maullard
maullard
A Journal
25 posts
Sebuah jurnal dari seorang manusia yang banyak kekurangan namun mencoba untuk lebih baik
Don't wanna be here? Send us removal request.
maullard · 5 years ago
Text
Menjadi Bebas
Tumblr media
         Coba kamu Jujur pada diri sendiri, apakah selama ini kamu sudah menjadi apa adanya? Apakah kamu masih suka menghawatirkan penilaian orang lain? atau selalu berprilaku baik di depan orang-orang karena takut di benci? tapi saat sendirian, kamu merasa “ini bukan gue”. Berarti kamu belum menjadi apa adanya.
KENAPA PENTING UNTUK MENJADI “APA ADANYA” ?
          Menurut filusuf Alfred Adler, “Bebas adalah ketika kita menjadi apa adanya”. Apakah kamu pernah bertemu seseorang yang bisa membuat kamu “melepas topeng” yg selama ini kamu pakai? Kalau pernah, bagaimana rasanya? Plong kan? Kamu pasti merasa sangat bebas, seperti melepaskan beban berat yang selama ini dibawa kemana-mana.
          Saat kita tidak menjadi apa adanya, kita akan terkekang. kita akan selalu memikirkan bagaimana pendapat orang lain tentang kita, kita takut dibenci oleh orang-orang. Tentunya hal tersebut sangat melelahkan dan menguras energi mental kita. 
          Inilah alasan kenapa menjadi apa adanya itu penting, dengan menjadi apa adanya, akan mencegah kita untuk menahan-nahan diri dalam bergaul, kita tidak perlu membebani pikiran dengan menghawatirkan penilaian orang lain serta membuat kita lebih berani untuk tidak disukai. Hasilnya, kita akan menjadi pribadi yang lebih sehat secara mental. Menurut Alfred Adler, “Munculnya orang yang membenci/tidak suka kepada kita, menjadi bukti bahwa kita telah menjadi apa adanya”.
          Namun perlu dicatat, MENJADI APA ADANYA, BUKAN BERARTI KITA BOLEH BERTINDAK SEENAKNYA TERHADAP ORANG LAIN DAN MEMBUAT KITA JADI EGOIS. Menjadi apa adanya merupakan sarana agar kita bisa benar-benar mengeksperikan diri, menunjukkan wujud diri sebenarnya, bukan untuk melanggar etika dalam pergaulan.
5 notes · View notes
maullard · 5 years ago
Text
RICH DAD POOR DAD
          Robert T Kiyosaki merupakan seorang Amerika keturunan Jepang yang menulis buku Rich Dad Poor Dad. Buku ini mengajarkan “apa yang diajarkan orang kaya kepada anak-anak mereka tentang uang yang tidak diajarkan oleh orang miskin dan kelas menengah.” Menurut USA Today, buku ini adalah titik awal bagi siapa pun yang ingin memegang kendali masa depan keuangan mereka.
          Robert memiliki dua orang ayah, yang satu “kaya” dan yang satu lagi “miskin”.Ayah miskin berpendidikan tinggi dan pandai, memiliki gelar Ph.D. Melanjutkan studi ke standford University, University of Chicago, dan Northwestern University, semuanya dengan beasiswa penuh. Sedangkan ayah kaya tidak pernah menyelesaikan pendidikan SMP.
          Keduanya berhasil dalam karir mereka, bekerja keras seumur hidup mereka. Keduanya memeroleh penghasilan besar. Namun, si ayah kaya wafat meninggalkan puluhan juta dolar bagi keluarga, amal kemanusiaan dan gereja. Sedangkan ayah miskin wafat meninggalkan banyak hutang.
          Kedua ayah Robert percaya akan pendidikan, tapi tidak merekomendasikan jalur studi yang sama serta memiliki pandangan yang berbeda. Contoh, ayah kaya berkata “Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan”, Ayah satu lagi berkata “Kekurangan uang adalah akar segala kejahatan”.
          Salah satu alasan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin karena uang diajarkan di rumah, tidak disekolah. Kebanyakan dari kita belajar tentang uang dari orang tua kita. Coba anda pikirkan, setelah anda belajar sampai tingkat universitas apakah anda pernah mendapatkan pembelajaran tentang uang secara cukup di sekolah? jawabannya pasti tidak. Dan bayangkan jika di rumah pun, anda tidak diajarkan pengetahuan tentang uang. maka apa yang terjadi pada anda? kurang lebih akan berakhir sama dengan si ayah “miskin”-nya Robert.
          “Belajarlah yang giat agar kamu bisa menemukan perusahaan yang bagus sebagai tempat kerja”. atau “Belajarlah yang giat agar kamu bisa menemukan perusahaan yang bagus untuk kamu beli.” Mana yang akan anda pilih?
          Ayah miskin ingin Robert belajar keras, meraih gelar, dan mendapat pekerjaan yang bagus untuk menghasilkan uang. Menjadi seorrang profesional, pengacara, akuntan dan meraih gelar M.B.A dari sekolah bisnis. Sedangkan ayah kaya menginginkan Robert untuk belajar menjadi kaya, memahami cara kerja uang, dan belajar menjadi kaya, karena menurutnya “Saya tidak bekerja untuk uang!” tapi “Uang yang akan bekerja untuk saya”
          Ayah “kaya” dan ayah “miskin” merupakan sebuah penggambaran, yang satu dikatakan kaya karena pemahamannya tentang uang yang akan membuatnya kaya. Sedangkan satunya lagi dikatakan miskin karena pemahamannya tentang uang membuat dia miskin.
Kedepannya saya akan menjelaskan kiat-kiat “melek” menurut buku ini.
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Jangan Salahkan Aku!
Tumblr media
          Di kampus mungkin anda pernah menjadi seorang pemimpin dalam sebuah kepanitiaan. Ketika pekerjaan divisi anda bagus, anda dengan bangga menganggap diri anda jenius. namun ketika ada kegagalan kerja divisi anda, anda menyalahkan orang lain yang tidak becus kerja.
          Mungkin anda pernah mengalaminya di sekolah, Jika mendapat nilai A, anda sendiri yang mendapatkannya; nilai tertinggi menggambarkan kecerdasan, kerja keras, dan keterampilan anda. Dan jika nilai anda jelek atau tidak lulus? Jelas sekali anda mulai menyalahkan ujiannya bahwa ujian tersebut tidak adil.
          Singkatnya: Kita mengaitkan sukses kepada diri kita sendiri dan kegagalan kepada faktor-faktor eksternal. Ini adalah bias mementingkan diri sendiri (self-serving bias).
          Untuk menyelidiki bias ini, peneliti melakukan tes kepribadian. Mereka yang mendapatkan nilai tinggi merasa ujian itu teliti dan adil; yang mendapat nilai rendah merasa ujian itu tidak ada gunanya.
          Lima orang siswa berbagi apartemen di suatu gedung. Mereka bergiliran mengeluarkan sampah dari apartemen. Mereka ditanya ecara terpisah seberapa sering mereka mengeluarkan sampah? Seorang berkata dia melakukannya dua hari sekali. Yang lain: tiga hari sekali. Rekan sekamar nomor 3, sambil mengutuk karena kantong sampahnya robek, menganggap hampir selalu dia yang melakukannya, kira-kira 90 persen. Walau seharusnya jika dijumlahkan kontribusi mereka haruslah 100 persen. Namun totalnya malah menjadi 320 persen! Secara sistematis kelimanya menilai peran mereka terlalu tinggi; tidak berbeda dengan kita.
          Bias ini bahaya untuk masa depan. Bayangkan jika kita memiliki sebuah bisnis, sedang dalam posisi puncak. tiba-tiba mengalami kerugian. Apakah kita akan menyalahkan pemerintah? menyalahkan konsumen kita? berhenti menyalahkan. mulai dengan mengevaluasi.
          Kita harus membuka mata. Berhenti menilai diri terlalu berlebihan! menghargai setiap usaha setiap orang dan menyadari kekurangan yang ada dalam diri sendiri. 
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Bias Kelalaian
Tumblr media
          Bayangkan anda ada berada di atas gunung es dengan dua orang pendaki. Yang pertama terpeleset dan jatuh ke dalam jurang yang dalam. DIa mungkin selamat jika anda memanggil bantuan, tapi tidak anda lakukan dan dia meninggal. Pendaki yang kedua, anda dorong dengan sengaja ke dalam jurang dan langsung meninggal. Mana yang lebih membebani hati nurani anda?
          Mempertimbangkan pilihan-pilihannya secara rasional, jelas sekali keduanya sama-sama tindakan tercela, berakhir dengan kematian rekan-rekan anda. Namun ada sesuatu yang membuat kita menilai pilihan pertama, pilihan pasif, tidak mengerikan seperti pilihan kedua. Perasaan ini disebut bias kelalaian. 
          Misalnya anda adalah kepala FDA (Federal Drug Administration). Anda harus memutuskan antara menyetujui atau tidak menyetujui obat untuk mereka yang mengalami sakit parah. Pil-pil ini dapat mengakibatkan efek samping yang fatal: Membunuh 20 persen pasien secara langsung, tapi menyelamatkan hidup 80 persen yang lain dalam waktu yang singkat. Apa keputusan anda?
          Sebagian besar akan menunda keputusan mereka. Bagi mereka, mengizinkan obat yang mengambil nyawa satu dari lima orang adalah tindakan yang lebih buruk daripada kegagalan memberikan kesembuhan bagi 80 persen pasien. Ini adalah keputusan yang tidak masuk akal, dan contoh bias kelalaian
          Bias kelalaian terjadi di balik delusi berikut: Kita menunggu sampai seseorang mencelakakan diri sendiri daripada mengambil tindakan terlebih dahulu. Enggan melaporkan pajak pendapatan lebih bermoral daripada memalsukan dokumen pajak, walau kedua tindakan itu sama-sama mengakibatkan kerugian negara.
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Tidak Usah Membaca Berita!
Tumblr media
          Trump menyatakan serangan virus lebih merusak dibanding peristiwa Pearl Harbour, Pembunuhan profesor Bing-Liu memicu teori konspirasi. Dian Sastro yang takut kesaksian Al-Qur’an yang tidak dibaca di akhirat. Hotman paris yang ngebet ke Bali karena transportasi umum akan dibuka kembali.
          Apakah anda benar-benar perlu mengetahui semua hal itu?
          Belakangan ini media nampak menyetir pemikiran kita secara tidak langsung. Mereka memformulasi berita-berita yang mereka terbitkan. Mulai dari menutup-nutupi fakta, menyebarkan ketakutan, mengambil fakta secara tidak menyeluruh, menggoreng kesalahan pemerintah, judul-judul berita yang click-bait, bahkan berita hoax. Pada akhirnya efek yang kita rasakan kebanyakan hanyalah kebencian, ketakutan, sedikit sekali efek positifnya bagi kita.
          Terlepas dari apapun tujuan mereka orang-orang dibalik pembuat berita. Kuncinya ada pada diri kita sendiri.
          Berita tidaklah relevan. Dalam dua belas bulan terakhir, kita mungkin mengonsumsi sekitar sepuluh ribu potongan berita. Jujurlah: Sebutkan satu diantaranya, satu saja yang membantu anda mengambil keputusan yang lebih baik untuk hidup, karir atau bisnis anda. Adakah?
          Lebih baik baca artikel dengan latar belakang yang panjang dan buku. Ya, tidak ada yang mengalahkan buku dalam memahami dunia.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Cara Mengambil “Harta” Orang Lain
Tumblr media
          Seorang peternak memberi makan seekor angsa. Awalnya hewan yang pemalu itu ragu-ragu, bertanya-tanya “ada apa ini?” Mengapa dia memberi aku makan?” Hal itu terus terjadi selama beberapa minggu sampai, akhirnya, angsa yakin: “Petani ini berbuat baik kepada saya dengan tulus.” Tiap kali diberi makan, sang angsa makin yakin. Karena benar-benar yakin akan kebajikan hati peternak, sang angsa terpana ketika si peternak menariknya keluar kandang pada hari raya. Angsa tersebut menjadi korban pemikiran induktif, kecenderungan untuk mengambil kepastian universal dari pengamatan individual.
          Jika anda seorang wanita, apakah anda memiliki pacar? bagaimana tindak-tanduk pacar anda? apakah sering memberikan anda hadiah? sering berprilaku baik kepada anda? sering mengistimewakan anda? jika iya. maka anda harus berhati-hati. karena ada kemungkinan pacar anda memiliki niat lain seperti yang dilakukan oleh si peternak. Jika anda tidak ingin berakhir dengan kehilangan keperawanan, maka gunakan akal sehat anda!
          Bukan hanya dalam berpasangan, seorang investor saja dapat terjaring oleh bias induksi. Ketika harga saham meroket, dan awalnya dia menjadi waspada. “Mungkin gelembung” duganya. Ketika harga saham terus meningkat, bahkan setelah berbulan-bulan, ketakutannya berubah menjadi kebahagiaan. “Saham ini mungkin tidak akan pernah jatuh harganya.” Terutama karena kejadiannya setiap hari. Setelah  setahun, dia telah menginvestasikan seluruh tabungannya, membutakan matanya terhadap resiko besar yang ada. Tak lama kemudian, laki-laki itu akan rugi karena investasinya yang bodoh. Dia telah jatuh sangat jauh ke dalam bias induksi.
          Jika anda berniat untuk mencuri kekayaan seseorang/mendekati seseorang, dekatilah dia berikan kebaikan kepadanya secara konstan. Setelah dia terkena jebakan bias induksi anda dapat mulai “memerasnya”.
          Kisah lain terdapat pada seorang penerjun parasut. Dia terjun dari tebing, gunung, gedung, membuka parasut hanya pada menit-menit terakhir. Suatu hari, saya mengangkat pembicaraan mengenai betapa berisikonya olahraga pilihannya itu. Dia menjawab dengan cukup tenang: “Aku telah ribuan kali terjun dan tidak terjadi apa-apa.” Dua bulan kemudian dia meninggal ketika terjun dari tebing yang sangat berbahaya di Afrika Selatan. Satu kejadian cukup untuk menghapus teori yang telah dibenarkan seribu kali lebih.
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Anda Menyukai Saya, Anda Sangat, Sangat Menyukai Saya
Tumblr media
          Bias menyukai justru sangat mudah dipahami, namun kita tetap saja menjadi korbannya. Begini: Semakin kita menyukai seseorang, semakin cenderung kita membeli darinya atau menolong orang tersebut.
          Mungkin anda pernah membeli produk bukan karena ingin membelinya, tapi karena yang menjualnya adalah saudara, orang yg anda sukai, atau yang menyukai anda
          Berdasarkan penelitian, kita melihat seseorang menyenangkan jika (A) penampilan luarnya menarik, (B) mirip dengan kita dalam hal asal, kepribadian, atau ketertarikan, (C) menyukai kita. Karena itulah periklanan dipenuhi orang yang menarik (endorsement instagram misalnya)
Joe Girard dianggap sebagai penjual mobil paling sukses di dunia. Kiat suksesnya: “Dalam menjual apapun, tidak ada yang lebih efektif daripada membuat pembeli percaya, sangat percaya, bahwa anda menyukai dia dan peduli dengan dia.” Girard tidak hanya mengatakan yang perlu dikatakan: Senjata rahasianya adalah mengirimkan kartu pos setiap bulan kepada pelanggannya. Hanya satu kalimat memberi salam pada mereka: “Saya menyukai anda.”
          Walau ada kotak-kotak plastik yang bagus di supermarket dengan harga seperempatnya, tupperware tetap mengeruk pendapatan 2 miliar. Mengapa? Karena yang menjualnya adalah teman atau bahkan saudara kita.
          Politikus adalah maestro dalam bias menyukai. Tergantung latar belakang dan kepentingan masyarakat, mereka mengangkat topik-topik yang berbeda, seperti wilayah tempat tinggal, latar belakang sosial, atau isu ekonomi. Dan setelah mereka memuji kita: Setiap pemilih potensial dibuat merasa seperti anggota penting tim: “Suara anda diperhitungkan!” Tentu saja suara anda diperhitungkan, tapi kecil sekali, nyaris tidak ada pengaruhnya.
          Jika anda seorang penjual, buatlah pembeli berpikir anda seperti mereka, bahkan jika itu artinya mesti memuji-muji mereka. Dan jika anda seorang pembeli, selalu nilailah satu produk lepas dari siapa yang menjualnya.
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Lebih Sedikit Adalah Banyak
Tumblr media
          Pernahkah anda membuka aplikasi olshop, terus melihat2 berbagai barang. Karena banyak barang yang anda inginkan, anda tidak membeli apapun?
          Barry Schwarts, seorang ahli psikologi, menjelaskan mengapa bias paradox pilihan dapat terjadi. Pertama, banyaknya pilihan mengarahkan anda ke kelumpuhan jiwa. Untuk menguji hal ini, satu supermarket mendirikan bilik tempat pelanggan dapat mencicip dua puluh empat jenis selai. Mereka boleh mencoba sebanyak yang mereka suka dan lalu membelinya dengan potongan harga, Hari berikutnya sang pemilik melakukan percobaan yang sama hanya dengan enam rasa. Hasilnya? mereka menjual sepuluh kali lebih banyak selai pada hari kedua. Mengapa? Dengan banyaknya pilihan, pembeli tidak dapat membuat keputusan sehingga mereka tidak membeli apa-apa. Percobaan ini diulang berkali-kali dengan hasil yang selalu sama.
          Kedua, Pilihan yang terlalu banyak mengarah ke keputusan yang lebih buruk. Kita sebagai anak muda, faktor apa yang penting dalam memilih seorang pasangan hidup? mereka menceritakan semua kualitas yang biasa dengan mudah: kecerdasan, budi baik, kehangatan, kemampuan untuk mendengar, selera humor, dan daya tarik fisik. Tapi apakah kita benar-benar menggunakan kriteria-kriteria itu ketika memilih seseorang?
          Dulu, di suatu desa berukuran kecil, seorang pemuda dapat memilih di antara dua puluh anak gadis seumurannya, yang satu sekolah dengannya. Dia mengenal keluarga mereka dan sebaliknya, menghasilkan keputusan berdasarkan ciri yang sudah diketahuinya. Sekarang ini, di area kencan online, jutaan calon pasangan dapat kita pilih. Telah terbukti bahwa stress yang diakibatkan oleh beragam pilihan yang membingungkan ini sangat besar sehingga otak laki-laki mengurangi keputusan menjadi satu kriteria: daya tarik fisik.
          Akhirnya, banyak pilihan mengakibatkan ketidakpuasan. Bagaimana mungkin kita bisa yakin sedang membuat keputusan yang tepat ketika ratusan pilihan lain mengelilingi dan mengacaukan kita? Jawabannya: kita tidak bisa. Semakin banyak pilihan yang kita miliki, semakin tidak yakinlah kita, akibatnya kita merasa tidak puas.
2 notes · View notes
maullard · 5 years ago
Text
Jangan menilai keputusan dari hasil
Tumblr media
           Katakanlah satu juta monyet berspekulasi di bursa saham. Mereka membeli dan menjual saham seperti orang gila, dan tentu saja secara acak. Apa yang terjadi? setelah seminggu, sekitar setengah dari monyet-monyet itu mendapatkan keuntungan dan setengah dari monyet itu merugi. Mereka yang mendapat keuntungan boleh tinggal, yang rugi anda kirim pulang. Pada minggu kedua, setengah dari semua monyet masih untung sedangkan setengah lainnya mendapat kerugian dan dikirim pulang. Dan seterusnya, setelah dua puluh minggu, hanya akan ada satu monyet yang tersisa, monyet yang satu ini tanpa gagal, memilih saham yang tepat dan saat ini menjadi miliarder. Mari kita memanggilnya monyet sukses.
          Bagaimana reaksi media? mereka akan merebung si monyet untuk memahami “prinsip-prinsip sukses”-nya. Mungkin mereka akan mendapatkan fakta si monyet lebih banyak makan pisang, atau dia berayun dengan jungkir balik. dia pasti punya resep sukses kan? 
          Cerita monyet mengilustrasikan bias hasil : kita cenderung mengevaluasi keputusan berdasarkan hasil, dibangingkan proses memutuskan.
          Jika anda memiliki seorang teman yang sukses bergelimang harta, atau anda memiliki seorang teman yang ahli dalam satu bidang namun ia gagal. Jangan pernah menilai hasil tersebut! belum tentu teman anda yang sukses dan bergelimang harta tersebut hasil jerih payahnya sendiri, bisa jadi kekayaan turunan. atapaun dengan teman anda seorang ahli yang gagal, bisa jadi ia gagal karena ada “faktor lain”.
Kesimpulan : Jangan pernah menilai sesuatu dari hasilnya, terutama jika keacakan dan “faktor eksternal” berperan. Hasil yang buruk tidak secara otomatis menandakan keputusan buruk, dan sebaliknya.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Bertemanlah dengan orang jelek!
Tumblr media
          Manakah yang lebih baik? produk yang telah di diskon dari 100 ribu menjadi 70 ribu. atau produk yang sejak awal 70 rb? saya yakin mata anda akan tertuju pada produk yang telah di diskon. itulah bias efek kontras.
          Masukan tangan kanan anda ke dalam air es selama satu menit. Lalu masukan kedua tangan ke dalam air hangat. Apa yang anda rasakan? air hangat terasa seperti yang seharusnya di tangan kiri dan terasa menyengat di tangan kanan.
          Efek kontras adalah saat kita menilai sesuatu indah, mahal, atau besar jika dihadapkan dengan sesuatu yang jelek, murah atau kecil. Kita punya masalah dengan penilaian mutlak.
          Efek kontras menghancurkan seluruh hidup kita : Seorang perempuan cantik menikahi laki-laki yang biasa saja. Karena di lingkungan kerja perempuan tersebut para lelaki lainnya lebih buruk, maka si laki-laki biasa akan terlihat seperti pangeran.
          Pemikiran terakhir: Jika anda sedang mencari pasangan, jangan pernah pergi bersama teman anda yang rupawan! Orang akan memandang anda tidak menarik daripada sebenarnya. Pergilah sendiri, atau lebih baik anda mengajak teman anda yang buruk rupa!
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Jangan Terima Minuman Gratis
Tumblr media
          Pernahkah di hari ulang tahun, anda mendapatkan hadiah dari seseorang? Apakah anda juga memberikan hadiah kepada orang tersebut ketika ia berulang tahun? Motif apa yang anda lakukan? merasa tidak enak? merasa berhutang? yap. itulah bias timbal balik.
          Seorang ahli psikologi bernama Robert Cialdini menemukan bahwa manusia mengalami kesulitan kalau berutang kepada orang lain.
          Bias timbal balik dapat bersifat positif maupun negatif. Tentunya ketika kita merasa dilecehkan atau direndahkan, akan ada saat-saat kita ingin membalasnya berkali-kali lipat. Pun dalam hal positif, anda merasa tidak enak ketika tidak membalas kebaikan orang lain (meskipun sebenarnya merepotkan).
          Sepasang suami istri mengundang keluarga kami untuk makan malam. Kami sudah beberapa lama mengenal mereka. Mereka baik tapi jauh dari menyenangkan. Kami tidak bisa memikirkan alasan yang baik untuk menolak, jadi kami terima. Semua berjalan persis seperti yang kami bayangkan: Makan malam itu lebih parah dari membosankan. Tapi kami merasa wajib untuk mengundang mereka ke rumah kami beberapa bulan kemudian. Kendala bias timbal balik telah memberikan kami dua malam penuh khawatir. Lalu, lihatlah beberapa minggu kemudian, undangan lanjutan datang dari mereka. Saya bertanya-tanya, akan sampai kapan hal ini berlangsung?
          Dengan cara yang kurang lebih sama, jika seseorang memberi anda hadiah/barang secara gratis dan anda tidak ingin membalasnya, yasudah jangan anda balas. Karena hal ini akan merepotkan untuk anda kedepannya,
          Atau jika anda menerima tawaran dari seseorang di supermarket, entah menawrkan anggur, susu atau produk lainnya. Nasihat saya adalah anda menolaknya! kecuali anda ingin akhirnya memenuhi kulkas dengan barang yang bahkan anda tidak sukai.
1 note · View note
maullard · 5 years ago
Text
Jika Lima Puluh Juta Orang Mengatakan Hal yang Bodoh, Tetap Saja Itu Bodoh.
Tumblr media
          Ketika anda sedang berangkat kuliah atau menuju ke tempat kerja. Di persimpangan jalan anda berpapasan dengan sekelompok orang yang semuanya sedang memandang langit. Tanpa berpikir sama sekali anda juga akan menoleh ke atas. Mengapa? Inilah Pengakuan Sosial.
          Di tengah konser, ketika penyanyi mempertontonkan skill nada tingginya, seseorang mulai bertepuk tangan dan tiba-tiba semua orang mengikutinya. Mengapa? Pengakuan Sosial.
          Pengakuan Sosial kadang disebut juga “naluri kelompok”, membuat seseorang merasa mereka bertingkah laku dengan benar ketika bersikap sama seperti orang lain. Dengan kata lain, semakin banyak orang yang mengikuti gagasan tertentu, semakin kita menganggapnya lebih benar. Dan semakin banyak orang menunjukkan tingkah laku tertentu, semakin pantaslah tingkah laku itu di mata banyak orang. Tentu saja itu konyol.
          Percobaan sederhana dilakukan pada 1950-an oleh Solomon Asch, menunjukkan bagaimana tekanan sosial dapat mengganggu akal sehat. Seorang subjek penelitian ditunjukkan garis yang digambar di atas kertas, dan disebelahnya ada tiga garis, diberi nomor 1, 2, dan 3 (satu lebih pendek, satu lebih panjang, dan satu lagi memiliki panjang yang sama dengan yang asli). Dia harus menunjukkan mana dari ketiga garis tersebut yang sama dengan yang asli. Jika orang itu sendirian di dalam ruangan, dia akan memberikan jawaban yang benar karena tugasnya cukup sederhana. Saat ini lima orang memasuki ruangan, mereka semua aktor, tapi subjek penelitian tidak mengetahuinya. Secara bergiliran mereka memberikan jawaban yang salah dengan memilih “nomor 1″ walaupun sangat jelas bahwa nomor 3 adalah jawaban benar. Lalu kembali giliran subjek penelitian. Pada sepertiga kasus, dia akan menjawab dengan salah, karena mengikuti jawaban yang sama seperti yang lain.
          Seringkali terjadi di lingkup perkuliahan, ketika anda sedang dalam sidang dan anda merasa ada hal yang perlu dibahas lebih lanjut, namun mayoritas peserta sidang menolaknya. Apakah anda akan tetap ngotot?
          Komedi dan acara bincang-bincang memanfaatkan pengakuan sosial dengan memasukkan rekaman suara tertawa pada saat-saat yang tepat sehingga meyakinkan penonton untuk ikut tertawa bersama.
          Bersikaplah skeptis saat suatu perusahaan mengklaim bahwa produknya lebih baik karena “paling populer”. Bagaimana mungkin suatu produk bisa menjadi lebih baik hanya karena terjual paling banyak? Dan ingatlah kata-kata bijak dari penulis novel asal Inggris, W. Somerset Maugham: “Jika lima puluh juta orang mengatakan hal yang bodoh, tetap saja itu bodoh”
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Anda Harus Mengunjungi Makam!
Tumblr media
Bias yang akan kita bicarakan adalah bias kelestarian.
          Kemanapun saya pergi dan bertanya pada anak zaman sekarang, cita-cita mereka adalah menjadi Youtuber, Influencer, Selebgram. Hal ini wajar, karena seringkali mereka melihat kehidupan yang menyenangkan dari profesi tersebut, Hidup dikelilingi uang dan fans. Sangat menggiurkan. Kesuksesan mereka memotivasi anak-anak zaman sekarang, Namun apakah mereka akan berhasil menjadi profesi tersebut? Kemungkinannya berada sedikit diatas nol. Kemungkinan besar mereka akan berakhir menjadi  Youtuber/Influencer/Selebgram gagal.
          Di balik setiap penulis terkenal kita dapat menemukan seratus penulis yang bukunya tidak akan pernah terjual. Di belakang mereka, ada seratus lagi penulis lain yang belum menemukan penerbit. Di belakang mereka ada lagi seratus penuls dengan tulisan yang belum selesai. Dan dibalik setiap dari mereka ada seratus orang yang bermimpi suatu hari akan menulis buku. 
          Namun kita hanya mendengar tentang penulis-penulis yang sukses. Media tidak tertarik untuk menggali makam orang-orang gagal. Dan memang bukan itu tugasnya. Inilah yang membuat makam tidak terlihat oleh pihak luar.
          Inilah arti bias kelestarian: Orang-orang secara sistematis menganggap kemungkinan mereka untuk sukses itu terlalu tinggi. Kita tidak sadar tentang betapa kecil sebenarnya kemungkinan untuk sukses. Lawanlah bias itu dengan secara rutin “mengunjungi makam”. Perjalanan itu menyedihkan, tapi akan membersihkan pikiran anda.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Thinking Clearly
Tumblr media
           Rolf Dobelli dalam bukunya yang berjudul The Art Of Thinking Clearly menjelaskan 99 jenis sesat pikir yang seringkali di alami oleh orang-orang. Ia menamakannya kegagalan berpikir jernih atau disebut juga “kesalahan kognitif” atau “sesat pikir” (cognitive error), adalah penyimpangan sistematis dari pemikiran dan tingkah laku yang optimal, rasional, dan yang dianggap layak. Yang dimaksud “sistematis” adalah kesalahan-kesalahan itu bukan hanya kesalahan yang sesekali terjadi dalam pertimbangan, melainkan cenderung kesalahan rutin, penghalang logika yang menyandung kita dari waktu ke waktu.  
          Contohnya seringkali kita mengira kita tahu lebih banyak daripada sebenarnya, dibanding sebaliknya. Sama halnya, risiko kehilangan sesuatu mempengaruhi kita lebih besar daripada kemungkinan untuk mendapatkan sesuatu dalam jumlah yang sama.
          Pada postingan selanjutnya saya akan memilih beberapa sesat pikir yang sering kali kita alami di usia sekarang ini.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Mempertahankan Kebiasaan
Tumblr media
Mempertahankan akan lebih sulit dibandingkan memulai. Karena terkadang kita terhenti di tengah jalan dan sia-sia.           
          Berikut saya akan membagikan beberapa tips untuk mempertahankan sebuah kebiasaan/rutinitas.
Jangan Absen Dua Kali
          Tidak apa-apa jika anda terpaksa melewatkan kebiasaan/rutinitas yang sedang dibangun. Mungkin agenda mendadak atau gangguan lainnya. Namun jika anda dengan sengaja melewatkannya di hari selanjutnya. Selamat! tidak lama lagi anda akan berpisah dengan rutinitas tersebut. Setelah absen 2 kali saya jamin anda akan absen di hari-hari berikutnya. Karena akan dibutuhkan energi yang besar untuk memulainya kembali. 
Metode Check List/To do List
          tips lainnya adalah memantau kebiasaan dengan menggunakan check list  supaya tidak melewatkan rutinitas setiap harinya. Saya sendiri menggunakan metode ini dan mengevaluasinya di akhir pekan, Sehingga saya dapat mengetahui mana kebiasaan yang kedepannya akan saya pertahankan dan mana yang kurang cocok terlihat dari tanda “ceklis” pada check list.
Menghukum Diri Anda
          Setiap orang tidak suka dengan hukuman, benar? Gunakan metode ini untuk memberikan fear motivation. Metode ini saya gunakan untuk mempertahankan kebiasaan yang saya bangun. Contoh jika saya melewatkan kebiasaan menulis diary di malam hari, maka saya melakukan push up sebanyak 100 x di esok harinya.
Bertahap
          Mulailah sebuah kebiasaan semudah mungkin. Jika anda menaruh beban terlalu berat di awal-awal. maka saya jamin kebiasaan tersebut tidak akan bertahan lama. Naikan secara bertahap target anda. Contoh ketika pertama kali saya lari, target saya hanya bernilai 1-1.5 km. dan secara bertahap naik jadi 3-5 km setelah berbulan-bulan. Bayangkan jika di hari pertama saya langsung berlari sejauh 3-5 km. Apakah keesokan harinya saya akan melakukannya lagi? pasti tidak, saya sudah membayangkan rasa capeknya terlebih dahulu.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Kaidah Keempat
Tumblr media
Kaidah terakhir adalah MENJADIKANNYA MEMUASKAN.           
          Pernah ketika kecil saya mendapat imbalan karena disuruh orang tua membeli sesuatu ke warung. Di lain hari, ketika tidak mendapat imbalan, saya menolak perintahnya. Terlepas dari saya yang masih kecil, namun terkadang kita melihat sesuatu dari GANJARANNYA.
          Begitulah cara manusia berpikir. Jika tidak ada benefit yang didapatkan baik secara materi maupun non materi, ia akan menolaknya. Konsep ini dapat kita aplikasikan pada kebiasaan.
          Anda harus bisa membedakan antara ganjaran langsung dan ganjaran tertunda. ganjaran langsung adalah ganjaran yang dapat anda dapatkan dalam kurun waktu yang cepat. Sedangkan ganjaran tertunda diperlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkannya.
          Ketika anda memilih kebiasaan, pastikan apakah kebiasaan tersebut memberikan ganjaran? Jika ya, ganjaran apakah yang diperoleh? ganjaran langsung atau tertunda? Dari sini kita dapat memetakan kebiasaan yang anda pilih.
          Saat saya memilih untuk rutin lari, saya merasakan kucuran keringat selepas melaksanakannya, dan dalam waktu satu bulan, saya dapat menurunkan berat badan saya 1-2 kg. tidak banyak, namun KEPUASAN lah yang saya peroleh. ganjarannya lah yang kita inginkan bukan?
          Ketika anda menjalankan kebiasaan dengan ganjaran tertunda, anda harus bersabar. karena kepuasan tidak akan datang dalam waktu dekat. katakanlah ketika anda mencoba investasi reksa dana, maka anda harus bersabar untuk memperoleh keuntungannya.
          Konsep ini juga dapat digunakan untuk melawan kebiasaan buruk yaitu dengan membuat kita KECEWA. contoh jika anda perokok dan mencoba untuk berhenti. buatlah sebuah statement, “saya akan mendonasikan uang 100 rb secara cuma-cuma pada seseorang yg saya temui, jika saya merokok”. saya jamin tak lama lagi anda akan berhenti merokok jika berkomitmen.
0 notes
maullard · 5 years ago
Text
Kaidah Ketiga
Tumblr media
Kaidah selanjutnya adalah MENJADIKANNYA MUDAH.
          Apakah anda ingin tiba-tiba kaya? Apakah anda ingin bekerja dengan santai namun dengan penghasilan besar? Ya. Pada dasarnya manusia menginginkan jalan termudah untuk mencapai sesuatu. Bayangkan jika ada 10 orang diminta memilih untuk mengerjakan soal susah atau soal mudah dengan bayaran yang sama. Saya yakin ke-10 tsb akan memilih mengerjakan soal mudah, toh dengan bayaran yang sama juga. Begitulah cara manusia berpikir.
          Konsep tersebut dapat kita terapkan dalam membangun sebuah kebiasaan. Apakah anda kesulitan dalam membangun kebiasaan sehat? mencoba untuk rutin jogging namun tidak berhasil? mencoba datang ke gym namun tidak bertahan lama? coba renungkan kembali, apakah anda memasang target terlalu berat?
          Ketika memulai kebiasaan jogging rutin. Saya menargetkan untuk lari 15 menit supaya tidak terlalu cape namun tetap berkeringat. Bayangkan ketika anda memulai lari dengan target berlari 1 jam atau 5 km atau lebih, apakah besoknya anda akan melakukannya lagi? Saya jamin anda akan berhenti. Karena sebelum memulai, anda sudah membayangkan capeknya. Disinilah pentingnya konsep jadikan mudah ketika memulai kebiasaan baru, dengan menjadikan kebiasaan anda tersebut mudah. maka anda akan melakukannya lagi dan lagi. perlahan namun pasti, anda akan menaikkan targetnya sesuai dengan kemampuan anda.
          Kaidah ini dapat digunakan untuk menghentikan sebuah kegiatan buruk.  dengan membalik konsepnya yaitu “menjadikannya sulit”. Ketika saya mencoba untuk fokus dalam mengerjakan sesuatu, saya menjauhkan smartphone dari jangkauan saya, sehingga akan menahan keinginan untuk memainkannya. berikan akses yang susah untuk melakukan kebiasaan buruk. maka perlahan kebiasaan tersebut akan menghilang.
0 notes