Text
Tulisan mas Gun ini akhirnya berhasil ditemukan saya; pandangan saya, beranjaknya usia menjadi model manusia dengan title dewasa, semakin kesini seringkali dihadapkan dengan pandangan bahwa hidup yang kita jalani lebih ke "apa adanya, manut melok dalane".
Meski memang nggak bisa bohong kalau pasti ada rasa iri atau menyesal ketika membandingkan dengan posisi, pencapaian, atau banyaknya pilihan yang dimiliki oleh orang lain.
Rasa-rasanya sudah expired untuk banyak bermimpi, padahal justru mimpi-mimpi itulah yang punya daya lesat luar biasa. Rasa-rasanya terlalu naif untuk berambisi ini itu, padahal nyatanya tanpa ambisi barangkali kita lebih sering mengotori hari-hari yang kita lewati.
Mengutip kata teh qoonit, "Kalau bukti iman adalah amalan, maka ambisius harus jadi kendaraan."
Pesan Untukmu
Tulisan ini mungkin akan segera menemukanmu, atau mungkin membutuhkan beberapa waktu, entah sehari, seminggu, sebulan, bahkan mungkin beberapa tahun kemudian.
Tulisan ini dibuat di 23 Januari 2025, sebuah penanda waktu yang mungkin bagimu adalah hari yang membahagiakan atau mungkin hari yang membuat sedih. Setiap orang punya ceritanya sendiri di tanggal yang sama.
Aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa kamu telah berjalan sejauh ini, masih bertahan hingga saat ini. Meski pikiranmu berkecamuk, beberapa kali ingin menyerah, banyak sekali pertanyaan di kepalamu yang membuatmu sulit tidur, serta bingung menerka kemana dan seperti apa ujung dari jalan yang lagi kamu lalui. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang sempat kepikiran untuk mengakhiri hidup tapi itu tidak dilakukan hingga saat ini. Bukankah itu hebat? * * * * *
Saat orang lain mungkin telah memiliki apa yang kita inginkan, mencapai apa yang kita harapkan. Sering kita bertanya-tanya, mengapa bagi kita jalan ke sana itu terasa sulit. Ada banyak hambatan, bahkan harus muter-muter. Kadang kita juga berpikir, kenapa untuk memahami sesuatu butuh waktu yang lama. Saat belajar hal baru, kita butuh waktu setahun, mereka sebulan sudah bisa. Kenapa semuanya terasa sulit buat kita? Bahkan saat mereka memiliki impian-impian, hal-hal di sekitarnya tak memberatkan. Mereka mendapatkan dukungan tanpa harus memikirkan tanggungan lain, seperti kita yang mungkin harus banyak berkorban untuk keluarga, saudara, bahkan diri sendiri.
Saat malam menjelang, pelan kita tutup pintu kamar dan sendirian. Pikiran kita terasa rumit, terasa sulit untuk melihat kenyataan bahwa menurut kita, kita belum mencapai apapun. Hal-hal yang jadi impian kita rasanya seperti khayalan saja.
Itu adalah pikiran yang membuat kita sulit bahagia.
Sementara di lain waktu, saat kita berkendara, saat kita bertemu dengan banyak orang di luar sana. Hidup yang menurut kita merana ini, ternyata adalah hidup yang begitu nyaman. Kita masih bisa berteduh saat hujan, masih bisa menikmati makan setiap hari, masih ada waktu untuk berselancar di dunia maya, masih memilik pakaian yang bisa berganti-ganti, masih punya waktu untuk mengaji, dan banyak hal lainnya.
Ahhh kadang hidup yang kita jalani ini, terasa sesak bukan karena apa yang kita miliki, tapi kita terlalu banyak memikirkan apa yang tidak kita miliki.
Rasanya, kita sebenarnya sedang diuji dengan ketakutan diri. Takut akan penilaian orang, takut akan kemiskinan, takut akan hilangnya kesempatan, takut akan umur yang semakin bertambah, takut salah memilih pasangan. Semua rasa takut itu seolah menjadi pemutus jalan antara kita dan masa depan. Sehingga kita terus menerus hidup di hari ini, dengan keadaan yang seolah tak pernah beranjak karena kita tidak pernah berani.
Tidak berani untuk kelelahan nmemperjuangkan impian, tidak berani untuk membuat kesalahan, tidak berani untuk membuat keputusan, tidak berani untuk menghadapi kenyataan, tidak berani untuk bertemu dengan hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi.
Jangan-jangan jarak kita dengan tujuan hanya sejengkal, hanya saja butuh keberanian. Sementara kita terus menerus hidup dalam rasa takut seolah tidak punya Tuhan? * * * * *
Tulisan ini mungkin akan kamu temukan suatu hari nanti, entah kapanpun itu ditemukan dan kamu sedang tidak nyaman menjalani hidupmu sendiri? Coba lihat lagi, ada berapa banyak pilihan yang kamu miliki jika kamu berani? Sesuatu yang selama ini kamu berpikir bahwa kamu tidak punya pilihan. (c)kurniawangunadi
343 notes
·
View notes
Text
Apa kabar?
Apa kabar teman-teman tumblr, beberapa pasang mata yang aku kenal dari ketikan, repost, atau like postingan yang muncul pada beranda aplikasi ini.
Lama sekali nggak berbagi apa-apa di sini. Lama sekali juga nggak sambat di sini, menyuarakan perasaan insecure, berbunganya jatuh hati, dalamnya rasa kecewa atau biru warna sebuah refleksi malam hari yang sebenarnya perlu-perlu saja disimpan; setidaknya untuk dibaca diri sendiri suatu hari nanti.
Semoga kabar teman-teman baik-baik saja, atau boleh jadi biasa aja. Karena yang namanya perasaan boleh jadi adalah sekumpulan partikel udara, yang mudah saja bergerak karena kipas angin yang kamu nyalakan karena kepanasan.
Dari tulisan ini aku juga mau minta doa. Minggu ini adalah pengumuman penempatan daerah internsipku (ini sejenis pengabdian bersifat wajib buat lulusan dokter umum yang baru disumpah selama kurleb setahun). Mohon doanya agar diberikan tempat terbaik, tempat yang paling baik buat menempa diri, iman, dan tabungan. Doa baik buat kalian juga!
31 notes
·
View notes
Text
Halo teman-teman Tumblr aku balik bentar. Mau ngabarin, insya Allah besok aku akan menghadapi ujian akhir kompetensi pendidikan profesi dokter (umum). Salah satu hari yang menjadi penentuan setelah 6 tahun berkecimpung di studi ini....kalau berkenaan mohon doanya ya agar dilancarkan dan bisa mendapatkan hasil lulus. Bismillahirrahmanirrahim 🙏🏼
97 notes
·
View notes
Text
teman-teman tumblr aku barusan daftar relawan NGO di daerah Sulawesi, doain aku keterima ya!
40 notes
·
View notes
Text
Jauhkanlah jodohku dari momen perjodohan yg mungkin terjadi di saat lebaran. Enak aja kan jodohnya saya.
93 notes
·
View notes
Note
Kak, menurutmu gimana rasanya cinta dalan diam?
Menjawab pertanyaan ini berdasarkan pengalaman pribadi yang sudah lalu, usang dan terkadang mengandung kelucuan bila diputar kembali.
Setelah dipikir dan diungkit kembali; cinta dalam diam versiku terlalu sering berakhir "hati-hati di jalan". Sebagai laki-laki yang pernah mengalami fase remaja yg seutuhnya meski pernah dibentengi pada lingkungan pondok dan asrama yang menjadi tabir antara rasa, logika dan upaya.
Rasa-rasanya cinta dalam diam pernah menjadi bagian dari bahan bakar untuk berkarya, mempertanyakan jati diri, merefleksikan sebagian dari diri untuk menjawab pertanyaan "apakah rasa cinta bertujuan untuk saling melengkapi kekurangan? atau sesederhana damai yang dirasa bila melihat senyumannya?"
Bagaimana rasanya? Kalau disederhanakan ujung dari jawaban ini bisa disederhanakan pakai lagu Sorai buatan Nadin Amizah.
mengutip jurnal Kajian Semantik : Implementasi Makna Kiasan Pada Lagu “Sorai” Karya Nadin Amizah oleh Hermandra dkk.
Sorai berasal dari kata Sorak-Sorai yang berarti teriakan atau perayaan kegembiraan. Kata nadin semua cinta itu patut dirayakan meskipun telah berakhir.
Cinta dalam diam banyak berakhir dengan sorai, semoga lain waktu kita bertemu dengan seseorang yang Selaras.
18 notes
·
View notes
Note
Kenapa sendu perlu dieja?
kan tiap hal tuh katanya bermakna. Manusia tentu saja lebih banyak menikmati hal-hal yg menyenangkan, dan mungkin nggak mengenal kebiasaan merayakan kesedihan.
Aku pernah baca pernyataan psikolog dari Standford University, yang bunyinya gini;
"...It’s more important for people, for survival, to notice the lion in the brush than it is to notice the beautiful flower that’s growing on the other side of the way,”
Hal-hal negatif, kekecewaan, ancaman, kesedihan, dan masa kritis dijelaskan menurut beberapa penelitian lebih banyak mengandung unsur nilai adaptif dalam memberikan gambaran kepada otak manusia dalam menghadapi hal-hal di masa depan.
Jadi ya gitu, barangkali kenapa sendu perlu dieja? Karena (sendu) layak juga dirayakan, disimpan, dinikmati dan dibagikan untuk saling mengingatkan bahwa 7.9 milyar manusia masih sama-sama hidup dan nggak bisa mengelak momen-momen menyedihkan di samping hal-hal yang membuat tertawa lebar.
13 notes
·
View notes
Text
Menyemogakan tulus,
semoga selain diberikan kemudahan bertemu dengan orang yang tulus di sekitar kita, kita juga diberikan kesadaran yang baik untuk menyadari ketulusan itu sendiri, karena kenapa?
Karena rasa tulus itu bukan tabiat, tapi ia adalah kebiasaan yang harus dilatih, dilakukan, diolah menjadi rentetan pengalaman hingga menjadi persepsi.
Alih-alih belajar menjadi orang yang tulus, semoga kita juga bisa berjodoh dengan orang yang ketulusannya membuat kita terus banyak belajar. Mempelajari hidup yang tidak perlu dilebih-lebihkan, merasa cukup berkecukupan, ikhlas menjalani, dan tidak mudah menyerah karena lelah.
Kayaknya seru serumah sama orang yang tulus. Atau, lebih tepatnya;
kayaknya seru menjalani sisa hidup bareng seseorang yang melihat hidup adalah serangkaian pelajaran. Karena seberapa banyak ujian, kita sama-sama sepakat ada hikmah di setiap alurnya.
177 notes
·
View notes
Text
temen-temen tumblr!!!!, masa koasku tinggal 1 bulanan lagi, omg!
Mohon doanya ya agar lancar persiapan, sampe ujian nasional nanti, meski perjalanan masih kurang setahunan lagi buat internship di daerah!!!
lama banget ga nulis di sini!
60 notes
·
View notes
Text
rasa rindu
"mama rasa, kamu nggak punya rasa kangen ke rumah ya? kamu ngga kangen apa gitu sama rumah, atau mama papa gitu?"
Kalimat itu akhirnya diucapkan mama ketika tempo hari singgah di rumah kontrakan. Sebagai koas tahun terakhir yang selanjutnya jadi alasan kenapa aku nggak bisa pulang selama 6 bulan terakhir, meski jarak Malang-Pasuruan kabupaten ga sampe 2 jam.
"haha ga tahu ma, kayaknya aku cuma pengen pulang kalau memang dibutuhkan atau memang ada momen aja"
Jawabku tanpa berpikir panjang, entah cuma jawaban itu yg ada di kepalaku sebagai anak pertama yang sedari umur 6 tahun yg udah diminta jauh dari ortu, jauh dari rumah karena masalah pendidikan.
Kadangkala aku juga mikir, apa pernah terbesit ga ya di benak ortuku soal merasa nelongso atau kecewa besarin anak pertamanya dengan cara didik yg akhirnya membuat aku punya karakter kayak gini, beda banget sama kedua adikku yang lain.
mungkin; dalam prespektifku, perasaan tidak boleh menang di antara pekerjaan, di antara amanah, di antara kerja keras. Rasa rindu bagiku masih bisa ditabung, diberikan porsi kesabaran lebih besar, ditahan-tahan sampai lupa sejenak dengan bantuan kelelahan atau padatnya jadwal yang mengganggu tidur.
Rasa rindu ga boleh menang, tapi kalau diperbolehkan minta ke Allah, semoga aku dijodohkan sama sosok yang dapat membuat rasa rindu itu dimenangkan kembali.
47 notes
·
View notes
Text
Memo: 12
Ibu pernah berkata:
Carilah perempuan yang bermata lautan, ia menenangkan meskipun riuk ombaknya tak pernah diam, ia tetap lapang meskipun kafilah awan berlalu lalang, ia akan menjadi tempat kamu berpulang meskipun lukanya sedalam palung terdalam. Atau mungkin juga kamu tidak butuh tempat untuk berlindung dari deras hujan, karena ialah tempat hujan berasal.

228 notes
·
View notes
Text
memo: 11
semoga kita dipertemukan dengan orang yang paham atau setidaknya mau paham gimana bahasa pribadi kita, gimana bentuk sayang kita, gimana bentuk kesabaran kita, gimana bentuk effort kita. Nggak segampang itu buat judge pribadi diri orang lain. Ternyata emang sesakit itu ketika usaha kita, perasaan kita dianggap sia-sia sama orang, dianggap nol besar.
233 notes
·
View notes
Text


Mengingat dialog sama diri sendiri (dulu pas masa pre-klinik) yang isinya perdebatan tentang idealisme, konsistensi prinsip, mengenali diri untuk menemukan bingkai diri yang disebut "passion" atau "jati diri" atau anggap aja belajar membaca peta diri menuju "tingkat maturasi" yang diinginkan banyak orang dewasa.
Berkeinginan punya hasrat yang Istiqomah untuk mengasah diri, memberikan sebagian dari diri untuk percaya bahwa tidak ada yang lebih bahagia menjalani hidup dengan mindfullness menyadari bahwa aku menikmati itu semua, meski harus berkali-kali dikecewakan, dikhianati atau harus bersusah payah belajar untuk tidak menyalahkan diri.
Semakin kesini dengan abu-abunya kedewasaan, ternyata modal tabunganku berproses sedari dulu sama sekali masih jauh dari kata cukup untuk membendungi pribadi, untuk membentuk karakter ideal dalam diri.
Pernah nggak sih kalian merasa diposisi bahwa life battery kalian udah nggak optimal untuk menyerukan ambisi, udah loyo untuk tetap keras kepala belari sama fastabiqul khoirot, udah kosong untuk konsisten sama hal-hal besar?
Rasanya cuma kepengen hidup jalan aja, ga perlu muluk-muluk harus A atau B. Dulu ada temen deket pernah bilang bahwa;
"Salah satu hal yang paling berat dalam hidup adalah Istiqomah dan tidak ada istiqomah selain lebih istiqomah."
Ternyata memang seperti itu, konsistensi bukan tentang ujung atau berhasil tidaknya keinginan kita. Hasil dari konsistensi atau keistiqomahan adalah konsistensi itu sendiri, adalah self-belonging kita terhadap Istiqomah itu sendiri.
Semoga siapapun yang kehabisan baterai ambisi, dan berkali-kali jatuh; nggak lupa bahwa konsistensi bersama orang-orang yang tidak pernah berhenti buat mencoba buat bertumbuh.
67 notes
·
View notes
Text
Kita banyak kehilangan, sekaligus sering melupakan; dan berakhir menafikan bahwa sama sekali tidak rela itu terjadi.
29 notes
·
View notes
Text
spare-part:

umurku menjelang 24, dan aku baru saja menyadari; aku memang terlahir untuk tidak pandai menyederhanakan sesuatu, terlalu banyak mempertimbangkan atau juga terlalu malas untuk terburu-buru melakukan sesuatu, meski juga lebih sering untuk ceroboh terhadap hal-hal kecil, seperti kunci sepeda motor yang harus setidaknya dua kali dalam sebulan masuk ke dalam jok sendiri, yg membuat aku harus memparkir motorku di Rumah Sakit selama dua hari dan menunggu kunci serep dikirim dari desa oleh papa.
Atau aku akan menceritakan aibku yang lain, tentang kamar tidur yang selalu berantakan seperti isi kepalaku setiap kali akan mengakhiri rotasi di departemen, dan butuh waktu setidaknya 5 hari untuk mengumpulkan keberanian (baca: niat) untuk merapikannya dengan sepenuh hati.
Aku selalu mahir untuk membuat hal yang mudah nan sederhana menjadi hal yang rumit dan sulit, mama selalu bilang itulah perbedaan kontrasku dibandingkan adikku, Tirta. Seperti namanya Tirta yang berarti air, dia mudah mengalir meski cuaca sedang buruk.
Kadang aku berpikir, apakah pada akhirnya aku akan nyaman dengan cara pikir ini? apakah pada akhirnya aku akan melihat kesulitan sebagai hal yang lebih dominan daripada kemudahan?
Umur yang terus merangkak diimbangi dengan ekspektasi orang tua, keluarga besar dan diri sendiri, mengekerucutkan target-target menjadi spesifik sekaligus abu-abu, misalnya saja kita membicarakan tentang pasangan, pernikahan. Aku jadi merasa bersalah banget kalau mindset yang udah aku pelihara sejak kecil ini menyulitkan calon istriku nanti, menyulitkan keluarganya juga.
Kalau di dunia ini ada yang jual onderdil/sparepart karakter untuk manusia, aku akan inden untuk mengganti karakterku soal prespektif yang terlalu rumit ini wkwk.
123 notes
·
View notes