullah seorang ibu ibu paruh baya. "Cari siapa mbak?". Ku jawab"mbak nya ada bu? Sya mau ngetik". Ibu nya jawab "sebentar ya, biar dipanggilkan dulu, masih tadarus di masjid".
Sambil menunggu, akuberbincang dengan ibu tadi. Dan trnyata, ibu itu bukan ibu mbak hita. Dia budenya yg tinggal satu rumah dengan mb hita. Singkat cerita, mb hita itu perempuan usia 27 tahun, tinggal di desa xxx dan kalian tau, desanya serem banget jalan nya, baik siang , sore, malam sepi jalan nya. Dan mbak hita penduduk asli di desa xxx, mb hita lulusan SMAN di salah 1 kecamatan di klaten, yg terkenal sekolah favorit ke 3 setelah sekolah negeri lainnya. Mbak hita anak yg cerdas, terlihat dr cara kerja nya, bagaimana ia menanggapi pembicaraan dgn org lain, bagaimana ia bersikap dewasa, terlihat cara dr kinerja dia yg nggak setengah2. Tapi, dikarenakan biaya,ia tidak bs lanjut ke perguruan tinggi. Dan mb hita memutuskan utk kerja langsung. Ibu mb hita, bekerja di kota NN sebagai baby sitter dan pulang 1 bulan sekali. Mb hita anak yg mandiri, tnpa sentuhan ayahnya. Ia hidup sendiri tanpa ibu nya yg mendampingi, hnya 1 bulan 1 kali ia bertemu.
Setelah setengah jam menunggu, mb hita dtg "maaf mbak, membuat menunggu. Mbaknya orang mana ya?"
Sambil senyum ku jawab, bahwa aku guru di sd xx yg biasa minta ketik mb hita kalau pagi. Langsung, mbak hita ingat, dan ia segera menyalakan komputernya dan aku bercengkrama dgn nya mengenai ketikan trsbut.
Setlah urusan ketik rampung, mb hita berpmitan , bahwa ia harus menyelesaikan tadarus nya, karena sudah ditunggu kawannya di langgar. Dan aku pun ikut berpamitan karena waktu sdh menunjukkan pkl 21.00
-----------------------------------------------------------------------
Kita tau, di bulan romadhon ini sebaiknya kita memperbanyak tadarus, ngaji, tilawah kita. Dari ketergesaan mbak hita utk kembali ke langgar utk tadarus kembali, hati tersentuh dan teringat bahwa "aku ini dikejar dunia"
Aku sibuk dengan urusan ketikkan makalah kampus lah, ketikkan nilai muridlah, atau tugas kampus lainnya lah. Alquran hanya sebagai selingan, buka prioritas. Dosen dan dinas uptd yg aku takuti, bukan Allah. Memprioritaskan membuat nilai anak2 dr pada jamaah taraweh. Menyesal aku..sungguh.
Apalah aku ini, mahasiswa pasca sarjana seorang pengajar agama islam di sekolah dasar, tapi tiap malam hnya sibuk ketik ketik dan ketik. Dan akhirnya tidak selesai dengan cepat. Karena ke khawatiran tadi yg menghambat. Khawatir tulisannya inilah itulah.
Mbak hita, seorang freelance lulusan sman setiap malam rutin tadarus selama romadhon, pekerjaan ketikan ia kerjakan pagi setelah subuh(penuturan mb hita klo ngetik mau nya pagi, krna malam dah ngantuk). Ia kerja pkl 8-sore. Sorenya ia mengajar tpq tiap hari, dan malamnya ke langgar.
Allah itu memang adil
Aku kira, aku ini udah maksimal ngaji nya di bulan romadhon. Ternyata, ada yg semangat nya tinggi hingga ngaji larut malam, dan itulah yg ada di desa desa yg belum terjamah bnyaknya teknologi dan sinyal internet hanya simpat* yg masuk.
Harusnya, moment ramadhan ini semangat utk lebih baik. Aku trkadang marah pada keadaan ini. Kenapa romadhon ku menjadi tidak khusyuk hanya gara2 tugas ?
Beruntunglah, orang2 yg masih di beri kekhusyukan dalam men tadarus quran. Hatinya masih di naungi quran.
Semoga, ini sebuah teguran yg memilki hikmah di baliknya. Bagiku, teguran ini usaha utk lebih lagi berdekatan dgn quran kembali.
Klaten, 24 mei 18
0 notes
Text
Berkah Ramadhan
Ustadz Budi Ashari
Iimaanan wahtisaaban
Iimaanan : puasa karena iman karena Allah
Ihtisaaban : datang hanya untuk mencari pahala (bukan pujian manusia atau yang lainnya)
Orang yg menjalankan ibadah dengan iimaanan wahtisaaban akan merasa RINGAN dalam menjalankan ibadah. Qiyam ramadhan tidak merasa berat, tidak goyang kakinya, tidak mudah nyerah. Imam salam dia salam, imam naik dia naik, ringaan~ bukan hanya karena kekuatan fisik, tapi karena iimaanan wahtisaaban.
Sholat itu berat kecuali bagi yang khusuuk. Khusuk itu di hati (r : kenikmatan). Walaupun lelah tapi tetap kekejar juga, namanya senang, karena? NIKMAT. Kalau nikmat itu, yang beban jadi ringan.
Islam ini kita harus tanamkan kepada anak-anak sbg sebuah kehormatan, sebagai kasih sayang Allah kepada kita.
Ramadhan : Syahrul Mubarak.
Apa itu Berkah?
Al-buruuk : onta dari berdiri sampai duduk. Terus kenapa dgn onta yg duduk? Onta kalau duduk diikat dengan iqol (pengikat). Kenapa berkah disebut duduk? Artinya kebaikan itu berhenti disitu.
Kalau berkah : yang sedikit mencukupi, yang banyak tidak membahayakan.
Dudukkan dulu berkah di diri kita, maka kebaikan, kebermanfaatan, kedamaian, ketenangan, akan menetap di diri kita, di rumah kita.
1 bulan ramadhan ini diberkahi; syahrul mubarak. Maka mari kejar sebaik-baik amalan di bulan ini agar berkahnya duduk (diam;menetap) pada diri kita, terus terbawa ke hari-hari selanjutnya, ke bulan-bulan selanjutnya.
Do’a Nabi Muhammad, “ya Allah, jadikanlah kota Madinah ini kota yang diberkahi.” Dan berkah kota Madinah masih terasa sampai sekarang.
Jauh sebelum Nabi dtg, Madinah adl kota yg bermasalah; panas dan gersang; siapa yg dtg kesana pertama kali langsung kena demam, sampai dikenal humal madinah (r : demam madinah).
“Andai penduduk bumi ini mau bertakwa, maka Allah kucurkan keberkahan dari bumi.”
Kota yang diberkahi selain Madinah adalah Palestina. Pohon Zaitun adl pohon yg diberkahi (QS. Annur : 35), tumbuh di negeri syam, Palestina. Sekarang Spanyol menjadi sangat kaya karena mengembangkan zaitun. Di Negeri syam, terkebumikan orang-orang sholeh dan para nabi.
Lalu karena Mekkah, Madinah, Palestina itu diberkahi, kebaikan duduk disana sampai sekarang, bahkan sampai hari akhir.
Maka dari itu, tanamkan pada diri bahwa bulan ramadhan adalah bulan istimewa yang di dalamnya penuh keberkahan agar kita melaksanakan semua kegiatan di sana dengan ringan tanpa beban.
Masjid Darussalam, Bukit Cengkeh Berbunga | 13 Mei 2018
16 notes
·
View notes
Text
Peran
Sudah diatur, tenang saja.
Semua sudah diatur, kita tinggal ikhtiar, dan berdoa.
Dia lah yang menentukan.
Umur 20+ itu masa di mana rawan rawan nya di serbu dengan pertanyaan yang simple tapi menancap di hati. Seperti..
Mbak kapan lulus wisuda?
Habis lulus mau kerja atau kuliah?
Atau nikah?
Bisa bisa tertekan diri ini di serbu dengan pertanyaan tsbut. Hingga akhirnya jadi setres. Tapi,itu semua udah ada solusinya. Dengan menjawab, "lihat saja tanggal main nya. Haha"
Ketika diriku memutuskan untuk menjadi guru honorer di sekolah negeri. Ya sudahlah,ini sudah menjadi ketetapan orangtu terutama. Karena sebenarnya ini di mulai dari keterpaksaan.
Dibentuk agar menjadi pegawai negeri,itu lah goals nya.
Marah?jelas saya marah, karena ini tidak sesuai harapan dan cita cita saya. Tidak ada kata di dalam list cita cita saya "guru SD". Impian saya dibelokkan dengan keinginan ortu.
Kemudian,saya rubah pemikiran saya. Tidak selamanya menjadi guru sd itu identik dengan mengajar nya mudah, gaji sedikit, dan dianggap menjadi pekerjaan yang remeh. Bukan, bukan itu.
Orang berpikir kalau memilih jurusan guru itu jurusan yang mudah, dan tidak memerlukan mikir sek abot. Anda salah kaprah, cobalah cari tau anak anak fakultas ilmu pendidikan itu kuliah nya bagaimana. Alah, paling nggak serumit anak kesehatan atau teknik. Udahlah, nggak usah membanding bandingkan,pasti ada kurang dan lebihnya.
Oke,kembali pada guru honorer
Mengajar di sekolah mana pun, sama saja. Yang terpenting peran nya.
Lebih pada kebermanfaatan kita disana. Karena yang terpenting adalah peran kita disana. Banyak orang yg kmdian mengajar di sekolah bagus,namun tdk ada kebermanfaat bg sekolah tsbut. Sama saja dong ya!?
(Terinspirasi dari tulisan choqi isyraqi, tentang pns)
0 notes
Text
Beda itu biasa
Hampir 1 tahun mengabdi menjadi guru di sebuah desa kecil mayoritas muslim merupakan pengalaman terhebat dalam hidup ku.
Banyak gado gado kehidupan yang ku alami disana. Mulai dari yang biasa hingga yg kompleks, seperti konflik guru-guru, guru-murid, dan guru-masyarakat.
Aku tak menemukan banyak hambatan ketika mengajar di sekolah negeri di desa kecil tersebut. Karena, guru disana ramah, penjaga sekolah yang hangat di sapa, anak anak yang mudah diatur (beberapa aja sih, haha) dan yg paling di syukuri adalah semua muslim.
Suka duka menjadi guru honorer itu pasti ada. Hanya wong cilik kok, bahasa kasare. Karena guru honorer itu hanya di suruh suruh, kerjaan seperti guru pns, gaji yang sekali beli sabun bensin udah habis. Itulah saya, guru honorer. Lantas, kenapa masih bertahan?. Sulit bagi ku menjawab pertanyaan mengapa masih bertahan. Suasana lah yang mendukung :)
Ada guru yg bertanya "mbak, kowe kui anak e wong duwe, gelem gelem e dadi guru honorer, gaji ne ra sepiro".
Bukan gaji bu yg saya cari. Experience is the best teacher. Bayangkan saja, gaji 150rb/bln itu bisa buat apa di zaman ini? Buat nonton bioskop aja pasti udah ludes,karena masih jajan,dll. Untuk beli makan kucing ku aja ngos2 an, buat beli sepatu, tas,baju? Udah lah itu belakangan :"
Kemudian, masih ada tantangan yg aku alami ketika di desa tersebut. Karena mayoritas disana nahdyiin, dan aku (jujur bukan nahdiyin garis kental), tapi aku udah tau banyak tradisi nahdiyin, jadi ya aku fine fine aja. Karena, bg saya mreka memiliki cara tersendiri dalam memaknai islam,Dan mengamalkan islam. Mereka memiliki dalil sendiri,kita ga perlu memperdebatkan masalah khilafiyah.
Ternyata, diluar kenyamanan yg saya rasakan, ada banyak masyarakat di desa tersebut yang membicarakan, bahwa guru di sd itu muhammadiyah What's wrong with me? Aku tidak mengklaim diriku muhammadiyah. Apakah hanya karena jilbab saya tidak seperti guru2 lain pada umumnya?
Di kelas, memang saya tidak mengajarkan anak2 untuk membaca niat solat. Karena, saya lihat anak2 kesulitan untuk menghafal, apalagi disuruh ngapalin di luar kepala. Maka dri itu, yang aku suruh jelas, yg pasti pasti saja, sprti doa ifititah, doa tahiyyat. Karena anak anak banyak yg belum hafal bacaan gerakan solat. Dari pada, waktunya habis utk menghafalkan niat, toh masih byk yg harus di pelajari. Ternyata, itu yg anak anak laporkan kepada orang tua mereka.
Saya tidak mengajarkan anak2 utk tidak berniat ketika solat, namun saya ajarkan utk niat dgn membaca basmalah dlm hati.
Kemudian, anak anak byk yg membca doa dgn tidak memperhatikan pjg pendek nya. Saya benarkan. Karena itu salah mutlaq, apa guna nya sy sebagai guru kalau tidak membenarkan yg salah? Dan anak2 banyak yg tidak menyukai, karena nada pelafalan yg berbeda.
Kemudian, bg mana saya harus bertindak ?
Tidak pernah saya tanggapi dgn serius hal tersebut, karena bagi saya, hal tersebut hanya menghabiskan waktu utk berdebat.
Banyak orang yg tidak solat, tidak ngaji, tidak infaq, yg tidak menjalankan perintah Allah di desa itu bahkan diluar sana, bukan perbedaan ibadah dan muamalah.
"Mbak, besok kalau cari pembicara ketika pengajian, cari yg bisa menarik anak2" tutur wali kelas 5.
"Nggeh bu, guru Sdit ada" jawabku
"Eh, ojoo mbok golek sek netral,nek iso ojo sek keras"
Pengen rasanya saya jjawab, justru anda itu yg tidak netral, karena membedakan ustadz golongan ini golongan itu.
Hahaa
Tapi, itu hanya dalam hati. Dan aku jawab dengan " nggih bu, inshaAllh :)"
Naif rasanya di era saat ini masih memperdebatkan perbedaan.
Bagaimana dgn di desa terpencil yg melawan misionaris, ? Lebih berat amanahnya pasti nya.
0 notes
Text
Siapa yang kita ajak bicara
Pasti di hidup kalian banyak ya yg suka tanya tanya mengenai planning hidup,karir, percintaan, dan lainnya. Entah itu ortu, kawan jauh, dekat, guru, dosen, adik,kaka, nenek, kakek, om,tante,dll.
Kemudian, ada yang mempermasalahkan kenapa sih kamu ga segera lulus2 kuliah? Kemudian ia menjawab "adakah yg salah dr aku? Bukannya ini hidup hidup ku, ngapain kamu ikut campur"
Atau, ada yg bertanya gini kenapa kamu ga segera cari kerja atau nikah sj " santai aja, toh aku udah ada kerjaan online, ga perlu offline, nikah gampang kalau ada yg mau ya sudah tinggal laksanakan"
Tapi, aku sendiri bukan tipe orang yg suka menjawab sinis dengan ucapan di atas.
Cukup ucapkan dengan," doakan yah segera" (entah itu segera skripsi, kerja,nikah)
Karena orang2 di sekitar kita peduli akan kita, maka dr itu, dia menunjukkan sikap pedulinya dgn menyapa kita sprti diatas. Kapan kamu ini kapan kamu itu. Basa basi lah in tinya~
Jadi, begini. Tidak semua orang yg kalian temui, ajak ngobrol itu orang yg watak nya sama. Jadi, harus menempatkan di posisi yg tepat.
Misalnya, ada cerita gini. Dulu ada petinggi (aku lupa siapa namanya) dan dia ada undangan untuk bertemu dengan presiden Amerika ketika itu (barack obama kalau ga salah), undangan dtg beberapa pekan sebelum hri H. Dia berfikir, bagaimana cara nya biar aku nyambung dengan presiden. Nyambung pembicaraannya. Karena, dia tidak faham sama sekali track record presiden tsb. Akhirnya, dia mengumpulkan list pertanyaan2 yg akan dia tanyakan sbg topik pembicaraan dgn presiden, namun dia ragu akhirnya dia cek dengan orang yg kenal dkt dengan presiden utk di cek kebenaranya.
Di hari H, dia bertemu presiden dan dia tidak terlihat basa basi, stay cool gtu. Haha. Dia bersalaman, dia bertanya2 dengan presiden sesuai dengan daftar list tadi. Satu ketika, dia mengajak presiden utk menunggangi kuda mengitari sekitar rumah presiden, dan presiden sgt excited dan meng iyakan "mari, aku suka berkuda" . Kenapa dia selalu pas dan bisa menempatkan posisi yg baik mjdi tamu di hari itu. Di akhir acara, presiden sangat puas dengan kedtgan tamu hri itu, dan presiden ingin meng agendakan kembali pertemuan dengan dia kembali.
Yaaah, literally kita ini memang tak bisa se perfect bapak di atas sbg manusia yg bs menempatkan posisi yg baik. Tapi,setidaknya ada usaha. Agar kita dpt mjdi orang yg dirindukan dan orang menjadi nyaman dengan kehadiran kita. Bukan malah menjauh dan bored.
0 notes
Text
Seperti ada yang hilang
Hari ini, baru ada waktu berbincang dengan mbak nana salah satu guru wali kelas 2 di sekolah ku.
Mbak nana bilang "baru pas moment gini ya mb, aku menyampaikannya"
Aku terdiam dan pura pura mengalihkan wajah ke gorengan di depan mata ku. Mba nana kemudian berbicara kembali " mbak, kalau ada hal hal yang tidak sesuai dengan islam, bilang mbak. Jenengan sbg guru agama berhak menegur mbak."
Lalu aku bilang " iya mbak, aku usahakan. Aku belum berani mbak, karena ada pentolannya yg kalau bicara thes thes nang ati"
Mbak nana mengatakan " gausah takut mbak. Sekarang aku udah berani menegur siapa aja yg apabila tidak sesuai dgn syariat islam. Entah itu pak kepala, atau guru2 lain, bahkan wali murid"
"InshaAllah mbak, aku usahakan 😊"
___________________________________________________
Aku tau, sebenarnya aku ini bukan seperti diriku yang dahulu. Seperti ada karakter yang terbunuh pada diriku. Aku merasa byk karakter dulu yg hilang karena byk lingkungan yg merubah. Dan ini salah.
Karena membuat diriku tidak menjadi diri sendiri. Seakan akan kata kata "be your self" udah hancur
Aku sadar, benar benar sadar. Dan aku masih bertanya tanya, mengapa sampai detik ini menjadi seprti ini.
Aku ingin kembali sprti dulu.
Yang suka ceplas ceplos, yang ga punya rasa malu dan takut utk menghadapi apa aja, yang berani menegur orang ketika salah,yang ga peduli dengan geng2 an temen2 karena aku tipe orang yg mudah mendekati siapa aja.
Kenapa aku menjadi terbalik 90° beginiii
Ada yg hilang.
Ya, aku sedang berusaha mengembalikan diri ku yang dulu.
0 notes
Text
Pilih Baju atau Buku??

As-Sakhawi dalam bukunya Adhau’ Al-Lami’ menegaskan profil singkat ahli bahasa, Imam Muhammad ibn Ya’qub Fairuz Abadi bahwa beliau menyeleksi buku-buku yang berharga. Sebagaimana sebagian orang pernah mendengarnya berkata, “Aku telah membeli berbagai buku seharga 50.000 mitsqal emas (Rp 21 Milyar 250 Juta). Meski buku-buku itu harus diangkut beliau tetap membawanya ketika berpergian. Setiap beliau singgah di suatu tempat, tak lupa beliau keluarkan buku-buku itu untuk dibaca. Dan apabila hendak melanjutkan perjalanannya beliau pun menaruh buku-buku tersebut ke tempat semula.”
Sederhana itu mulia. Sebab ia dihias rasa cukup tanpa selalu merasa kurang. Kehidupan kaum terpelajar pun seharusnya seperti itu. Agama yang jadi tuntunan mengajar akhlak ini. Penampilan yang rapi walau sederhana itu menarik. Tak perlu yang mewah untuk tampak sebagai kaum terpelajar. Yang harus dikayakan adalah akhlak dan ilmu.
Dewasa ini, sifat hedonis menjangkit kaum terpelajar hingga sampai pada titik yang sangat buruk. Alih-alih menghias diri dengan yang baik, tanpa sadar mereka sampai pada sifat boros dan berlebih yang sangat dicela Allah dan Rasul-Nya.
Di kalangan mahasiswi Islam hal ini tampak sangat mencolok. Tidak mengherankan seorang mahasiswi menamatkan pembelajaran selama empat tahun; jumlah sepatu dan baju jumlahnya berlipat-lipat dari jumlah bukunya. Fenomena ini menggambarkan satu lingkungan yang tidak pantas ada pada kaum terpelajar.
Dr. Abdul Karim Bakkar menggambarkan fenomena ini dalam salah satu bukunya,
“Sangat mengherankan seorang wanita barat lebih memilih sederhana dalam penampilan dan pakaiannya. Disaat yang sama perempuan muslimah menghabiskan pengeluaran yang banyak untuk itu, padahal seharusnya muslimah lebih berhak bersikap seperti itu.”
Menyisihkan sebagian uang bulanan untuk membeli buku terasa sangat berat jika dibanding dengan mengeluarkan uang beratus ratus ribu saat diskon di mal-mal. Sifat henonis di kalangan kaum terpelajar ini adalah hasil dari kurangnya peran kampus dan para guru untuk menghidupkan semangat ini. Ditambah lagi sekitar kampus dipadati dengan penjual baju dan aksesorisnya.
Pilih baju atau buku?
Baju yang ada cukuplah untuk dipakai walau sederhana. Memaksakan diri untuk terus mengikuti perkembangan trend dan style yang ada, hanya akan membuat kaum terpelajar itu semakin kehilangan indentitas dan tujuannya. Pahamlah bahwa ilmu yang ada pada diri seorang pelajar lebih dibutuhkan masyarakat dari penampilan yang harus selalu terdepan.
Pilih baju atau buku?
Pengetahun lah yang seharusnya terus diperbahurui. Itu di dapat dari membaca buku-buku yang mendukungnya. Pilih baju atau buku menentukan sikap kita yang sebenarnya dalam melalui perjalanan menunutut ilmu. Kaum terpelajar memilih baju yang rapi sederhana walau sudah lama dan menghabiskan banyak uangnya untuk terus menambah pengetahuan melalui buku-buku bacaannya.
Hidupnya penunut ilmu ada pada tumpukan buku, bukan ditumpukan baju dan sepatu.
Wallahu'alam bis shawab
758 notes
·
View notes
Text
Pilih Baju atau Buku??

As-Sakhawi dalam bukunya Adhau’ Al-Lami’ menegaskan profil singkat ahli bahasa, Imam Muhammad ibn Ya’qub Fairuz Abadi bahwa beliau menyeleksi buku-buku yang berharga. Sebagaimana sebagian orang pernah mendengarnya berkata, “Aku telah membeli berbagai buku seharga 50.000 mitsqal emas (Rp 21 Milyar 250 Juta). Meski buku-buku itu harus diangkut beliau tetap membawanya ketika berpergian. Setiap beliau singgah di suatu tempat, tak lupa beliau keluarkan buku-buku itu untuk dibaca. Dan apabila hendak melanjutkan perjalanannya beliau pun menaruh buku-buku tersebut ke tempat semula.”
Sederhana itu mulia. Sebab ia dihias rasa cukup tanpa selalu merasa kurang. Kehidupan kaum terpelajar pun seharusnya seperti itu. Agama yang jadi tuntunan mengajar akhlak ini. Penampilan yang rapi walau sederhana itu menarik. Tak perlu yang mewah untuk tampak sebagai kaum terpelajar. Yang harus dikayakan adalah akhlak dan ilmu.
Dewasa ini, sifat hedonis menjangkit kaum terpelajar hingga sampai pada titik yang sangat buruk. Alih-alih menghias diri dengan yang baik, tanpa sadar mereka sampai pada sifat boros dan berlebih yang sangat dicela Allah dan Rasul-Nya.
Di kalangan mahasiswi Islam hal ini tampak sangat mencolok. Tidak mengherankan seorang mahasiswi menamatkan pembelajaran selama empat tahun; jumlah sepatu dan baju jumlahnya berlipat-lipat dari jumlah bukunya. Fenomena ini menggambarkan satu lingkungan yang tidak pantas ada pada kaum terpelajar.
Dr. Abdul Karim Bakkar menggambarkan fenomena ini dalam salah satu bukunya,
“Sangat mengherankan seorang wanita barat lebih memilih sederhana dalam penampilan dan pakaiannya. Disaat yang sama perempuan muslimah menghabiskan pengeluaran yang banyak untuk itu, padahal seharusnya muslimah lebih berhak bersikap seperti itu.”
Menyisihkan sebagian uang bulanan untuk membeli buku terasa sangat berat jika dibanding dengan mengeluarkan uang beratus ratus ribu saat diskon di mal-mal. Sifat henonis di kalangan kaum terpelajar ini adalah hasil dari kurangnya peran kampus dan para guru untuk menghidupkan semangat ini. Ditambah lagi sekitar kampus dipadati dengan penjual baju dan aksesorisnya.
Pilih baju atau buku?
Baju yang ada cukuplah untuk dipakai walau sederhana. Memaksakan diri untuk terus mengikuti perkembangan trend dan style yang ada, hanya akan membuat kaum terpelajar itu semakin kehilangan indentitas dan tujuannya. Pahamlah bahwa ilmu yang ada pada diri seorang pelajar lebih dibutuhkan masyarakat dari penampilan yang harus selalu terdepan.
Pilih baju atau buku?
Pengetahun lah yang seharusnya terus diperbahurui. Itu di dapat dari membaca buku-buku yang mendukungnya. Pilih baju atau buku menentukan sikap kita yang sebenarnya dalam melalui perjalanan menunutut ilmu. Kaum terpelajar memilih baju yang rapi sederhana walau sudah lama dan menghabiskan banyak uangnya untuk terus menambah pengetahuan melalui buku-buku bacaannya.
Hidupnya penunut ilmu ada pada tumpukan buku, bukan ditumpukan baju dan sepatu.
Wallahu'alam bis shawab
758 notes
·
View notes
Text
Akhir akhir ini, pembeli dagangan ku adalah ojek online yang memakai baju hijau hijau khas dengan gambar box, motor,mobil di belakang jaketnya.
Suatu hari, ada bapak gojek yang order. Dan beliau terlihat sangat lelah. Dengan penampilan lumayan lusuh,karena celana panjangnya dan sepatu yg kotor. Terlihat usia nya sudah memasuki setengah abad.
Sambil aku ajak ngobrol agar tidak terkesan lama menunggu makanan yg dia pesan dari dagangan ku, karena membakarnya lumayan memakan waktu yg lama,karena masih beku bakso nya.
Belum lama kita mengobrol,sekitar 5 menit an, bapak tersebut ditelepon oleh customer nya. Dan terdengar customernya meminta utk segera mengantar pesanannya. Dan aku bilang "sebentar nggih pak 10 menit lagi" bapak tersebut mengatakan kpada customernya "10 menit lagi mbak,sabar nggih,bagaimana? "
Dan ketika selesai dibungkuskan, bapak nya berkata "nanti,kalau customernya marah dan ga mau menerima, ya sudah dimakan sendiri aja mbak, buat oleholeh anak"
==========================================
Jujur, aku merasa bersalah dengan bapak ojek online tadi.
Karena lama nya membakar bakso dan membuat bapak nya dimarahi customernya. Saya sering, menerima orderan ojek online makanan yg sering dimarahi oleh customernya.
Kalau boleh mengkritik customer, memang customer itu raja. Akan tetapi, jangan lah se enak nya meminta serba cepat hanya dengan membayar 10-15rb utk meng order makanan. Lihatlah situasi kondisi di perjalanan bapak ojek tsb.
Bisa jadi, motor nya yg tidak bs cepat, macet nya jalan, atau ada nya hambatan penjual makanan entah gas nya habis, antre an yg panjang,dsb.
Banyak banyak ber sabar. Dan jgn suka se mena mena kpada orang kecil.
Kebanyakan orang yg merasa punya uang itu, suka nya semena mena dgn orang kecil. Karena merasa dia punya segala nya. Tapi, aku yakin orang kecil walaupun tdk memiliki banyak uang dan tdk bisa membeli apa sj yg diinginkan, mereka punya hati yg besar.
2 notes
·
View notes
Photo

Teman baru, keluarga baru ❤ . . Kurang lebih 4 bulan yg lalu. Aku menemukan kucing besar di depan kamar tidurku. Dan dia bolak balik ga jelas. Tentu, aku cuek saja karena ga tau mau nya apa. Kmdian, aku heran setiap malam ada suara gaduh dan terdengar ngeong ngeong dekat sekali di depan kamarku. Aku telusuri, dan voilaa.. Ada kucing besar dan 4 anaknya yg imut2 masih sprti anakan tikus yg baru lahir dalam hit7ngan hari. Tapi, dia tidak melahirkan di rumahku dia cuman naro anak2 nya biar anget di almari yg berisi baju2 bekasku. Kemudian, Baru 1 bln yg lalu ada kucing mati tergeletak di depan gang perumahan ku pagi hari ketika aku mau brgkat kerja. Sepertinya tdk asing dgn bentuk badan kucing tsbut. Besar dan berwarna kuning putih. Aku pegang,dan niatnya mau kubuang. Tapi,karena saking ga kuat dan bau nya super busuk,aku urungkan niatku. Malam hari nya, ada 4 kucing cantik2 lucu semua ada di dlm pot besar yg rusak di halaman rumah. Trnyata, yg mati tadi pagi induknya. Induknya menitipkan 4 anak2 nya di rumahku mashaAllaaah. Induknya memang tak salah pilih orang utk merawat anak2nya. Allah lah yg menggerakkan hari induk kucing tsb. Untuk berbagi rezeki kepada 4 kucing itu, karena makan kami sekeluarga yg memberi,hingga pasir utk BAB dan kencing,susu,shampo,parfum,semprot anti kutu, makanan kalengan, vitamin,dll YaAllah aku ga tega mau buang kucingnya karena jelek2 kotor2 gtu, akhirnya aku rawat mereka ber 4 dan aku mandikan, beri makan,vitamin. Layaknya bayi😂 Hingga saat ini. Tapi, dgn seleksi alam. Dari ke 4 cemeng itu ada yg mati. Yg 1 karena mencret, yg 1 si purple sakit hernia pragmatis. Dan hingga saat ini tinggalah 2 kucing kecil di rumahku. Si pras dan si pinky. Bagi ku, mereka hiburan ku ketika aku lelah pulang ngajar, capek ketika di php orang, penghilang rasa sakit hati setelah ada orang yg udah meninggalkan aku tanpa kabar hingga saat ini dan menghapus kontakku dan ga pernah lagi mencoba berkomunikasi dgn ku. Pinky dan pras sebagai penghibur dalam duniaku. Mereka segala nya. Mereka sakit, aku ikut sakit. Mereka sedih, aku ikutan sedih. Karena, mereka sudah menjadi bagian dri hidupku. Sehat sehat nak😗
0 notes
Quote
Ada orang yang diuji pada rasa syukurnya. Ada juga yang diuji atas kesabarannya. Maka, mau kaya, miskin, berada, kekurangan, senang, sedih, setiap orang akan diuji dengan cara masing-masing
(via choqi-isyraqi)
201 notes
·
View notes
Text

Masih ingatkkah dengan bawang, cabe, loncang,seledri, dan tumbar,mrico dll?
Alhamdulillah, masih ingat. Walaupun, terkadang belum begtu lihai membedakan mana merica,mana ketumbar. Mana jahe,mana lengkuas, mana kunci, dan mana laos.
Padahal, kelak wanita itu bakalan tempatnya banyak di dapur dan akan bertemu setiap hari dengan banyak macam bumbu bumbu dapur.
Jujur, aku tidak pernah masak.
Kalau di runut, setelah SD aku tinggal di pesantren hingga kuliah pun masih di pesantren. Dan pesantren yg aku tinggali tdk menuntut santrinya masuk dapur membantu masak. Di akhir kuliah smt 5-6 aku menjadi pembina asrama,dan makanannya catering. Di rumah, ibukku ga pernah masak. Karena di rumah hnya tinggal ber 3, dan kalau masak rasanya repot, karena bapak ga tiap hari di rumah, jadi gaada yg menghabiskan makanan 😂
Hidup serba instan ya? Jelas,karena rumahku juga strategis, beli makanan apa aja ada tinggal mancal kendaraan 😅
Hey,aku masih memiliki naluri wanita. Pengen bisa masak masak kaya wanita sepenuhnya.
Karena sebenarnya wanita kita dituntut peka dgn rumah. Ada nasi nganggur, ga ada lauk ya kita kudu bisa fight gimana caranya biar ga mubadziir. Harusnya gtu.
Tapi, yaAllah ampuni aku. Saking crowded nya jadwal harianku sampai2 nasi yg dimasak ibu itu kering di magicjar. Tiap pagi, aku jarang sarapan rumah, karena beli jajanan pasar lebih praktis, dan siangnya aku beli makan diluar,sore pun juga. Rumah dah kaya kos kos an aja.
Boros bgtt hidup gue --'
Dan,yg aku khawatirkan adalah, kepekaan ku trhdp dunia masak memasak menjadi pudar, karena ga diasah. Sebenarnya, ibuk selalu menyuruh aku membantu masak beliau, tp aku orang nya mood2 an. Karena ibu itu sekali masak banyk menu nya dan bikin capek 😂😅
Ibu itu, kalau masak banya pas adek ku yg di jakarta pulkam.
Sebenarnya, aku sendiri khawatir dengan diriku sendiri, karena aku ini terlalu banyak menggunakan waktu utk karir, alaaah karir apaaan. Wes koyo wong penggede wae. Haha
Waktu lebih byk kugunakan mengejar dunia intinya.
0 notes