marnalistic-blog
marnalistic-blog
MARNALISTIC
4 posts
Mading dan jurnalistik SMAN 11 Tangerang Selatan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
marnalistic-blog · 3 years ago
Text
Tentang Nabilah (Spesial Hari Kartini)
oleh Roshifa Lailani
Gelap namun bukan malam.
Buram namun bukan rabun.
Seperti kisah hidupnya, tak bisa ditebak bagaimana alurnya, tak bisa ditebak pula ending-nya. Tidak jelas. Banyak tuntutan yang memaksa hidupnya, padahal mereka bukan dirinya, tetapi mengapa mereka mengatur tanpa bertanya dahulu apa ia mau menjalani kehidupan paksaan itu.
Nabilah namanya. Nabilah Trisnawati. Lahir di sebuah keluarga yang kaya, namun cukup menyedihkan. Orang tuanya bercerai saat Nabilah masih kecil, Nabilah tak pernah mendapati kasih sayang dari ibu, ia hanya tinggal bersama ayahnya Dyan Trisnawati dan kakak laki-lakinya Mahendrya Trisnawati.
Nabilah mempunyai geng di sekolahnya. Hidupnya penuh dengan kemewahan, ia nampak seperti anak-anak nakal, padahal geng mereka dibentuk untuk melindas geng lain yang jahat. Mungkin Nabilah kelihatan nakal, badung, dan berisik, tetapi sebenarnya ia berprestasi, tidak pintar di akademik namun di non akademik. Nabilah suka pelajaran Bahasa Inggris dan Sejarah, ia suka hal yang bersejarah karena menurutnya penting untuk diingat dan diabadikan.
Nabilah punya mimpi. Ingin ke Kanada untuk melanjutkan pendidikan, katanya. Namun, tidak yakin. Bukan karena soal prestasi. Bukannya ingin sombong, Nabilah kadang-kadang mendapatkan peringkat 1 di kelasnya, nilainya selalu di atas 8. Nabilah pintar namun tidak pintar-pintar banget dibandingkan temannya. Ia tidak yakin karena … keluarga.
Saat beranjak dewasa, Nabilah tidak terlalu dekat dengan sang Ayah. Walau kadang-kadang Nabilah meluangkan waktunya untuk mengobrol santai dengan ayah dan kakaknya pada malam hari. Nabilah lebih sering menghabiskan waktunya di kamar dengan mengerjakan latihan soal, mengerjakan tugas, membaca buku pelajaran, dan lainnya. Karena Nabilah punya mimpi, Nabilah harus bersungguh-sungguh.
Dan akhirnya, sampai dimana Nabilah berada di kelas 3 SMA. Dimana Nabilah mulai menjalani kehidupan yang benar-benar kehidupan. Nabilah tidak main-main soal nilai. Ia benar-benar niat perihal ingin memberangkatkan dirinya ke Kanada, malam harinya ia habiskan hanya untuk sekadar membaca buku pelajaran dan mengerjakan latihan soal. Ia lelah, namun masih akan berusaha.
Hari-hari terus berjalan sampai dimana hari yang Nabilah takuti selama ini datang. Sebelumnya, Nabilah pernah berpikir kalau ia tidak yakin untuk berangkat ke Kanada karena keluarga. Dan dugaan Nabilah benar, Nabilah kecewa, sangat. Saat ia sedang membaca buku cerita di kamar, terdengar panggilan ayahnya yang menyuruhnya untuk ke bawah dan berpakaian rapi. Nabilah menurut saja, tetapi agak sedikit merasa aneh. Kenapa ayah harus menyuruhnya berpakaian rapi?
Entahlah, Nabilah tidak mau ambil pusing. Setelah berpakaian, Nabilah segera ke bawah dan langsung dibuat bingung bertanya-tanya saat ada satu orang tua dan satu anak yang Nabilah tidak kenal berada di rumahnya. Ayah menyuruh Nabilah duduk. Nabilah tidak tahu ada maksud apa ketika tamu itu datang dan Nabilah juga harus berada di sana. Namun, saat ayah bicara ke Nabilah. Saat itu juga, Nabilah ingin menangis.
“Nabilah, ini teman ayah, kami sudah berteman sejak kecil, namanya Dirto.” Ayah memperkenalkan Dirto ke Nabilah. Nabilah hanya salam dan sedikit senyum saja.
“Tujuan ayah mengundang Om Dirto dan keluarga ke sini untuk ...
menjodohkanmu dengan anaknya, Revan.”
Deg. Rasanya ingin mati saat itu juga. Tubuhnya kaku. Nafasnya tersendat. Ingin menangis namun tidak bisa. Nabilah menatap ayah, Nabilah bingung apa maksud ayah. Nabilah masih SMA. Tidak mungkin kan ia menikah di usia muda? Nabilah juga tidak mau, ia masih mau mengejar mimpi.
“Maksud ayah apa?”
Ayah menghela napas. “Maaf ya, Nak. Usia Revan sudah cukup mapan, dia sedang menjalani kuliah semester 2, masa depannya juga sudah terjamin, dia berkerja di salah satu perusahaan sukses di Jakarta. Mau ya, Nak?” Lagi-lagi, kenapa ayah harus menjodohkannya dengan anak kuliah? Nabilah ingin menolak, namun ia bingung.
Air matanya telah berkumpul di ujung, tinggal nunggu jatuh saja. Nabilah geleng-geleng menandakan kalau dirinya tidak mau.
“Ayah, Nabilah enggak mau. Nabilah masih ingin kuliah, Nabilah punya mimpi, Yah. Nabilah masih ingin kerja. Nabilah ingin sukses dulu, Yah. Maaf, Nabilah nggak bisa.” Nabilah bergeleng tanda menolak, air matanya terus berjatuhan. Ia kecewa dengan ayah.
“Nak, untuk apa kamu kuliah? Untuk apa kamu berkerja? Calon suamimu itu sudah sukses Nabilah. Kamu tidak perlu repot-repot mengejar mimpi kamu, tugasmu hanya diam saja di rumah Nabilah, berkerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga anakmu nanti. Calon suamimu pasti akan menafkahimu, Nabilah. Lagipula, Revan juga tampan kok, Nak,” ucap ayah yang membuat Nabilah tidak percaya atas omongan ayah barusan.
Maksud ayah apa? Apa Nabilah tidak boleh mengejar mimpinya tinggi-tinggi? Nabilah juga seorang perempuan yang ingin membagi ilmu yang ia pelajari untuk anak-anaknya nanti. Apa perempuan diharuskan untuk diam di rumah menjaga anak dan suaminya yang mencari nafkah dengan berkerja? Memangnya perempuan tidak boleh berkerja? Nabilah ingin berkerja juga.
Nabilah berdiri. Ia kecewa, sangat kecewa. Tangisannya semakin kencang. Nabilah menatap ayah dan berteriak. “NABILAH TIDAK MAU!”
Nabilah menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal, ia kembali ke kamarnya, duduk di meja belajar tempat ia berjuang selama ini. Wajahnya disembunyikan di atas meja, menangis sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar.
Benar dugaan Nabilah, kalau dirinya tidak mungkin semudah itu untuk ke Kanada. Nabilah kecewa pada ayah, kenapa ayah tidak membiarkan Nabilah mengejar mimpinya? Banyak pertanyaan yang ingin Nabilah lontarkan ke ayah, namun Nabilah tidak bisa. Ia hanya bisa menangis, semangatnya tak lagi seperti semangat-semangat sebelumnya. Apa mungkin memang sudah waktunya Nabilah … menyerah? Tetapi, Nabilah tidak membiarkan itu.
Air matanya dihapus, mengambil beberapa buku pelajaran dan buku tulis, kembali mengerjakan latihan soal dengan serius. Tidak, Nabilah tidak boleh menyerah, Nabilah pasti bisa. Memang, kebanyakan perempuan pasti disuruh di rumah saja menjaga anak, memasak, membersihkan rumah dan lain-lain. Tetapi apa tidak boleh perempuan juga mengejar mimpinya? Perempuan punya keinginan. Nabilah punya keinginan. Ia tidak boleh lemah, Nabilah terus mengerjakan latihan. Walaupun Nabilah lelah, namun ia mau membuktikan ke semua orang kalau ia bisamenjadi wanita karir.
Ceklek. Pintu terbuka, menampilkan kakak Nabilah yang bernama Mahendrya.
“Enggak usah serius-serius juga kali belajarnya, toh juga ntar lo bakal diem aja di rumah, ngejaga anak wkwkwk.” Pintu kembali ditutup.
Nabilah tidak peduli. Ia akan tutup telinga mulai sekarang, tidak membiarkan orang-orang menjatuhinya. Memangnya mereka siapa berani mengatur Nabilah? Memangnya mereka siapa berani menjatuhi Nabilah? Mereka bukan diri Nabilah yang merasakan perjuangan selama ini, mereka bukan diri Nabilah yang merasakan lelahnya Nabilah selama ini. Lebih baik mereka diam saja.
Nabilah yakin. Ia pasti bisa.
***
“Ayah, Nabilah ingin kuliah ke Kanada.” Sudah dua bulan sejak kejadian yang membuat Nabilah kecewa setengah mati. Perjodohan. Karena Nabilah terus menolak, akhirnya Ayah membatalkan perjodohan itu. Walaupun ayah marah besar pada Nabilah, tapi Nabilah senang ia tidak jadi menikah.
“Enggak usah aneh-aneh, ayah enggak punya uang sebanyak itu buat kuliahin kamu ke Kanada,” jawab ayah sambil membaca koran.
“Nabilah punya, Yah, dari hasil tabungan Nabilah selama ini.”
“CUKUP, NABILAH!” Nabilah kaget. Ayah membentaknya.
“Kamu enggak perlu capek-capek ke Kanada ngabisin uang kamu, uang kamu tuh harusnya ditabung buat masa depan, buat keluarga kamu, kamu enggak usah susah-susah buat ngejar mimpi kamu. Ayah juga enggak masalah kalau kamu enggak kerja, enggak kuliah. Kamu tuh mending diam aja di rumah Nabilah, enggak usah bikin ayah pusing.”
“Yah, tapi uang tabungan aku itu memang ditujukan buat kuliah di Kanada, boleh ya, Yah? Please.”
“Enggak.” Setelahnya ayah pergi meninggalkan Nabilah. Nabilah gagal. Lagi.
***
Sampai dimana ia benar-benar bersyukur pada Tuhan. Nabilah lolos beasiswa di salah satu universitas di Kanada. Ia senang, tangis haru membendunginya. Akhirnya, perjuangan yang selama ini Nabilah lewati berhasil. Benar-benar sesuai ekspetasi. Ada sedikit rasa tidak menyangka. Nabilah pikir akan gagal. Namun tidak, Tuhan baik, baik sekali pada Nabilah.
Walaupun ayah sempat marah saat diberi tahu Nabilah lolos beasiswa, namun ayah menyetujui kalau Nabilah berangkat ke Kanada. Nabilah senang, Nabilah akan mulai bersungguh-sungguh menjalani hidupnya sebagai seorang wanita karir mulai sekarang. Nabilah pasti sukses, Nabilah pasti bisa membuktikan bahwa perempuan juga bisa mengejar mimpinya. Tidak berdiam diri saja di rumah.
Tidak hanya laki-laki, perempuan juga bisa. Kalau laki-laki bisa berkerja, kenapa perempuan tidak? Kalau laki-laki bisa sukses memangnya perempuan tidak bisa? Semua orang sama, sama-sama punya mimpi.
Untuk semua perempuan Indonesia, kejarlah mimpi setinggi mungkin. Tutup telinga. Tidak usah dengarkan omongan-omongan yang mencoba menjatuhi. Kalau bersungguh-sungguh, kenapa harus takut?
TAMAT
0 notes
marnalistic-blog · 3 years ago
Text
Fakta Unik di Beberapa Negara dalam Menyambut Ramadhan
Penulis: Alya Amelia
Tumblr media
1. Halloween ala Islam di Uni Emirat Arab
Tumblr media
Mungkin banyak orang berpikir bahwa Halloween yang diselenggarakan pada bulan Ramadhan di Arab tetap memakai pakaian hantu bukan? Tidak! Tradisi Halloween atau dengan nama “Haq Al Laila” ini dilakukan dengan memakai pakaian-pakaian adat mereka. Biasanya, anak-anak yang ada di daerah ini akan menggunakan pakaian adat dan datang ke rumah-rumah tetangga untuk mendapatkan kue manis, cokelat, dan bertukar permen dengan nyanyian mereka.
2. Tradisi Memasang Lampu Fanous di Mesir
Tumblr media
Tradisi unik ini datang dari Kairo, Mesir. Dimana dalam tradisi ini masyarakat mempunyai kebiasaan dengan menghias rumah maupun jalanan dengan menggunakan lampion atau yang biasa disebut dengan lampu fanous. Rupanya tradisi ini telah muncul sejak abad ke-10 lho, yang dimana ketika itu, pemasangan lampu fanous untuk menyambut kedatangan pasukan Raja yang berkunjung menjelang datangnya bulan Ramadhan.
3. Piknik Berbuka Puasa di Delhi India
Tumblr media
India mempunyai tradisi unik nih di bulan Ramadhan, yaitu Piknik iftar. Piknik Iftar ini adalah sebuah kegiatan berbuka puasa secara bersama-sama yang dilakukan di teras masjid. Biasanya mereka berbuka puasa bersama dengan berbagai hidangan yang telah mereka siapkan dari rumah ataupun membelinya di penjual yang berdagang di sepanjang gang masjid tertua New Delhi.
Gimana, berminat untuk mendatangi negaranya dan menikmati bulan Ramadhan di sana?
0 notes
marnalistic-blog · 3 years ago
Text
Cerpen:
BIRTHDAY ALEN
Aku sedang berteduh di sebuah halte. Hari ini hujan kembali menyapa. Ya, tepat di hari spesial pertambahan usiaku, tapi seolah langit sedang meneteskan air matanya. Aku kembali menatap keramaian, terlihat beberapa orang yang sedang berlalu lalang. Ada yang menggunakan payung, jas hujan dan menunggu bus untuk melanjutkan perjalanan. Aku kembali menatap langit yang tertutup oleh awan gelap
“Hujan kapan akan berhenti?” gumamku.
Tidak lama, hujan pun berhenti, tanpa kusadari banyak sekali notifikasi chat dari Nabilah. Ya, Nabilah adalah teman terbaikku, orang yang selalu mendukungku dalam hal apapun. Tiba-tiba dering ponselku kembali berbunyi, Nabilah kembali menelepon.
Dasar bocah, suka banget ganggu.
“Ada apa, Nab?” tanyaku pada si penganggu itu.
“Lo kemana aja sih, Len? Gue dari tadi udah nungguin di ruang mading sampe jamuran, lo enggak dateng-dateng,” omel Nabilah dari balik telepon.
Aku tersenyum, entah mengapa Nabilah selalu membuat mood-ku kembali membaik.
“Gue lagi di jalan, Nab. Tadi tunggu busnya lama banget, lo yang sabaran dong.”
Terdengar Nabilah menghela nafasnya. “Yaudah buruan, lo ke sini, jangan lama!”
“Iya,” jawabku, dan langsung memutuskan panggilan.
Setelah sampai di sekolah, aku langsung menuju ruang Mading, tempat di mana Nabilah janjikan untuk bertemu. Saat akan membuka pintu ruangan, aku dikejutkan dengan dua kecoak yang sedang menatap nyalang ke arahku.
“ASTAGFIRULLAH!” Aku yang kaget, reflek menaiki kursi sambil mengibaskan tangan seolah mengusir makhluk menyebalkan itu.
Tiba-tiba aku melihat Nabilah dan anggota Mading lainnya, yang berjalan kearahku.
“Happy birthday, Alennnn!!!”
Astaga ... apa-apaan ini, mereka membawa spanduk besar dengan sketsa wajahku, yang sialnya sangat jelek, menyebalkan. Tapi, aku tidak menyangka mereka mengingat hari ulang tahunku.
Nabilah berjalan mendekatiku dengan kue tart ditangannya. Astaga! Itu kue tart kenapa harus gambar Tayo?! Apa-apaan ini, sepertinya mereka ingin aku selalu mengingat momen berkesan ini, sehingga membuat kejutan yang super aneh.
“Alen, buruan turun! Kecoaknya udah pergi,” ucap Nabilah yang tahu akan maksudku, yang tidak mau turun dari atas kursi.
“Yakin kecoaknya udah pergi?” tanyaku memastikan.
“IYAAAA!” Hei, itu bukan hanya Nabilah yang menjawab, tapi seluruh anggota Mading. Aku turun dan beranjak menuju Nabilah.
“Alen, ayo tutup matanya dulu, dan sebutin apa harapan lo!” perintah salah satu dari anak Mading.
Aku mulai memejamkan mata, sambil memikirkan beberapa harapanku, yang semoga saja cepat terealisasikan.
“Ayo buruan, lo tiup lilinnya, tangan gue pegel banget!” suruh Nabilah yang sedari tadi memegang kue tart berbentuk Tayo itu.
Setelah sesi tiup lilin, teman-teman mengajakku untuk mengabadikan momen ini dengan berfoto. Katanya sih sekalian buat instastory Mading.
Saat sesi berfoto, entah mengapa seperti ada yang aneh di bahu sebelah kiriku, seperti sesuatu yang bergerak. Aku langsung melihat dan, damn!
“BRENGSEK, KECOAKKKK!”
Aku berlari sambil menggoyangkan bahuku, berharap mahluk itu hilang. Reaksiku yang seperti itu membuat teman-temanku tertawa girang, sialan suka banget mereka mengerjaiku.
“WOEEEE TOLONGIN GUEEEE!”
TAMAT
0 notes
marnalistic-blog · 3 years ago
Text
5 Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Penulisan
Tumblr media
Dunia tulis-menulis tidak pernah mati, apalagi yang paling banyak diminati yaitu karya tulis fiksi. Contohnya, novel-novel remaja, bacaan bergenre fanstasi, misteri, atau yang sedang ramai dibaca, AU (alternative universe).
Sering kali kesalahan dalam penulisan ditemukan dalam karya-karya tersebut, yah, manusia tidak luput dari kesalahan, kan? Tapi, tidak ada salahnya bagi kita untuk belajar menjadi lebih baik, salah satunya dalam dunia kepenulisan. Apa saja kekeliruan dalam penulisan yang umum terjadi? Yuk, kita belajar bareng-bareng!
1. Tanda  Baca dan Spasi
A. “Hei , tunggu dulu!”
B. “Hei, tunggu dulu!”
C. “Hei ,tunggu dulu!”
D. “Hei,tunggu dulu!"
Menurut kalian, yang mana penulisan yang tepat? Jawabannya adalah opsi B, alias sebelum koma tidak ada spasi, melainkan hanya setelah koma. Aturan spasi dan tanda baca itu berlaku juga bagi tanda baca seperti titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?). Namun, lain syarat bagi elipsis (…).
A. “Kamu… mau ikut?”
B. “Kamu…mau ikut?”
C. “Kamu . . . mau ikut?”
D. “Kamu … mau ikut?”
Kalau di antara pilihan di atas, yang mana yang menurut kalian paling tepat? Banyak versi cetak yang menggunakan penulisan elipsis seperti opsi A, namun, sesuai artian kata elipsis menurut KBBI:
elipsis [elip·sis]
Tanda berupa tiga titik yang diapit spasi.
Kata “apit” sendiri memiliki arti “sesuatu yang berada di antara dua benda”. Berarti, jawaban yang tepat adalah opsi D atau tanda titik tiga yang didahului dan diikuti oleh spasi. Nah, kalau elipsisnya berada di akhir kalimat, titiknya jadi ada empat, teman-teman. Mengapa demikian? Karena titik berjumlah tiga yang merupakan elipsis ditambahkan satu titik lagi sebagai tanda akhir kalimat, jadinya empat titik.
2. Penulisan “Di”
Mana ya yang tepat: dimana atau di mana?
Kalau yang dibicarakan adalah suatu tempat, nama, waktu, dan lokasi. Yang tepat digunakan adalah spasi setelah di. Seperti di sana, di Joko, di pagi hari, di Jakarta, dan sebagainya.
Lain hal kalau yang dibicarakan adalah kata kerja, yang tepat adalah tidak menggunakan spasi setelah kata di. Seperti dilempar, diminum, diambil, dimasak, dan sebagainya. Jadi, sudah bisa bedain diserang dan di Serang, kan? 
3. Antar Anggota atau Antaranggota?
Penulisan bentuk terikat juga sering didapati salah, nih. Seperti antar anggota, pasca sarjana, tuna netra, dan lain-lain. Nah, penulisan yang benar adalah: antaranggota, pascasarjana, dan tunanetra. Atau kesimpulannya, sesuai PUEBI dan KBBI, kata terikat tidak tidak menggunakan spasi di antaranya.
4. Penulisan Kapital pada Judul
Setiap huruf pertama suatu kata dalam judul harus dijadikan huruf kapital, tapi ada pengecualian juga bagi beberapa kata. Menurut Kompas, kata yang diawali huruf kecil pada judul adalah:
Kata depan atau disebut juga preposisi: di, ke, dari, pada, dalam, yaitu, kepada, daripada, untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, terhadap, di, ke, dari, dalam, atas, oleh, kepada, terhadap, akan, dengan, tentang, dan sampai.
Konjungsi atau disebut juga kata penghubung: dan, serta, atau, tapi, tetapi, namun, melainkan, padahal, sedangkan, yang, agar, supaya, biar, biarpun, jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala, sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguh(pun), kendati(pun), seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih, sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, sehingga, sampai, dan maka(nya).
Interjeksi atau disebut juga kata seruan: dong, sih, wow, yuk, dan lho.
Artikula atau disebut juga kata sandang: para, si, dan sih.
Serta partikel lain seperti: pun dan per.
5. Dialog Tag
“Aku membeli alat tulis tadi siang.” kata Rara.
“Aku membeli alat tulis tadi siang,” kata Rara.
“Aku membeli alat tulis tadi siang” kata Rara.
Yang satu ini termasuk salah satu kesalahan yang paling banyak ditemui. Nah, jawaban yang tepat dari pilihan-pilihan di atas adalah opsi B, alias di akhir dialog menggunakan tanda koma, serta dialog tag (kata yang mengikuti dialog) seperti ujar, ucap, kata, sahut, dan semacamnya diawali dengan huruf kecil. Ada pula dialog tag di awal, contohnya:
Rara berkata, “Aku membeli alat tulis tadi siang.” ✔️ (BENAR)
Rara berkata, “Aku membeli alat tulis tadi siang,” ✕ (SALAH)
Rara berkata, “aku membeli alat tulis tadi siang.” ✕ (SALAH)
Rara berkata. “Aku membeli alat tulis tadi siang.” ✕ (SALAH)
Gimana kalau dialognya dalam bentuk pertanyaan atau berseru? Jika yang digunakan adalah dialog tag sebelum dialog, aturannya tetap sama. Tetapi jika dialog tag setelah dialog, di akhir dialog tetap menggunakan tanda tanya (?) dan tanda seru (!) tanpa menambahkan tanda koma (,), ya. Namun, dialog tag tetap diawali huruf kecil, contohnya:
“Jangan berisik!” seru Baim.
“Kenapa kamu begitu?” tanya Ken.
Sekarang, kita sudah dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang umum terjadi seperti yang sudah dibahas di atas, dari mulai tanda baca dan spasi sampai dialog tag. Belajar itu tidak akan ada habisnya, dari usia muda sampai tua, akademis maupun sebaliknya. Terima kasih telah membaca!
1 note · View note