Tumgik
mengukir-kisah · 6 days
Text
Pada akhirnya kita akan menghadapi segalanya sendiri. Keputusan-keputusan itu kita ambil sendiri dan kita lah yang akan menanggung akibatnya baik atau pun buruk. Bukankah hari penghakiman kelak pun sendiri-sendiri. Kita akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan selama ini sendiri-sendiri. Orang terdekatmu tak akan bisa menolong. Keluarga akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ternyata amal baik saja yang kelak akan menemani. Memperbanyak amal baik, berarti memperbanyak teman di akhirat..
Kuingat sebuah nasehat. Alangkah sulitnya mencari sahabat sejati, tak kutemui meski telah kujelajahi negeri demi negeri. Mungkin yang kau cari adalah sahabat untuk memberi. Adapun sahabat untuk diberi bertebaran di seluruh penjuru bumi.
Nasihat itu begitu menancap. Kuamalkan bertahun-tahun lamanya. Bahwa mencari teman adalah berbagi, maka mudah saja kita berteman dengan cara memberi sebanyak-banyaknya. Sedangkan mencari teman untuk memberi tulus kepada kita betapa sulit. Telah kuamalkan walau kini sepertinya nasehat itu tak lagi berkaitan dengan episode ini.
Tak jarang, beberapa orang datang hanya memanfaatkan. Mereka hanya mengambil apa yang mereka butuhkan kemudian berlalu begitu saja. Kemudian hati nurani bertanya apakah selama ini ikhlas dalam memberi. Bukankah ikhlas itu tak mengharap balasan. Kujawab tentu saja aku berusaha ikhlas. Tak peduli apa yang akan orang lain lakukan setelahnya. Namun kadang hati manusia ini seperti memang fitrahnya membutuhkan saling. Tergerus rasanya terus memberi tanpa menerima. Sebagaimana timbangan yang tak seimbang. Tak mampu berkekalan. Jatuh juga kelak karena beban di salah satunya yang begitu berat.
Hiduplah untuk berbuat baik menurut Allah. Tak perlu berharap balasan meski jiwa manusia biasa mengharapkannya. Biarkan balasan itu menjadi bentuk yang lain dari Allah. Percaya jika kebaikan itu menjadi nikmat lain yang menguntungkan kita. Entah dihindarkan dari mudharat atau mendapatkan kebahagiaan lain yang tak kita sangka.
2 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Menjadi Manusia Yang Bermanfaat [3]
Khoirunnas Anfa'uhum Linnas, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain." (HR. Ath-Thabari)
Tumblr media
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain di kehidupannya. Ga bisa tuh kita hidup seenaknya tanpa bantuan orang lain, tanpa ada teman bercerita dan ngobrol, serta membantu kita dalam kebutuhan lain. “Eh tapi ada lho orang yang ‘no life’ gitu,” Yakinlah teman-teman, se no-life nya orang diluar sana sebenarnya dia itu merasa hampa.
Nah, karena kita udah tahu nih manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Maka, pastinya lah peran kita dibutuhkan untuk orang-orang sekitar kita, begitu pun sebaliknya, peran mereka juga kita butuhkan untuk membantu kita.
Ternyata dengan kita bisa membantu orang lain, kita bisa meringankan pekerjaan atau keperluannya mereka. Orang lain senang setelah dibantu, kita pun turut senang karena bisa membantu. Itu lah yang disebut sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Jadi kita tuh tidak hanya fokus sama diri sendiri sampai nggak mikirin orang lain. Coba lah lihat tetangga kita, bahkan lebih dekat lagi sesederhana melihat keluarga kita sendiri. Coba tanyakan, apakah ibu kita membutuhkan bantuan kita? Apakah suami sedang ingin dibantu? Bagaimana tugas sekolah adik kita, apakah dia mampu mengerjakannya? Dan hal lainnya yang bisa dibantu semampu kita.
Kemudian perlu menjadi pengingat juga untuk kita ketika membantu orang lain, jangan sampai ketika membantunya kita mengharapkan imbalan. Jangan juga kepo yang berlebihan dengan urusan orang lain. Secukupnya saja dalam membantu, luruskan niat kembali karena Allah dan ingin menjadi orang yang bermanfaat.
5 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Tumblr media
Ternyata kita masih kalah oleh dunia. Masih kalah dengan rasa takutnya, keresahannya, rasa khawatirnya. Berapa banyak hal yang membuat kita tidak tenang ketika melangkah keluar? Berapa banyak riuh yang sedang melingkar di dalam diri kita, padahal kita sedang melakukan rutinitas sehari-hari kita diluar; bekerja. Takut dengan atasan, takut dengan kewajiban dipekerjaan. Masalah-masalah dunia membelenggu kita, dan kita tidak berdaya. Karena mungkin kurangnya kita dalam bertawakkal sebagai hamba.
@menyapamakna1
80 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Di balik setiap yang tertunda, perpisahan, dn setiap hati yang patah, pasti ada kebaikan di sana. Lelah? Capek? Sama, semua orang pasti merasakan itu.
Yang membedakannya hanya rasa bersandarmu pada Allah dan prasangka baikmu pada-Nya.
Setiap kita ada lelahnya masing-masing, ada istirahatnya masing-masing, begitu pula lika-liku hidup yang pasti berbeda. Yang membuat kita sama adalah rasa percaya kita pada Tuhan yang mengatur alam semesta, dan yang membedakan kita dengan yang lainnya adalah kita menyandarkan segala urusan ini pada pemilik takdir.
Jika sandaran kita pada Tuhan pemilik hidup dan mati, bukankah itu sudah cukup? Sebab Dia mustahil menelantarkan kita, membiarkan kita begitu saja, Dia pasti tau jalan dan alur terbaik untuk kita.
Semangat ya, gapapa, semua ada waktunya kok :')
Kuningan, 7 September 2024
@jndmmsyhd
282 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Jatuh cintaku padamu kali ini terasa sangat damai sekali. Tak memaksakan keinginan hati, tak mengejar dan berlari, tak juga menanti sepi. Terima kasih telah hadir di kehidupanku yg membosankan ini. Akan kulangitkan doa disetiap dirimu terlintas di benakku. Entah endingnya nanti seperti apa, semoga akan selalu ada hal baik yg membuat kita bersama..
38 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
S E P T E M B E R
September ke dua puluh delapan ini telah tiba, diiringi musim hujan yang mulai membasah kuyupkan jalanan, dedaunan dan apa-apa yang tidak memiliki tempat berteduh.
September ke dua puluh delapan ini telah tiba, beserta harapan-harapan yang bertunas di hati. Menjelma dalam doa-doa yang seringkali berubah menjadi keluh kesah karena hari yang lelah.
September ke dua puluh delapan ini telah tiba, ketika waktu terasa melesat cepat setiap harinya. Lintasan mimpi yang pijar kini menjadi bercahaya sederhana dengan harapan cukup menciptakan tenang di riuhnya dunia yang selalu dalam kesibukan.
Dan september ke dua puluh delapan ini pun tiba, beserta sepaket rentetan pertanyaan (masih) perihal mendewasa;
Jika umurku terus berkurang, akankah kesabaranku bertambah?
Jika umurku terus berkurang, akankah ruang keikhlasan di hatiku meluas?
Dan jika umurku terus berkurang, akankah kerinduan tentang masa kecil di dalam jiwaku ini akan terlupakan dan menghilang?
Hujan yang panjang, 9 September 2024 22.09 wita
156 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Menelan Rasa Sakit
Ada masa dalam hidup di mana keheningan malam hari terasa lebih riuh dari biasanya. Ada bising yang memecah tenang, yang hulunya adalah kepala sendiri. Ada pikiran yang sibuk mencari-cari jawab, menyimpul semua hal yang sebenarnya hanya ketakutan. Ada tangis yang terisak, terasa begitu sesak dan sukar dibendung alirannya.
Mengapa diam-diam aku merasa ingin hilang dari semua hal yang tidak aku suka wujud kenyataannya, dari semua orang yang tidak ku inginkan kehadirannya, dari semua caruk-maruk yang mendekap hidupku dengan bentuk perasaan kecewa?
Sebetulnya ini apa?
Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya jika aku bisa menghapus diriku dari ingatan semua orang, seolah-olah aku tidak pernah benar-benar ada di hidup mereka. Bagaimana rasanya jika aku memulai kehidupan di sebuah tempat baru yang di dalamnya tidak ku temukan lagi rasa pahit, getir dan luka di masa lalu.
Ada masa aku ingin menghilang dan tidak ditemukan oleh siapapun, kecuali oleh diriku sendiri. Sebab sejauh apapun akan pergi, aku tidak akan bisa lari dari jiwa yang melekat dalam ragaku.
Semoga suatu hari nanti aku akan menemukan cara untuk bertahan tanpa berlari, sebab dalam hal ini, aku harus mampu menelan seluruh rasa sakit, sendirian.
8 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Kesopanan intelektual adalah kerendahan hati terhadap apa yang aku ketahui; kerendahan hati intelektual adalah kesopanan terhadap apa yang tidak aku ketahui.
— Tariq Ramadan
118 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Garis Hidup
Mendewasa, kamu makin sadar
Hidup manusia itu beredar pada garisnya masing-masing
Ada kalanya garis garis itu berjalan bersisian untuk beberapa waktu, kemudian bersilang kearah yg berbeda
Garis lain kadang juga datang tiba-tiba, berjajar bersama sejenak, lalu pergi lagi.
Datang-pergi, hilang-kembali, berputar-balik lagi.
Kita mungkin memegang kemudinya, mampu memilih jalannya, tapi arah petunjuk, pola perjalanan, dan tujuan akhirnya, semua ada ditangan-Nya.
Maka....
Mintalah seluas-luasnya ruang ikhlas dibukakan untuk kita bisa menerima hasil dari semua harapan yang kita langitkan.
Siapkanlah selapang-lapang ruang syukur saat garis kita mungkin menemui banyak hal tak terduga yang membantu kita bertumbuh lebih subur.
Atau mohonlah dilimpahkan sederas-deras ampunan untuk setiap salah coret yang sengaja atau tidak sengaja kita goreskan dalam garis hidup kita.
(C)Han
Minggu kedua musim gugur
Denmark, 2024
2 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
kita adalah manusia-manusia dengan kepala berisik yang tak henti-hentinya meminta agar selalu diberi ketenangan dan kehidupan yang asik oleh Tuhan Yang Maha Baik.
50 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Afirmasi pagi :
"Lepaskan apa yang menjadi beban pikiran, relakan apa yang tidak ditakdirkan, maafkan keadaan yang menyakitkan, lupakan hal yang membuat hidup berantakan, mari berdamai dengan segala takdir dan masa yang terlewatkan, fokus saja dengan diri, tak perlu merisaukan apa yang belum menjadi takdirmu."
159 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Luka di hati itu tidak mudah disembuhkan, bahkan seringkali ia terbuka cukup lama hingga bertahun-tahun. Uniknya, luka itu hanya akan sembuh jika dibasuh dengan maaf dan sabar, sembari meminta kebaikan dari Tuhan yang menggenggam setiap hati manusia. Wahai hati, melembutlah.
Luka yang terlalu lama seringkali mengakibatkan infeksi dan merembetnya luka, entah dendam, hasad, iri, bahkan jiwa yang tidak bisa mendapatkan kebaikan.
Sesiapa yang hatinya sedang sakit, semoga Allah sembuhkan, mintalah bantuan dan pertolongan pada Allah, agar mudah bagi hati memaafkan dan melapangkan dada.
@jndmmsyhd
238 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Jika kehidupan adalah merupakan kumpulan dari ujian kesabaran, maka pada setiap penantian, seringkali kita diuji untuk tetap percaya pada waktu-Nya
Ada saat di mana kehidupan mengajarkanmu perihal bersabar dalam sebuah penantian. Bukan sekedar menanti hari demi hari yang terus berlalu tanpa arti, melainkan sebuah penantian yang penuh dengan do'a, harapan, dan keyakinan yang dibalut dengan kesabaran atas semua ikhtiar panjang yang telah kamu lalui sejauh ini.
Di antara sekian banyak tema hidup akan penantian, mungkin penantian akan pasangan hidup adalah sesuatu yang acapkali menguras hati. Ketika keyakinan yang di awal terlihat begitu kokoh, lantas menjadi goyah akibat terus bergelut dengan keraguan, rasa kecewa, bahkan keputusasaan.
Setelah penantian yang begitu panjang itu, ada titik di mana kesabaranmu mulai diuji. Rasanya seolah semua doa, usaha, dan harapan yang telah diupayakan berulang kali hanya akan berakhir tanpa kepastian jawaban lagi. Pada saat itulah, pertanyaan "Allah, harus berapa lama lagi?" mulai berbisik dalam benakmu, menggoyahkan keyakinan yang selama ini telah kuat terpatri.
Memang, ada saat-saat di mana perasaan lelah menjadi begitu mendalam, hingga kamu mulai mempertanyakan makna dari kesabaran itu sendiri. Entahlah, pada posisi ini tidak ada nasihat apapun yang menguatkan, selain jangan pernah lupakan bahwa Allah selalu melihat setiap tetes air mata, setiap keringat, dan setiap usaha yang telah kamu lakukan.
Allah tidak pernah membuatmu menunggu tanpa alasan. Penantian ini mungkin adalah cara-Nya untuk membersihkan hatimu dari segala keraguan, atas segala prasangka, hingga kelak yang tersisa hanyalah ketulusan dan kepercayaan penuh kepada-Nya. Kamu dipersiapkan, dibentuk, dan dibimbing agar ketika akhirnya saat itu nanti tiba, kamu sudah cukup siap, baik dalam menerima maupun memberi cinta yang sejati.
Penantian akan pasangan hidup bukan hanya tentang menunggu seseorang hadir, tetapi tentang bagaimana kita memantaskan diri, membersihkan hati, dan terus memperbaiki ikhtiar. Karena pada akhirnya, yang kita tunggu bukanlah sekadar pasangan, melainkan amanah besar dari-Nya yang membutuhkan kesiapan hati, jiwa, dan pikiran yang utuh.
Maka, di tengah mungkin mulai riuhnya kepalamu atas semua keraguan, tetap bersabarlah. Karena penantianmu bukanlah tanpa arti. Dia yang kamu nanti pun sedang dipersiapkan, seperti halnya dirimu. Percayalah, ketika saatnya tiba, segala penantian ini akan terbayar dengan keindahan yang tak ternilai, dengan cinta yang diridhoi-Nya, dan dengan rasa syukur yang tiada batasnya.
240 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Semoga kita ga lupa, kalo kita cuma hamba.
Jangan nyetir takdir sendirian.
Beuratt.
Jangan ya dek, yaaa..
224 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Jika hidup sedang tidak sejalan dengan apa yang kamu mau, boleh jadi Allah sedang mengarahkan dengan apa yang kamu mampu. Maka, seharusnya itu jadi yang lebih baik.
@azurazie
89 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
Nayanika itu tampak begitu kelam layaknya dirgantara kala malam. Bulir bening mulai membasah. Dersik di luar begitu riuh beradu dengan kecamuk pikiran yang tiada hentinya. Bolehkah ia menyerah pada selesa semesta?
6 notes · View notes
mengukir-kisah · 6 days
Text
kita terlalu banyak bercanda, bisa saja kematian datang disaat kita belum selesai tertawa🥀
191 notes · View notes