maerah
maerah
Maerah Story
37 posts
Hello ! Cuman Diary ajaa..*
Don't wanna be here? Send us removal request.
maerah · 3 months ago
Text
Yaa Rabb Aku Takut
Air mata yang jatuh ini, bukan takut pada manusia,
Bukan karena dunia yang menekuk langkahku.
Tapi karena aku takut…Takut bila nanti Engkau bertanya padaku
“Limaadzaa waqafta? Mengapa kau hentikan perjuanganmu menegakkan keadilan?”
Padahal, semua telah Engkau sediakan. Kekuatan, keberanian, dukungan, Lantas mengapa aku harus berhenti?
Tak mungkin kujawab, “karena waktu,” Yaa Rabb…
Sebab justru dalam penantian itu,
aku merasa Kau begitu dekat.
Dalam diam, dalam luka, dalam harap yang menggantung
Aku tahu, itu semua adalah anugerah-Mu.
Tapi kini,
Apa yang harus kujawab pada-Mu nanti?
Apakah langkahku terlalu lemah?
Apakah suaraku terlalu lirih?
Yaa Rabb
Aku bisa melihat garis akhir perjuangan itu.
Kurang satu dua langkah lagi…
Seolah kemenangan sudah menjadi milikku,
tapi justru di ambang itulah aku berhenti.
Apakah aku bodoh atau inikah takdir yang Kau pilihkan, Yaa Rabb?
Maka kumohon, jangan beri aku pertanyaan
yang tak mampu kujawab.
Jangan biarkan aku tersesat dalam keputusan yang samar.
Aku takut kehilangan arah, namun bila dengan menempuh jalan ini kudapatkan Ridha-Mu dan kedua orang tuaku, aku Ridha yaa Rabb
Bantu luruskan jalan Hamba, Yaa Rabb…
Meski jalan Hamba tak lagi bersuara lantang,
Ijinkan hatiku tetap tegak di sisi-Mu.
2 notes · View notes
maerah · 8 months ago
Text
For My Wounds, I Let U Go
Years have passed since those days. I guess I was okay. But then I realized I was putting too much pressure on myself to appear well and perfect.
However, I'm just a human; I can fall in love, get my heart broken, and feel disappointed. But it doesn't matter anymore; I'm not expecting anything. I don't want someone back, nor do I expect things to return like it used to be.
Maybe now is the time to leave it all behind. Let my hurt heal.
Goodbye, thank you. I respect and accept your timeline across mine. I pray you never return.
For my wounds, I let you go.
1 note · View note
maerah · 9 months ago
Text
Melirik.
(03/10/2024)
Aku bukan tipe-tipe pengamat, yang melihat seseorang dari ujung kaki hingga kepala. Tidak pula seseorang yang menatap lama sembarangan.
Namun herannya, seringkali mata ini menangkap cerita-cerita kecil (dari sebuah lirikan/melihat sepintas).
Kali ini, izinkan aku sedikit menuliskannya. Karena aku belum bisa menemukan semua makna dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Pagi ini, dalam kereta cukup bising. Bahkan ada yang bersiul-siul cukup lama dan cukup mengganggu. Namun setelahnya, ada bisikan dzikir terdengar dan menarik lirikanku. Ternyata Orang bangku depan tengah khusyuk berdzikir.
Siang hari, di depan gedung yang identik dengan hukum dan keadilan, aku melirik seorang lansia yang tampak begitu rapuh. Tangannya dimain-mainkan, tatapannya kosong, seakan memendam beban berat.
Melirik bayangan seorang pria, wajahnya memerah menahan amarah, tangannya sudah mengepal erat, sambil menangis putus asa dan hendak memukul lansia tadi. Namun berhasil dicegah dengan pelukan orang yang menemaninya saat itu.
Dilanjut seseorang lelaki kurang lebih usia 30an dengan nada datarnya, menceritakan tindakan aniyaya pada istrinya seolah cerita biasa.
Malamnya, tak sengaja melirik seorang perempuan yang matanya merah seolah menahan sesuatu. Sepersekian detik kemudian air matanya jatuh, tapi tak terdengar suara tangis.
Dalam setiap lirikan yang singkat ini, tersimpan banyak cerita yang belum sempat terungkap.
Aku yakin lewatnya mereka dalam lirikanku terdapat pelajaran yang belum bisa aku temukan semua jawabannya saat ini. Jadi aku tulis disini biar keinget kalau udah dapat jawabannya ✨
4 notes · View notes
maerah · 11 months ago
Text
My Universe?
Tumblr media
Humans are unique and dynamic...
I believe I know them well, while the fact that I am endlessly shocked by what I discover.
So I illustrate that... "Each of us is a whole universe." .
People prefer to conclude that we are "A/B/C types of people" while not knowing our entire galaxy.
But is it possible to understand someone as a whole? I'm pretty sure this calls for plenty of effort and time:
To understand their Cosmos🌌
Know their Galaxies🌀
Travel around their Planets🪐
Collect their stars💫
Marvels their comets☄️
Accept Their Void⚫
See their little thing called atom✨
Thinking of those things.
Imagine...It's a lovely present to have someone who is truly grateful and excited to uncover the true you, your whole universe.
Someone who recognizes you even in the periods of the change, in between cycles. Someone who will keep looking until there is nothing left to seek for.
But what if we only want to hide a piece? Perhaps it is the wisest decision. Because a few things should not be searched for. Maybe, one day God will reveal all to us.
Just be grateful that you are loved all the way as the universe, even if only a few of our galaxies are seen.
I hope I become that person for someone;
I hope find that person for me;
I hope I find him and he finds me.
Note:
When I read this article below, I cried. Then I Wrote this 😂.. I guess, its kinda read my self as a complex being. Wanna read? Here the link.
I don't know, is there anyone will understand my writing? Hehe... Whoever u are, if u think u know what i mean in this writing. It means, our language "May be" in same dictionary (in A same understanding/frequent).
Sorry for bad English, I've put my best effort to check and change the error in a platform.
1 note · View note
maerah · 11 months ago
Text
For You My Dearest Self <3
Hai diri.... Terima kasih yaa :). Tak kusangka kamu bisa sekuat ini. Haha... who knows, this happened to us. We used to be a happy, friendly, & cheerful child.
But now, its time for us to be "An Adult Woman". Gaapa yaa??, memang inilah fase yang harus kita lalui. Memang inilah masa-masa kita memutuskan sesuatu yang besar, Aku harap kita selalu melibatkan Allah dalam setiap keputusan.
1 hal yang perlu kita ingat... "Luruskan Niat". Jangan sampai salah niat ya, agar lelah yang kita rasa tak sia-sia dan membuat Allah murka. Every single steps that we choose have its own risk. Ga ada yang ga beresiko, semua memiliki dampaknya masing masing. Dan Aku harap resiko yang kita dapatkan ialah akibat dari jalan kebenaran yang kita pilih. Namun, aku berdoa agar Allah menulis takdir terbaik untuk kita ya... Semoga Allah jauhkan kita dari resiko dan takdir yang buruk.
Diriku tersayang... jangan lagi-lagi menuntut manusia yang lain untuk sepenuhnya memahamimu yaa. Mereka juga punya kekurangan, mereka juga perlu kita pahami. Karena.. di dunia ini bukan hanya kita saja yang terluka. Manusia yang lain juga, luka yang mungkin tidak kita ketahui sama sekali. Luka yang mungkin bisa saja lebih berat dan besar dari kita. Maka.... berbuat baiklah kepada sesama, terutama keluarga kita.
Terakhir namun bukan paling akhir, banyak-banyaklah bersyukur. Hidup kita baik dan membahagiakan, hanya sekelumit kisah yang berisi kesedihan. Bahkan kesedihan itupun harus kita syukuri, karena bisa membuat kita lebih romantis bercengkrama denganNya. Andaikata, ada momen yang membuat kita jauh dariNya, sekalipun itu membahagiakan.. maka itulah yang harus kita khawatirkan. Our struggle is real, Our feelings are real... so be kind to us... be kind... live our lives well.
From My Deepest Heart
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
Someone...
I wanna tell someone bout how I feel trapped in a Lightroom, which everyone can see what's inside but I can't see what's outside.
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
Sikap
Ketika kita sedih, orang yang ada di sekitar kita terkadang buru-buru mengatakan
"Yang ikhlas dan sabar ya.."
"Yuk segera bangkit.."
"Jangan terlalu sedih berlebihan"
"Cup jangan nangis.."
"Kamu masih mending, aku dulu...."
"Banyak yang lebih menderita dari kamu"
"Kamu harus bersyukur"
Padahal....saat itu mungkin kita tidak terlalu butuh nasehat dari mereka. Kita mungkin hanya ingin menceritakan kesedihan kita atau mungkin kita hanya ingin berekspresi, melepas emosi.
Setelah mendengar kalimat serupa di atas, kerap kali aku merasa tidak pantas untuk bersedih. Aku buru-buru mengusap air mata yang baru saja menetes karena terasa "Aku tidak pantas, banyak yang lebih berat masalahnya"
Pada akhirnya, aku tidak berani menunjukkan kesedihan di depan orang lain dan memutuskan menyimpannya dalam dalam.
Ucapan mereka sebenarnya bertujuan baik. Mereka khawatir pada kita dan tidak ingin kita jatuh terlalu lama dalam kesedihan. Mereka ingin kita melanjutkan hidup seperti sedia kala. Hanya saja, mereka tidak memiliki cukup data, fakta, dan diksi ketika mengutarakan ungkapan kepada kita.
Aku tidak menyalahkan mereka...
Aku pun bersyukur ketika orang sekitarku masih peduli dan memberikan semangat kepadaku. Biasanya aku hanya membalas dengan ucapan terima kasih. Karena aku pun tidak ingin melukai perasaannya.
Tiada yang salah disini, baik penasihat maupun yang diberi nasihat. Penasihat tidak tau kalau saat itu aku hanya ingin di dengar. Dan aku pun tidak berharap diberi nasihat. Keduanya sama sama tidak tau, maka tiada yang salah tentang itu.
Maka mulai kini, aku bertekad ingin menjadi pendengar yang baik bila ada sobatku bercerita. Aku akan bertanya terlebih dahulu, apakah ia hanya ingin di dengar atau ingin mendengar sepatah-dua patah kata dari sudut pandangku.
Karena aku ingin mengerti kesedihannya dan tak ingin dia buru-buru menyeka air matanya akibat sikapku.
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
Dalam bab luka, aku menulisnya dengan mudah. Apalagi ketika air mata sedang mengalir...
Kata-kata yang keluar dari batin sama seperti air mataku pada waktu itu... "Mengalir saja"
Entah mengapa, selalu seperti itu...
Kalimat yang kutulis bagaikan syair dan air mataku ialah melodi pengiringnya.
Sebenarnya aku tidak terlalu biasa menulis tentang luka... Aku lebih suka menulis tentang "Makna Kehidupan". Tapi ketika dipikir-pikir kembali, keduanya berhubungan.
Hanya saja, saat ini aku lebih sering menuliskan tentang luka. Iya, bisa dibilang tulisan yang kubuat tentang luka sebenarnya bukan untuk menghibur orang lain.
Namun untuk menguatkan diriku sendiri...
Syukurlah bila ada yang bisa mengambil baiknya.
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
I remember that smile. It has soul...
Tumblr media
But I cant do it anymore....
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
Di pertengahan mendengarkan cerita dari mereka.
Tiba-tiba diriku teringat pada momen...
Saat sobatku bertanya dengan suara yang berbisik namun entah mengapa kalimatnya terdengar riuh dan menggema.
"Kamu ceritanya ke siapa?"
Aku diam sejenak, lalu menyadari bahwa sudah lama aku tak bercerita pada siapapun.
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
I am a girl with a myriad of dreams and aspirations. The dreams I possess are magnificent indeed. And now, I still drift asleep within my dreams.~~
Irony.
Tumblr media
1 note · View note
maerah · 1 year ago
Text
Ya Allah, ini arahnya kemana?
Berkali kali daku seka air mata yang sering menetes tanpa adanya haluan terlebih dahulu.
Daku merasa berjalan di sebuah jalan yang penuh dengan persimpangan. Di tiap-tiapnya daku selalu berhenti untuk merengek meminta petunjuk.
Ya Allah, ini arahnya kemana?
Pertanyaan yang daku ajukan setiap beberapa langkah ku tapak.
Rasa rasanya memang daku sangatlah payah memilih jalan sendiri. Layaknya anak kecil yang tidak tau arah dan berjalan sendiri dalam hutan tanpa tepi.
Ya Allah, jalan yang kulalui ini apakah sudah Engkau Ridha?.
6 notes · View notes
maerah · 1 year ago
Text
NIAT
Tumblr media
Materi Halaqah kali ini berujung sharing tentang macam macam orang. Setidaknya ada 4
1. Orang yang membalas kebaikan dengan kebaikan (Biasa)
2. Orang yang membalas keburukan dengan keburukan (Rugi)
3. Orang yang membalas kebaikan dengan keburukan (Celaka)
4. Orang yang membalas keburukan dengan kebaikan (Mulia)
Orang yang paling menarik dibahas adalah 4, mengapa? Yap karena sulit menerapkannya ☺️.
Berbagai cerita dan pengalaman mulai muncul dari masing-masing individu. Diskusi pun berlangsung, aku pribadi? Asyik mendengarkan pengalaman-pengalaman mereka. Karena aku pikir, aku bisa belajar dari pengalaman mereka.
Sampai pada satu pembahasan yang diangkat Ustadzah. Ustadzah memberikan salah satu contoh wujud akhlaq mulia dari orang tua Amerika yang anaknya dibunuh oleh orang asing a.k.a teroris. Alih-alih orang tua tersebut menuntutnya dengan hukum, Orang Tua ini berdakwah bahwa agamanya yakni islam mengajarkan untuk saling memaafkan dan ia Ridha atas kejadian yg menimpa anaknya. Sontak pelaku dibuat heran, terharu, merasa bersalah dan menangis di rangkulan orang tua yang anaknya telah ia bunuh. Para hadirin di persidangan atau bahkan penonton dari gadget banyak yang terenyuh atas tindakan orang tua tersebut.
Muncullah pertanyaan, "Ustadzah, kita kan ga ada yang tau ya hati manusia. Kalau dia udah dimaafin tapi bunuh lagi gimana?"
Beberapa jawaban muncul dari teman-teman yang beragam. Aku menyimak dengan seksama...
Mendengar mereka seolah mengajakku untuk muhasabah terhadap apa yang menimpaku, dan saat ini kujalani. Pertanyaan tentang, "Sebenarnya, jalan yang kamu pilih saat ini tujuanmu apa?, niatmu apa?" Mulai memenuhi benak dan pikiranku.
Sampai akhirnya dalam diskusi itu ada suatu kesimpulan yg berani ku ambil, bahwa "Niat" memang hal yang paling penting sebelum melakukan sesuatu.
Aku memilih jalan hukum ini untuk apa dan siapa?, bila niatku untuk menjadikan pelaku jera dan agar berubah lebih baik maka tujuanku sudah pasti salah. Karena tujuanku mendahului kehendakNya, ranah hati bukanlah ranahku... Bukan ranah manusia.
Maka yang paling aman dan benar adalah mengembalikan semuanya kepada Allah. Aku merenung sejenak dan memastikan niatku dari sejak hari pertama cobaan itu menimpaku. Akhirnya aku berani membatin, aku memilih jalan hukum ini karena Allah. Tujuanku hanya mendapat Cinta dan Ridha Allah, maka meskipun hati manusia itu tidak berubah aku pun tidak merasa kecewa atau merasa perbuatanku sia-sia. Pun bila di akhir perjuanganku nanti ternyata aku kalah, in syaa Allah aku telah memantapkan hatiku bahwa ini semua atas izin Allah, dan tiada mungkin bagi Allah menjerumuskan hamba-Nya pada keburukan.
Semoga Allah bantu aku untuk bisa mempertahankan dan menjaga niatku karenaNya.. Hanya untukNya ❤️.
Terima kasih Sobat Ruhku 💗
1 note · View note
maerah · 2 years ago
Text
TEPAT 1 Tahun lamanya... ALLAH uji diri ini dengan sesuatu yang tak mudah dan tak kunjung tuntas.
Pun aku yakin, setiap orang juga tak pernah lepas dan kunjung usai dengan masalah-masalahnya.
Bagi seorang yang beriman, tiada heran atau kaget bila ujian, cobaan menimpanya seiring berjalannya waktu seolah tanpa henti.
Karena mereka paham, bahwa dunia hakikatnya adalah tempat berlelah-lelah, tempat ujian dan jalanan yang penuh dengan duri.
Satu hal yang tiada boleh kita lupa, bahwa kita saat ini sedang berjalan pulang. Sebab dunia ini bukanlah sebenar-benarnya tempat kita tinggal, maka bersiap siaplah menghadapi maut sebelum ia tiba.
"Karena Jiwanya Ridha atas apa yang dijalaninya dan ALLAH juga Ridha, in syaa Allah akhir hidupnya Husnul Khatimah & surga adalah ganjaran serta tempat kembalinya"
Semoga kita termasuk orang orang yang beriman, Ridha dan Diridhai-Nya.
1 note · View note
maerah · 2 years ago
Text
Sabar, Allah sedang mengirimkan bantuan-Nya padamu. Seringkali, bantuan itu dalam wujud hati yang kembali tegar, dada yang menjadi lapang dan pundak yang menjadi lebih kuat, untuk menuntaskan pada apa yang sudah kamu mulai dan sedang kamu jalani. -Anon
1 note · View note
maerah · 2 years ago
Text
Gimana?
Sampai kapan mau gini terus?
Tumblr media
0 notes
maerah · 2 years ago
Text
Bertengkar dengan diri sendiri ? 🙂
0 notes