marimelipatjarak
marimelipatjarak
Mari Melipat Jarak
7 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
marimelipatjarak · 5 months ago
Text
Bayar Hutang
Ini belum masuk bulan ramadhan, tapi aku berpuasa karena hutang puasaku masih banyak. Hamil dan menyusui di tahun pertama aku memutuskan untuk tidak berpuasa karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Bismillah, saatnya cicil bayar hutang puasa. Tidak ngoyo, kubayar hutang puasa itusemampuku dengan niat dalam hati.
Tapi masalahnya adalah, pagi ini aku tidak sahur. Aku memang terbangun jam 2 malam saat Ruru minta minum, tapi aku tidur lagi dan bangun saat subuh. Ya begitulah. Meski kepala sedikit pusing karena dehidrasi, tapi sayang sekali kalau harus batal di tengah jalan.
"Kalau niat, insyaallah kuat."
Rupanya kata-kata itu tidak hanya berlaku saat kita masih belajar puasa sewaktu kecil. Itu adalah petuah yang paten dan kekal abadi.
Nahh enaknya nanti buka puasa pakai apa ya???
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Text
Apakah Kita Hendak Menyerah?
Kupikir, jarak yang ada di antara kita hanyanya jarak secara fisik. Hanya dipisahkan oleh kilometer. Kupikir demikian, hingga aku tetap tenang meski pandemi ini memaksaku untuk tetap tinggal di Jojga, sementara hatiku selalu ingin pulang. Namun ternyata aku mulai kehilangan hadirmu. Jarak itu seperti semakin menjauhkan hati masing-masing dari kita.
Apakah kita hendak menyerah?
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Quote
Bila hendak menyerah, jangan lupa beri tahu aku dulu.
08052020
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Audio
Song of the day...
Untuk kita yang sedang berjuang bersama di tengah jarak dan pandemik.
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Quote
Hingga pada akhirnya, selamat pagi-mu membuatku gelisah setiap saat.
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Text
Selamat Pagi
Sejak kapan?
Aku pernah dikagetkan ketika pada suatu pagi kau mengucap “selamat pagi”. Tentu saja. Itu bukan hal yang biasa. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali menerima ucapan selamat pagi semacam itu.
Lalu, semua seperti jadi tradisi berdo’a sebelum makan. Setiap hari dilakukan, tak terlewat sehari pun. Sampai pada kesempatan ucapan selamat malam juga datang seperti do’a sebelum tidur.
0 notes
marimelipatjarak · 5 years ago
Text
Permulaan
Seperti layang-layang, antara tangan dan yang melayang di udara, terikat oleh benang yang tak kasat mata. Seperti saat permulaan itu tercipta, kita terikat namun tak dapat melihatnya.
Ada banyak kesempatan yang pernah mempertemukan kita. Permulaan saat aku bahkan tidak mengenalmu sama sekali, kemudian mengirimkan pesan saat ada rencana jalan-jalan ke kaki Gunung Slamet.
Bahkan aku tidak menyadari, kalau jauh sebelum kita sedekat ini, kau pernah datang ke rumah. Sungguh, aku tidak menyadarinya sama sekali.
Lalu semua berlanjut, dan melarut. Meskipun tak pernah terbesit rencana-rencana lebih dari obrolan seru seputar sepeda dan ikan. Lalu seperti gula di dalam secangkir teh, semua makin larut dan menjadi manis.
Maret, April, Mei, lalu kita bertemu kembali pada salah satu hari di bulan ramadhan. Kita biasa berkirim pesan begitu seru. Namun sore itu, kita saling diam. Hanya saling melempar senyum. Sungguh, hari itu rasanya sangat aneh. Bagaimana tidak? Biasanya kita chatting seru sekali, dan sekarang mendadak diam tanpa kata. Tapi diam-diam, dari jauh aku melihat setiap gerakmu.
Setelah lebaran aku kembali ke Jogja. Dan kita masih menjalankan rutinitas seperti biasanya. Berbincang seru tentang banyak hal. Dan aku sungguh sangat suka mendengarmu berbicara. Menyimak setiap pemikiran-pemikiran yang brilliant, yang membuka pemikiranku juga. 
Bagiku, tidak ada waktu yang sia-sia dalam setiap percakapan yang kita buat. Selalu ada hal baru. Sangat jarang kita membicarakan tentang orang lain. Kita bicara tentang science, tentang berita terupdate, tentang apapun yang itu bagiku sangat berfaedah. Yang sangat jarang aku temu dalam percakapan-percakapan bersama orang lain.
You’re such an amazing one!
0 notes