Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kadang tanpa kita sadari, kebaikan kecil yang kita lakukan bisa berputar dan kembali dalam bentuk yang tak terduga. Bukan tentang seberapa besar yang kita beri, tapi niat tulus di baliknya. Pernah nggak, ada momen di mana kita bantu orang lain tanpa mikir panjang—sekadar ngasih uang receh ke pengamen, senyum ke orang asing, atau sekadar nolongin hal kecil? Lalu di lain waktu, tiba-tiba semesta kasih hal baik yang nggak pernah kita sangka.
Hidup itu ibarat pantulan energi. Apa yang kita sebar, lambat laun bakal balik lagi ke kita. Mungkin nggak selalu instan atau dalam bentuk yang sama, tapi semesta punya caranya sendiri buat bilang, ‘Terima kasih sudah berbuat baik.’
Sering kali kita mikir, ‘Ah, cuma hal kecil, nggak ngaruh.’ Tapi justru dari hal kecil itulah benih kebaikan tumbuh. Dan siapa tahu? Mungkin kebaikan yang kita anggap sederhana itu berarti besar buat orang lain.
Intinya, jangan pernah mikir rugi buat jadi orang baik. Karena kebaikan itu bukan soal siapa yang paling banyak memberi, tapi siapa yang paling tulus. Dan di dunia yang kadang keras ini, satu tindakan kecil bisa jadi cahaya buat orang lain.
Jadi, teruslah berbuat baik. Karena tanpa kita sadari, semesta diam-diam memperhatikan dan siap membalas di waktu yang tepat.✨
0 notes
Text
Aku kadang mikir, hidup tuh sebenernya kayak jalan lurus yang panjang banget.
Kita gak tau ujungnya di mana, dan kadang cape banget buat terus jalan.
Di kiri ada tembok. Di kanan ada jurang.
Jadi mau belok pun gak bisa.
Kadang aku pengen berhenti, duduk di pinggir jalan.
Istirahat bentar. Tapi kenyataannya, jalan terus, mau gak mau.
Terus aku mikir lagi…
“Kalau aku berhenti sekarang, yang aku lewatin sejauh ini sia-sia gak sih?”
Mungkin enggak.
Jadi ya, aku terus jalan.
Meskipun lelah.
Meskipun gak selalu ada yang nemenin.
Aku tau, nanti bakal ada pemandangan indah di ujung sana.
Mungkin bukan sekarang, tapi nanti.
Dan aku gak mau berhenti sebelum aku ngeliat itu.
0 notes
Text
"Ikhlas, Sebuah Pelajaran Tanpa Akhir"
Ikhlas itu bukan tentang menerima karena terpaksa,
tapi tentang merelakan tanpa menghitung apa yang hilang.
Bukan tentang melupakan luka,
tapi menerima bahwa sakit itu adalah bagian dari cerita.
Ikhlas adalah saat kau berdiri di tengah badai,
dan memilih untuk tidak bertanya kenapa angin begitu kencang.
Ia adalah ketika kau menggenggam tangan seseorang,
lalu melepasnya karena tahu,
bahwa kebahagiaan tak selalu ada di sisimu.
Terkadang, ikhlas datang bersama air mata,
tapi bukan air mata yang meminta simpati.
Ia adalah hujan kecil di malam sepi,
yang mencuci beban hingga hanya tinggal lega di hati.
Ikhlas adalah pelajaran tanpa ujung,
karena hidup tak pernah berhenti memberi alasan untuk menyerah.
Namun, mereka yang ikhlas tahu satu hal,
bahwa melepaskan bukan berarti kalah,
melainkan membiarkan diri tumbuh,
melampaui batas yang pernah dibuat oleh rasa kehilangan.
2 notes
·
View notes
Text
Nikmati Hidupmu, Sekarang
"Kenapa ya, gue ngerasa hidup gue gini-gini aja?"
"Itu karena lu nggak nikmatin. Hidup cuma lewat, nggak sempet lu rasain."
"Terus lu? Lu menikmati hidup lu sendiri?"
"Gue belajar, pelan-pelan. Karena hidup itu nggak sempurna, tapi gue tahu, tiap detik yang gue jalanin ini berharga. Kadang seneng, kadang sedih, tapi semuanya layak dinikmati."
"Kayaknya gampang banget lu ngomong gitu."
"Nggak gampang. Tapi gue sadar, kalau gue terus nyari kebahagiaan sempurna, gue malah nggak akan pernah nemu. Jadi, gue nikmati aja apa yang ada, sekecil apapun itu. Karena hidup cuma sekali, masa iya mau diisi sama keluhan terus?"
Hening sejenak.
"Kalau gue nggak tahu apa yang bikin gue bahagia gimana?"
"Nggak apa-apa. Kadang hidup bukan soal tahu apa yang bikin bahagia, tapi soal tetap melangkah dan bersyukur meski belum ngerti arah. Pelan-pelan aja, toh waktu selalu ngajarin kita banyak hal."
"Jadi, maksud lu...?"
"Maksud gue, berhenti nyalahin keadaan. Coba lu tarik napas, rasain detik ini. Lu hidup. Itu aja udah cukup buat disyukuri."
Hidup bukan soal mengejar sempurna, tapi soal menghargai apa yang kita punya, di sini, sekarang.Karena hidup ini soal menikmati proses, bukan cuma soal hasil.
Jadi, apa yang udah lu nikmatin hari ini?
0 notes
Text

Hidup ini memang lucu kalau dipikir-pikir
ketemu orang dengan segala keunikannya, terus malah kita yang kesal, padahal ya itu urusan mereka,kayak kita nonton sinetron, terus geregetan sama tokohnya, padahal jelas-jelas itu cuma cerita
tapi ya, namanya manusia, kadang refleks buat mikir, “Kok dia gitu, sih?”
mungkin karena kita punya standar atau berekspetasi, jadi pas ada yang nggak sesuai, otak langsung bikin drama internal sendiri. padahal kalau kita lihat dari sudut pandang mereka, bisa jadi mereka mikir kita juga aneh,hahaha
Tapi lucunya, pikiran itu sering muncul duluan sebelum kita sadar kalau sebenarnya nggak perlu mikir sejauh itu
cuma ya kadang, jadi kebablasan sampai bikin kepala penuh sendiri
Gimana kalau kita anggap aja itu kayak film dokumenter di kepala? "Oh, menarik, dia punya gaya hidup yang beda." Selesai deh, nggak usah dibawa kesel. Tapi, ya, ngomong sih gampang... prakteknya yang susahh
terkadang hidup memang jadi lebih ringan kalau kita bisa belajar ngebiarin beberapa hal berlalu gitu aja, nggak semuanya perlu ditanggapi,jadi pelajaran buat kita juga kan, biar nggak bikin orang lain kesel sama kita😵💫
1 note
·
View note
Text






so cute😵💫💗
22 notes
·
View notes
Text
hai,kamu pernah ga bertemu dengan seseorang yang tidak di sukai banyak orang?
aku ingin bercerita...
aku pernah bertemu sama orang yang di cap jelek sama orang"lain
aku juga dulu ga terlalu suka sama orang itu,dulu pikiranku "dia kok mukanya kaya galak ya?mesti dia suka marah marah" sebenarnya aku tidak terlalu suka berurusan dengan orang seperti itu,aku gasuka sama orang yang membuat hidupku jadi ribet
tapi setelah aku dekat dengannya, ternyata dia tidak seburuk itu,bahkan orang itu yang lebih dulu menyapaku,mengajak ngobrol, sampai kita main bareng
dan ternyata orang yang aku lihat dia seperti pemarah aslinya dia ga pernah marah sama sekali
yaa walau memang anaknya pembangkang tapi sifatnya baik dan sampai sekarang dia malah jadi teman dekatku,selalu menjagaku, menasehati jika aku berbuat salah,atau saat aku merasa cemas atas pikiranku
dan setelah itu aku percaya adanya istilah "don't judge book by it's cover "
manusia itu seperti buku : ada yang menipu kita dengan covernya dan ada yang membuat kita kagum dengan isinya
yang terlihat baik bisa jadi munafik,yang terlihat jahat rupanya berhati malaikat
sejak saat itu aku mulai paham dan belajar tentang berbagai sifat manusia
dan kalo kamu mau tau orangnya kaya gimana,ya kamu harus kenal sama orang itu sendiri✨
I know, i'm not a good enough person
tapi setiap orang punya karakter sendiri, dimana karakter itu tidak 100% positif, ada sisi negatifnya juga
dann menurutku, i don't need to explain my self to others,sepanjang apapun penjelasan tentang baiknya kamu, akan tetap terlihat buruk dimata orang yang sudah terlanjur melihat subjek kamu sebagai bad person.
dan salah satu pencapaianku ,aku sudah bisa mulai mengontrol untuk tidak seperti mereka,mengontrol untuk tidak membalas hal-hal yang memang tidak baik
berusaha untuk tetap berfikir "terimakasih, karena sudah memperlihatkan sisi lain dari kamu, sehingga aku tau, who u are" walaupun aku belum bisa mengontrol se sempurna itu, but aku masih belajar untuk merubah itu
_10/2024
4 notes
·
View notes