mpiw
mpiw
My Chalk Board ;)
161 posts
aku? hanya ekstraktor kata yg tak se-kamu-tahu soundcloud.com/steffi-agustin
Don't wanna be here? Send us removal request.
mpiw · 3 years ago
Text
Tidak ada hati yg ingin ku tempati selain milikmu. Hanya ada satu tempat yg ingin ku tuju ketika sedang sedih, itulah pundakmu.
Aku selalu mengingat engkau sebagai tempat terhangat di muka Bumi. Senyum terbaik meski belum sikat gigi. Peluk ternyaman saat semua beban hidup ini hinggap.
Aku mencintaimu ternyata tanpa batas. Tanpa diketahui banyak orang, dalam diam, dalam senyap. Jika suatu saat engkau harus pergi, katakanlah sejak jauh-jauh hari. Aku sungguh tak siap jika harus jatuh kembali untuk kedua kalinya. Tidak untuk saat ini, besok, dan nanti.
1 note · View note
mpiw · 3 years ago
Text
It's so nice to see you again after so many years count by. My heart getting warmer to see you from far. You look sooo tired. I know life is hard, indeed. Mine too. And forgetting us is a tiring moment too.
After a battle to myself and i, i choose to say : keep healthy, please.
I choose to say it, still from far, but from the buttom of my heart. I do.
0 notes
mpiw · 3 years ago
Text
Kata orang cinta itu indah.
Ia memang selalu datang tiba-tiba kepada siapapun, yg mungkin sudah tertuliskan takdirnya. Jatuh cinta memang selalu indah di awal. Merasa semua benar, lurus, dan tak bercela.
Merawat cinta ternyata tidak semudah itu. Semua melibatkan emosi dan fisik. Melelahkan, sebetulnya. Terlebih banyak hal yg tampak diterima di awal, ternyata memang tak bisa diterima.
Memaksakan sesuatu memang terkadang baik, tetapi terkadang juga menjadi ke-ya-udah-an yg tidak bertepi. Berujung dengan membohongi diri sendiri. Terlihat kuat, namun ternyata membuat hancur perlahan. Hanya saja banyak yg masih terikat dengan Komitmen; sebuah kata yg seolah sakral yg menyebabkan kita memang tenggelam ke dalamnya.
Pada akhirnya, cinta memang tak selalu indah. Ia bisa saja dengan tega malah membuat kita kehilangan arah. Tujuan awal tidak selalu dapat tercapai hanya karena cinta. Semoga Sang Pencipta selalu menuntun kita ke tujuan sebenarnya, ke Kebahagiaan yg Sejati.
16.07.22 / 3 a.m
0 notes
mpiw · 5 years ago
Text
Berjuang untuk dua detak - Part 4
Oke. Hari-hari berikutnya luar biasa ... ASIK. Asli ya, selama ini gue kira orang ngidam, mabuk, bau ini-itu, cuma mitos alias alesan aja. Emang manja aja gitu ya. Setelah rasain sendiri? WADIDAW, W TOBAT DAH NGATAIN ORANG NGGA-NGGA. Masa-masa dimana gue ngarumas diri, apa saja dosa yang udah dilakukan ke orang lain. Entah itu perbuatan, ataupun ucapan yg terucap tanpa dipikir otak. Semua mood swing, mual muntah yg spektakuler, benci sama wangi pomade suami, dan benci dengan wangi indomie!
Waktu berlalu, flek itu akhirnya hilang di sekitar minggu ke 11. Lega banget rasanya. Sampai akhirnya datang ke waktu kontrol berikutnya. Karna dokter langganan ngantrinya minta ampun, plus dia prakteknya ga ada yg sore, gue mulai nyari second opinion. Karena tempat kontrolnya di sebuah RS, dan rekam medik pasti kesimpen di database, akhirnya gue coba ke dr. C. Kebetulan beliau prakteknya sore, dan available hari sabtu! Seneng banget, karena gue sabtu masuk kerja, dan suami sabtu libur, jadi bisa ketemu si dedek bareng-bareng.
Awalnya susternya tanya, kenapa pindah dokter. Gue beralasan dengan waktu praktek dokter sebelumnya yg ga match sama jadwal kerja. Lalu susternya menghubungi dokter dulu, karena record gue yg ada flek, dan takutnya nanti ada miskom. Setelah gue jelasin kalo sekarang udah ga ada flek, dan keluhan lain, akhirnya diijinkanlah pindah dokter.
Dr. C surprisingly baik banget! Orangnya supel, menenangkan, dan yg pasti antriannya masih manusiawi 🤣
Entah ya, gue tu paling males sama yg namanya antrian panjang. Entah itu di tempat makan, atau apapun, rasanya buang waktu aja gitu. Kalo ada pilihan lain why not?
Tiba waktu USG.
"Nah, ini kepalanya. Bentuknya sudah makin sempurna ya, bu. Fleknya pun sudah ga ada. Karna sudah semakin besar."
Si dedek lg gerak-gerak di dalem perut! Bapaknya langsung cengengesan excited banget, hampir rekam pake hp, sebelom dihalau halus suster karena ga boleh record apapun.
Hati ini rasanya senenggggg banget. Akhirnya dia bertahan :')
Dia memutuskan untuk berjuang, di tengah sedikit rasa kecemasan yg dalam. Detik itu pula, gue berjanji untuk menjaga dia, dan sama-sama berjuang. Sampai akhirnya nanti ketemu ya, nak.
Terima kasih, sayang.
0 notes
mpiw · 5 years ago
Text
Berjuang untuk Dua Detak - Part 3
2 hari setelah kontrol kedua, tiba saatnya masuk kerja. Kebetulan masa-masa kemarin dilewati saat libur Idul Fitri.
"Dok, saya masih flek kan ya. 3 hari lagi saya masuk kerja. Apa gapapa?"
"Ya dibatasi aja, bu, aktivitasnya. Jangan banyak berdiri dan jalan-jalan ya."
Oke. Gue mantep masuk kerja, meski deg-degan juga. Flek masih aja muncul sampai akhirnya H-1, fleknya hilang!
Panjatan ucapan syukur luar biasa tercurah saat itu. Gue makin mantep yakan masuk kerja.
Akhirnya hari pertama masuk kerja. Semua langsung ga bolehin gue banyak gerak, terharu, tapi ga enak juga. Secara gue kerjanya kaga pernah diem, keliling bank, sana-sini. Setiap ke toilet, selalu gue cek ada flek atau nggak. Sampai akhirnya setelah makan siang, JENG-JENG, ADA LAGI FLEK! Langsung gue whatsapp dokter, dia nyaranin gue bedrest dulu sampai kontrol berikutnya.
Dengan berat hati, gue ijin lagi sama kantor. Sedih banget rasanya kali ini, seperti patah hati untuk kedua kalinya. Berkali-kali minta maaf sama anak gue, karena masih harus beraktivitas kerja.
Bedrest time tiba. Bengang-bengong di rumah sendirian, hal yg paling parno adalah ketika harus ke toilet. Ada kalanya bersih sampai siang, lalu sore ada flek lagi. Ataupun sebaliknya. Mental gue bener-bener down. Ada kalanya gue nangis video call sama emak, karena ga tahan lagi nahan semuanya sendiri. Doi pun nangis karena sedih, ga bisa datang karena pandemi covid sialan ini. Tapi akhirnya selalu ketawa karena doi pelawak sejati seumur hidup. Plus adanya drama Hospital Playlist. Entah bagaimana kehidupan ini berlangsung kalo ga ada ni serial. Bikin hati angettt banget. Ga ada orang jahatnya. Apalagi ada Jo Jung Suk my love 💞
Ngeliat gue stres parah, akhirnya suami nyuruh gue tinggal di mertua dulu aja, sampai semuanya membaik. Rumah pun kayak kostan laki-laki karena gue ga boleh banyak gerak. Akhirnya gue setuju aja.
Seminggu kemudian, flek mulai sedikit dan samar. Jauh berkurang. Sampai akhirnya hari kontrol ketiga datang.
"Pendarahannya masih ada, bu. Tapi sudah jauh membaik. Kantung kehamilannya mulai utuh, hanya sedikit sebelah kiri yg masih sedikit terbuka."
Seketika gue pengen meluk dokter A. Namun, setelah liat abang Jo Jung Suk KW liat monitor USG, gue mengurungkan niat itu.
"Tapi janinnya berkembang kan ya, dok?"
"Berkembang, pak. Normal sesuai usianya. Mulai sekarang sebulan sekali ya kontrolnya."
"BAIK, DOK!"
0 notes
mpiw · 5 years ago
Text
Berjuang untuk Dua Detak - Part 2
Setelah hari itu, hari-hari berjalan dengan lancar. Meski ada sebuah kejanggalan yg masih terjadi terus menerus, yaitu : flek. Dokter bilang pada awal kehamilan flek adalah hal yg wajar. Namun tetap harus waspada, ketika flek tersebut berubah menjadi darah/jumlahnya berangsur meningkat. Biasanya, flek awal kehamilan yg normal hanya berlangsung beberapa hari saja.
Hari ke 5 setelah ke dokter, flek itu masih ada. Beberapa hari sebelum kontrol ke-2, flek itu jumlahnya agak meningkat. Stres? Sudah pasti! Sudah hampir 14 hari, bukannya hilang, malah cenderung bertambah. Ditambah mulai munculnya rasa mual yg luarrrr biasa.
Sebagai penderita GERD, rasanya sudah paham betul bagaimana ketika kumat. Ini? Lebih dari itu. Jam 2 pagi, jam 5, hingga jam 9, terus-terusan bolak balik kamar mandi. Suami mulai panik sampai ijin untuk tidak masuk kerja. Sempat terpikir untuk dirawat inapkan saja, namun kondisi covid yg masih menyeramkan, membuat kami berpikir untuk mengurungkannya.
Sampai akhirnya hari kontrol tiba. Badan lemas, mual parah, dalam antrian yg baru masuk jam 12, sejak jam 8 pagi. Setelah masuk dan memulai USG, dokter bilang "Waduh, ini ada pendarahan, bu. Tapi tidak begitu jelas, kita USG Transvaginal saja ya?"
"Hah?" Nangis. "Harus ya, dok?"
"Iya, karena akan lebih jelas terbaca, karena usia masih dibawah 10 minggu, terlebih fleknya masih ada, bu. Kita harus cek, janinnya masih hidup atau tidak. Tenang saja."
Gue itu parno parah sama yg namanya USG TransV. Pertama kali coba saat cek di tahun pertama nikah, dan itu ... ga nyaman banget. Sempat terjadi drama ketika itu. Ditambah susternya yg jutek, membuat semua membekas jadi memori buruk di kepala. Ga lagi-lagi balik ke RS itu deh.
"Oke deh dok." Sambil menghela nafas dengan perasaan campur aduk.
Menunggu hampir 20 menit, karena ruangannya berbeda dengan ruang praktik. Tegang, kalut, dan... LAPAR. kala itu jam sudah menunjukan 1 siang, ditambah stres, gimana kaga tu GERD kambuh double combo.
Dokter datang, mulai memulai USG, gue nangis.
"Ibu jangan tegang dan nangis, dong. Saya ga bisa kerja ini kalo ibu ga kooperatif!"
Buset, diomelin 🤣 Dokter obgyn gue ini memang berdarah batak, tapi baik sih biasanya. Beliau mungkin sedang lelah karena pasien menumpuk, plus kerja tambah rempong karena harus pake APD lengkap, plus gue-nya resek 🤪
"Iya, bu. Ini ada pendarahan yg cukup luas diluar plasenta. Seharusnya dinding2 kantongnya menempel, ini malah robek. Jadi darah keluar dari dalam. Kalo terjadi terus-menerus, kantungnya bisa hilang dan otomatis bayinya keluar."
Kepala gue hampir pecah. Berpikir positif? Boro-boro, bro.
"Terus ini penyebabnya apa, dok?"
"Jika memang ibu tidak berhubungan dgn bapak, bisa jadi ini akibat hormon. Memang sampai saat ini Subchorionic Bleeding ini belum ditemukan jelas penyebabnya. Ini, ibu dengar detak jantungnya?"
Dug ..... Dug ..... Dug .....
Ya, detak jantung gue hilang kala itu. Denger detak jantung anak pertama kali, meski belom ketemu, itu rasanya... lebih-lebih dari cinta pertama. SPEECHLESS.
"Janinnya masih hidup, bu. Memang pernah beberapa kasus terjadi seperti ini pada pasien saya. Kita kasih penguat ya."
Gue diem lemas sekaligus terharu.
"Ibu jangan nangis terus. Nanti berpengaruh ke janinnya."
Agak lama dia menimbang obat yg akan diresepkan. Dan sejak saat itu, gue berkenalan dengan : Cygest Suppositoria 400mg.
Obat yg menopang hidup si dedek setiap hari selain vitamin.
"Obatnya ini bisa dimasukan melalui vagina/rektum ya, bu. Dipakainya malam saja ketika mau tidur ya."
APA?!
"Memang ga ada obat normal aja ya, dok?"
"Hahaha. Ini juga normal kali, bu. Memang obatnya agak paten, kan demi janinnya juga. 2 minggu lagi kita ketemu ya."
0 notes
mpiw · 5 years ago
Text
Berjuang untuk dua detak - Part 1
Hello, guys.
Aku pengen nulis aja tentang kehamilanku. Mungkin ada yg pernah atau akan mengalami ini, setidaknya mudah-mudahan bisa bermanfaat ya.
Tahun pertama pernikahan, kami cek ke dokter obgyn, hanya mau memastikan bahwa tidak ada masalah dengan kami berdua. Memang kami masih enjoy, ga terlalu ngebut, tapi ga nunda juga, alias selow ae. Hasilnya we're fine, gak ada apa-apa.
Lalu, datanglah pandemi covid-19. Yg mengharuskan kami WFH kurang lebih 3 minggu. Banyaknya waktu luang bersama di rumah, jadi treatment yg luar biasa. Yoga bareng, nonton film bahkan sampai suami gw berhasil dicekokin CLOY sampai episode akhir saking gabutnya. Meski di tengah ketidakpastian keadaan karena corona, tp waktu ini benar-benar jadi quality time. Tanpa disadari, ini waktu terpanjang kami bersama sejak menikah. Karena terbiasa dengan rutinitas ketemu pas mata melek dan mau tidur aja kan biasanya.
Sampai akhirnya pertengahan Mei 2020, aku telat haid. 10 hari. Karena siklus haid akhir-akhir ini ga stabil, awalnya kukira ya udah, mungkin memang belum. Hari ke 12, muncul flek seperti layaknya mau haid. Baik, mungkin sudah saatnya haid kupikir.
Hari ke 15, fleknya masih ada, tapi dengan jumlah yg sama dengan 3 hari belakangan, bukannya seperti seharusnya, berubah menjadi darah menstruasi yg normal. Entah dari mana datangnya, pagi itu tiba-tiba ada dorongan kuat untuk tes pakai testpack. Stok test pack pun masih ada, aku pun iseng cek. Dengan santai, aku letakkan test pack di bidang datar, dan meninggalkannya dahulu sekitar 1 menit. Ketika aku sudah tidak berprasangka apa2, dan akan membuangnya, ternyata hasilnya GARIS DUA. Aku pun berdiri mematung beberapa detik, perasaan bercampur aduk, senang, bingung, kaget. Aku langsung membangunkan suamiku yg masih pulas. Aku ga ngomong apa-apa, cuma liatin test pack. Dan dengan entengnya plus kesadaran yg masih 5%, dia cuma bilang "kalo garis 2 emang apa?" Duar! Kzl. Abz. Asli. Lalu setelah perlahan, dia mulai bisa mencerna apa maksudnya. He hug me so tight, and a li'l bit tears came out from his eyes.
"Terus gimana ya?"
"Gimana apanya, ayo ke dokter, mumpung hari sabtu aku bisa temenin!"
Pagi itu masih jam 6:30, kami mandi dan langsung bergegas ke RS. Karena praktek dokternya mulai jam 8:00. Kami kepagian datang, dan memutuskam sarapan dulu di kantin RS. Setelah daftar, kami dapat antrean ke-2. Ternyata dokternya ada tindakan operasi, dan kami baru masuk jam 11. "Siang ibu. Sebentar, jadi ibu ini lahirnya bulan oktober atau agustus?" Oke, dok. Itu jokes udah biasa dilontarkan buat yg pertama kali tau nama panjang gw.
Setelah menyampaikan maksud kedatangan, akhirnya dilakukan USG.
"Sebentar, bagus, kantong kemihnya penuh, tidak ada kista atau apapin, bagus. Ini sepertinya ini bu. Masih sangat kecil. Titik hitam ini ibu lihat?"
Perasaan gw langsung campur aduk!
"Yg mana ya, dok? Mata sy minus kebetulan."
"Ini bu. Kecil sekali. Memang belum berbentuk, masih kantungnya saja, tp feeling sy sesuai pengalaman ini bu GSnya. Oke, saya kasi penguat dan vitamin ya. 2 minggu kita ketemu lagi."
0 notes
mpiw · 8 years ago
Text
Would you be my everlasting valentine?
Kamu, ga pernah marah kalo aku salah. Cuma sangat firm kalo aku ga konsisten. Pada awalnya, aku sempet ngira kalo hubungan kita ga akan lama. Karena aku awalnya sempet mikir kalo kamu memang cuma pelampiasan aja. Aku sejahat itu memang. Jahat. Kamu tau, aku sempet sangat skeptis untuk jatuh cinta lagi. Selain itu karena jarak yg ga deket, komunikasi dan frekuensi pertemuan yg amat sedikit. Tapi setelah lebih dari 6 bulan kita barengan, ternyata ekspektasi aku salah euy. Lama-lama aku jadi tambah sayang sama kamu. Lama-lama aku parno banget kalo kamu belom ngabarin malem hari ketika pulang kantor. Lama-lama ternyata kamu itu membetahkan. Kamu orang yg ga pernah seneng kalo aku membenci seseorang. Kamu orang yg ga pernah seneng kalo aku ngegosip. Hehe. Kamu orang yg ga pernah berhenti bawel kalo aku absen nge-plank. Selamet hari valentine yah. Terima kasih buat semua peluk yg hangat ketika akan berpisah, kadang sampe lupa kalo kita diliatin banyak orang. Terima kasih karena ga pernah absen bilang 'terima kasih' setiap malam buat keberadaan aku di hidup kamu. Terima kasih ga pernah absen ngertiin aku yg labilnya kayak anak esempe. Terima kasih untuk tidak pernah berjanji selalu ada, tapi mengimplementasikan nyata bahwa kamu selalu ada. I love you, M. Would you be my everlasting valentine?
0 notes
mpiw · 9 years ago
Text
Kabur ke Tahura - Farm House - Floating Market
Setiap orang butuh liburan. Salah satu indikator dari kurangnya liburan, adalah ketidakfokusan. Entah itu lupa naro hape dimana, padahal sejak tadi lo pegang, atau mungkin udah mulai banyak negative-thinking sama orang baru. Ya, itu tandanya lo butuh liburan sejenak! Jadi tanggal 14-16 Agustus 2016 kemaren, gue abis liburan singkat. Cuma ke Bandung, tapi ke daerah Dago Atas alias Dago Pakar. Diprakarsai oleh kehebohan netizen mengenai Tahura (Taman Hutan Raya) Djuanda, gue tertarik pengen kesana. Secara memang gue belom pernah juga mengexplore Bandung Utara, ya biasanya kan mengubek factory outlet dan nyari makanan doang di kotanya. Tanggal 14 sore gue sampe di Bandung. Cuaca bersahabat, nggak hujan, padahal beberapa hari ini di kota gue ujannya gak berhenti-berhenti. Karena meeting point gue sama Yudi di Stasiun, maka kita memutuskan untuk makan dulu di Pokatiam. Salah satu tempat makan favorite gue dan teman-teman. Setelah selesai makan, kita mutusin langsung ke 'atas' aja. Karena kita ga bawa kendaraan, jadi naik GrabCar. So, let me tell you about my driver. Namanya pak Yayat, wajahnya mirip sama pak Gubernur Jateng. Awalnya gue ragu pas dia bilang nanyain dimana lokasi, karena gue pikir kenapa ga ngikutin GPS aja. Setelah ngobrol banyak hal akhirnya dia cerita udah 5 bulan jadi supir Grab, dan cukup lancar sampe bisa memenuhi kebutuhan keluarganya yg 12jt per bulan. I thanked God then, ya denger orang-orang bahagia dan bukannya ngeluh menjadi sebuah oase sih kadang. Meski hidup memang berat, tapi kalo kita mau usaha Tuhan pasti kasih jalan. Kita wajib bersyukur. Setelah itu Yudi bilang 'kamu ga mau jadi supir grab aja?' Kalo di kota gue udah available, gue sih 1% mau. Apa? Yang 99% nya? Izin Tuhan dan ... bokap. Akhirnya setelah 45 menit perjalanan, sampe juga di tujuan kita, Accordia Dago Hotel. Letaknya cukup strategis dan ga jauh-jauh amat, dari bawah. Dan yg penting, sebelahnya udah ada Alfamart dan Indomaret. Apalah arti hidup gue tanpa 2 mini market itu. Gue udah booking by Agoda sekitar 2 minggu sebelumnya, dan milih Superior Room. Setelah check in, gue ditunjukin mbaknya kalo letaknya di lantai 4. Bukan di atas, tapi di bawah. Yes, konsepnya kayak Basement, macem Sheraton Yogya, yg jatohnya ke bawah bukan ke atas. Ga ada lift, tapi tempatnya so far menenangkan sih. Ga menyeramkan, hehe. Gue turun ke kamar sendirian, dan setelah sampe kamar, memang mirip ama yg di foto. Konsepnya minimalis budget hotel, dan ya gue dapet double bed. Ga kebayang tidur sendiri dapet twin bed, yg ada gue parno sendiri ntar. Ya, karena Yudi booknya yg Deluxe Room yg ternyata letaknya di luar, di bangunan terpisah. Jadi kalo ada apa-apa, gue emang susah lari ke dia. #apeu Hari berikutnya, kita jalan ke Tahura. Janjian pergi jam 6, tapi ya apa daya di cuaca macem gitu bisa bangun pagi. Akhirnya jam 7:30 kita baru berangkat, setelah sarapan. Setelah jalan sekitar 150 meter, udah keliatan tuh ada penunjuk ke Tahura 600 meter. Ternyata realitanya lebih sih, mungkin ada 1km, dengan jalanan aspal cukup menanjak. Kita mulai berasumsi kalo pulangnya bisa-bisa naik ojek, karena kecapekan dan ga ada kendaraan umum yg langsung. Setelah sekitar 20 menit jalan, akhirnya sampai di pintu gerbang. Kita beli tiketnya 10rb/orang, kalo motor plus 5rb, mobil plus 10rb. Keadaannya masih sepi, ya karena hari senin juga sih. Kita jalan mengikuti petunjuk yg telah ada. Sebenernya tracknya itu berakhir di Maribaya, sekitar 12km dari pintu masuk. Karna kita siangnya bakal ke tempat lain, jadi mutusin sampe ke Penangkaran Rusa aja. Itu mungkin sekitar 7km dari pintu. Jalannya belom jogging track semua, tapi udah cukup oke sih. Di tengah jalan bakalan banyak tukang ojek yg nawarin motor untuk disewa, yah tapi karna niat kita emang mau jalan kita tolak dengan halus semua. Banyak juga warung-warung penjaja air dan makanan ringan di sepanjang jalan. Ga usah takut kehausan atau kelaparan deh. Setelah ngaso sejenak di Penangkaran Rusa dan liat mereka makan, kita mutusin balik karna jam udah sekitar jam 9, dan baru sampei hotel sekitar jam 11 kurang. Lumayan sih, meski capek (plus kaki sedikit lecet) tapi suasana super ademnya kebayar lunas , ga pake nyicil. Setelah mandi dan ngaso 2 jam, kita lanjutin perjalanan ke Farm House. Setelah ngetrack, GrabCar ternyata ga sampe ke Dago Atas. Akhirnya Yudi mutusin minjem motor aja, karna jaraknya ga gitu jauh dan memang kalo minjem mobil lepas kunci lo bakalan ribet dengan administrasinya. Ga lama motornya dateng, dan kita memulai perjalanan. Ada 2 Alternatif untuk menuju Farm House, Lembang. Lewat Punclut lebih deket yg jalannya nanjak mudun, atau lewat setiabudi yg lebih jauh plus macet. Kita mutusin lewat punclut aja, karena ripuh juga naek motornya kalo lewat kota. Mana Yudi ga tau jalan, ntar kikuk ketangkep pulisi kan males. Sampe ke Farm House dengan ujan gerimis yg berujung ujan gede. Gue sangat tidak puas dengan tempatnya. Ternyata tempatnya kecil, plus crowdednya minta ampun. Mau balik lagi pun tanggung ujan, akhirnya kita mutusin untuk makan. Ada restorannya gitu bertemakan ranch. Lucu sih, makanannya tapi biasa aja sih kayak nasi goren kambing, pasta. Rasanya ya standar gitu dan so pasti over price, hehehe. Abis ujan reda kita lanjut jalan ke Floating Market Lembang. Letaknya ga jauh sih dari Farm House. Isinya kayak 1000 macem jajanan, plus kebun binatang mini gitu. Ya lebih oke sih secara tempat, karena lebih luas dan ga begitu riweuh. Malemnya kita nyobain dinner di Congo Cafe. Letaknya ga jauh sih dari hotel, masuk kompleks gitu dan turun ke lembah sedikit. Sampe sana cukup bengong karna tempatnya romantis banget, banya yg pacaran, hahaha. Kita cengengesan aja sih ngobrol sambil nyemil finger foods, karena udah kekenyangan sore banyak ngemil. I promise will be back someday, enak banget tempatnyaa buat chilling, hahaha. Keesokan harinya kita cuma beli oleh-oleh di Braga. Makan es krim di Sumber Hidangan, dan berpisah di Stasiun, karena Yudi kudu balik ke Jakarta. Meski cuma 2 hari, lumayan ngerecharge banget otak yg setiap hari kerja. Luangkan waktu buat liburan supaya hidup berkesinambungan. Semoga ke depannya bisa liburan ke tempat baru lagi. Soon, amin.
0 notes
mpiw · 9 years ago
Text
Sebuah Pengingat
Kamu orang pertama yg saya beri tahu ketika saya mendengar kabar, bahwa seminggu lagi, orang yang pernah saya cintai begitu dalam akan menikah dengan orang lain. Tangan saya bergetar ketika seseorang memberi tahu berita ini. Ya, saya memang sudah hampir setahun tidak lagi menyentuh dunianya, karena merasa jauh lebih tenang untuk tidak melihatnya lagi. Sedih? Entahlah. Semuanya tidak bisa digambarkan dengan kata. Yang jelas, tangan dan hati saya cukup bergetar sungguh hebat. Kala itu kamu hanya berkata 'ya udah lah. kamu mending ga diundang. aku dulu dateng ke nikahan mantanku. hehehehehe' Sableng. Itu kata yang terlontar di pikiran saya saat itu. Bagaimana mungkin bisa menghadiri pernikahan orang yang pernah dicintai begitu dalam, kemudian bersanding bersama orang lain? Setidaknya, itu hal yang mustahil bagi saya. Setelah hari itu, entah rasanya saya semakin nyaman ada di sekitarmu. Kemudian ternyata di sebuah bincang ngemil malam itu, kamu menyatakan untuk mengajak menjalin hubungan serius dengan saya. Kamu ingin menyelamatkan hati saya. Dengan mata yang sudah hampir tiga setengah watt, saya terkaget dan tidak langsung menjawab. Kamu adalah sahabat baik saya. Tak pernah selintas pun dalam benak saya kala itu untuk jatuh cinta lagi. Sudah terlanjur skeptis barangkali. Waktu berlalu, kini saya menyadari kalau kamu memang unik. Kamu tidak pernah banyak berjanji banyak hal. Kamu selalu berpesan agar saya menyisipkan sedikit ruang kecewa, kalau sampai kita tidak bersatu kelak. Kamu selalu membuat saya berpikir rasional. Kamu selalu mengusahakan hal yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Disitulah ternyata letak celahnya, yang telah kamu buat sengaja ataupun tidak. Kamu membuat saya percaya, kalau cinta memang akan selalu ada, di tempat yg terlihat tidak mungkin sekalipun. Sudah lama saya tidak berani menulis tentang cinta. Rasanya aneh ketika semua kembali mengalir begitu saja. Bagaimanapun nanti, tulisan ini hanya sebagai pengingat bahwa hari ini saya kembali bahagia :) 2 Desember 2016 10:44 p.m
0 notes
mpiw · 9 years ago
Text
Mencintai itu waktu
Saya tidak pernah menyangka, setidaknya dalam setahun terakhir. Hati saya bisa berdegup kencang lagi, bisa merasakan getaran aneh yang entah datang darimana. Getaran yg frekuensinya pernah saya rasakan, jauh, dulu, yang saya kira saya tidak akan merasakannya lagi. Saya beritahu ya, sedikit saja tentangnya. Sosoknya ternyata selalu ada dalam hidup saya dalam dua tahun terakhir, tidak intens, menyapa paling hanya sesekali. Selalu menjadi mentor saya ketika saya akan mendatangi puluhan interview pekerjaan, meski semua gagal, hahahaha. Dan ketika kami iseng menghitung jumlah pertemuan, hingga saat ini belum sepuluh kali kami bertemu. Konyol memang. Pertemuan pertama kali kami pun, tidak ada yang spesial. Sekitar empat tahun lalu, di sebuah restoran cepat saji, dia datang bersama teman dekat saya. Saling senyum? Tidak. Saling mengobrol? Juga tidak. Dia hanya diam, mendengarkan saya dan teman berbicara dalam pembicaraan wanita yang tidak ada titik koma. Sampai saat ini, dia memang lelaki pendiam. Tidak banyak bicara, tidak banyak maunya, sederhana. Meski begitu, dia tidak tinggal diam jika saya mulai uring-uringan 'kumat' tidak jelas. Bahkan dia pernah berkata : "aku udah melewati masa-masa seumuran kamu, jadi aku tau gimana cara mengatasinya. ga usah riweuh deh." Ya, usia kami terpaut lima tahun. Sudah seharusnya dia berlaku jauh lebih dewasa daripada saya. Sosoknya selalu tenang, meskipun terkadang menjengkelkan. Mencintai itu butuh waktu lama, bahkan hingga saat ini pun belum selesai untuk menyadari kalau saya ternyata bisa mencintai lagi. Saya tidak berani bertaruh, tetapi jika boleh, mudah-mudahan saya tidak harus menemui awal setelah akhir. Jika memang semesta berkendak, semoga dia menjadi yang terakhir 17 November 2016 7:21 pm
0 notes
mpiw · 9 years ago
Text
Mudik Waribunam-blast!
Di hari lebaran kedua ini, gue mau cerita aja tentang lalu lintas permudikan. Setelah gagal mudik ke Wonosobo, gue dan keluarga mutusin main ke Bandung aja. Jalan-jalan sekaligus nengok tante yg mau pindahan rumah. Itupun dadakan iseng, karena selasa malem kita nonton tipi liat jalur Nagreg lancar banget. Rabu pagi alias hari pertama lebaran, kita berangkat jam 5:17 pagi. Babeh mengutus gue untuk nyetir, karena malam sebelumnya beliau kurang tidur. Oke lah, gue jalan luancar banget. Di jalanan lurus aja bisa bawa 70 kmph, kan jarang banget. Dan sampai dengan selamat di rumah tante jam 7:30. Iya, itupun keluar di Toha. Gue aja takjub kok bisa secepet itu karena selama ini secepet-cepetnya ya 3 jam lah sampe Bandung mah. Ditambah deg-degan karena si Pezyo (mobil gue) suka overheat sendiri kalo kejauhan, dan pagi itupun dese fine-fine aja 😂 Sampe Bandung kita biasa lah. Santapan wanita. Digeretlah ke Jalan Riau dan Setiabudi, dimana para wanita kehilangan akal sehat, dan akal sehatnya kembali ketika sudah menerima struk belanjaan. Setelah lelah berbelanja (gue cuma dapet 1 barang kok 😑), kita tengok Maps karena rencana mau balik lagi ke rumah. Dan apa yg terjadi? Ya, tepat sekali. Sepanjang Nagreg dan Malangbong diwarnai merah semua alias macret total. Dengan santai kita memutuskan untuk nginep aja, dan balik besok subuh. Tujuannya : Supaya Ga Macet. Tadi subuh, kita uda beberengkes dan bersiap tepat pukul 5, bergerak dari Jalan Gatot Subroto, dan mutusin keluar Tol Buah Batu aja. Kemudian.. apakah yg terjadi? Sejak memasuki Tol pun perasaan gue uda ga enak. Kok rame bener ini mobil? Kaga bisa deh ndahuluin di kanan karna kenceng-kenceng dan rame. Kemudian sampailah kira-kira 3-4 km sebelum exit tol Purbaleunyi. Macet totallllll. Barisan mobil ada 4. Ya. Tiga plus satu barisan manusia menyebalkan yg membuat barisan sendiri di bahu jalan tol. Akhirnya sampe exit Tol pada jam 06:05. Satu jam men itu ngantri, berasa di Tol Dalkot aja deh. Setelah itu kita keluar Cileunyi dan sudah terlihat ketika memasuki Rancaekek, puadetttt sekaliiiih. Singkat cerita, gue baru sampe Asep Stroberi Nagreg pada jam …….10:30. IYA, 4.5 JAM DARI RANCAEKEK KE NAGREK 😂 Gue udah kayak kehilangan gairah hidup tadi pagi. Belom sarapan, kesel, marah, ga jelas pokoknya. Dan gue akhirnya nangis di Toilet Asep Stroberi ketika sampe sana 😂 Luar biasa ‘cape hate'nya, dan deg-degan takut si Pezyo overheat. Setelah makan dan istirahat sejaman, Babeh ambil alih kemudi karena liat gue udah kusut banget. Dan kemacetan itu mulai dapat terurai ketika sampe Ciawi, dikarenakan berlakunya buka tutup jalan, yg mana dari arah Bandung ke Selatan dibuka searah. Langsung lah pada ngebut itu mobil kayak pada ngejar jodoh (kenapa perumpamaannya gini sih?) Gue sampe nyanyi sambil teriak-teriak sama orang semobil. Iya, keluarga gue emang cukup error kalo uda mentok 😂 Akhirnya sampailah di kota tercinta pada jam 15:52. Iya, hampir 11 jam 😑 Perasaannya luegaaaa banget. Dan kita kompak ga akan mau lagi bawa mobil di masa libur panjang kayak gini. Kesehatan mentalmu itu lho yg harus dijaga 😂 Tapi ya segitu pun parahnya, gue cukup bersyukur dan sangat mengapresiasi kerja para petugas Kepolisian, maupun semua pihak yg membantu. Entah itu juru parkir, atau bapak-ibu yg bantu jual air mineral selama kemacetan berlangsung. Bayangin aja, mereka masih bekerja keras dimana kita udah liburan bareng keluarga. Mereka kan kagak. Mereka sibuk pusing cari jalan keluar gimana caranya mengurai kemacetan, padahal yg bikin keputusan pulang kapan, dan lewat mana kan masing-masing orang lho. Ngerepotin banget ya kita 😂 Semoga rejeki mereka selalu mengalir, dan diberi kesehatan. Karena tanpa mereka? Kita mungkin terjebak berhari-hari karena ego pengendara semakin besar ketika macet, dan terjadilah chaos.
Kamis, 7 Juli 2016 7:27 pm
0 notes
mpiw · 9 years ago
Link
Listen to Sebatas Mimpi - Monita by Steffi Octaviani Agustin #np on #SoundCloud
0 notes
mpiw · 9 years ago
Link
Listen to Raisa - Usai Disini (Cover) by Steffi Octaviani Agustin #np on #SoundCloud
0 notes
mpiw · 9 years ago
Link
Listen to You - Ten2Five (Cover) by Steffi Agustin #np on #SoundCloud
0 notes
mpiw · 9 years ago
Link
Listen to Untukku - Chrisye (Cover) by Steffi Agustin #np on #SoundCloud
0 notes
mpiw · 9 years ago
Video
youtube
Kunto Aji - Buka Buka Buka Lagunya keren banget, genrenya tetep jadi khas mas Kunto Aji. Ya, lagu buat kodein gebetan banget ini mah. Monyet aja tahu, kok kamu nggak mudeng-mudeng? :) 26 februari 2016
0 notes