lenterajalan
lenterajalan
Manusia Rantau
326 posts
Segala hal akan indah jika kita mencintanya🐣
Don't wanna be here? Send us removal request.
lenterajalan · 2 years ago
Text
Tidak begitu penting orang tahu apa yang kita pentingkan. Lakukan saja setiap hal baik yang mambuat kita bahagia.
Kebahagiaan diri itu lebih penting, daripada dipandang bahagia dari luar.
Lebih mudah bahagialah, lebih mudah banggalah, pada setiap hal yang sudah kita upayakan. Jiwa kita juga punya hak untuk merasa tenang.
147 notes · View notes
lenterajalan · 5 years ago
Text
Nyonya besar itu yg seperti apa sih? Pantas.
Tidak mau rugi😉
1 note · View note
lenterajalan · 5 years ago
Text
Dewasa itu...
"Talang air pecah tadi malam. Mungkin kepanasan. Regulator gas udah mulai ga ngunci. Plafon kamar mandi lubangnya udah mulai besar. TV dari kemarin ndak ada suaranya. Listrik suka mati karena gak kuat, mesti naikin daya. Ini mau kemarau. Air sumur biasanya suka kering. Mending pasang air pam aja."
Waktu kecil, masalah harian, bulanan atau tahunan di atas tidak pernah saya ambil pusing. Tanggung jawab saya hanya berangkat sekolah, ngerjain PR dan makan tepat waktu. Itu saja. Masalah lain saya anggap angin lalu, sebab saya percaya semua pasti beres.
Di dalam pikiran saya, Orang tua saya hebat. Pasti punya tabungan yang cukup untuk bertahan hidup dan memperbaiki ini itu. Semua orang tua, saya pikir juga demikian. Semua orang tua pasti sudah punya tabungan banyak sebelum memutuskan menikah dan siap mengurus anak dan memperbaiki ini itu. Mental orang tua pasti kuat dan punya seribu satu cara mencari uang dan menyelesaikan masalah.
Dulu waktu kecil, semua masalah pasti beres. Entah bagaimana beresnya. Entah berapa uang yang dikeluarkan. Entah di mana beli ini itu. Entah lebih penting itu atau itu, prioritas ini dulu atau itu dulu. Entah dari mana sendok dan piring datang. Entah dari mana panci, gunting, korden jendela datang. Tiba-tiba saja semua ada.
Ketika merengek minta uang dan mereka bilang tak punya, saya yakin mereka sebetulnya punya. Tapi memang tak mau terlalu boros. Entah di mana mereka menyimpan uang, pasti di suatu tempat ada persediaan uang yang banyak yang betul-betul mereka atur dan pasti dikeluarkan saat kondisi mendesak. Jadi tak perlu khawatir.
Sekarang, setelah orang tua saya menganggur dan saya bekerja, saya mengerti. Bagaimana tidur dengan pikiran mengganjal. Besok mesti memperbaiki ini itu. Membayar ini itu. Beli ini itu. Saya paham jika ini tidak dibeli maka ini tidak bisa ada di rumah. Jika ini dibeli maka uang berkurang dan keperluan lain tertunda. Jika keperluan yang lain tertunda bisa jadi nanti berantakan. Tidak bisa masak. Tidak bisa mandi.
Sekarang, saat sumber keuangan datangnya hanya ke saya (dalam keluarga) maka otomatis tanggung jawab semua keperluan ada di pundak saya. Jika ini itu tidak diperbaiki maka tidak akan diperbaiki. Jika plafon kamar mandi tidak diganti maka akan terus seperti itu. Jika oli motor tidak diganti maka tidak akan diganti. Tidak ada yang bisa diandalkan lagi, sebab saya sudah dewasa dan punya pemasukan.
Menjadi dewasa artinya sadar diri dan sadar lingkungan. Jika ini rusak dan saya ikut menggunakannya maka saya juga bertanggung jawab ikut memperbaikinya. Tidak bisa mengandalkan tetangga. Tetangga sudah punya masalah mereka sendiri. Tidak bisa mengandalkan orang tua lagi. Orang tua juga punya masalah dan perjuangan mereka sendiri.
Sekarang, setelah memegang uang sendiri saya tahu bahwa jika tak punya uang artinya memang tak punya. Bahwa dalam kondisi mendesak pun jika tak punya uang maka betul-betul tak punya. Bahwa ternyata orang tua saya pun bisa tak punya uang. Bisa tak memegang uang. Bisa stuck seperti anak kecil yang kehabisan uang saku saat di sekolah. Bahwa orang tua tak selalu punya. Bahwa kadang orang tua pun bisa sangat senang mendapat uang 10 ribu.
Menjadi dewasa artinya mesti belajar banyak hal. Belajar mengganti regulator, memperbaiki stopkontak. Mesti belajar cara memasang pralon dan keran air untuk menghemat uang. Mesti tahu tarif wajar tukang saat ada genting bocor, antena patah atau mau membangun kamar mandi baru. Berapa harga semen dan pasir. Beli di mana yang lebih hemat. Merk semen apa yang bagus. Keramik apa yang paling cocok untuk kamar mandi dan murah.
Menjadi dewasa artinya mesti pandai bersikap dan menanggapi situasi. Mesti tahu informasi hidup orang-orang sekitar, mesti pandai memilah kata sebelum diucapkan supaya tidak menyinggung. Mesti tahu ibu ini pihak mana ibu itu pihak mana. Mesti tahu bapak itu punya masa lalu buruk dengan bapak A atau B. Juga mesti membesarkan hati dan siap karena saya akan mulai menjadi salah satu objek pembicaraan orang di sekitar.
Menjadi dewasa artinya masuk ke dalam sistem sosial. Bahwa saya juga bisa sakit dan perlu berobat. Mendaftarkan diri ke puskesmas. Mengantri di poli klinik rumah sakit. Menebus obat di apotek. Mengurus SIM, bayar pajak di samsat, iuran bpjs. Semua tidak akan didapat jika saya tidak bergerak. Saya tidak bisa sembuh jika tidak berobat. Waktu kecil. Saat sakit yang jadi masalah hanya rasa sakit. Menahan sakit. Masalah biaya, masalah pergi berobat, masalah administrasi sudah ada yang mengurus. Sudah ada yang memikirkan. Saat dewasa, sakit pun mesti memikirkan biaya obat, biaya menginap, biaya konsultasi dokter, biaya transportasi.
Menjadi dewasa artinya menjadi warga negara. Bahwa nama telah tercantum dalam beberapa kartu dan surat-surat penting. Bahwa nama bukan lagi hanya sekedar nama panggilan. Bahwa saya memiliki suara untuk memilih. Bahwa apa yang saya putuskan dan lakukan bisa berdampak besar. Bahwa jika melakukan kesalahan atau kejahatan saya bisa dipidana.
Menjadi dewasa artinya kesadaran makin tinggi dan luas. secara tak sadar saya mesti mengamati tatapan mata orang lain, cara mereka bicara, adakah yang disembunyikan. Senyum yang tulus atau tidak. Basa basi atau serius. Dia suka dengan saya atau tidak. Bagaimana saya mesti menguasai suasana. Berpakaian sesuai suasana. Bersikap sesuai suasana. Rasa malu pun juga menjadi sangat besar dan sensitif.
Waktu kecil, bahkan saya tidak peduli saya di mana. Mau di rumah, pasar, loket kereta, di dalam bus, di tengah hajatan, saya hanya fokus dengan apa yang membuat saya tertarik. Saya tidak peduli dengan yang lain. Saya hanya peduli teman saya bersembunyi di mana. Semak-semak atau di belakang rumah. Saya hanya peduli dengan dunia yang baru saja jadi tepat saat kawan dan saya menentukan siapa yang berjaga siapa yang bersembunyi.
Menjadi dewasa artinya kesadaran semakin dalam. Mau tidak mau pikiran secara tidak sadar memperhatikan hal-hal kecil dan artinya mesti belajar bahwa hal-hal kecil pun sebenarnya penting dan tidak bisa dianggap remeh. Bahwa bilang begini belum tentu orang menerimanya dengan baik. Bahwa hal yang sepele pun bisa menyakiti orang lain.
Menjadi dewasa artinya kepekaan semakin sensitif. Peka ketika orang lain membicarakan saya dan saya mesti belajar pura-pura tidak mendengarnya. Peka ketika ada yang tidak suka dengan saya. Peka ketika ada yang butuh bantuan tapi tidak berani bilang. Peka dalam memahami apa yang bahkan tidak dikatakan. Peka terhadap maksud orang lain yang disembunyikan. Peka ketika ada tamu dan mesti mencarikan cemilan dan minum. Peka ketika ada orang yang suka dengan saya tapi saya mesti menjaga jarak. Kepekaan itu datang dengan sendirinya dan semakin sensitif dari waktu ke waktu.
Menjadi dewasa artinya rasa malu semakin besar. Sering tidak pede dengan bentuk badan atau wajah sendiri. Tidak bisa bersikap sesuai dengan keinginan hati. Tidak bisa makan sambil lari ke sana ke mari. Tidak bisa memakai pakaian seenak hati. Tidak bisa banyak tingkah di tengah banyak orang.
Menjadi dewasa artinya menjadi bagian dari masyarakat. Mulai diperhatikan dan dibicarakan. Tidak seperti anak-anak yang diabaikan segala tingkahnya. Menjadi dewasa, segala sikap, ucapan dan pikiran akan diperhatikan dan dinilai orang lain. Tidak bisa nyelonong ke sana ke sini dan berharap diabaikan banyak orang.
Menjadi dewasa artinya sadar terhadap sistem dunia dan menjadi lebih realistis. Bahwa jika tak membeli maka tak punya. Bahwa jika tak punya maka tak bisa memakai. Bahwa jika tak punya kulkas maka tak bisa mendinginkan air dan menambah usia sayur. Bahwa jika tak punya mesin cuci maka mesti mencuci dengan tangan. Bahwa jika tak beli sabun maka tak bisa mandi. Bahwa jika tak bekerja maka tak punya pemasukan. Bahwa jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan maka akan terlilit hutang. Bahwa jika tak bergerak maka tak bisa beli ini itu. Bahwa jika tak punya uang berarti memang tak punya uang. Bahwa jika tak punya keahlian tertentu maka akan tertinggal.
Bahwa teman-teman lebih butuh lunas cicilan motor daripada main hujan atau petak umpet. Bahwa senang-senang dan tertawa sepanjang hari tidak bisa membuat kenyang. Bahwa semua butuh uang. Bahwa uang penting. Bahwa uang meski bukan segala-segalanya tapi hampir segala-galanya butuh uang. Bahwa jika tak punya uang segalanya jadi sulit. Bahwa orang baik pun butuh uang. Bahwa hidup bukan hanya masalah makan minum.
Bahwa hidup tidak seperti film yang hanya fokus pada kerangka cerita saja. Bahwa hidup artinya menjalani inci demi inci, aroma demi aroma, kenangan demi kenangan, keringat demi keringat, air mata demi air mata. Bahwa hidup puncaknya bukan happy ending. Bahwa ketika berada di puncak kebahagiaan bisa jadi besok jatuh lagi. Bahwa ending dalam hidup adalah kematian, bukan terwujudnya impian.
Bahwa masa tua yang berat dan lemah pun mesti dijalani, bahagia atau tidak. Suka atau tidak suka. Bahwa ketika kehilangan seseorang artinya memang kehilangan. Tidak bisa ditawar tidak bisa merengek supaya ia kembali.
Menjadi dewasa artinya mesti belajar merelakan. Merelakan orang yang sangat disayang tiada. Merelakan kegagalan. Merelakan kekecewaan. Merelakan hal-hal yang tidak berjalan dengan baik. Merelakan waktu dan tenaga yang terkuras namun tidak menghasilkan apa-apa.
Merelakan kesalahan saat memutuskan. Merelakan kejadian yang mengubah banyak hal. Merelakan keadaan yang menempatkan diri dalam posisi sulit. Merelakan ketidakberuntungan. Merelakan posisi diri yang berbeda dengan orang lain.
Menjadi dewasa artinya mesti sabar. Tak bisa meluapkan emosi dengan tangisan (supaya yang diingini segera ada). Tak bisa meminta simpati orang lain dengan tangisan. Tak bisa merengek minta ini itu kepada orang lain.
Tak bisa memencet tombol skip untuk melewati waktu yang sulit, melewati malam hari saat sakit, melewati bulan yang buruk, melewati waktu magang yang tidak mengenakan, melewati tahun yang menyebalkan, melewati beberapa jam saat antre. Tak ada tombol skip.
Menjadi dewasa artinya mesti ikhlas dan tidak terlalu bergantung pada emosi. Tidak terlalu kecewa ketika sesuatu tidak berjalan baik. Tidak terlalu marah ketika es buah yang sudah disimpan dikulkas dimakan orang lain. Tidak terlalu kecewa ketika keinginan tidak terwujud. Tidak terlalu marah ketika barang kesayangan jatuh dan rusak.
Pada akhirnya hanya perlu bilang "ya sudahlah.tak apa." lalu lebih fokus memperbaiki apa yang rusak, mencari jalan keluar, mencari cara mengatur ulang rencana daripada merengek dan kecewa berlarut-larut.
Lebih ingin segera menyelesaikan masalah dengan cepat dan sederhana. Malas memperuncing permasalahan dan suasana. Malas mengeluarkan energi lebih.
Menjadi dewasa artinya tidak seantusias dulu waktu kecil. Tidak terlalu ingin naik bianglala, tidak terlalu antusias datang ke pasar malam, tidak terlalu antusias bermain air, tidak terlalu antusias pergi piknik. Saat dewasa banyak yang sudah dialami, banyak yang sudah dirasakan. Hal-hal yang dulu membuat antusias menjadi biasa saja, membosankan dan terkesan merepotkan.
Malas basah-basah, mesti bawa plastik, menyimpan baju basah, ganti baju di kamar mandi umum, nanti pulang mesti bilas mandi, mesti nyuci baju basah. Pergi piknik pun malas. Mesti nyiapin pakaian, uang, barang ini itu, bekal, outfit yang sesuai dengan tempat dan tidak membuat malu.
Menjadi dewasa artinya masuk ke dalam norma sosial. Mesti memperhatikan norma-norma di setiap tempat. Mesti memperhatikan sikap diri sendiri, sikap orang lain dan penilaian orang lain. Mesti membangun persona tertentu. Mesti menahan diri.
Menjadi dewasa artinya mesti mengikuti irama waktu. Bahwa ada yang bisa ditunda ada yang harus segera. Ada yang prioritas ada yang bisa dikesampingkan. Ada yang kebutuhan ada yang keinginan. Ada yang sekarang ada yang nanti. Ada kemarin, ada sekarang, ada besok. Ada masa lalu, masa kini dan masa depan.
Menjadi dewasa artinya menjadi manajer diri. Mesti mengatur waktu, mengatur keperluan, mengatur pengeluaran dan pemasukan. Mengatur emosi dan mood. Mengatur rencana ke depan. Sebab tidak ada orang lain yang akan melakukan itu semua untuk saya.
Menjadi dewasa artinya menjadi pemimpin diri. Mesti memutuskan keputusan-keputusan sulit. Mesti memikirkan konsekuensi ke depan. Terhadap diri saya sendiri dan orang lain. Mesti memikirkan untung dan rugi. Baik dan buruk. Pantas dan tidak pantas
Menjadi dewasa artinya pikiran semakin luas dan sibuk. Banyak yang mesti dipikirkan. Dari hal-hal sepele sampai besar. Rencana-rencana ke depan sampai masa lalu. Dari kejadian kemarin sore sampai kejadian tadi pagi. Dari hal-hal yang sudah terjadi sampai hal-hal yang belum terjadi, yang masih diawang-awang:
Besok ketemu ini itu. Bicara di depan banyak orang. Kira-kira baju apa yang bagus. Pakai kaos kaki atau tidak. Rambut perlu potong tidak. Presentasi ini perlu dijelaskan atau tidak. Saat pembukaan lebih baik begini atau begitu. Berapa orang yang hadir. Jam berapa sebaiknya mandi.
Tahun depan mau ngapain. Kerja di mana. Nikah umur berapa. Mending kontrak atau di rumah aja. Kalau ikut mertua enak atau ndak. Gimana kalau konflik dengan mertua. Mending anak 1 atau 2. Nanti sekolahnya di negeri atau swasta. Nanti uang cukup ndak untuk kebutuhan sehari-hari. Makan, pakaian anak istri, bantu orang tua juga. Bagaimana jika anak tidak bahagia dan merasa kekurangan. Bagaimana jika istri merasa susah karena tidak punya kulkas, mesin cuci, rumah tidak terlalu bagus. Bagaimana jika nanti saya bosan dengan istri sendiri. Bagaimana jika ada konflik. Bagaimana jika nanti kita bertengkar. Bagaimana jika nanti begini begitu.
Saya tidak sedang membicarakan makna kedewasaan secara hakiki atau psikologis. Saya juga tidak sedang membicarakan usia. Saya membicarakan kondisi seseorang yang sadar bahwa dirinya sudah bukan bocah lagi.
Selamat tinggal masa kecilku.
1K notes · View notes
lenterajalan · 5 years ago
Text
Sebagian sudah di terima,
Sebagian sudah di maafkan,
Sebagian lainnya betul betul masih dirindukan.
14 notes · View notes
lenterajalan · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Oooh tidaakk... rambute nyong arep di apakna ya???😱😱 (di Banjar, West Java) https://www.instagram.com/p/CETxdQxjlteC7Iz7-AO6bFMrvunpqu-slcrdeI0/?igshid=1o3o5g46z36gq
0 notes
lenterajalan · 5 years ago
Video
Mohon maaf lahir dan bathin🙏 (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CAkHe3AHOq6vTP3QlzFG2hdRtdtBmLwwiwmV0I0/?igshid=118zvwmz10ui9
0 notes
lenterajalan · 5 years ago
Note
What should I do if I start to see symptoms?
Social Distancing 
Social distancing is staying away from other people to avoid catching or spreading a virus—basically, avoiding crowds. That could mean working from home rather than catching a train to the office, avoiding concerts or weddings, or skipping that half marathon you’ve been training for. Even if you’re healthy, it’s a good idea for the health of others to try and avoid social situations. I think of it like a forest fire spreading: By cutting paths between the trees, you can control the fire. Social distancing is something we think of as a public health intervention.  
Self-isolation 
I’m basing this bit on UK advice. If you have: 
a continuous, dry cough OR
Fever >37.8 degrees 
You should self-isolate for seven days until you’re no longer infectious. If you live with others, they should self-isolate for 14 days, because that’s the length of time it can take to develop symptoms. They should then self-isolate for seven days from when they show symptoms.  
Here’s a really difficult illustration to understand that highlights the situation in the UK: 
Tumblr media
Medication 
Generally, for mild to moderate symptoms that can be treated at home, I’d suggest taking Paracetamol to help with muscle aches and fever symptoms, and ensuring you’re getting enough fluids, like herbal tea or water. 
So far, the WHO has responded to concerns over the use of NSAID medication such as Ibuprofen by saying there isn’t sufficient evidence to recommend against their use—though there have been reported concerns, especially from doctors in France. 
Requiring Hospital 
If symptoms worsen and breathing becomes more difficult, then it’s advisable to seek medical advice. For those living in the UK, that’s through the NHS 111 website: https://111.nhs.uk/covid-19/.
If you are admitted to hospital due to difficulty in breathing, then you may be started on oxygen to help raise the oxygen levels in the blood. If breathing becomes more difficult, then a machine is able to breathe on a person’s behalf—this is called a ‘ventilator’ and is usually used in departments like Intensive Care, or when people are under anaesthetic during surgery. 
Unfortunately,  antibiotics do not work against viruses, they only work on bacterial infections. A virus causes COVID-19, so antibiotics do not work. Antibiotics should not be used as a means of prevention or treatment of COVID-19. They should only be used as directed by a physician to treat a bacterial infection.
tumblr
 Check out the full Answer Time here!
4K notes · View notes
lenterajalan · 5 years ago
Text
Beberapa hari lalu, dapat kabar salah satu teman kantor tante yang di Bogor masuk kriteria PDP. Alhasil tante saya masuk ODP, self quarantine di rumah, kerja pun sekarang dari rumahnya. Sementara tante saya punya seorang anak usia 8 tahun.
Beberapa hari lalu, teman-teman saya kesulitan mendapatkan APD. Masker kosong. Kalaupun ada, harus extra hemat karena stoknya pun terbatas. Sementara pasien tidak ada habisnya.
Semalam dapat kabar, salah satu sahabatnya om dan tanteku yang baru lulus jadi Spesialis Paru, masuk ICU karena Covid-19 ini. Anak dan istrinya sekarang di R. Isolasi.
"Ibu sama Bapak khawatir sama kondisi saat ini. Kamu di rumah aja dulu ya, bantuin teman-teman dari balik layar aja. Kami ikut sedih senior-senior kamu, gugur. Tapi kami juga ga siap kalau kamu jadi salah satu yang gugur. Gapapa kan?" begitu katanya. Berat. Kalau saya nurutin ego saya, saya bisa nekat. Tapi di sisi lain, saya juga ga mau kehilangan. Bukankah kehilangan itu tidak enak?
Jadi, saya putuskan untuk melindungi keluarga dan orang-orang terdekat saya, di rumah. Tidak pergi kemana-mana. Maafkan saya yang belum bisa ikut turun ke barisan depan.
Terimakasih teman-teman, terimakasih senior-senior kami yang berjibaku di garis depan. Semoga setiap tetes keringat bernilai ibadah bagi kalian :")
Sementara itu, angka kasus semakin tinggi. Entah ada berapa orang yang menjadi bagian dari angka-angka tersebut setiap detiknya. Entah ada berapa tetes keringat dan air mata yang mengalir setiap detiknya. Tapi di sisi lain, entah ada berapa banyak pula yang masih memilih berjalan dengan riang di luar sana, seolah abai dengan kondisi saat ini. Entah karena tidak tahu, entah karena tidak mau peduli.
Jadi....
Harus sampai berapa banyak angka yang tertera sampai kita sadar? Harus sampai seperti apa kondisinya sampai kita sadar, sampai hati kita terketuk? Bahwa sebenarnya aku, kamu, kita semua sama-sama sedang berjuang saat ini.
Jangan sampai satu atau lebih diantara angka-angka tersebut adalah orang yang kita sayang. Sungguh, jangan. Sudah cukup kehilangan yang terjadi hingga saat ini, sudah. Bukankah kita semua tidak ingin kehilangan yang tersayang?
Bersyukurlah jika kalian bisa tetap di rumah saja, bekerja dari rumah. Tolong tetap di rumah. Berat memang, godaan untuk keluar rumah itu, sangat tinggi. Tapi, dengan di rumah, setidaknya kalian menjaga diri kalian sendiri.
Biarkan kami yang tidak dapat bekerja dari rumah ini berjuang.
Kalian berjuang untuk kami, kami berjuang untuk kalian.
Jika tidak bisa berjuang untuk orang lain, mari lakukan untuk diri sendiri.
Semoga badai ini segera berlalu.
Salamku, untukmu, untuk kalian yang sedang berjuang.
Semoga sehat selalu.
Maret, 2020.
31 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Nothing is more attractive than loyalty🍃 #beginyourjourneywiththetruth #moments #preweddingoutdoor #photographylife #askme (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/BxsFsywDD3NJpbYCCLPgeEBcwjQ--cWDBC1tdQ0/?igshid=17hwy6iytgwc
2 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
Yuniq.
“setiap orang itu unique” kalau kata Bapak.
Anak Bapak tiga, perempuan semua, Bapak memperlakukan kami sama…sesuai dengan karakter masing-masing anak.
Jadi, pendekatannya berbeda. Se"persis" apapun perlakuan yang kami dapat, hasilnya tidak selalu sama, karena tiap orang itu unik.
Anak kembar identik aja pasti ada bedanya.
Lalu, bagaimana kita bisa menyikapi berbagai macam keunikan dari tiap makhluk hidup di dunia ini?
“Tergantung tingkat kecerdasan seseorang” jawab Bapak.
(mundur perlahan)
Wkwkwk
Mungkin kita, eh aku ding, terlalu bingung antara memahami atau memaklumi seseorang.
Beda ga sih? Menurutku sih beda. Ketika kita memahami, kita lebih “yaudahlah ya” dengan ikhlas. Tapi ketika kita memaklumi, “yaudahlah ya” yang ada malah jadi sedikit perasaan mengganjal yang terpaksa dipendam. Karena ketika kita paham, kita mengerti alasan dibalik perbuatan atau kejadian. Tapi ketika kita maklum, kita mengerti sebagian, dan menolak sebagian yang lain.
Well, abaikan kata-kata barusan. Hahaha. Gak usah bingung. Gak usah dipikir.
Kenapa tiba-tiba ngomongin keunikan orang? Karena anak kostku unik-unik.
Hah? Gimana? Gimana?
Sek, ngopi dulu. Nanti bikin judul tentang anak kost.
Semoga mereka gak baca.
95 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
Bermain ice age lah. Sehingga kamu akan mengerti apa arti dari hehe fun~
Iceageadvanture
4 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
truth untold
manusia itu ‘kelar’ kalo ditunjukkin sama Allah satu aja kekurangan/aib dirinya yang selama ini gak orang-orang tahu. sebetulnya gampang banget buat Allah bikin kita ilfeel sama seseorang dengan ditunjukkan at least satu aja kekurangannya yang selama ini gak pernah ’go public’. dan sebaliknya, gampang banget juga buat Allah bikin orang lain ilfeel sama kita dengan ditunjukkan satu aja kekurangan kita yang selama ini berusaha kita sembunyikan rapat-rapat.
tapi apa? lihatlah betapa Maha Baik-nya Allah masih bersedia nutupin semua itu sampai detik ini padahal kita udah kayak apa nabung dosanya. Allah membiarkan orang lain memiliki ekspektasi yang baik tentang diri kita padahal kita belum tentu sampai pada ekspektasi itu. syukur-syukur kalau kenyataannya seperti yang diekspektasikan, barangkali on the way, atau yang paling menyedihkan tidak sama sekali.
beberapa orang merasa terbebani dengan anggapan baik yang tinggi tentang dirinya. namun di saat yang sama mereka juga tidak ingin dianggap sebaliknya. beberapa orang ingin dianggap biasa saja layaknya manusia biasa yang tidak luput dari cela namun di lain waktu ingin diakui juga. beberapa yang lain memilih meng-aamiin-kan saja anggapan-anggapan itu dengan harapan bahwa suatu hari akan menjadi yang sebenarnya. semua itu bukan berarti mereka buruk, bukan. mereka hanya ingin dihargai sebagai makhluk yang masih berproses dan berprogres sebagaimana mestinya, seutuhnya, kurang dan lebihnya.
2019.02.07
860 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
Ketidaksempurnaan Sempurna
Kita adalah sepasang kekasih yang mulai lelah dengan cinta yang tak kasat mata. Kita melangkah bersama, bergandeng tangan mesra, tersenyum sambil menatap ragu: cerah-terangkah jalan di depan, gelap pekat, atau samar terhalang kabut. Tapi kita terus melangkah.
Kita tak bisa membaca masa depan, tapi kita selalu pura-pura yakin dan percaya saja agar orang-orang berhenti bicara dan bertanya. Agar kita bisa tidur nyenyak dan menyelam dalam samudera mimpi yang batas-batasnya telah kita sembunyikan di bawah bantal.
Kita beteduh saat hujan, berdarah ketika luka, dan—seperti manusia biasa lainnya—berair mata kala dirundung duka. Tapi sesekali kita menari di bawah rinai, menikmati perih yang dipicu oleh rindu, dan menertawakan kepedihan-kepedihan hidup. Kadang kita kalah, kadang mengalah.
Kita adalah kerapuhan yang pura-pura tegar, tawa yang penuh sandiwara, keyakinan yang sarat prasangka.
Kita adalah ketidaksempurnaan sempurna.
4 Februari 2019
301 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
ada rezekinya
tiap orang punya rezekinya sendiri-sendiri. ada yang rezekinya didekatkan dengan jodohnya. ada yang rezekinya dimudahkan dalam menuntut ilmu. ada yang rezekinya diberi jalan untuk berkarir dan bekerja. ada yang rezekinya dicerahkan untuk berkarya.
ada yang rezekinya punya uang banyak. ada yang rezekinya punya waktu luang. ada yang rezekinya punya energi penuh, sehat utuh.
ada juga yang rezekinya belum menikah, bisa di rumah merawat orang tua. ada juga yang rezekinya belum lanjut sekolah, bisa bekerja dan menabung. ada juga yang rezekinya belum bekerja, bisa santai sambil berkarya apa saja.
kalau kita mengukur rezeki dengan apa yang sudah didapatkan oleh orang lain, alih-alih apa yang kita miliki dan capai, kita akan terus merasa kekurangan. padahal di saat yang sama, ada orang lain yang berharap memiliki hidup seperti yang kita punya.
sesuatu yang belum itu bukan cobaan apalagi musibah, melainkan rezeki kalau dilihat dari sisi yang lainnya.
kekurangan atau keterbatasan itu bukan musibah, yang musibah adalah kita jika tidak bisa bersyukur.
kehilangan itu bukan musibah, yang musibah adalah kita jika tidak bisa mengikhlaskan.
kesulitan itu bukan musibah, yang musibah adalah kita jika tidak bisa bersabar.
dan kita tahu bahwa bersabar yang sesungguhnya bukanlah menanti dalam ukuran waktu, melainkan menunggu dalam ukuran usaha. kita tidak berputus asa karena kita tahu bahwa setiap langkah akan mendekatkan kita kepada tujuan.
dan kita juga tahu, bahwa musibah yang paling besar adalah ketika kita tidak bisa menjalani hidup yang tenang, ketika kita tidak bisa merasakan nikmatnya beribadah, ketika berbuat dosa terasa biasa saja.
semoga kini kita tak lagi menyebut yang belum sebagai ujian, cobaan, apalagi musibah. sebab kita tahu bahwa rezeki kita lain. sebab kita tahu bahwa musibah yang sejati jauh lebih mengerikan daripada itu.
2K notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
Yakinlah, kelak ada yang akan menutupi lukamu dengan kebahagiaan. Tidak dari orang yang spesial mungkin, tetapi ia tau merawat luka milikmu.
Yang kau butuhkan hanyalah kesabaran.
— Ibnu Yusran
17 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
“Kadang kamu memang harus berjalan sendiri, tanpa punya banyak pilihan. Tapi, jangan takut. Tak pernah ada manusia yang benar-benar sendiri.”
— Pejamkan mata … tarik napas … senyum. :)
818 notes · View notes
lenterajalan · 6 years ago
Text
Tampaknya saya harus belajar dari hujan. Seperti apa cara terjatuh yang tidak menyakitkan.
Hujan siang ini
1 note · View note