merutukimasa
merutukimasa
CERITA ANAK PEREMPUAN
4 posts
Kelak semua anak perempuan akan mati, tetapi akamulasi kolektif mereka akan mekar dari ujung nadi hingga lumbung padi.
Don't wanna be here? Send us removal request.
merutukimasa · 9 months ago
Text
(.) jelitaku mati dirajam heteronormativitas
Jalang gila
Perempuan buruk rupa
Perangai serupa angkara murka
Dan separuh jiwanya melangkah menuju neraka.
Tak habis-habis mereka cecar jiwa ini, jelita. Atasmu yang menjelma purnama tunggal; atau kepalaku yang hendak dipenggal.
Tak satupun akan
Memotong satu dari seribu
Langkah ku menuju dirimu.
Kuharap kau
Bersemu kuncup labu
Merah ke ungu
Cecar nafasku
Dengan suara parau
Ku harap kau duduk di tepi telaga itu
Dan melihat kepalaku jatuh
Dari batang tubuh
Yang darahnya hendak berlabuh,
Hanya pada engkau.
Tumblr media
0 notes
merutukimasa · 9 months ago
Text
(Ini surat cinta).
Bumi,
Aku masih percaya janji ilahi perihal tujuh potong tubuh maaf yang akan ia lebur bersama unsur hara, yang akan mengasihi akar pohon besar di pengujung istana negara, meski bayangnya tak lagi membawa damai, dan orang-orang di dalamnya mulai lalai.
Aku tahu
Kau tetap bertubuh seluruh
Kasih yang meluruh
Melesat bagai peluru
Dan mendarat di ujung kalbu.
Dan aku yakin kau tak akan melupa atas peziarah yang membawa induk nya di ujuang makam sang Nyonya; meski yang ia tabur adalah bunga yang dibeli menggunakan uang-uang haram, uang-uang kotor—kau akan tersenyum sembilan rupa, kemudian melupa sebab tangan yang sama jua tak pernah lupa membakar dupa dan menitip cinta dalam tabiat-tabiatnya.
Dia mungkin hanya Liyan yang tak mampu membeli beras, meski kau kaya akan padi—kau hijau, kau kuning, kau penuh kasih.
Bumi,
Kau melihat dari sana, kan?
Tumblr media
0 notes
merutukimasa · 9 months ago
Text
Aku sedang kesal sekali ketika aku menulis ini.
Mungkin itu lah sebabnya aku menjadi manusia, sebab jika bukan—matamu yang berakar labu itu mungkin akan menyaksikan burung dara melinting sayapnya, Jibril memalingkan wajah dari Tuhannya, atau ribuan kelopak bunga memerah di atas telaga.
Mungkin, dikehendaki.
Tapi siapa yang berani mencari pasti?
Kau pun hanya peziarah yang duduk tiga kali di atas makam kemudian tak lagi datang, tak lagi tangis mu berkumandang atas jelita yang mekar disembunyikan tanah.
Kau pun, hanya seseorang yang perasaannya bisa berubah dengan mudah.
Bahkan jika pada akhirnya sang kuasa meminta tiga malaikat untuk membunuh anak-anak dari Lilith di laut merah.
Siapakah yang begitu kau harap akan menuai jiwamu dengan penuh kasih? Sekuntum bunga—harapmu? Kau tak pernah jadi anak perempuannya, kekasihnya.
Kau adalah yang lain.
Liyan, tak pernah menjadi diri. Pencemburu, pendosa, kotor, ke sorga sebab kepatuhannya, ke neraka bersolek pinggulnya.
Kau menyadari betapa Tuhan tak mencintaimu, tapi kenapa kau tak menjadi burung dara yang melinting sayapnya? Atau Jibril yang memalingkan wajah dari Tuhannya? Sebab kau adalah manusia.
Yang nyaris sepenuhnya tersusun atas baik dan buruk, benang merah semrawut yang tak dapat lagi diurut, kau terus melihat kabut—ke depan, yang kau harap persimpangan terakhir dari jalan lurus yang kau lalui dengar terpongah-pongah.
Kau begitu mudah disabarkan.
Kau begitu mudah ditenangkan.
Oleh rasa bersalah,
Cinta dan kasih sayang yang diobral dengan murah di teras rumah.
Itu lah mengapa—kau adalah manusia.
Tumblr media
0 notes
merutukimasa · 9 months ago
Text
Kadang-kadang pertanyaan dari saudara laki-laki ku begitu mengganggu ku. Jadi, aku mencoba menjawabnya.
Seteguh apa jiwamu meyakini tatanan yang menghadirkan engkau dalam lembar fana ini dan tiap-tiap yang menjadikan aku indah adalah sesuatu yang sama baiknya? Sampai mana batasmu memaklumi penciptaan yang memisahkan garis besar antara diriku dan dirimu, saudaraku? Tangan besar yang menyusun hakikat antar kita mungkin sama hangatnya dan sama pula kasarnya, tapi yang pelik kurasa dalam doa-doa sunyiku ialah apa yang kodrati atasmu dan atas diriku jelas berbeda pahamnya. Teguh jiwaku dan gusar cintaku memahami itu, tapi aku tetap percaya terhadap benang merah yang ia ikat di sebalik tulang belikatku, yang katamu pengingat tempatku pulang.
Sekalipun berkali-kali nyaris mati aku atas keraguan terhadapNya, aku tetap hidup penuh kasih. Tapi aku tak sanggup mendengar pengingkaran atas deritaku, yang dikubur lalu tumbuh menjadi semak belukar, membelit sisa kasih Tuhan yang terhambur-hambur di atas lantai dansa. Tumbuh ia mengikuti jejak darah segar dari labium yang hanya diberikan Tuhan untukku, tak ia berikan kepada tubuhmu. Entah karena ia terlalu mencintai kalian, atau entah karena ia terlalu mencintaiku.
Aku sudah hilang akal sejak lama, hilang bijaksana dan sekarang berpura-pura menguasai aksara. Percaya kah engkau atas kerelaanku pada tiap-tiap unsur yang membentuk tubuhku? Percayakah engkau atas cintaku pada tiap-tiap kasih yang dititipkannya padaku; kemudian kekasih-kekasihnya menjadikanku objek dalam mata, indra yang berbinar dan matilah harapku sebagai penerus perempuan sedar.
Oh saudaraku, aku menolak mekar lagi. Aku menolak jadi bunga indah lagi. Aku menolak tangan besar itu menjamah dan menjadikanku satu tatanan baru yang hidupnya tak lebih dari sebuah barang indah. Jadikan aku pohon besar saja, buah pala, besi baja atau apapun yang tak dititipkan rahim dan vagina.
“Bisakah kau datang dalam percakapan singkat bersama Tuhan lagi, saudaraku? Akan kubayar semua itu dengan daging-daging segar yang dahulu menusuk jiwaku dalam tungku penghukuman para penyihir dan mengubur mereka bersama resistensi ideolohi bahasa.”
Tumblr media
0 notes