Hasil-hasil perenungan dan pemikiran terdalam dari seorang Loup Errant. Blog yang isinya nggak bakal ditulis oleh Loup Errant di blog lain. Siapa itu Loup Errant ? yang jelas kamu akan tau kalau kamu ngga tau dan kamu nggak akan tau kalau kamu tau. Pusing kan ? Yaudah jelasin dikit di post pertama ya :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Cahaya Putih
Aku mengikhlaskanmu, walau senja tak juga raib
Aku mengikhlaskanmu, walau bintang masih berkedip
Aku mengikhlaskanmu, walau fajar belum mengintip
Namamu indah merona sehangat cahaya
Namamu bersih berseri putih setia
Aku jatuh tegak berjungkir terbalik dihadapanmu
Aku menangis meratap mengisak meruntuh dibelakangmu
Aku terbentur hancur bangkrut hanyut demi hatimu
Namun kau tak juga paham, malah hampa yang kudapatkan
Namun kau tak juga peduli, malah acuh yang kau berikan
Wahai cahaya putih, maafkan daku yang terlalu naif
Wahai cahaya suci, daku sadar kau tak mungkin kuraih
(Sepucuk senja di sudut kota, 2020)
6 notes
·
View notes
Text
Cinta Hanya untuk Para Dewa, Manusia Tidak Pantas ! (Part 1)
Hari itu sudah gelap, roman berlarian sendiri di tengah hutan, di salah satu gunung tertinggi di jawa. Roman kecewa jelas, cintanya bertepuk sebelah tangan dan lagi. Dia berteriak,”Lasmiii, you’re so wicked, you don’t have a heart, aaaa... !!!, Roman berteriak sembari menangis. Air matanya bercucuran, membasahi hati yang sudah panas karena patah hati. Lalu dia terduduk di tanah sembari berteriak ke langit “Memang benar kata Franco, cinta hanya untuk para dewa-dewi, manusia tidak pantas ! Cinta itu sempurna, sedangkan manusia tidak sempurna, manusia tidak berhak dicintai dan aku manusia bukan dewa.. !!”.
Memang Roman tidak akan semudah itu mengucapkan kata-kata yang kesannya putus asa jika bukan karena cintanya yang dipatah lasmi mentah-mentah. Ditambah pula, dari kecil Roman memang belum pernah bisa dicintai oleh satupun orang, cintanya selalu bertepuk sebelah tangan. Mulai dari Amelia, Regita, Rewina hingga terakhir seorang gadis jawa yang anggun bernama Lasmi semua gagal dia dapatkan. Roman sudah mulai bertanya-tanya tentang eksistensinya di dunia, dia sudah mulai putus asa dengan cinta dan bahkan sempat berpikiran untuk tidak menikah.
Roman dan Lasmi sama-sama berkuliah di Universitas yang sama di Kota Malang. Mereka sama-sama mengenal ketika pertengahan tahun kuliah dan ketika sama-sama menjadi panitia di sebuah acara. Awalnya Roman memandang Lasmi biasa saja karena Lasmi hanya seorang gadis Jawa biasa namun memang memiliki senyum yang menarik dengan gigi kelincinya yang khas. Roman yang memiliki darah Sumatera dan perawakan tinggi kurus, namun sayang wajahnya memang kurang dianggap tampan oleh cewek-cewek di kampusnya. Namun Roman ingin menutupi kekurangan itu dengan aktif di organisasi kampus, di politik kampus dan menjadi orator yang cukup terkenal.
Roman selalu ingin memiliki cewek yang juga sok aktivis, dengan pikiran kritis, ikut demo, dan kalau ngomong soal feminis Roman tambah senang. Salah satu cintanya pada cewek dengan model sok aktivis yakni dengan Rewina. Roman menyukai Rewina karena ketemu di salah satu organisasi penalaran di kampus, melihat tingkah rewina yang sedikit edgy namun pintar, Roman langsung terkesan. Apalagi bahasan mereka yang seputar sosialis-komunis, aktivisme, sastra-sastra kontemporer kayak sapardi maupun pram, hingga LGBT membuat Roman yang juga nyambung langsung terbuai dengan Rewina.
Roman langsung merencanakan untuk menembak Rewina di salah satu acara diskusi publik. Acara tersebut sarat politik cinta, Roman yang jadi salah satu petinggi organisasi tiba-tiba menunjuk Rewina untuk menjadi Ketua Acara. Rewina pun setuju dan langsung membentuk tim. Singkat cerita di dalam acara, Roman selalu mencuri kesempatan untuk membantu Rewina baik mengantarnya pulang, menemani ngopi hingga membeli bahan-bahan untuk acara. Setelah acara selesei, Roman langsung ambil momen untuk menembak Rewina. Atas saran dari temannya yang cukup playboy, dia membeli sekuntum bunga mawar, dua batang coklat dan lukisan gambar rewina yang sedang tersenyum. Rewina pun diajak bertemu namun ternyata Rewina yang sudah tau kalau akan ditembak oleh Roman langsung kabur pulang. Roman yang menunggu sampai 2 jam langsung kaget ketika mendengar telpon dari temannya kalau Rewina nggak mau lagi untuk ketemu Roman. Dia panas, menunduk dan langsung lemas. Di depan cafe Roman tersedu. Temannya yang terkenal playboy pun datang dan kemudian menghiburnya walaupun akhirnya bunga dan coklat yang telah diberi Roman dikasih ke temannya dan dia gunakan untuk menembak pacarnya dan berhasil. “Ah sialan bangsatt kau Ron, itu bunga buat nembak cewekku malah kau gunakan buat cewek kau !” Kata si Roman ke Aron temannya yang playboy itu. Singkat cerita si Roman pulang dan sampai rumah dia membakar foto si Rewina dan menyetel lagu Banda Neira keras-keras sambil menangis sampai pagi.
Pertemuan dengan Lasmi
Sekitar setahun kemudian Roman bertemu dengan Lasmi di sebuah kepanitiaan event, cewek yang sebenarnya tidak terlalu diharapkannya, biasa saja. Roman tidak terlalu memperhatikan Lasmi, biasa saja dan benar-benar melewatkannya. Sampai suatu saat Lasmi membawa bekal dan kebetulan Roman ada di sekretariat. “Eh Roman, kamu udah makan belum ? Ini nih ada bekal ambil aja !” Kata si Lasmi. Roman yang jarang diperhatikan oleh wanita langsung terkesima dengan kebaikan Lasmi. “Wah terima kasih ya Lass, sering-sering lhoo !” kata Roman bercanda sembari mengambil kue dari Lasmi. Lasmi yang lugu pun membalas dengan langsung “Iya, ntar tak buatin lagi kok hehe !”. Berkat kejadian itu Roman pun memperhatikan Lasmi. Si Lasmi memang beda dengan tipe yang disukai Roman, dia lembut, ramah dan baik hati. Omongannya pun tidak neko-neko. Paling hanya seputar obrolan biasa atau paling banter soal agama. Lasmi seorang penganut agama yang taat, berbeda dengan Roman yang ibadahnya bolong-bolong. Roman melihat sesuatu yang tidak biasa di hatinya, dia mulai menyukai Lasmi namun tanpa alasan, berbeda dengan Rewina yang memang setipe dengan Roman. Berhari-hari Roman bingung dan mencari tau banyak tentang si Lasmi. Dia makin bingung ketika tahu Lasmi memang bukan tipenya, namun rasa di hatinya tidak bisa hilang. “Inikah yang dinamakan cinta ? Tapi kenapa dia muncul tanpa alasan ?” Kata si Roman dalam hatinya sembari merenung.
(BERSAMBUNG)/Dikerjakan kalau penulis tidak malas haha !
0 notes
Text
Tentang Loup Errant !
Loup Errant, kata-kata yang mungkin membuat orang Indonesia langsung nyari di google kalau denger kata-kata ini. Biasanya munculnya bahasa prancis, trus di klik di google image munculnya serigala doang, nah maksudnya apaan ya hhe ? Jadi “loup errant” itu kata-kata dari bahasa perancis yang artinya “Serigala Liar” atau biasa disebut sebagai Serigala Penyendiri. Biasanya Serigala tuh hidupnya berkelompok, berburu bareng, kemana-mana bareng. Nah Loup Errant ini unik, dia memilih sendiri dibandingkan dengan kelompoknya. Berburu sendiri, berjalan sendiri, kemana-mana sendiri dan sering disebut serigala yang kesepian. Nah terus apa hubungannya dengan penulis ? Apakah penulis merupakan orang yang penyendiri atau suka menyendiri ? Nah ini menarik. Kalau menurut penulis nggak mungkin orang sekarang itu hidup sendiri, pasti butuh orang lain untuk sekedar minimal beli makanan, bekerja, berkarya dan bahkan menikah atau berkeluarga (amiin hhe).
Terus gimana ? Jadi gini, manusia memang diciptain jadi makhluk sosial dan memang suka berkelompok. Terus manusia sangat seneng bila menjadi bagian dari sebuah kelompok, atau biasa dibilang tribe dan bisanya diiringi dengan baju/atribut kebanggannya. Manusia akan cenderung buat berkelompok, menyatu, kemudian menghindar dari yang lain yang tidak sesuai.
Nah sebenarnya dari dulu, penulis sadar juga bahwa penulis selalu hidup dengan berkelompok, namun ada satu hal yang tidak bisa dirasakan oleh penulis yakni “Rasa Keterikatan” yang biasa didefinisiin kayak kebanggaan, dll. Sejak kecil penulis selalu hidup dalam berkelompok. Namun nggak kayak yang lain yang biasanya cenderung menghindar dari kelompok lain dan ekstrim dengan kelompok seberangnya. Penulis cenderung netral, tidak merasa memiliki dan bebas aja kalau bergaul dengan kelompok seberang, sampai dibilang “Kamu tuh nggak konsisten ya !”.
Sampai pernah suatu saat penulis diajak oleh salah satu orang buat beneran masuk ke suatu geng dan eksklusif, dan bisa ditebak penulis lebih memilih untuk menolak dan memilih bergaul secara bebas saja. Jadi sampai saat ini penulis tidak pernah tergabung secara eksklusif dalam suatu geng atau pertemanan, ya ada memang circle-circle tertentu yang menganggap penulis sebagai anggotanya, tapi si penulis ya biasa aja dan tetap bisa bergaul dengan yang bersebrangan dan justru malah nggak terlalu aktif di circle itu kalau terlalu eksklusif.
Jadi kalau dibilang penulis nggak punya teman/geng/circle itu SALAH, malah justru penulis punya banyak banget circle, atau malah bisa dibilang ngawur nggak pilih-pilih. Mulai dari yang circle pengajian, yang isinya akhi-ukhti, circle akademisi/peneltian, circle preman, circle bisnis, circle pegiat sosial, sipir, circle tentara-polisi, sampe circle yang isinya mbahas PSK ada. Eits, bukan berarti penulis nggak punya pendirian ya, nggak dong ! Penulis cuman nggak pengen eksklusif dan tercemari dengan pemikiran tertentu, penulis sangat seneng bisa membandingkan pemikiran satu dengan yang lain yang nantinya bisa penulis ambil buat keperluan penulis. Banyak orang yang nganggep penulis sebagai social buffer atau orang yang bisa masuk ke semua grup. Sampe akhirnya ada yang menjuluki penulis sebagai Loup Errant, atau serigala yang liar dan tidak berkelompok di suatu kelompok tertentu :)
1 note
·
View note