Tumgik
matasemesta-blog · 7 years
Text
Apa yang bisa kita korbankan untuk Indonesia ? Kata guru sejarah saya 'berkorban' tidak melulu soal perang, darah, dan uang. Sebagai pelajar pun seorang intelektual kita hanya perlu melatih kepekaan, melihat negeri dengan cakrawala yang lebih luas. Mencerdaskan bangsa dengan ilmu yang kita punya, mengajari mereka membaca, menulis, menggambar, hingga mempunyai pemikiran besar. Pemuda, jadilah teladan untuk generasi peradaban! Diskusi dalam kelas Senin, 9 Oktober 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Quote
Apa yang bisa kita korbankan untuk Indonesia ? Kata guru sejarah saya 'berkorban' tidak melulu soal perang, darah, dan uang. Sebagai pelajar pun seorang intelektual kita hanya perlu melatih kepekaan, melihat negeri dengan cakrawala yang lebih luas. Mencerdaskan bangsa dengan ilmu yang kita punya, mengajari mereka membaca, menulis, menggambar, hingga mempunyai pemikiran besar. Pemuda, jadilah teladan untuk generasi peradaban! Diskusi dalam kelas Senin, 9 Oktober 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Jangan - jangan Allah telah memberi kita hidayah, tapi kita tolak
Seringkali kita ngomong " barangkali Allah belum ngasih gua hidayah." yakin ? Padahal bisa jadi Allah udah sering kasih kode, udah kasih petunjuk ke kita lewat sesuatu yang tak terduga. Lewat omongan teman, lewat kecelakaan, lewat makanan, ataupun tersirat dalam hal - hal kecil yang kita cuekin. Sejelas apapun Allah menunjukkan pilihan, jika kita tidak mau mengambilnya maka hidayah tak akan membersamai kita. Allah hanya menunjukkan, sedang keputusan ada di tangan kita. Tinggal kamu "mau" apa "enggak". mau apa enggak ? Diskusi ringan dalam sebuah lingkaran Jum'at, 6 Oktober 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Photo
Noted!
Tumblr media Tumblr media
Rules menjadi istri yang supportif dalam pekerjaan (ala Apik) : nggak malu (dengan apapun pekerjaan suami), nggak banyak menuntut, nggak bosan bersyukur, dan nggak berhenti upgrade ilmu.
Katanya, istri magnet rejeki kan? Saya setuju. Tapi istri juga bisa jadi magnet atas rejeki yang nggak halal itu datang.
Jangan bosan, untuk kita sebagai perempuan, supaya terus mengupgrade pengetahuan dan prinsip kita–tentang halal haram harta. Terus belajar untuk jadi alarm bagi pekerjaan suami, mengingatkan untuk zakat serta sedekah, dan menguatkan kalau-kalau perlu hijrah–meski harus meninggalkan jabatan, harta, dan hal duniawi lainnya kalau ternyata…iklim kerjanya malah mendekatkan keluarga pada hal-hal yang haram.
Jangan bosan menekan ego dan nafsu kepengen ini kepengen itu supaya nggak menstimulus suami untuk mengerjakan hal yang enggak-enggak. Jangan bosan untuk bersyukur atas berapapun dan apapun pemberian suami.
Jangan bosan mendidik diri dan keluarga, untuk memahamkan bahwa rejeki yang baik bukan yang banyak, melainkan yang berkah.
Yang kuat, kita! ;)
1K notes · View notes
matasemesta-blog · 7 years
Photo
Noted!
Tumblr media Tumblr media
Rules menjadi istri yang supportif dalam pekerjaan (ala Apik) : nggak malu (dengan apapun pekerjaan suami), nggak banyak menuntut, nggak bosan bersyukur, dan nggak berhenti upgrade ilmu.
Katanya, istri magnet rejeki kan? Saya setuju. Tapi istri juga bisa jadi magnet atas rejeki yang nggak halal itu datang.
Jangan bosan, untuk kita sebagai perempuan, supaya terus mengupgrade pengetahuan dan prinsip kita–tentang halal haram harta. Terus belajar untuk jadi alarm bagi pekerjaan suami, mengingatkan untuk zakat serta sedekah, dan menguatkan kalau-kalau perlu hijrah–meski harus meninggalkan jabatan, harta, dan hal duniawi lainnya kalau ternyata…iklim kerjanya malah mendekatkan keluarga pada hal-hal yang haram.
Jangan bosan menekan ego dan nafsu kepengen ini kepengen itu supaya nggak menstimulus suami untuk mengerjakan hal yang enggak-enggak. Jangan bosan untuk bersyukur atas berapapun dan apapun pemberian suami.
Jangan bosan mendidik diri dan keluarga, untuk memahamkan bahwa rejeki yang baik bukan yang banyak, melainkan yang berkah.
Yang kuat, kita! ;)
1K notes · View notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Pernah engga kita kecewa hanya sebab perlakuan seseorang yang kurang berkenan atau engga sesuai di hati kita ? pasti pernah. Barangkali juga suka kesal, marah, sebel, dan lain - lain karena sesuatu yang engga jelas, iya kan? Kadang kita musti cek lagi 'doa' kita, bisa jadi kita pernah berdoa sama Allah untuk diberikan kesabaran, untuk dilembutkan hatinya, menjadi seorang pemaaf misalnya. Nah, barangkali saat kamu marah, kesel, sebel itu adalah "jawaban" dari doamu. Allah ingin meningkatkan level sabarmu dengan adanya ujian - ujian yang datang. Ujian tersebut bisa berupa teman, tugas sekolah, guru yg galak, masalah organisasi, dll. Pandai - pandailah membaca kondisi, bisa jadi hari ini kamu sedang dalam masa ujian. Bersabarlah atas sikap teman yang kurang berkenan, dan maafkan! Bersabarlah atas banyaknya tugas yang kau emban, dan selesaikan! Bersabarlah atas kepercayaan yang diberikan, dan tanggung jawabkan! Allah bersama orang - orang yang sabar lagi pandai memaafkan. Ditulis untuk latihan, Ponorogo, 22 Juli 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Falling in Love, Why Not ?
Jatuh cinta ke lawan jenis kenapa engga ? Selagi kita tau kalau kita menempatkan cinta pada orang yang tepat, yang mencintainya bikin Allah dekat, yang stalking dia bikin kita insyaf, why not? Jatuh cinta itu fitrah, indah banget dah. Indah kalau dengan cinta kita bisa hijrah, apalagi kalau cinta bisa bikin kita berubah ( re : berubah baik ). Orang yang bilang kamu alay atau baperan masalah cinta, ya berarti orang itu engga pernah jatuh cinta. Kasian dia. Jatuh cinta itu wajar, baperan itu berarti hati kamu masih peka, kamu normal broh. Jadi, kalau lagi jatuh cinta mah nyantai aja, mau bikin puisi tentang doi bikin aja, mau kepoin doi kepoin aja ( re : kepo yang positive ), barangkali setelah lu tau nih ya kalau yang lu taksir itu orangnya baik, aktivis dakwah, prestasi dimana - mana, nanti lu bakal malu dan otomatis bakal mantesin diri biar lu layak naksir dia. Kadang jatuh cinta juga bikin kita hijrah, brooh. Di usia saya ( remaja ) memang jatuh cinta jadi masalah sulit. Karena dia aku engga konsen belajar, karena dia aku engga nafsu makan, karena dia aku stress ga ketulungan. Susah, jatuh cinta bikin ribet, yang ada di otak bukannya Allah eh malah wajah dia yang nongol di pikiran. Duh, aku harus gimana ? Kalau kamu jatuh cintanya kaya gitu, jangan coba - coba ngelupain. Semakin kamu ngelupain, justru semakin sering doi nyempil di batin. Apalagi kalau liat doi malah bikin jantung deg - deg ser, salting ga karuan. " Eh, dia ngelirik aku. Jangan - jangan naksir juga." Buang jauh - jauh pikiran kayak gitu. Nyantai aja, jangan sok kuat apalagi sok tau soal rasa. Emang situ Tuhan? Kita engga tahu isi hatinya, dan engga usah menduga - duga takutnya malah jadi salah prasangka. Kalau jatuh cinta, niatkan itu sebagai ibadah. Ikhlas, berdoalah semoga Allah menguatkan, berdoalah semoga mencintainya bisa membawamu hijrah. Engga usah bilang ke doi apalagi ngasih kode kalau kamu suka dia, udah cukup Allah sebagai penjaga. Biar Allah yang ngatur, jangan berharap pada dia tapi mintalah pada Dia. Jatuh cintalah, selagi itu baik. Disadur dari hati sendiri, Ponorogo, 24 Juni 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Lebaran, Baju dan Sendal Harus Baru
Ga kerasa bulan Ramadhan udah mau lewat gitu aja. Apalagi masuk H-3 lebaran gini, biasanya yang dikawatirin soal iman yang engga ke-upgrade atau justru kawatir kalau engga beli baju lebaran? Duh, iya paradigma pada masyarakat emang gitu -,-. Beli baju plus sendal baru jadi hal yang kudu. Seakan - akan kalau engga pake yang baru bikin lebaran kagak seru. Lu gitu kan? ( nanya diri sendiri ). Iya, kita yang sedari kecil dibiasain buat beli baju lebaran pasti ngerasa ada yang kurang kalau hal itu engga keturutan. Lebaran jadi kurang seru, mau silaturahmi jadi malu karena pakai baju yang itu - itu mulu. Jadi badmood deh -,- Itu pikiran yang keliru. Barangkali orang tua kita salah waktu memberi penjelasan soal baju baru, seolah - olah mereka pikir lebaran dan baju baru adalah sepasang sayap yang kudu. Jadi, ya seiring waktu mindset kita jadi keliru. Lebaran kalau engga ada baju baru engga seru! huh -,- Engga ada yang salah dengan baju baru memang, hanya saja pemikiran anak soal lebaran dan baju baru jadi keliru. Seharusnya, kita orang tua sudah memberi penjelasan sejak awal bahwa lebaran itu yang ditunggu adalah semakin khusyu'nya ibadah, makin kencengnya tilawah, juga jadi momen seru buat memperbanyak sillaturahmi dan sedekah. Itulah lebaran yang ditunggu, menjadikan momen ramadhan sebagai bekal untuk menjadi pribadi baru. Bukan untuk pamer baju ke saudara, teman, oma, opa, apalagi tetangga. Beli baju sih boleh aja ya, tapi jangan dikaitkan baju baru dengan lebaran. Kasian generasi kita banyak yang salah kaprah memahami hal itu. Lebaran mah engga ada hubungannya sama baju plus sendal baru, lebaran itu hari raya umat muslim untuk menyambung silaturahim. Jadi, jangan sampai keliru ya dik... Ditulis untuk latihan, Ponorogo, 22 Juni 2017 15.15 WIB
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Kepada hati itu...
Kepada hati itu, Ada ribuan harap nan semu tersampaikan lewat mantra - mantra yang ku gantung mesra pada Dia, Ada sebuah rasa yang menikam habis logika, hingga tertawan olehmu adalah nyata adanya... Dan pada hati itu, Ada ribuan sajak yang menari - nari di atas langit senja, berpadu nan satu dengan pesona mega dan melebur berwarna jingga Ada juga simpul yang terkait erat pada sudut - sudutnya, mengikat hangat sebuah nama yang mempesona...
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Biar ( saja ) dulu
Biar saja dulu, Kita nikmati nuansa-Nya sendiri Biar saja dulu, Kita saling menyapa dalam aksara yang bernama doa Biar saja dulu, Doa - doa kita yang menggema, membuncah di angkasa, tergantung kuat di atas cakrawala, dan turun pada masanya Biar saja dulu Rindu yang menguji menikam kuat hati Biar saja, Biarkan saja begini Hingga doa - doa yang menggantung itu terjatuh dan menjadi "kita" pada jalan yang Ia ridhoi
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Allah, aku malu
1 tahun sudah saya mencoba mempelajari agama Bergabung dengan salah satu organisasi kerohanian di sekolah Menjadi pendengar pada syafari dakwah, Terkhusus akhir – akhir ini saya mencoba mendekat pada Sang Pencipta, menjamah lembar demi lembar firman-Nya. Tapi apa? Saya dusta, Tetap mementingkan pandangan manusia ketimbang Tuhan saya. Saya Hina, Tidak lebih baik dari pe-es-ka Mengumbar aurat kemana saya suka. Saya Malu, Sebagai umat Muhammad saya lebih piawai bersyair tentang cinta ketimbang melantunkan sholawat untuknya. Adakah pantas bagi saya disebut sebagai umat Muhammad? Adakah layak bagi saya menerima syafaat dari pemilik lisan “Ummati, ummati, ummati.”? Wahai, Allah Dzat yang Maha Pemurah. Terangilah hati saya dengan iman, ihsan, dan islam. Langkahkan kaki saya membersamai mereka yang lisannya enggan berhenti membicarakan keromantisanMu, mereka yang mencintai ayat – ayatMu, pula mereka yang rindu pada RasulMu, Muhammad. Wahai, Engkau Dzat yang bersemayam di atas Arsyi nan Agung Pahamkan saya pada dasar saya diciptakan, yaitu beribadah kepadaMu dan AgamaMu Jauhkan saya dari segala rasa ragu dan taghut terhadapMu Panjangkan umur saya, Ya Rabb Mudahkan saya menjadi kekasihMu.
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Jangan berharap, namun rencanakanlah!
Allah adalah sebaik - baik pemberi keputusan. Dialah Dzat Yang Maha Tinggi, Maha Mengetahui. Tidak ada satupun makhluk yang terluput dari penjagaanNya, Ia mengasihi semua ciptaanNya.
Segala kelebihan datangnya dari Allah. Kecantikan, ketampanan, jabatan, pengetahuan, kesehatan hanyalah titipan dariNya. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa izinNya. Ia mengawasi apa - apa yang tidak kamu ketahui.
Janganlah berharap pada selainNya. Sebab berharap pada selainNya adalah kecewa. Ia yang menciptakanmu, Ia pulalah yang mencukupkan rezekimu. Dialah yang memberi, sedang bumi hanya perantaraNya.
Rencanakanlah apa yang menjadi anganmu. Semoga Allah meridhoi, membersamai setiap rencanamu.
Jika tak sesuai apa yang kau rencanakan, kembalikan harap hanya PadaNya. Allah Maha Mengetahui, manusia tidak!
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Tersadarkan
Ada gundah dan delusi kelam yang dengan sengaja singgah dalam pikiran saya, menyeletuk pada sisi otak saya. Sampai di titik ini saya merasa jenuh, banyak pedang dan lemparan pisau tajam terbayang dalam lamunan saya. 2 tahun di SMA dapat apa? berbagai pertanyaan menyeletuk batin saya. Saya salah, saya telah melanggar janji yang saya buat dengan diri saya sendiri. Saya lupa bagaimana dulu tekad saya untuk memperebutkan satu kursi di Sekolah ini. Saya lupa bagaimana dulu rasa haru saya saat berhasil merekam nama saya pada deretan akhir jalur NUN. Saya lupa bagaimana pesan Bapak dan Ibu saya sewaktu almamater merah muda berada di genggaman saya, sah menjadi milik saya. Saya lupa dengan kesemua tekad, janji, ambisi, dan ribuan mimpi saya sebagai seorang siswi. Bapak dan Ibu adalah dua orang yang  saya kecewakan, peluh pengorbanan mereka sia - sia saja. Waktu yang seharusnya saya gunakan untuk belajar justru saya abaikan. Saya benar - benar bodoh, melewatkan setiap kesempatan yang ada. Membuang kerja keras Bapak dan Ibu begitu saja. Pagi hingga petang Bapak dan Ibu sibuk menafkahi saya, membanting tulang di usia senja mereka. Itu semua untuk siapa? Untuk saya, menyekolahkan saya hingga bisa menggapai puing - puing mimpi saya. Ingin rasanya saya segera membantu perekonomian mereka, mensejahterakan mereka di usia senjanya. Tapi apa? Sekolah yang seharusnya menjadi ajang saya mengukir sejuta prestasi mencetak rasa bangga untuk Bapak dan Ibu, gagal saya lakukan. Terkadang saya bingung, memang saya yang bodoh atau gimana? Siang ini saya tersadarkan bahwa juta'an mimpi saya harus saya wujudkan. Ribuan PR saya harus terselesaikan. Jika Dia menghendaki, satu tahun kedepan adalah waktu saya untuk menyelesaikan semua tanggungan saya sebagai pelajar. Melahap banyak pembelajaran untuk bekal saya kedepan, sebagai cerita dan motivasi untuk menyusun kenangan. Bapak, Ibu semoga Allah mengamini semua harapan kalian Ponorogo, 4 Mei 2017
0 notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Sepakat !
Bagaimana Langitmu di sana?
Kita hidup di bumi yang sama, tanah yang terhubung melalui udara-udara yang mengalir di atasnya. Menjadi angin yang membawa serta kabar-kabar tentangmu.
Bagaimana langitmu di sana? Di sini mendung hampir tiap sore, hujan setiap pukul tiga, dan selesai sebelum adzan isya. Hujan di waktu yang sama semasa kita dulu pernah menghabiskan waktu menunggu di selasar kampus, kita sama-sama lupa membawa payung di awal musim penghujan.
Dan kita menghabiskan waktu dengan berbicara.
Bagaimana langitmu di sana? Paling tidak, sudah hampir tiga musim kita tak pernah lagi saling menyapa. Selepas kita saling mengetahui tentang perasaan yang ternyata diam-diam tumbuh sejak awal musim penghujan kala itu. Dan saat kita tahu bahwa perasaan itu tidak boleh menjadi besar lantaran kita tidak bisa menemukan jalan untuk merawatnya di tempat yang layak, yang kita namai sebagai rumah tangga. Kita memutuskan untuk mendiamkan, agar ia mati perlahan seiring berjalannya waktu.
Bagaimana langitmu di sana?
Hidup kita telah berjalan di atas keputusan yang pernah kita ambil. Tidak boleh ada penyesalan, itu adalah kesepakatan kita. Sekalipun kita tidak akan pernah lagi berada di bawah langit dan musim yang serupa.
Tidak boleh ada penyesalan, itulah kesepatan yang akan selalu kita yakini.
©kurniawangunadi | yogyakarta, 21 maret 2017
935 notes · View notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Noted!
Tulisan : Rezeki itu ada waktu dan tempatnya
Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin panjang waktu yang dijalani, semakin terasa bahwa apa-apa yang dulu tidak dipahami menjadi semakin dimengerti. Melihat bagaimana dunia berputar, bagaimana orang-orang bergerak ke sana ke mari, merasakan bagaimana siang dan malam terasa semakin cepat berganti.
Sebelum lulus dari kuliah, ingin ini dan itu. Banyak sekali. Melihat kepemilikan orang lain dan ingin memilikinya. Melihat teman yang sudah lulus dan bekerja, terasa bahwa apa yang dimiliki saat itu tidak terasa berharga.
Selepas kuliah. Melihat bagaimana teman-teman mulai memiliki perusahaan sendiri, ataupun mulai membeli dan mencicil rumah, juga kendaraan, dan kita masih tertatih-tatih kepanasan dengan sepeda motor dan kos-kosan yang sempit. Terasa bahwa apa yang dimiliki saat itu begitu sedikit.
Selepas itu, melihat teman satu per satu menemukan pasangan hidupnya. Kita pun mulai berpikir bagaimana mencari dan menemukannya, sementara di satu sisi kaki kita masih berpijak di dunia dimana kita masih mengukur seberapa banyak harta yang kita siapkan untuk membina rumah tangga. Dan kita juga menyadari usia yang semakin menua. Juga menyadari kalau menikah tidaklah tepat dengan alasan-alasan seperti itu, tapi tetap saja hati kita terasa kosong dan iri pada apa-apa yang didapati oleh teman-teman yang lain.
Setelah menikah, kita melihat orang lain memiliki bayi-bayi yang lucu. Bahkan beberapa dari mereka, menikah setelah kita dan memiliki bayi lebih dulu. Sementara kita belum juga diberikan. Rasanya kebahagiaan seperti dikurangi setiap hari dan setiap kali melihat foto-foto bayi yang membanjiri linimasa media sosial.
Rasanya, tidak akan pernah ada habisnya jika kita menghitung apa-apa yang tidak dan belum kita miliki. Dan itu membuat hari kita semakin sempit, kebahagiaan semakin sulit ditumbuhkan.
Dan saya menjadi paham bahwa rezeki itu memang ada waktu dan tempatnya. Apa yang saya miliki saat ini, adalah apa-apa yang begitu diinginkan oleh orang lain. Barangkali memang inilah rezeki yang paling tepat untuk saya saat ini. Dan saya pun menjadi paham bahwa mendoakan orang lain itu lebih baik daripada bertanya.
Bertanya tentang; kerja dimana, penghasilan berapa, sudah punya apa, kapan menikah, sudah hamil belum.
Kadang saya khilaf, jangan-jangan saya menjadi sebab hilangnya rasa syukur orang lain karena pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Pertanyaan yang seperti peduli tapi sebenarnya hanya penasaran karena ingin tahu. Keingintahuan tentang orang lain yang tidak bisa kita kendalikan.
Dan saya pun belajar bahwa syukur itu hal yang paling bisa memenangkan dan menenangkan hati. Saya percaya bahwa rezeki itu akan datang di tempat dan waktu yang terbaik. Jangan khawatir.
Yogyakarta, 20 April 2017 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Sabar dan Syukur
Semoga hati kita memiliki samudera kesabaran dan samudera kesyukuran. Mungkin luasnya cukup sedemikian, sebagai manusia. Mungkin dalamnya cukup sedemikian, sebagai hamba.
Kalau ada setitik noda jatuh di atasnya, akan lenyap seketika. Kalau ada badai di salah satu lautnya, tidak akan mampu membuat gejolak di dasar samuderanya. Semoga kesabaran seluas samudera cukup untuk menjadi bekal. Dan rasa syukur dengan luas yang sama, cukup untuk menjadi senjata.
Meski kita tahu, ujian itu seluas alam semesta, tidak akan berhenti sampai kita dipanggil-Nya.
©kurniawangunadi
584 notes · View notes
matasemesta-blog · 7 years
Text
Satu Apa kabarmu? Masih bergelut dengan rindu? Atau tengah ditikam kenangan masa lalu? . Dua Aku harap tidak begitu, Tidak ada satupun rindu yang menikam dirimu kecuali rindu pada Rabb dan Rasulmu . Tiga Bagaimana langitNya di kotamu? Cerah bukan? langitNya pasti indah penuh nuansa biru merekah, disusul jingga yang mempesona mata, dan ditutup dengan gelap yang membius indra. Aku tahu, bukankah kita berada di langit yang sama? berada dalam satu semestaNya, hanya waktu dan tempat kita saja yang mungkin berbeda. . Empat Bagaimana dengan impianmu? Adakah namaku terselip dalam bait doamu? Aku harap tidak begitu, tidak perlu kau sebut namaku, cukup doakan yang terbaik untuk jodohmu meski entah siapalah itu. . Lima Dengarkan aku, Aku mau tak ada "harap" pada hati kita dulu, Aku mau kamu fokus pada duniamu Kamu di kotamu, dan aku di kotaku Aku harap cukup doa - doa kita yang menggantung mesra di langitNya Dan kita jangan dulu . Enam Biar kamu fokus pada cita - citamu Biar kamu memperbaiki diri dulu Biar kamu susun doa - doamu dulu Biar kamu bangun masa depan ayah-ibumu Biar juga aku begitu . Tujuh Aku mau kita begini dulu Tidak ada saling tatap, tidak ada saling stalk Tidak ada aku dalam pikiranmu Cukup ayah - ibu semangatmu Cukup Dia cintamu, bukan aku. . Delapan Dengarkan aku, Kita harus mampu menampar rindu Kita harus mampu menikam semua kenangan masa lalu Kita harus mampu menawan semua bualan manis itu Biar semua rindu, kenangan, masa lalu, cinta, dan harapan bersama Kita simpan dalam toples dulu kita tutup setiap celah kesempatan itu. . Sembilan Biar saja kita begini Menjalani perjalanan penantian Menikmati romansa waktu yang paling menyenangkan Menunggu skenario terbaikNya tentang aku dan kamu . Sepuluh Biar saja begini Kita tawan sepasang rindu yang tak bertuan Kita hajar setiap insting untuk bergandengan Kita bakar semua kenangan . Sebelas Kamu, Percayalah akan datang masa itu Dimana kita akan membuka toples bersama Dimana kita akan membunuh rindu bersama Dimana kita akan merapikan kenangan bersama Nanti, di sebuah walimah yang indah. . Dua belas Ini adalah keputusanku Aku harap kamu setuju
0 notes