Tumgik
Text
Hidup adalah perjalanan, bertemu dengan kawan seperjalanan. Pilihannya ada dua: kita atau dia yang lebih dulu pergi, entah ke mana.
Jangan hanya berpikir untuk selalu bahagia. Ada kalanya akhir itu duka. Just because we carry it all alone so well, doesn’t mean it’s not heavy. We are human. If it hurts, it hurts.
Ketimbang meratapi, resapi mengapa mereka hadir. Kebetulan itu tak pernah ada. Allah brings people into our lives for a purpose. He takes them away -in ways we don’t understand-when the purpose is done.
Remember, everything is temporary.
6 notes · View notes
Text
Ujian Selalu Sesuai Batas Kemampuan
Hari-hari yang berat masih terus dijalani dengan hati yang harus ikhlas. Tanpa bisa memaksakan takdir harus sesuai kemauan diri. Allah Maha Tahu apa yang terbaik dan selalu berdoa agar Allah selalu memberikan petunjuk dari setiap keputusan yang diambil.
Rasa-rasanya melihat kehidupan orang lain seperti berada di zona nyaman terus, begitu bisik-bisik setan melemahkan iman. Namun Allah selalu bilang syukuri terhadap apa yang telah diberi dan jangan selalu memandang ke atas untuk hal dunia.
Tidak mudah mencapai sesuatu yang indah. Namun jika Allah ridho maka Ia akan memberikan kenikmatan dunia dan isinya asalkan mau bersabar.
Allah tolong kuatkan kami hamba-hamba-Mu yang rapuh sampai tiba waktunya berpulang. Kami tidak boleh terlalu nyaman dengan dunia namun kuatkan kami dalam Iman dan Islam.
1 note · View note
Text
Rugi Itu Tak Pernah Ada
Subuh-subuh tadi scrolling Twitter nemu ini...
What was your greatest loss this year? Nothing. Whatever was meant for me, remained. Whatever was not meant for me, left.
Sesimpel itu hidup ini. Kalau kata pepatah, keinginan manusia itu tidak terbatas. Oleh karena itu. kemungkinan untuk mencapainya secara sempurna tidak akan pernah terjadi.
Yang namanya keinginan, meskipun tidak terbatas, ternyata dibatasi oleh kemampuan dan kepentingan. Bukan karena kita mampu, lantas harus selalu dituju. Tidak semua hal yang boleh itu penting. Pahami ini baik-baik.
Jangan cuma ngitung untung rugi. Ada banyak kutipan yang saling bertentangan tentang untung rugi hidup ini-menjadi sebuah cerita.
Life is not a fairy tale. Then it must be a profit loss statement.
Life is like a business. Full of profit and loses. With every loss, we grow stronger. Strong enough to make new profits.
Life is a profit loss statement, always go for profit.
Life is not a profit and loss statement. It’s all about how you Balance ‘Shit’.
Life is a balance of holding on and letting go.
Yang mana yang paling makes sense?
Bukan tentang investasi. Ga setiap hal yang terjadi harus selalu diukur dengan kaidah-kaidah investasi.
Kalau cuma imbalan yang kau pikir, ingatlah.....
Al-kharaj bi al-daman Al-ghunmu bi al-ghurmi
Kewajiban berbanding lurus dengan hak. Keuntungan berbanding lurus dengan risiko.
Kalau ga sanggup menanggung, jangan pernah berharap untung. Hasil usaha itu muncul bersama biaya. Risiko menyertai manfaat. Kata orang Jawa, ojo kakehen karep ben ora kakehan sambat (jangan terlalu banyak keinginan agar tidak banyak mengeluh juga).
Sama dengan penyesalan (regret).
One day a friend asked me, “Greget, have ypu ever regretted something you did?”
It took me a while to answer and ended up with a ‘never’. Look. Even if I have wasted my time with wrong people, in wrong places, or at wrong time, I am not going to regret it all.
Ingat, bahwa hidup ini bukan kisah dari negeri dongeng dan setiap hal bersifat sementara. Jadi, apa yang mau disesali?
Kalau toh bertemu orang yang salah, di tempat yang keliru, pada waktu yang tidak tepat, itu adalah kerugian yang menguntungkan. Sebuah pelajaran (lesson learned) yang tidak bisa dibeli di mana-mana.
Yang ‘sementara’ itu bukan tanpa alasan. Setiap hal membawa pesan. Jadi jangan menyalahkan.
Good people give you HAPPINESS. Worst people give you LESSONS. Best people give you MEMORIES.
“Such is life,” said the other friend. Hidup itu ya seperti itu.
Plus, satu hal lagi. Segala sesuatu itu pada hakikatnya bukan milik kita, apa pun itu. Semuanya adalah milik Allah. Lantas, ketika Allah ambil kembali, mengapa engkau marah?
Mengapa engkau marah?
Rugi itu tak pernah ada.
If Allah has taken from ypu that which you could have never imagined losing. He will give you that which you could have never imagined owning. {Abu Maryam}
“If Allah knows [any] good in your hearts, He will give you [something] better than what was taken from ypu, and He will forgive you; and Allah is Forgiving and Merciful.”
[QS. Al-Anfal : 70]
0 notes
Text
Hidup Bukan Melulu Soal Bahagia
Mungkin terdengar naif ya, masa iya hidup bukan untuk bahagia? Tapi begitulah kenyataanya,  hidup bukan hanya tentang kebahagiaan.
Kamu kira, bersekolah di tempat paling bagus ga ada tugas-tugas yang bikin begadang semalaman?
Mentang-mentang kerja sesuai passion, ga bakal ada cerita dimarahi bos?
Peliharakucing-kucing lucu yang kita sayang aja bisa dicakar sampe berdarah dan membekas kok.
Hidup di kota besar negara maju dengan berbagai fasilitas, dipikir pajaknya ga tinggi? Sebaliknya, apa hidup di desa berarti ketinggalan? Ga juga.
Apalagi menikah, apa kalau udah nikah sama orang yang dicintai lantas hari-hari diisi dengan romantisme tanpa emosi? Hei, bangun, tidurmu kelamaan!
A good life needs some bad days too.
Semalem sempet baca-lebih tepatnya scanning-skimming sih-buku berjudul Pillow Thought II tulisan Courtney Peppernell, “You can’t skip chapters, that’s not how life works. You have to read every line, meet every character. You won’t enjoy all of it. Hell, some chapters will make you cry for weeks. You will read things you don’t want to read, you will have moments when you don’t want the pages to end. But, you have to keep going. Stories keep the world revolving. Live yours, don’t miss out.”
Sepakat.
Life is like a book. It’s not about happy ending. It’s rather about the story. Not all things have a happy ending, but everything that has a beginning has an ending.
Jadi, jadilah manusia yang lumrah. We are human, of course it hurts. Jangan mengelak rasa sedih, kecewa, sakit hati, dan semacamnya. Itu bagian dari hidup.Kalau kata buku Never Split the Difference karya Chris Voss, seorang mantan negosiator FBI, “ in life, you oftentimes don’t  get what you deserve you get what you negotiate. We negotiate with people, with human, in daily basis. Nobody leaves negotiation happy. But, when you negotiate, everybody wins.”
Ini buku udah lama banget dibaca, merasuk sampai sekarang. Sering kali dalam hidup, kita tidak mendapatkan apa yang pantas kita dapatkan, kita mendapatkan apa yang kita rundingkan dan sepakati. Kita bernegosiasi dengan orang-orang dengan sesama manusia, dalam keseharian.
Negosiasi mungkin tidak membawa kebahagiaan untuk siapa pun yang melakukannya, tapi dengannya semua orang menang-bahwa hidup itu bukan hanya tentang diri sendiri. Arahnya ke memahami kebahagiaan secara lebih luas dengan tidak mengerdilkannya hanya pada perasaan diri sendiri.
Kemarin lihat percakapan di Twitter isinya gini:
X: “This sucks.” Y: “What sucks.” X: “Being someone’s 2nd.” Y:”You know what sucks even more?” X: “What?” Y: “Not even being someone’s choice.”
Pasti akan banyak yang berdebat. Yah mending jadi back-up doing daripada ga dipilih sama sekali. Eh, ya mending ga dipilih daripada jadi yang kedua. See? It is about the way you see something. Bahagia itu seperti itu.
Refleksi lain, tentang harta kekayaan. Iya betul, bahagia bisa diperoleh dari materi duniawi, tapi tahukah kamu ‘no matter how much we have, we always want more: we always want what we don’t have worse, people want what they can’t have? Begitu terus siklusnya ga berhenti.
Percaya atau ga, coba jujur, beli barang yang bikin bahagia, rasa bahagianya sementara kan? lebih ke kepuasan bukan? Setelah itu ganti lagi pengen yang lain. Itulah kenapa sebagian pakar menyebut uang sebagai penyewa kebahagiaan. Karena kebahagiaan yang dihasilkan dari material possession itu bersifat sementara.
Belum lagi kalau kita hitung berapa banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang?
Terus apa esensi hidup kalau bukan bahagia?
A simple life is a good life, but only if you can enjoy it. Enjoyment can be in many forms: CONTENTMENT, HAPPINESS, USEFULNESS.
Bisa dimaknai contentment < happiness < usefulness (dibaca: contentment sebagai fondasi happiness, usefulness jaih lebih besar daripada happiness).
Contentment itu merasa cukup (qana’ah), bersyukur dengan apa yang diberi dan dimiliki sehingga mandiri/tidak bergantung pada orang lain. Usefulness artinya bermanfaat, kebermanfaatan menjadi tolak ukur.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaaat.” (HR Ahmad)
Tujuan hidup bukan untuk mengejar kebahagiaan (happiness), melainkan untuk kebermanfaatan (usefulness)
Bahagia itu bukan why - jadi bukan tujuan. Bahagia adalah how.
1 note · View note
Quote
So whoever Allah wants to guide - He expands his breast to [contain] Islam; and whoever He wants to misguide - He makes his breast tught and constricted as though he were climbing into the sky. Thus does Alah place defilement those who do not believe.
Al-Qur’an 6 : 125
0 notes
Text
Makin Dekat Jangan Makin Ga Ada Adab
It’s always the ones closest to you that hurt you the most. The worst pain is getting hurt by a person you explained your pain to.
Bener ga? Biasanya kata-kata tajam menghujam jantung dan menusuk hati itu datangnya justru dari bibir orang-orang yang paling dekat dan paling kenal, sahabat misalnya.
Tapi...
Hanya karena seseorang atau seorang teman menyakitimu, bukan berarti kamu harus berhenti menyayanginya. Sesungguhnya bukan tindakannya yang membuatmu merasa sakit, melainkan rasa cintamu padanya. Seandainya rasa cinta-kasih sayang itu tidak ada, mungkin rasa sakitnya juga tidak ada apa-apanya.
Orang-orang suka salah kaprah, dikira kalau sama temen sendiri itu terus jadi ga ada batasnya. Bercanda kebablasan ngakak guling-guling ketawa ketiwi, alasannya ‘bercanda’.
Making fun of others is not fun at all, nor having fun.
Ibnu Hibban rahimahullah berkata,”Berapa banyak yang berpisah di antara saudara-saudaranya dan saling memboikot di antara dua orang yang saling mengasihi yang awal dari itu semua sebabnya adalah bercanda.” (Rawdhah Al-’Uqala, 1/78)
Kalau batas sudah tidak ada dengan dalih sudah akrab, bersahabat, sohiban, karib kerabat, bestie, atau apapun namanya, bersiaplah bahwa rasa hormat juga akan lenyap.
A lack of Boundaries invites a lack of respect.
“Teman terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan temannya. Dan tetanga terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan tetangganya.” (HR. At-Tirmidzi)
Ibnu Abbas juga menyampaikan kewajiban pendengar dan hak pembicara, beliau berkata,”Teman dudukku memiliki tiga hak dariku, 1. Aku menatapnya ketika dia menghadap. 2. Aku meluaskan tempat baginya untuk duduk bila dia duduk, dan 3. Aku memperhatikannya ketika dia berbicara. “(Uyunul Akhbar, 1/307)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Seorang itu jika melihat sahabatnya sedang bersedih, dia dianjurkan mengajaknya berbicara, yang dengannya akan bisa menghilangkan kesedihannya dan menjadi terhibur jiwanya.” (Fathul Bari, 9/363)
Kapan hari sempet baca utas di Twitter yang mengulas tentang Jalan Ksatria Sufi yang pada intinya membahas ADAB - perfect behavior. “...meninggalkan semua perilaku tidak pantas dan memperoleh serta melatih selalu dan dalam segala kondisi, perilaku terbaik yang pantas untuk manusia.” Kata kuncinya: PANTAS
Tulisan story rekan ustaz beberapa tahun lalu.
Sungguh mengagumkan betapa mulianya akhlak para salafussaleh terhadap temannya. Ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menyakiti hati temannya. Karena ia paham, bahwa bisa jadi hanya melalui temannyalah ia mendapatkan pertolongan di akhirat.
Diceritakan bahwa Yazid bin Habib rahimahullah berkata, “Aku tidak akan membiarkan saudaraku marah dua kali kepadaku, bahkan aku memperhatikan semua hal-hal yang tidak dia sukai, kemudian aku tinggalkan hal-hal itu.” (Tadzkiratul Huffadz, 1/87)
Be the reason someone feel seen, heard, understood, appreciated, supported and loved. “Don’t you think, we were calling each other, perhaps? In the most silent prayer we ever did, perhaps?”
Kalau makin dekat makin tidak beradab, mungkin memang dia bukan teman atau bukan teman yang baik, ingat ada 13 tingkatan pertemanan. 1. A fellow of the same age 2. A colleague 3. A person with whom you sit around 4. A companion in nightly conversations 5. A boon and drinking companion 6. A companion 7. A close companion especially in travel, comride 8. A friend 9. A very close, intimate friend 10. A friend whose presence brings calm and happiness 11. A confidant, a bosom friend with whom you commune 12. A best friend,”the chosen one” over other friends 13. A spiritual double, soulmate.
2 notes · View notes
Text
Hidup itu berkejaran. Kamu mengejarnya, ia mengejar yang lain. Jika bukan krena-Nya, cinta hanya akan membawa luka. Tetaplah di jalurmu, aku pun begitu. Selama itu jalan kebaikan, kita ‘kan bertemu meski tak bersatu.
Saat tak mampu melupakan rasa sakit itu, larilah. Berlarilah ke Allah. Orang-orang mungkin menolakmu, tapi Allah tidak. “ hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih.”
(Ali bin Abi Tahlib)
0 notes
Text
Main Hati
Di antara resolusi tersulit adalah menjaga hati. Sebab, ekcerdasan dalam pikiran bisa dikalahkan oleh kebusukan hati. Salah satu cara memurnikannya adalah dengan memaafkan. Ini tentang relasi antar manusia.
Forgiving those who weren’t sorry. Even I was the first to apologize, just to set myself free. To me, that is an attribute of the ‘strong’ as I have always been.
Setelah dipikir-pikir, memang bukan orang lain yang salah. Kita yang keliru dalam memaknai batas kendali. Ada sebuah delusi yang selama ini membelenggu: sesuatu di luar sana yang akan membuat kita bahagia. Inilah desire. Desire mebawa konsekuensi bahwa ‘kita merasa belum bahagia hingga mendapatkan apa yang kita inginkan’-and this is a contract you make with yourself, by depending on someone else’s response.
Padahal, ada kekuatan yang lebih besar di luar diri kita yang menjadi tanda bahwa kita ini kecil, kita semua, tanpa terkecuali. Maka dari itu, jikalau ingin sesuatu, mintalah pada yang Maha Besar, yaitu Allah. Bukan pada manusia yang sama-sama tidak berdaya.
0 notes
Text
Insecure itu Hasil Dosa
Kita pikir harus selalu ada orang miskin yang insecure, sebab uang mereka pas-pasan, sedang keperluan hidupnya terus meningkat. Tiap tahun pastinya pusing bayar sewa, belum lagi harga-harga naik, apalagi kalau sudah sakit, atau pas kenaikan kelas. Ada banyak yang dikhawatirkan.
Ternyata tidak harus melulu begitu. Orang miskin bisa jadi lebih tenang dan orang yang jauh lebih kaya bisa jadi lebih insecure. Karena yang buat insecure, takut berlebihan, itu bukan harta, tapi perbuatan mereka. Taat pastinya buat tenang dan dosa itu membuat insecure.
Cek di dalam Al-Qur’an, Allah menyampaikan, mereka yang banyak mencela, mencari kesalahan, memaki dan mengolok-olok itu juga para penumpuk harta, yang selalu insecure dengan hartanya, makin ditumpuk, makin dia merasa kurang dengan apa yang dia miliki.
begitu juga Fir’aun, kekuasaan yang panjang justru membuatanya ingin terus berkuasa, walauapun itu berati ia harus mengerahkan segala cara untuk memastikan tak ada satu pun yang bisa menggantikannya. Meski harus menyembelih tiap bayi lelaki, semua karena insecure.
Insecure memang absurd. Ia membuat manusia mabuk dunia, panik, dan tega untuk melakukan hal gila, dan sesadis apapun, persetan dengan logika dan kemanusiaan, apalagi keadilan. Siapapun yang dianggap membuat insecure, akan dibalas dan akan dikriminalisasi.
Jadi ini bukan tentang muamalah dinar dan dirham, bukan tentang organisasi yang sewenang-wenang, bukan juga tentang pelanggaran protokol kesehatan, bukan pula tentang radikalisme dan anti-NKRI, jauh dari bahasan intoleransi atau anti-Pancasila. Tapi ini semua kepanikan inti tentang INSECURITY.
Seperti yang Allah sampaikan di Al-Qur’an, bahwa mereka yang INSECURE itu mengira, bahwa dunia bisa mengamankan mereka, dan bahwa segalanya tak ada akhirnya, bahwa mereka bisa lepas dengan semua kedzaliman mereka.
2 notes · View notes
Text
Adab Berhutang
Seringkali kita temui hal dalam berhutang, bahwa penghutang lebih galak daripada yg memberi hutang. Padahal masalah hutang adalah perkara yang rumit bila tidak diselesaikan di dunia, maka akan berlanjut ke akhirat.
Bahkan nilai 1 unit atau 1 rupiah pun akan diminta kehalalan untuk pelunasannya. Masalah hutang juga akan menimbulkan berbagai permasalahan serius bila kita tidak mengetahui adab-adabnya hingga menyakiti perasaan pihak yang memberi hutang.
Bukan berarti saya sebagai penulis tidak pernah berhutang, namun saya sebisa mungkin untuk tidak berhutang dengan siapapun. Menurut saya, lebih baik saya yang memberi hutang daripada saya yang harus berhutang ke siapapun.
Selagi masih ada nafas, umur, matahari terbit masih dari timur segeralah untuk melunasi hutang dengan seserius mungkin. Sebelum tiba hari dimana Dinar dan Dirham tidak lagi berlaku.
0 notes
Text
Balada Pemuja Cinta
Ragu itu hadir bersama jarak yang menjauh dan waktu yang berlari. Ia datang menantang rindu dan kesetiaan. Tentang apa yang pernah diyakini dan yang dijanjikan.
Cemburu menambah rusuh. Saat para fakir asmara haris dihadapkan dengan gemerlap para pemain sandiwara dunia. Menggoreskan perih, mendengungkan tanya.
Sang kekasih sudah berjanji dan jiwa pun sudah mengamini. Tapi badan selalu punya cara memberontak, mencari-cari alasan untuk jalan yang lebih tak pasti.
Entah berapa lama lagi sang kekasih kan kembali, meredakan badai yang meluluhlantakkan logika. Menyudahi penantian dan mengusir kegundahan yang membekukan.
Aku sadar, ketidaknyamanan itu sahabat terbaik bagi perubahan, bahwa ketidak-idealan itu ibarat katalis bagi ksatria yang akan tertulis mesra dalam lembar-lembar kisah.
Bahwa hidup ini adalah pengorbanan, pilihan dalam tiap detik-detiknya, pembuktian bahwa aku adalah yang paling pantas untukmu, yang paling mencintaimu.
Aku belajar, bahwa pemuja cinta itu terbagi dua. Yaitu mereka yang meratapi cintanya, lalu menjadikan itu sebagai topeng atas kelemahan dirinya.
Dan yang kedua, mereka yang bisa menundukkan ragu, cmeburu, untuk bisa berdamai dengan rindu dan yakin. Mengikat mereka dalam temali ketaatan. Itu Aku.
0 notes
Text
Bahaya Hasad/Iri Hati
Salah satu yang paling mengerikan bagi saya itu sifat “Hasad”.
Karena hasad muncul bukan ketika saya sedang kurang.
Justru hasad mewujud saat saya sedang merasa lebih.
Saat saya merasa lebih tau, lebih berilmu, lebih hebat, lebih kaya, lebih segala.
Lalu, saya ga suka ketika Allah kasi kebaikan dan nikmat pada orang lain.
Lebih lagi, saya ingin agar kenikmatan itu hilang dari dia.
Supaya, saya tetap jadi yang paling tau, paling berilmu, yang paling hebat.
Saya yang dipuji, yang dipuji.
Ampuni kami duhai Allah.
0 notes
Quote
Saat merasa payah tak berdaya Tubuh sudah menghantam batasnya Mungkin ini waktu yang tepat bertanya Kenapa selalu bergantung pada diri sendiri Seakan semua ada di bawah kuasa kita Sebab jantung sendiri saja pun, tak mampu sesuka hati kita atur ritmenya Sepercik bukti bahkan tubuh sendiri bukan milik kita Sebagai tanda dalam berat hidup ini, sungguh kita tidak sendiri Ada yang jauh lebih berkuasa, Allah Ta'ala Berhenti membebani diri dan mulailah bergantung padaNya Dengan begitu mimpi yang terlihat mustahil pun, kelak bisa jadi nyata
Sholah Ayub
2 notes · View notes
Text
tidak semua hal perlu diselesaikan dengan emosi dan nada tinggi kan enak kalau semua dingin dan mau bersabar
mendengar orang lain berbicara dulu lalu memahaminya dan bertanya dengan sebaik-baik cara
etika itu harus diterapkan di segala kondisi bukan karena jabatan lebih tinggi bebas merendahkan bawahan atau bersikap tidak baik ke bawahannya
andai engkau Islam dan seorang Muslim lalu memahami bagaimana bermuamalah/berinteraksi dengan orang lain, pasti engkau akan berhati-hati menjaga hati orang lain
1 note · View note
Text
Beyond The Inspiration 03: Fokus dan Konsekuensi Pilihan
Captain America terkenal dengan “I can do this all day”, kata yang mewakili pantang menyerah. Begitu juga Naruto selalu bilang,”I’m not good at giving up!”. Kenapa mereka bisa begitu? Sebab mereka fokus
Yang fokus pada tujuannya, biasanyatak terlalu disibukkan dengan hambatan dan halangan. Sebaliknya, mereka yang selalu mengeluh akan hambatan dan halangan, takkan pernah mencapai tujuan.
Seperti saat puasa, niat kita seperti fokus, yang mengarahkan kita pada apa yang kita inginkan, sehingga kita sanggup menahan makan dan minum serta nafsu lain hingga sekitar 14 jam, itu semua kalau niat.
Tapi apabila kita tidak punya niat, maka jam 10 pagi saja sudah terasa tersiksa. Fokus memang membedakan yang gagal dan yang sukses. Membedakan yang taat dan yang maksiat.
Dan pilihan apapun yang kita pilih, pastilah ada konsekuensi, price to pay. Semakin besar keinginan kita, maka semakin besar pula konsekuensinya. Begitu kata Uncle Ben dalam cerita Spiderman.
Bila kita ingin mendapatkan hal-hal besar di dalam hidup, kita pun harus siap dengan konsekuensi yang besar. Allah sampaikan itu, surga hanya bagi mereka yang mau mengganti harganya.
.
Dikutip dari caption Ustadz Felix Siauw
2 notes · View notes
Text
Beyond The Inspiration 02: Cara Menebak Masa Depan
Pilihan-pilihan yang sama itu akan membuat hasil yang identik, walau tidak sepenuhnya sama.
Maka beruntung menjadi Muslim, sebab kita tidak hanya diberikan sebuah panduan dan arahan, tapi juga diberikan manusia yang memandu dan mengarahkan kita. Tidak hanya diberikan teori, tapi dicontohkan prakteknya.
Kata orang, teori itu mudah, praktek itu sulit, yang lebih sulit adalah mempraktekkan teori, lalu mengajarkannya pada kit. Dan kita punya semuanya itu pada diri Rasulullah Muhammad.
Kita adalah hasil pilihan kita di masa lalu dan kita ke depan adalah hasil dari pilihan yang sekarang. Artinya, masa depan kita bisa “diintip” dari pilihan-pilihan sekarang yang kita buat saat ini.
Muslim jika ditanya, tentu saja tokoh yang paling ideal adalah Rasulullah Muhammad, tiap saat dia harus mengkalibrasi hidupnya, apakah sudah sesuai dengan pilihan-pilihan yang diambil Rasulullah.
Andai kita ingin bersama Rasulullah, tapi pilihan-pilihan hidup kita tak sama dengan beliau, ini ga nyambung. Atau malah pilihan hidup kita lebih dekat dengan pilihan hidup Abu Lahab atau Abu Jahal? Ini yang celaka.
0 notes
Text
Beyond The Inspiration 01: Rumus Pilihan Kehidupan
Ada rumus kehidupan yang berlaku bagi siapa saja, tak memandang apakah beriman atau tidak, suku apapun, kapan pun, di mana pun: hidup adalah pilihan.
Kita yang sekarang adalah hasil akumulasi dari pilihan yang kita buat di masa yang lampau, dan kita di masa depan adalah hasil pilihan-pilihan kita di saat ini.
Hanya saja, tidak semua orang memahami apa yang mereka katakan dan tidak semua orang melakukan apa yang mereka pahami. Sebab itu banyak yang ingin, sedikit yang dapat.
.
Dikutip dari caption Ustadz Felix Siauw
1 note · View note