Tumgik
mappumma · 9 months
Text
“Wujud cinta paling universal adalah kepercayaan. Bukankah begitu pula kita merasa yakin ada cinta, sebab saling percaya”
— Ijonk Muhammad
35 notes · View notes
mappumma · 2 years
Text
SAPA ASA
Kepedihan tak punya pemilik
Ia memberontak dan menyuruhku melipat masa kelam pada kertas-kertas angka
"Semoga kenangan mengabadikan sakitmu."
0 notes
mappumma · 2 years
Text
KETIADAAN
Aku adalah ruang belantara yang disiasati dingin
Gelap di kepalaku adalah bait-bait yang ingkar
Waktu adalah malam yang paling bijak menidurkan caci maki
Lengang
Merindukan hidup
Menempati jiwa rapuh
Pesta air mata sebagai hujan perayaan
Aku adalah kekosongan yang beriak
Aku adalah tawa yang mendidih
Aku adalah lirih yang melayang
Aku adalah ketiadaan
0 notes
mappumma · 2 years
Text
DISFORIA
Kesunyian itu sedang bersiul, ia meringis dan bersorai bersama nelangsa
Mendung, ia membawa lilin, tapi api sudah padam sejak sebulan yang lalu
Bangku-bangku dan pena
Dendam-dendam beku bersama udara
Kidung kepiluan
Jiwa yang mati, memburai tanpa pijar
0 notes
mappumma · 2 years
Text
TERJAGA
Bahkan sebelum kamu memintaku untuk beranjak, aku sudah lebih dulu menggusur ladang dan mencabut bunga-bunga; sisa pohon kering dan harapan kedaluwarsa.
Kamu boleh angkat kaki dan membawa hasil panen, dangau ini tetap sejuk ku tempati—di dekat muara dan tebing—bersama sayu malam dan heningnya kejujuran.
Bahkan sebelum kamu memintaku untuk menutup pintu, aku sudah lebih dulu mengatup kerai dan merangkai alangan; kita adalah jarak.
Kamu boleh menemukan kunci baru dan membangun rumah, atap ini tetap teduh ku nikmati—di bawah pohon berduri dan kemarau—bersama air mata dan rasa percaya.
0 notes
mappumma · 2 years
Text
FANA
Mengemasi rindu yang sedang berlayar.
"Kita tidak punya tempat bersauh."
Lautan perasaan sedang surut, menanggalkan beribu tanya yang tidak pernah terjawab.
"Barangkali waktunya pulang."
0 notes
mappumma · 2 years
Text
SEKITAR
Mengitari beribu atap
Disana
Tuhan menitipkan damai pada rutinitas sore:
Padi-padi yang meriap
Warna-warni dinding dan jalan
Dua anak kecil dan camilan mereka
Bunga di teras rumah
Penjual bakso keliling
Buah-buahan yang kian ranum
Warung kopi dan jalan buntu
Taman bermain dan tempat tinggal burung
Sementara pintu-pintu tertutup, atma semakin gembira.
0 notes
mappumma · 2 years
Text
Tumblr media
BENTUR
0 notes
mappumma · 2 years
Text
MATAHARI
Daun daun bersetubuh dengan embun, ada yang mengintip dari celah awan dan titip salam kepada burung yang diajaknya bernyanyi sedari kemarin sore, sedang cemburu tapi bunga sudah mekar bersama udara dan kasih sayang kumbang kecil. Dia bersembunyi dan hujan turun pagi ini.
0 notes
mappumma · 2 years
Text
CERITA PILU
Mala diramu, muram bertamu
Diketuknya pintu tabir
Bersaba pada sabda saban malam
"Tuan, puan abdi."
Berlumur pukulan, merapal doa rembulan
1 note · View note
mappumma · 2 years
Text
Tumblr media
DISTRAKSI
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
DERANA
Pagi-pagi sekali, aku kembali bersemayam di ruang sempit yang penuh dengan bau asap. Ibu sudah mengumpulkan banyak senyum dan berharap ada kabar baik yang bisa dimuliakan nantinya. Tiada tangis seperti tujuh belas hari lalu, aku cukup tenang karena sudah sarapan telur goreng dan seperdua obat.
Seperti biasa, hari senin selalu ramai manusia. Aku menuju ke sudut, mengamati lalu-lalang yang membawa isyarat teruk, aku harus sabar. Ibu sendirian, bersantai menunggu namaku terdengar.
Duka memanggil namaku. Aku keluar dari gedung kecil sambil memaut selembar sampul surat. Sedikit gugup, aku memberanikan diri menerima kepelikan isinya. Ibu berjalan menuntun banyak kecewa. Aku ingin menangis, tapi bukan di sini tempatnya.
Empat puluh enam hari telah sia, tidak ada yang dimeriahkan selain hening. Aku seperti tak hidup. Hari-hari bersama pisang, bolu karamel, brownies kukus, dan nasi putih. Aku harus mengulang kepahitan karena tidak mampu menjaga diri sendiri.
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
TEMARAM
Malam datang mendekap, menghidangkan udara dingin, senyap, lengkap dengan gelap.
Belum lama berlalu, daun-daun asyik menari, langit ranum mendung, udara menderu-deru, namun, manisnya rinai tidak merayu tanah.
Sebuah sapa semesta yang mengajariku bahwa apa yang diterka bukan berarti begitu adanya.
Aku memilih untuk merapikan pikiran, membuang bayang masa lalu yang dirias lara, menenggelamkan segala andai yang menyala, aku lelah bernala-nala masa depan yang berisi banyak rahasia.
Biar kepala merayakan merdeka, membebaskan segala teka-teki yang pernah dipikulnya.
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
KEPING KUMUH
Aku cuma serpihan kaca yang tidak berguna. Bertumpuk tindih dengan temanku yang lain. Di atap, berselimut debu, disapa matahari, diterpa rintik hujan, bagai saudara yang tak punya tempat pulang.
Beberapa manusia menghindariku, kata mereka aku bisa melukai meskipun aku sedang diam.
Aku bertemu satu manusia siang ini, ia membasuhku, mengusapku pelan. Ia menyapukan benang benang berwarna, meramu mantra dengan teliti dan kasih sayang. Tidak sakit, tapi aku cemas, takut bila ia menjadikanku berkeping keping.
Perundingan berakhir.
Ia memberiku tempat berteduh dan membiarkanku berbaur dengan perkakas lain yang cantik. Aku kembali berguna.
Tumblr media
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
BAKING PAPER
Aku cuma lapik, diam, dan tunduk.
Ada perekat di semua sudut tubuhku. Aku adalah pembatas suci dan noda. Di atasku ada lempung yang sedang bermain, bergerak, bergulir, berputar, lalu berhenti.
Pekerjaanku sudah selesai. Aku pikir tuanku akan melemparku ke kubangan yang bau di sana.
Prasangkaku salah.
Ia merenyukku dengan genggamannya yang erat. Tubuhku menyatu dan terbentur. Ia melumaskan tinta pekat berkali-kali, menulis sebuah pesan.
Penderitaan selesai.
Aku becermin dan menyadari bahwa kali ini aku bukanlah sebuah sampah.
Tumblr media
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
SEPIRING LUKA
Sepi adalah berteman dengan hampa. Menikmati masa masa sendiri dibawah pedihnya genangan rasa. Menjalani situasi pelik yang terkadang menghadirkan lara. Lalu bermesra dengan segala duka yang membalut dada. Bersahabat dengan kenangan usang memang tidak mudah, mengingatnya kembali hanya akan mendatangkan resah.
Ada baiknya tak menciptakan degup saat bertatap mata, segala detak tersimpan rapi dalam kata. Perih masa lalu belum pulih, maka hari ini belum saatnya untuk memilih. Tak apa bila aku bersahabat dengan sendiri, berdua bersama sepi paling tepi. Meski senyap selalu menciptakan gelap, biarlah kesunyian waktu membawaku terlelap.
1 note · View note
mappumma · 3 years
Text
HILANG
"Kau tak pernah anggapku ada."
Kini sebuah takdir memaksaku untuk mencumbu getir, memeluk tabir dalam segala hal yang begitu nadir. Aku menghela nafas. Menitih waktu dalam angan dan ragu. Haruskah aku pergi? Menuai kisah kembali tanpa ada rasa sakit dalam nadi. Aku seperti tiada. Bagiku menikmati simpul senyummu hanyalah mimpi belaka. Bagiku memiliki kamu seutuhnya hanyalah sebatas impian saja.
Kau mungkin mengira, hujan dikelopak mataku akan reda. Hingga kau menganggap semua baik-baik saja. Aku mungkin terlihat begitu tenang, tapi haru disukmaku tak kunjung hilang. Masihkah kau mencintaiku? Bagai matahari yang tak kenal lelah menemani bumi berpijar. Bagai tanah yang begitu tabah menerima kalutnya hujan. Semoga kau masih sediakan ruang untukku. Semoga rasamu utuh sepanjang waktu. Semoga saja. Semoga kisahku tak lagi mengundang duka.
1 note · View note