Tumgik
muhammad-aziz · 7 years
Text
BIROKRASI. BIROKRASI DAN BIROKRASI
Tumblr media
bu·reau·crat·ic  \ ˌbyu̇r-ə-ˈkra-tik , ˌbyər- \
Apa yang kamu pikirkan jika mendengar istilah birokrasi?
It is about procedures? Yes. Adalah tentang rutinitas? Ya. Adalah tentang kekakuan? Bisa jadi. Adalah tentang pengabdian? Depends on you.
Dunia pemerintahan memang bukan menjadi dunia yang asing bagi saya. Menempuh pendidikan di jurusan yang erat kaitannya dengan urusan publik adalah awal saya mengenal birokrasi. Belum lagi kerja dua tahun di tiga kantor pemerintahan yang berbeda tentu menjadikan saya lebih paham tentang dunia yang kata sebagian orang ‘gelap’ ini. Dan apalagi separuh hidup saya sudah diserahkan sepenuhnya ke dunia pemerintahan ini, for the unlimited times.
Memang menjadi abdi negara /read : PNS/ adalah harapan atau bahkan impian banyak orang. Yang katanya it is about steady job, aman, karir bagus hingga jaminan hari tua yang cerah. Memang ada benernya juga, tapi di dalam dunia per PNSan tentu banyak hal yang dirasa aneh terutama untuk orang yang baru keluar dari dunia akademik /dengan integritas dan semangat mengabdi dalam kondisi on fire.
Tetapi, demotivasilah yang akan diterima. Dengan ajaran kampus yang mengedepankan idealisme, namun nyatanya idealisme itu lama kelamaan akan luntur dengan sendirinya.
Banyak cerita dari kolega-kolega kantor hingga rekan-rekan kuliah yang tersebar di berbagai institusi pemerintah, yang semuanya menyimpulkan dunia birokrasi adalah tentang ‘kefanaan’, ya ada pengabdian, tapi sedikit. Entah sistem yang membuat birokrasi menjadi kaku dan terkotak-kotak atau entah alasan lain.
Business as usual adalah sebuah istilah yang cocok untuk menggambarkan dunia birokrasi kita/Indonesia/. Program dan kegiatan relative sama walaupun anggaran ditambah. Money follow program seperti yang diamanatkan presiden nyatanya di level teknis sangat sulit diimplementasikan. Kembali lagi semua program akan mengikuti function sesuai tusinya. Pemilihan daerah ketika survey, semua serba dadakan dan adalah sepenuhnya hak prerogatif pimpinan. “Kita mau kemana tahun depan? Bali? NTB? NTT? Papua Barat? Semua adalah tempat wisata walaupun data tidak mengindikasikan daerah tersebut cocok sebagai daerah sampel.
Budaya diskusi sangat jarang terjadi di sebagian besar pemerintahan/walaupun sayapun pernah merasakan berada di kondisi ideal lingkungan pemerintahan. Lah buat apa diskusi toh masukan keroco-keroco macam kita juga ga guna. Kembali lagi semua tergantung keputusan pimpinan. Proses politik pun amat sangat berperan disini. Kaya misal ketika saya di Bappenas, tim sudah memetakan alokasi DAK untuk masing-masing kabupaten/kota. Nyatanya karena bisikan DPR semua berubah. Mereka yang banyak wakil di Senayan tentu yang akan menang.
Inovatif di pemerintahan memang terkubur mati. Ide-ide dari mereka yang pulang kuliahpun kadang tak digubris pimpinan /walau tak semua pimpinan demikian/. Era orde baru di pemerintahan adalah sangat nampak. Staf adalah keroco yang tak dianggap batang hidungnya. Maka tak heran publik sering menilai pemerintah selalu ketinggalan zaman, website jadul, kegiatan monoton. Ya semua tak lain adalah karena ide-ide brilian pemuda disini begitu di kekang. Istilahnya mah, “anak bawang, tahu apa lu?”
Cari aman adalah hal yang paling tepat kenapa pejabat-pejabat mengambil keputusan gitu-gitu aja. Mau inovatif dikit, nanti sebulan kemudian KPK masuk. Who knows? Ya karena kalau mau bener dan ada di minoritas pasti banyak yang tidak suka dan mencoba melengserkan. Ah memang susah, ribet dan ga masuk akal.
Sudahlah. Pada akhirnya selama saya mengikuti arus disini insya Allah aman-aman saja. Tapi kadang, saya sangat merindukan dunia perkuliahan yang penuh dengan integritas dan idealisme.
Disini kami tempa diri, pribadi tangguh nan berbudi, Kami ingin dapat berbuat, untuk jaya tanah airku, Kami siap abdikan diri, dengan jiwa dan raga ini, Berbuat demi negeri ini, agar jaya bangsaku, ... Sumbangsihku mungkin tak berarti Tapi ikhlas kubaktikan semua
-Hymne KM-ITB-
Dari seorang calon birokrat sejati,
Jakarta, 23 Februari 2018
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Aku Saat ini : Seperti Kacang Kehilangan Kulitnya
Tumblr media
_nothing to do in this time_
Flash back pas jaman wawancara dulu, seorang direktur menanyakan kepada saya saat interview, “Kamu ITB, c*ml*ud*, kenapa malah mau jadi PNS? Di sini pula (read : BKPM).” Ah awalnya saya kira hanya sebuah candaan, ya sebelumnya aku honorer di Bappenas, jadi sedikit banyak tahu tentang dunia birokrasi. Ternyata, pertanyaan Pak Direktur tadi memang sebuah ancaman untuk saya bahwa dunia birokrasi di sini tidak sesuai ekspektasi, malah cukup banyak yang diluar ekspektasi. Gabut? Yah lebih sering demikian. Seharian tak jarang hanya sekedar ikut rapat, bikin notulensi, kirim surat, minta nomor surat, fotokopi, ah just it.
Semakin sini semakin saya merasa tidak enak dan tidak nyaman, “Kok gabut ya, ratenya lebih tinggi dari sebelumnya, tapi beban kerja malah semakin sedikit, apa iya ini yang publik biasa katakan, PNS gabut ya…” Hmmm sayapun masih bertanya-tanya pada diri ini.
Sayapun kadang tak punya semangat dipagi hari untuk berangkat ke kantor. Karena di kantorpun saya tak tahu apa yang akan dilakukan. Ikut rapatpun semua serba dadakan. Kalau tidak ada agenda ya berdiam diri sajalah di kubikal.
Bener-bener aneh, kalau kata Kak Aya, “seperti kehilangan jati diri”. Ya bisa juga si, Kak Aya yang dulunya mengevaluasi program dan kegiatan Kementerian Dalam Negeri sekarang bahkan hanya ngurusin urusan administrasi. Memang seperti kehilangan jati diri.
Banyak orang pintar disini, tapi tak ada wadah untuk menyalurkannya. Diskusi internalpun jarang terjadi. Ah bener-bener kehilangan jati diri. 
And then, apakah saya harus beryukur dengan kegabutan ini, atau saya menyesali dengan keadaan? Entahlah. Semoga bisa produktif dengan beban kerja yang sedikit.
Jakarta, 19 Februari 2018
10 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Quote
Ya Allah aku merindukan kerja kerasku seperti dipenghujung SMA dulu dan idealismeku saat menjadi peserta OSKM dulu
Renungan pagi (via muhammad-aziz)
7 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Kenapa Harus Tidak Beryukur?
“Bukankah bersyukur adalah cara terbaik untuk menikmati hidup”
Anonim
Pas SD, pengin cepet SMP, pas SMP pengin cepet SMA, pas SMA pengin cepet kuliah, udah di ITB pengin cepet kerja, udah honorer di Bappenas pengin PNS, udah hampir PNS eh ngelihat insititusi lain lebih makmur tinggal pengin pindah kesana. Manusia memang tak pernah puas dengan keadaan, melihat rumput tetangga lebih hijau, selalu saja iri. Padahal kita tidak tahu saja bagaimana proses pencapaian mereka dan bagaimana mereka mempertanggungjawabkan prestasi yang mereka raih itu.
Sekarang ditempatin di direktorat x, sering aja komentar lihat tetangga, “Enak ya si Z direktoratnya basah, sering rapat diluar, enak ya si W ga pernah gabut, ilmunya banyak pasti”. Padahal mah kalau dicermati secara mendalam pasti tiap orang kerja  dimanapun ada aja positif dan negatifnya, hanya saja mungkin kita belum tahu aja apa yang bisa kita ambil disitu dan kadang saja hal yang negatif selalu muncul di awal.
Pun dengan saya, ketika saya harus membandingkan lingkungan tempat kerja sekarang dengan sebelumnya tentu akan banyak mengeluhnya. Namun setelah saya belajar banyak dilingkungan ini ternyata sisi positifnyapun sangat menarik untuk didapatkan. Walaupun mungkin diluar sana tak tahu apa itu BKPM dan ngapain si BKPM, but so far this office is favorable place for self development. Awalnya gue kira hanya staf Kemenlu lah yang bisa dengan mudah jalan-jalan keluar negeri, tetapi ternyata eh ternyata di BKPMpun kesempatan untuk keluar negeri sangat terbuka lebar. Bahkan hampir setiap direktorat punya visi untuk memaparkan hasil kajiannya ke kantor perwakilan di luar negeri. Wow.
Ketika saya awalnya sedikit meremehkan institusi ini, tapi eh ternyata institusi ini begitu krusialnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. SDM disinipun tak kalah dengan SDM di kantor saya sebelumnya (walaupun belum se perfect disana). Beasiswa disini cukup melimpah dan yang terpenting adalah jenjang karir disini lebih bagus dibandingkan di tempat sebelumnya. Banyaknya jabatan dan sedikitnya staf tentu membuat kesempatan untuk menjadi pejabat jauh lebih besar disini. O iya yang mengagumkan lagi, bahasa inggris orang-orang disini very influence. TOEFL 550 mah lewat. Konon katanya dulu setiap CPNS wajib untuk memiliki TOEFL 600. Bahkan tak segan BKPM mengkursuskan sampai semua staf benar-benar dapat TOEFL 600. So amazing!
Ada lagi yang bikin semua staf menargetkan TOEFL tinggi, yah setiap tahun dibuka IIPC atau perwakilan BKPM diluar negeri. Siapa coba yang ga tertarik kerja dua tahun di London, Abu Dhabi, Singapore, Tokyo, New York, Seoul, Sydney atau Taipei? Gue sih bukan mau lagi tapi mau banget.
Akhirnya, dibalik keadaan kantor saya sekarang, ya pasti ada positif dan negatifnya, tapi, karir yang cukup baik dan peluang keluar negeri yang terbuka lebar menjadi motivasi lebih bagi saya untuk terus belajar mengaktualisasi diri dan bekerja dengan sepenuh hati. Intinya Alhamdulillah deh udah keterima CPNS, jutaan orang pengin mengabdi ke negara tapi hanya segelintir yang diberi kesempatan. Dan sangat bersyukur pula lah menjadi bagian dari BKPM. Institusi kecil dengan segudang prestasi yang memberikan sejuta kesempatan untuk berkembang.
Yang penting jalani pekerjaan dengan senantiasa selalu bersyukur, rezeki mah ga akan kemana dan percayalah hidup terlalu sayang untuk tidak disyukuri :D
Tumblr media
Selamat menikmati sejuta kenikmatan!
Kantor BKPM, 13 Februari 2018.
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Kerinduan Di atas Meja Itu
“…Di atas meja rindu itu hilang, dalam kata-kata, sebentar lagi kita saling lupa…”
-Di Atas Meja – Payung Teduh-
Tiga minggu di kantor baru, menjadi (calon) abdi negara, namun terasa ada yang hilang dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Bukan saja karena jam 07.30 sudah harus di kantor atau jam 16.00 sudah (harus) pergi, tapi….
Yah, suasana di atas meja itu kini telah tiada, menikmati hidangan sambil membahas OTT di era desentralisasi dan otonomi daerah, efisiensi dana transfer hingga kualitas pelayanan publik di daerah kini telah tiada. Dulu, di atas meja itu kami memang saling berinteraksi, saling bertukar pikiran hingga saling menabung dosa. Di atas meja itu bukan saja para keroco yang sering memakainya, tetapi tak jarang direkturpun sesekali turut meramaikan suasana di atas meja itu.
Fajar datang, maka di atas meja ini kami menikmati indomie terenak sambil update isu di lambe turah itu. Dzuhur berkumandang, maka ajang perjodohan pun dimulai, sambil menikmati ayam bencong terenak se Menteng Raya satu persatu mulai dijodohkan. Dan ketika senja tiba, salah seorang kasubidit dengan wawasannya yang begitu luas tak jarang memulai diskusi dan memaparkan pengetahuannya kepada kami, hingga berbagai wawasan per CATan pun banyak aku dapatkan dari momen ini.
Di atas meja itu jugalah yang membuat diet bagi kami hanyalah sebuah wacana, setiap pagi dan setiap jam selalu terpasok makanan yang seringkali juga mematahkan iman mereka yang sedang puasa. Di atas meja itulah ada pertemuan dan perpisahan, dari situ kami mendapat pengarahan dan dari tempat itu pulalah kami dilepas mencari jati diri di tempat lain.
Kini, suasana di atas meja itu hanyalah sebuah kenangan, sebuah kerinduan yang sulit untuk dikembalikan. Kini, bertatap muka di atas meja telah tiada, ruanganku kini tak lebih hanyalah kubikal-kubikal yang membuat kami semakin apatis. Ruanganku kini tak seperti dulu, tak lagi ada cengkrama memikirkan pemekaran dan ketimpangan daerah, pun tentang canda tawa yang sangat sulit diakomodir di ruangan ini.
Sungguh sedang merindukan suasana di atas meja itu…
Ah sudahlah, sudah jam 15.55, waktunya untuk berkemas dan keluar kantor tepat waktu.
Gedung A Lantai 4,
Sambil mengharapkan ada meja di tempat ini,
Seorang Yang Baru Mendapatkan Tempat Kerja Baru
6 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Video
"Di atas meja rindu itu hilang, Dalam kata-kata, Sebentar lagi kita saling lupa." . . . "Mengapa takut pada lara, Sementara semua rasa bisa kita cipta, Akan selalu ada tenang, Disela-sela gelisah yang menunggu reda."
Payung Teduh memang selalu menampilkan nyanyian dengan gaya khasnya, makna yang mendalam, lirik yang menusuk jiwa hingga alunan suara yang damai membuat setiap pencinta musiknya selalu ingin bernostalgia dengan rindu.
Single Di Atas Meja menceritakan tentang kesakralan ruang makan bagi sebuah keluarga untuk saling bercengkrama menjemput kebersamaan, tempat di mana para anggota keluarga dapat berbagi cerita sembari makan bersama. . . Ah sebuah kerinduan masa lalu. Miss you my beloved family. Semoga masih dan tetap ada kesempatan untuk bernostalgia mencicipi masakan Ibu sambil saling bercengkrama di atas meja makan itu.
-Payung Teduh, Di Atas Meja-
youtube
Payung Teduh - Di Atas Meja (Official Lyric Video)
Speechless. pertama kali saya mendengar diatas meja ada sebuah memori yang secara tiba-tiba hadir dalam kepala saya. kemudian earphone saya pasang dan tombol play saya klik sekali lagi untuk kemudian saya dengar sambil liriknya saya baca. dan itu dia!
lagu ini mewakili rasa yang diceritakan awak kereta kahuripan dua tahun silam yang membawa saya dari bandung-kediri. mewakili kerinduan pejalan pada istri dan keluarga dan segala seluk beluknya. lagu ini seolah seperti perwujudan puisi yang saya tulis malam itu di restorasi kereta yang dengan harmoni yang sangat indah dan pas. In my life nya The Beatles merupakan salah satu dari sedikit lagu yang baru ketika mendengar instronya saja imajinasi saya langsung terlempar pada suatu ruang dan waktu yang spesifik. Diatas meja juga demikian. dengan mendengarnya fikiran saya terlempar jauh dengan membayangkan bunyi kereta di tengah malam, bau ruangan restorasi, dan kesunyian di tengah banyak penumpang yang terlelap.
YTS Nyonya Masinis
Jauh Mengapa takut akan jauh Sedang jarak bagi kita serupa ayunan bandul Menjauh untuk kemudian mendekat Terlontar kemudian kembali ke awal Dan berulang
Mengapa terobsesi dengan jauh Sedang jarak bukan lagi barang mewah dalam kamus kita Ia tak lebih hebat dari seruputan kopi di warung depan stasiun Ataupun lipatan kemeja yang kau setrika selepas subuh
Jarak memang tak lagi semenarik dulu Sebab ia tak mampu lagi menetaskan rindu Melainkan waktu
Kau pernah bilang rinduku seperti asap Ia mudah menguap, sukar dirasa Hanyut bersama udara dan hilang
Namun barangkali rindu dan jarak tidak lagi berafiliasi Paduannya sudah tidak lagi menarik Ia terlalu banyak diobral
Dalam lagu cinta bayaran Dalam puisi cinta eceran Hingga untaian kutipan dan wejangan
Rindu dan Jarak sudah jadi barang murahan Paduannya sudah tidak lagi menarik
Padahal rindu bukan soal pekikan Ia menarik dalam keheningan yang menyayat Memancar dari selembar foto di dalam kantong Hadir dalam deru roda dan rel yang mengikis
Untukmu sayang, Ribuan Kilometer ku telan habis
Ditulis di Kereta Kahuripan Kediri-Kiaracondong 16 Januari 2016, selepas isya
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Say Good Bye to The Miracles 2017 and Welcome to The Amazing 2018
In 2017, everything happening around me was very random. Yet, I was enjoying the phase, as the journey was far more enjoyable than the destination.
Times files so fast, I remember how I began the 2017 with uncertainty, without settle job and without settle city.  Bandung, Jakarta dan Banyumas, three of the city where I spent my time in the early of 2017. At that time, my contract as project assistant in ITB would finish on March. And after that, I didn’t know what will I doing next month. I registered for many job fair and nothing institution called me. I joined English cources, but due to half heart, I didn’t get the expected results.
After I’m failed the interview in Coordinating Ministry of Economics Affairs and drama due to missed the Handphone in Jakarta. April was calling me to going back to Jakarta. Bappenas was being my temporary offices at that times (until present). After one month have a job at Bappenas, some institution called me to interview until asked me come to work. Ministry of Public Works asked me to join with them and began to work next week. Adhi Karya Property was also calling me to interview and my lecturer asked me to help his projects. But I have to reject their offered bacause of my commitment with my new offices, Bappenas.
But, to be honest, I never regret to be part of Directorate of Regional Autonomy Bappenas. I have kindly director, friendly and care supervisor and ambitious and unified friends. My office is very pleasant to study, to work and to get new experiences. Everyday is new chapter and everyday give me new knowledge. I am so grateful for that. Bappenas gives me a million learning about integrity of government and about quality of public services.
Tumblr media
Directorate of Regional Autonomy Team
Besides about a job, 2017 was about escapade. During 2017, I explored many new places, twice went to Makassar, visited Pangkajene Islands, Bangka Islands, enjoyed with Bromo masterpieces, explored Gunung Kidul and Yogyakarta and also visited Lembang and Bandung for business trip and holidays. I also visited many remote places around Jakarta with my best fellows : Camping in Jatiluhur Dam, take a bath in the hot water in Purwakarta Regency, fishing in Depok city until rafting in Lebak Banten or played in the city likes : badminton, bowling, running, singing and eating. Thanks guys, you have accompanied my weekend. I couln’t survive in Jakarta without you.
Tumblr media
(Part of) my beloved fellows in Jakarta
As part of social serves, I and my friends who came from Banyumas inisiated to make non profit organization, Gamas Foundation. We focusses on education empowerment in our home town. We gave fully scholarship for low-economic students in Banyumas and held Learning Camp, a scholarship for preparing entered to the university. As founder and main director, I wish this organization will be exist always and useful for the society.
Tumblr media
Gamas Foundation Team And at the end 2017 gave me surprised. After I was decided unpassed in PNS selection, some day I got phone from BKPM and he said that I passed the selection because of to replace candidate in the first rank who retired. It was the real miracles. I am a state servant and welcome to my future. I believed it was the best results for me and the others.
Tumblr media
The Real Miracles
Finally, 2017 has left us. But every moments will always be remembered. 2017 was about organize my self, 2017 was about a process and 2017 was about miracles. Thanks God for the amazing 2017. It has teached us that the results never betrays the effort.
And welcome to 2018, welcome to my future. May more and more miracles will come back and Godspeed for us.
 Written on KA Sawunggalih Pagi Voyage,
Jakarta-Purwokerto
1st  January 2018
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Semua Adalah Garis Tangan-Nya
“Without action, you aren’t going anywhere,” Mahatma Gandhi.
Hari itu, langit Jakarta seakan enggan untuk menampakan dirinya. Hingga malam tiba, rintikan hujan terus mengguyur dan menambah syahdu malam Ibukota. Akupun masih sibuk dengan komputer pribadiku, menyiapkan bahan untuk meeting keesokan harinya.
“Eh Ziz, gue iseng buka web BKPM dan udah keluar!” kata salah satu rekan kerjaku yang juga mendaftar PNS di BKPM.
Yah, hari demi hari kami memang dibayang-bayangi kecemasan. Kebetulan aku dan satu temanku, anggap saja dia Putri, adalah dua peserta terakhir yang masih dalam ketidakpastian untuk proses rekruitmen per-PNSan di direktorat kami. Yah kami mendaftar instansi yang sama BKPM.
Saat aku lihat mimik wajahnya, Putri menangis bahagia, matanya berkaca-kaca, ternyata namanya tercantum di daftar peserta yang lolos seleksi PNS BKPM. Kami coba menggeser halaman untuk melihat posisiku.
................(hening seketika)
Ah rasanya sama seperti ketika aku gagal berangkat ke Jepang semasa kuliah dulu. Sedih tak tertahan, ingin menangis tapi rasanya tak pantas di tengah keramaian kantor. Bulan yang enggan menampakan diri di langit Jakarta turut membentuk suasana. Tetesan hujan Menteng seakan turut mengiringi kesedihanku malam itu.
Renca-Nya memang selalu yang terbaik, tetapi penyesalan dan kesedihan atas kegagalan yang dirasa pasti ada. Apalagi tinggal tahap terakhir dan ternyata posisiku ada di urutan kedua dengan hanya beda 0,3 poin. Ah rasanya seperti ditinggal nikah gebetan apabila melihat hasil nilai yang hanya berbeda tipis itu.
Tumblr media
.............
Di awal proses penerimaan PNS tahun ini aku memang melakukan kesalahan fatal, dimana nama ijazahku yang dengan lugunya hanya aku tulis ST. Portal CPNS BKN saat itu memang tak bisa diubah sehingga namaku ST tetap terpampang hingga pengiriman berkas untuk seleksi administrasi. Ini kejadian terdagelan ketika nama di kartu peserta untuk registrasiku pun tertulis hanya “ST”.  
Tumblr media
Harapan menjadi PNS tahun ini seperti pupus sudah. Ketika rekan kerja di kantor mengajak untuk belajar CAT, aku seperti kehilangan arah. Tak ada motivasi, tak ada kemauan, tak ada angan-angan.
Namun cerita berubah bak sebuah sinetron, ketika pengumuman seleksi administrasi sambil mencari nama ST yang ternyata tidak ada, aku mencarinya di deretan huruf M dan Alhamdulillah terpampang nama lengkapku dengan benar. Sejak itu aku mulai semangat belajar CAT. Hampir setiap hari aku belajar kelompok dan tertahan lama hingga larut malam di kantor demi mempelajari sejarah bangsa Indonesia yang begitu panjang. Sesekali kami juga mencuri waktu jam kantor demi menghafal pasal demi pasal di UUD 1945, hingga kamipun mengorbankan weekend kami untuk pengayaan verbal dan mengasah logika demi nilai TIU yang lebih baik.
Hari demi hari terus berlalu, aku menjadi peringkat kedua CAT di formasiku hingga aku harus segera menyiapkan untuk TKB. Seleksi TKB yang diselenggarakan tiga hari penuh benar-benar menghabiskan tenaga dan pikiran. Hingga pengumuman akhir, akupun dinyatakan tidak lulus dan tetap berada di posisi dua dengan selisih nilai yang tak begitu jauh dengan peringkat pertama.
Segera move on memang sulit, tapi itu harus, coz life must be go on. Sesekali aku instrospeksi diri tentang perjuanganku kali ini. Bisa dibilang aku memang kurang melibatkan-Nya dalam proses ini. Aku seperti berjalan sendiri tanpa memohon pertolongan-Nya. Berdoa hanya sekedarnya saja di kala sholat wajib. Bukankah hasil tak akan pernah mengkhianati usaha? Termasuk usaha untuk memohon kemudahan kepada-Nya? Ini adalah pembelajaran luar biasa, pembelajaran yang tak pernah bisa aku dapatkan dari bangku kuliah.
........
Dua minggu sejak pengumuman berlalu, aku seperti sudah melupakan kesedihanku kala itu dan akupun telah menatap 2018 dengan cerah. Namun tetiba, aku mendapat kabar dari teman kantorku bahwa temannya yang ranking 1 di formasiku mengundurkan diri. Sedikit ada harapan tapi aku tak terlalu berharap lebih karena aku takut kembali kecewa. Tapi apa daya rekan-rekan di kantor memintaku untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hal tersebut. Hingga akupun mencoba posesif memberanikan diri untuk menelfon kepegawaian BKPM. Dan benar bahwa yang berada di rangking satu di formasiku mengundurkan diri dan memungkinkan namaku untuk diloloskan. Namun saat ini namaku masih diajukan BKPM ke Kementerian PANRB dan belum ada jawaban dari Kementerian PANRB. Hingga cerita ini ditulis, akupun belum mengetahui nasibku di proses per PNSan tahun ini.
Proses perekrutan PNS tahun ini memang cukup menguras energiku. Dari mulai tanpa harapan karena salah fatal pada identitas, perjuangan menaklukan CAT, berusaha move on ketika dinyatakan gagal hingga penantian di tengah ketidakpastian saat ini. Perjuangan tentu belum berakhir, ketika aku dinyatakan lolos aku harus segera menyiapkan berkas yang cukup menguras tenaga ataupun the worst case ketika aku (kembali) gagal, akupun perlu kembali menyiapkan energi untuk merekonstruksi diri. Ah semoga semesta mendukung perjuanganku kali ini.
Nb : Million thanks to my beloved family, my close fellows and my office colleagues at Directorate of Regional Autonomy Bappenas who always support me. Godspeed for us!
Jakarta, 20 Desember 2017
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Let’s Say Good Bye To 2017!
Halo tumblr, long time no see and unexpected we are in the end of 2017 now.
2017 is about years of looking for identity. At the beginning of the year I was a academics. I was a project assistant for PT LAPI ITB (consultant owned by ITB). Then in April, I back to Jakarta, join to Ministry of National Development Planning (BAPPENAS) until now. 
And I am going to summarize you about my activities in 2017. I will do it based on instagram rank. Let’s check it down!
Tumblr media
1. Event : Photo Session for Gamas Foundation, Location : Institut Teknologi Bandung, Photographer : Ramdhan Anjar Saputra
I stood in front of you carrying a book as if I were a diligent student. It was just a public imaging. 
2. Event : Take a best fellow studied abroad to Japan, Location : Soekarno Hatta International Airport, Photographer : Novi Puspitasari
I sat in the crowd, as if being a businessman with a million activities. I was waiting for give surprise to Devina, who would going abroad to Japan to continue her master.  
3. Event : Photo Session for Gamas Foundation, Location : Institut Teknologi Bandung, Photographer : Ramdhan Anjar Saputra
We are super team, founder of Gamas Foundation, a social improvement to develop of education in our home town. Wish this organization will exist always and bring happiness to everyone. 
4. Event : Holiday in Yogyakarta, Location : Malioboro Yogyakarta, Photographer : Izzuddin Abdul Aziz
I was contacting my beloved son. I have left him for 1 month due to business trip to Nepal. I missed him so much!
5. Event : Holiday in Cirebon, Location : Cirebon Palace, Photographer : Anah Trisnawati
I and my sister were unique person. We always searched the meaning of the weekend with visiting new places. And that weekend we spent it in Cirebon. Currently, my sister is being pregnant so I can’t engage her on vacation.
6. Event : Holiday in Yogyakarta, Location : Malioboro Yogyakarta, Photographer : Passers
It was great moments, be vacationed with the gengs : Zuddin, Novi and Fuji (Firda was still and always busy in Jakarta). We planned to attend LPDP colloquy but in reality my daily activity in Jogja was full of vacation.
7. Event : Holiday in Bandung, Location : Town Hall of Bandung, Photographer : M. Reyhan
I worried about paying home in the city and cooled car. No, no It was just on act in my new film which will be air next era. 
8. Event : Camping in Jatiluhur Dam, Location : Jatiluhur Dam, Photographer : Auto Photo
It was one of the most memorable activities during 2017. Stayed at the edge of lake, slept under the stars accompanied by a campfire. It really became an amazing night. 
9. Event : Holiday in Bangka due to office activity, Location : Bangka Island, Photographer : Mustika Nurul Ulma
It was unforgettable experienced. Two days we are on duty with local government and one fully-day we explored the discovery of Bangka Island. Some of fancy beach visited. It was really exciting business trip. Thanks a bunch for tax payer who bring me there :D
I am so grateful along 2017. You made me overjoyed with a million memories you created. 
Finally, 2017 left less than two weeks. Let’s evaluate the 2017 targets and create them for 2018.  
Happy Tuesday and have a kind day! God speed for everyone!
Jakarta, 19th December 2017
1 note · View note
muhammad-aziz · 7 years
Photo
Tumblr media
About future and its concern linger - commemorating a year of getting a bachelor's degree (30th July 2016-30th July 2017) . . My close fellows @rifqialfianm and @luthfimuhamadiqbal agreed "you just choose two of three options : career, salary and passion", so how about my first-chop occupation in the future? Between academics, bureaucrats or professionals in NGO? One year passed but the turmoil kept coming. . . Ah, to be honest, this quandary was much more consumed my energy rather than getting the degree itself . . Hopefully time is able to answer my lummy future Jakarta, 1st August 2017 (at Jatiluhur Dam)
0 notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Tentang Karir: Sebuah Dilema Klasik Seorang Fresh Graduate
Tumblr media
"Finding the perfect job after graduation is more difficult than being graduate itself"
Padatnya lalu lintas Jakarta di Senin malam tak menghalangi niat kami untuk duduk santai meninggalkan urusan kantor dan sejenak berbicara tentang masa depan. Riuhnya suasana ruangan KFC Cikini juga tak memadamkan semangat kami untuk bertukar pikiran tentang pengalamannya terjun di dunia kerja. Dan tiga lelaki yang tak pernah bisa berbicara serius di kantor itu duduk di lantai dua, berada dalam kebisingan, memulai perbincangan serius sambil menikmati seporsi hidangan produk Amerika itu. Sebut saja Rifqi, Luthfi dan Aziz yang ketiganya merupakan pegawai baru di sebuah instansi pemerintah yang berada di Jalan Taman Suropati No 2, Menteng, Jakarta Pusat.
“Ada tiga hal utama dalam memilih pekerjaan: karir, passion dan finansial, dan lu hanya bisa memilih 2 dari 3 hal tersebut”. 
-Rifqi Alfian Maulana-
Dan benar saja demikian, sangat jaranglah rekan kuliah yang mendapatkan tiga hal itu sekaligus dalam pekerjaannya. Sebut saja X, alumni SBM ITB yang telah bekerja setahun di Nielsen -sebuah lembaga riset nomor wahid di dunia- yang memilih untuk resign karena kurang passion, padahal Nielsen tentu menyediakan bonafit dan karir yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Begitu pula dengan rekan Rifqi, seorang lulusan terbaik Sampoerna yang memutuskan untuk resign dan memilih bisnis baru hanya karena kurang nyaman dengan lingkungan kerja di Sampoerna.
Berbeda dengan kami, tiga keroco muda di Direktorat Otonomi Daerah Bappenas yang terlanjur nyaman dengan lingkup pekerjaan dan rekan kerja, take home pay yang muncukupi, namun jenjang karir yang kurang baik menjadi pertimbangan kami untuk tetap bertahan lama di kantor ini. Hal ini wajar sajalah, karena status kami bukanlah PNS sehingga kesempatan untuk menjadi pejabat sangat tidak mungkin.
Salah satu staf senior di tempat kamipun mengingatkan agar kami tidak terlalu nyaman di sini, kecuali kami memang telah menjadi PNS. Dit. Otda Bappenas memang terlalu nyaman untuk belajar, bekerja dan mengerumpi hingga aku sering terkengkam dalam zona nyaman itu, akupun masih sedikit khawatir akan kehilangan ‘rasa nyaman itu’ apabila akan berpindah ke tempat lain yang memiliki jenjang karir yang jelas, apa iya pekerjaanku nanti sesuai passion seperti saat ini? Apa lingkungan yang baru juga nanti akan senyaman ini? Aku sungguh masih traoma dengan kantor lama yang sangat membuat pusing 7 keliling di setiap weekdays. Tapi kalau tidak pindah, bagaimana dengan karirku ke depan? Apa iya aku hanya mengandalkan pembukaan PNS? Bukankah itu bak menunggu dalam ketidakpastian?
Fenomena Resign di Tahun Pertama Menginjak Dunia Kerja
“Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life.”
-Confucius-
Bekerja di tempat ternyaman sesuai passion memang impian semua orang, terlebih ketika berada dalam jenjang karir yang baik dan finansial yang tinggi pula. Tapi itu adalah sebuah harapan yang kecil, seperti mencari butiran emas dalam tumpukan pasir yang menggunung.
Hal inilah yang membuat banyak orang berpindah-pindah pekerjaan terutama di tahun awal berkarir disaat belum merasakan beban cicilan rumah dan biaya pendidikan anak. Fenoma resign menjadi hal yang lumrah bagi para pekerja pemula. Mereka akan terus berusaha mendapatkan rata-rata limit mendekati 100% untuk capaian kenyamanan, karir dan bonafit di perusahaan barunya.
Satu tahun berlalu dan berbagai perusahaan telah mengalami perombakan untuk karyawan barunya, terutama untuk karyawan yang bukan ikatan dinas (read : MT). Satu tahun memang waktu yang cukup untuk belajar, rasa jenuh akan semakin mengancam para karyawan muda hingga tak sedikit yang memilih resign untuk karir yang lebih sesuai. Seperti seorang sahabat semasa kuliah yang memilih untuk berhenti dari Traveloka Agustus nanti setelah satu tahun bekerja, pun dengan sahabat yang sedang melakukan project di PLN dan kakak tingkat yang memilih mendapatkan penalty dari perusahaannya karena resign sebelum masa kontraknya habis. Tak banyak juga rekan-rekan yang telah bergonta ganti pekerjaan 2-3 kali di tahun awal demi mencari sebuah kenyamanan /termasuk diri ini yang telah bergonta ganti pekerjaan tiga kali dalam karir di tahun pertamanya/.
K.a.r.i.r
Memang sebuah problematika bagi seorang pegawai muda seperti diri ini, mengedepankan ego demi kepentingan pribadi, berkali-kali mengikuti seleksi demi mendapat yang dinanti, lalu sampai kapan resign dan resign itu akan terhenti?
Lalu dimanakah tempat terbaik diri ini untuk aktualisasi diri? Menumbuhkan harapan dan juga mimpi? Entahlah, aku juga masih berada dalam proses mencari jati diri, mencari yang terbaik demi kebahagiaan anak istri nanti.
Dan  semoga segera mendapatkan sebuah kunci, untuk membuka pintu kesuksesan yang telah lama dinanti.
"It's already difficult to find any job, let alone being picky to find a perfect one"
Setiabudi, Jakarta Selatan
11 Juli 2017
8 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
M.U.D.I.K, Bukan Hanya Tentang Perjalanan, Tetapi Tentang Proses Perjuangan
Tumblr media
Sumber gambar : fajar-kurnianto.blogspot.co.id
“Tujuan dari pergi hanyalah untuk pulang” Anonim
Tak terasa, Ramadhan tahun ini akan segera berakhir dan tradisi tahunan masyarakat Indonesia akan segera dan bahkan telah dimulai. M.U.D.I.K, Wikipedia mendefinisikan mudik sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik berasal dari Bahasa Jawa Ngoko, yaitu singkatan dari ‘mulih disik’ yang artinya pulang sebentar.
Mudik menjadi viral bagi masyarakat Indonesia ketika lebaran datang. Mereka memanfaatkan libur panjang lebaran untuk bersilaturrahmi dengan sanak famili di kampung halaman. 33 juta orang diperkirakan akan menjadi bagian dari proses arus mudik tahun ini (IDEAS, 2017). Jakarta sebagai pusat perekonomian menjadikan kota ini masih menjadi sumber utama bangkitan arus mudik di Indonesia. Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma, Pelabuhan Tanjung Priok, Stasiun Gambir dan Pasar Senen serta Terminal Pulogadung, Kampung Rambutan, Kalideres dan Lebakbulus menjadi titik awal bagi mereka yang memanfaatkan angkutan umum untuk mengunjungi kampung halaman mereka. Sementara itu bagi para pejuang kendaraan pribadi, Tol Jakarta-Cikampek, Purbaleunyi, Tol Cipali menjadi jalur utama mereka bertemu sanak famili.
Karena Perjuangan Pemudik Patut untuk Diapresiasi
Pemudik adalah pejuang sejati, mereka berjuang dengan berbagai cara demi bertemu dengan orang-orang terkasih. Bagi pengguna kendaraan pribadi dan bus, sudah pasti kemacetan di jalur utama menjadi perjuangan tersendiri untuk mencapai kota tujuan. Pengalaman pribadi pada 2016 yang terkena dampak Brexit hingga 32 jam membuat saya mati gaya di jalan, hal ini membuat saya semakin mengapresiasi perjuangan para pemudik di jalur darat. Pintu tol utama Cikarang, Pintu keluar Cipali, Jalur Tegal-Purwokerto yang banyak pasar tumpah dengan jalan yang sempit, Nagrek hingga jalur Garut-Banjar yang penuh dengan lika-liku menjadi momok bagi para pengguna jalur darat menghadapi kemacetan. Apalagi bagi para pengguna motor, kesempatan untuk bertemu orang tua dan saudara di hari yang fitri harus dibeli dengan panas, hujan dan debu di jalan hingga terkadang nyawa menjadi taruhannya.
Bagi mereka para pengguna kereta api, macet memang bukan menjadi kendala mudik yang berarti, namun lihatlah perjuangan para pemburu kereta api di H-60. Hari itu hampir seluruh warga kantor merasa lelah karena telah berlembur mendapatkan tiket di malam harinya. Stand by menunggu pukul 00.01, memantengi web kai, traveloka, tiket.com, pegi-pegi.com dan berbagai web lainnya, ribuan kali refresh berharap dapat login menjadi perjuangan mudik yang sebenarnya. Apalah arti rebutan mata kuliah umum di ol.akademik.itb.ac.id yang hanya berjuang dengan rekan satu kampus, kali ini musuh kita adalah jutaan manusia di seluruh pelosok Jakarta yang begitu ambis demi satu tiket kursi kereta. Belum lagi ketika tiket berhasil dipesan maka peer selanjutnya adalah mencari atm terdekat di tengah malamnya Jakarta. Tak heranlah saat itu malam di Mampang Prapatan begitu ramai, orang berlalu lalang menuju ke ATM Center di SPBU Mampang Prapatan. Atau bagi yang belum kebagian tiket, mereka masih terus berjuang hingga pukul 03.00 berharap orang yang mendapatkan tiket pada pukul 00.01 merasa senang sesaat, ketiduran dan lupa bayar sehingga hangus dan bisa dimanfaatkan dengan sempurna.
Bagaimana dengan perjuangan bagi para pemburu pesawat? Ternyata perjuangan mereka juga tak kalah hebat untuk kembali ke kampung halaman. Keterbatasan tiket pesawat terutama tiket murah menjadi halangan tersendiri bagi mereka yang punya kantong pas-pasan. Tiket pesawat apalagi musim lebaran seperti ini memang harganya naik tak terkendali, setidaknya harus mengeluarkan receh hingga jutaan rupiah untuk mendapatkan satu kursi pesawat.
Bagiku mudik bukan hanya tentang perjalanan, mudik adalah sebuah proses untuk berbagi kisah dengan yang terkasih, bertemu handai taulan, menghampiri kenangan dan masa lalu. Begitu fenomenalnya mudik, hingga tak heran jika setiap orang akan memperjuangkan berbagai cara demi mendapatkan esensi dari mudik.  
Hingga akhirnya (masih) banyak perantau-perantau yang tidak bisa mudik ke kampung halaman karena kalah berjuang, karena tidak kuat dengan harga tiket pesawat yang begitu tinggi, tidak mendapatkan tiket kereta hingga karena enggan berdesak-desakan berebut bus di terminal dan berdesak-desakan di tol.
Selamat ‘mulih disik’ untuk para pejuang sejati, selamat menikmati indahnya perjuangan, selamat bersantai ria dengan sanak famili dan handai tolan di kampung tercinta!
Setiabudi, Jakarta Selatan, 23 Juni 2017
3 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Text
Inspirasi dari Taman Suropati #1 : Bahwa Integritas itu Masih Ada
Tumblr media
In frame : Pejabat Eselon 1 dan 2 serta Panitia Musrenbangnas 2017
“Kita rindu pejabat penuh teladan, yang memimpin bukan demi kekayaan. Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, disitulah letak masa depan negeri.” Catatan Najwa hal 101
Tak disangka diri ini harus kembali berkelana bebas di dunia birokrat yang cukup pelik. Pengalaman pertama turun di dunia birokrat yang kurang baik membuat saya sedikit frustasi dengan lingkungan pemerintahan. Sepertinya sangat sulit menemukan orang yang benar-benar baik dan jujur dalam mengambil keputusan. Memang banyak yang baik tapi dia tak berdaya dengan keputusan yang akan diambil. Kala itu aku menganggap bahwa pemerintahan adalah dunia kelam, kesejahteraan masyarakat hanyalah normatif dalam pengambilan kebijakan, padahal dibalik itu semua ada sebuah kepentingan pribadi yang belum tentu masyarakat diuntungkan dengan kebijakan yang diambil. Belum lagi cerita dari teman-teman di kantor lain yang begitu mudahnya memainkan uang rakyat dengan menyekenariokan anggaran agar habis dengan cara-cara yang kurang etis. Orang-orang baik disini hanyalah butiran debu yang seakan hilang ditiup angin. Ah rasanya tak ingin lagi aku kembali mengarungi dunia ini.
Tapi, rencana-Nya siapa yang tahu, mendaftar di berbagai perusahaan swasta ternyata belum berpihak kepadaku, Direktorat Otonomi Daerah Bappenas saat itu memanggilku, mengikuti berbagai rangkaian tes dan akhirnya aku diterima menjadi bagian dari ranah perencanaan ini. Awalnya aku kira semua lembaga pemerintah adalah sama keadaannya, memainkan anggaran dengan cara-cara yang bisa dibilang konyol hingga administrasi-administrasi tak bermutu yang hanya untuk memanipulasi inspektorat dan BPK. Awal di Bappenas, Musrenbangnas datang menghampiri, project 6 M siap kami kelola demi sebuah perencanaan yang partisipatif. Pikirku, “paling juga banyak manipulasi anggaran atau ujung-ujungnya administrasi bayangan��. Tapi ternyata semua tidak seperti yang dibayangkan. Para PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) alias orang-orang yang bertanggung jawab terhadap dana tersebut begitu jeli dalam mengeluarkan uang. Standar-standar Kementerian Keuangan sangat diperhatikan demi meminimalisir jeratan-jeratan KPK yang siap menghadang. Pimpinan-pimpinan kami juga tak mau untuk memberikan persetujuan ketika ditemukan dana-dana siluman dalam penganggaran Musrenbangnas. Rasa kagum diri ini mulai terbentuk pada instansi ini.
Tapi pikirku kembali, “Ah paling juga cuma Musrenbangnas, ini kan project besar, BPK sangat melihat setiap uang yang keluar”
Petulanganku untuk kembali mengamati penganggaran di instansi ini berlanjut, kali ini ke lingkup yang lebih kecil, ke program-program di Direktorat Otonomi Daerah. Ada beberapa program strategis di Dit. Otda seperti Kajian RPJMN, Kajian ASN, Monitoring dan Evaluasi RKP, Koordinasi Strategis SPM dan Kajian DAK. Uang milyaran rupiah siap dikelola dan digunakan sebijak mungkin. Rasa kagum diri ini muncul kepada teman-teman di keuangan Direktorat. Detail dan detail, semua diterangkan secara detail sesuai SBU Kementerian Keuangan. Semua staf yang akan pergi ke lapangan harus mengajukan rincian anggaran sesuai standar yang ada. Tak ada main-main administrasi, manipulasi jumlah peserta yang ke lapangan untuk menambah uang saku di daerah, manipulasi tanda tangan FGD, atau kongkalikong dengan pihak hotel untuk manipulasi paket meeting. Semua seperti berjalan mulus tanpa catat.
Rasa kagum diri ini juga terpancar kepada masing-masing individu di sini, ketika di kantor lain justru rebutan perjadin hingga sengaja memperpanjang kunjungannya demi penambahan uang saku, tidak terlihat seperti itu disini. Beberapa staf bahkan menolak untuk pergi ke lapangan (lagi) karena alasan agar bergantian dengan yang lain. Beberapa kali pergi ke daerah bahkan hanya PP saja, seperti yang dilakukan salah seorang Kasubdit dan stafnya saat menjadi narasumber di Semarang. Sayapun pernah mengalaminya, saat itu pulang dari kunjungan ke Solo bergegas kami ke kantor untuk melanjutkan tugas-tugas kami. Tak ada korupsi waktu hingga memperpanjang atau segera pulang setelah kunjungan ke daerah. Pimpinan kami juga begitu tegas bahwa satu rombongan perjadin hanya boleh maksimal tiga orang saja. Hal ini selain untuk menghemat anggaran juga agar kinerja kami di kantor tetap berjalan seperti biasa. Sayapun pernah mendapati PNS-PNS di direktorat yang menolak uang RDK dan uang harian di daerah karena bukan haknya. Dia tidak mau menerima RDK karena saat itu beliau ikut stay di kantor namun tidak ikut berkepentingan dalam rapat yang dibahas, dan satu lagi beliau menolak uang harian perjadin karena dengan sengaja beliau memadatkan kunjungannya ke daerah sehingga yang mau beliau terima hanya jumlah hari nyata saat di daerah.
Tumblr media
Dit. Otda Berbagi ke Anak Yatim dan Kaum Dhuafa
Akhirnya saya menyadari bahwa tidak semua dunia birokrat itu hitam, masih banyak orang-orang berintegritas yang mau berjuang demi kepentingan rakyat. Mereka inilah yang perlu diapresiasi dan dipublish, bahwa orang-orang birokrat tidak melulu menjadi langganan KPK, mereka-mereka inilah yang seharusnya diviralkan, menjadi kebanggaan bangsa menjadi pahlawan triliunan rupiah. Terima kasih para abdi negara yang dengan setia menjaga pajak-pajak orang tuaku, saudaraku, teman-temanku dan seluruh pajak masyarakat Indonesia. Semoga disini aku juga belajar bagaimana menjadi abdi negara yang berintergitas, berprestasi dan berkomitmen untuk kemajuan bangsa dan negara.
 Jalan Menteng Wadas Utara 46
Kelurahan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan,
21 Juni 2017  
5 notes · View notes
muhammad-aziz · 7 years
Video
instagram
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3) . . Waktu, begitu cepat engkau berlalu, rasanya baru kemarin aku berpisah dengan teman-teman SMA, baru kemarin rasanya secara resmi aku dilantik menjadi mahasiswa di Sabuga, berkemahasiswaan dengan segudang aktivitas kampus, eh ternyata sekarang waktu telah membawaku kepada kisah yang berbeda. Sekarang tak ada lagi karatan di himpunan karena menunggu kuorum, nongkrong hingga larut malam di kampus demi seberkah wifi atau menunggu yang gratis-gratis di Masjid Salman. Detik jam ternyata telah membawaku ke sebuah kota metropolitan dengan sejuta aktivitas, Jakarta. . 24 jam memang sangat cepat berlalu, terlebih untuk kita yang memiliki segudang aktivitas. Deadline pekerjaan yang menumpuk membuat kita seharian hanya berkutat dengan laptop dan handphone. Pagi, siang, sore, kosan, pagi lagi kantor lagi, seperti itulah rutinitas kehidupan para pegawai ibukota, atau bagi para commuter waktu di pagi dan sore hari adalah sebuah intan berlian berlapiskan mahkota yang begitu mahal harganya. . Waktu memang tak peduli dengan keadaan, hujan, badai, panas dia tetap berjalan sesuai kehendaknya. Ketika kita tak jago untuk memanipulasinya, maka dia akan begitu saja terlewat. Hingga akhirnya kita tersadar, ternyata waktu kita dengan Tuhan tak lebih dari 1/24 dari waktu yang kita miliki. Sholat wajib dalam sehari hanya menghabiskan tidak kurang dari 30 menit waktu kita bersama Sang Pemilik Hidup, itupun kalau berkualitas, kalau tidak? Apakah Dia masih mau memberi kita tambahan waktu hingga esok hari? Kalau tidak? Sungguh Q.S. Al ‘Ashr memang sebuah peringatan, “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka),....... ” Selamat menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan yang ternyata sudah memasuki hari ke 18. Semoga kita termasuk orang yang merugi dengan waktu. . Ilustrasi : aktivitas di Terminal 3 yang berjalan begitu cepat (at Terminal 3 Ultimate, Soekarno-Hatta)
1 note · View note
muhammad-aziz · 7 years
Text
Musrenbangnas 2017, An Unforgettable Moments
Tumblr media
The Committees and Echelon 1 and 2 Bappenas 
 “Where will you go?”, asked my friend and soon I answered, “Bidakara again”. Yah Musrenbangnas made me intimate with this hotel. 26th April-9th May 2017 I did’t go to my office in Taman Suropati Street because my directorate activities moves to Bidakara Hotel. About 2 weeks I had delicious foods and comfortable slept in four star hotel, yummy.... 
Opening of Musrenbangnas, Met With Top Public Figures in This Nation
Musrenbangnas was opened by Prsident of Indonesia, Mr. Joko Widodo and this event was attent by some of Minister likes Minister of Finance, Minister of National Planning, Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), Minister of Ristek Dikti, Minister of Social Affairs, Minister of Health, Minister of Home Affairs, Head of DPR, DPD and other national organization. Musrenbangnas also invited all of Governor, all of  Mayor of City and all of Regent of Regency. I was so proud, I became one of the main committees in this event and met with influental people in this national. You know guys I shook hands with Mr. President and Minister of Finance (even Mrs. Sri Mulyani invited me to little converse) and I also took a picture with Mr. Jonan, Minister of ESDM RI.
Tumblr media
Mr. President Gives Speech
Tumblr media
Mr. President, Minister of PPN/Head of Bappenas and Minister of Home Affairs
Tumblr media
Regional Leaders who Received Award from Bappenas
Tumblr media
 Take A Picture with Minister of ESDM RI
 How About Musrenbangnas?
Musrenbangnas is national event which held every years. This event is referrals from national laws. In this event, we discussed about national project which will be held next year. Musrenbangnas involve multi stakeholders from central governments until local governments. We have 10 national priority and we discussed it to every provinces. We have 1 hour and 30 minutes for 1 national priority for 1 province.
In this event, I was a PIC for desk 4 about Tourism and Investment. I must arranged schedule for discussion, time keeper and responsible for all of needed in desk 4, likes logistics, materials, application until presence of invited guests. In this desk I had work partners from Directory of PIKEI Bappenas who so friendly. Most of them were first graduated from Faculty of Economics UI and Unpad. Because of the same age, it made us finish job well. 
Tumblr media
Directorate of Regional Autonomy Bappenas
Tumblr media
 PLITB12 in Musrenbangnas 2017
 Finally, I was so proud to be committees in Musrenbangnas 2017. It was my first project in Bappenas and we did it! Thank you Musrenbangnas and thankyou Directorate of Regional Autonomy Bappenas. Proud of you guys!
South Jakarta, 28th May 2017
1 note · View note
muhammad-aziz · 7 years
Photo
Tumblr media
Bersyukur bisa menjadi bagian dari mereka, tempat yang nyaman untuk bermimpi, beraktualisasi diri hingga berkarya untuk negeri. Hari demi hari, selalu ada hal baru yang dapat aku pelajari di tempat ini. Setiap individu di tempat ini memiliki sejuta pengalaman yang siap aku gali. Mereka yang bolak-balik keluar negeri baik untuk studi maupun pengembangan diri hingga mereka yang bolak balik ke daerah untuk melihat setiap sudut negeri selalu membawa ilmu dan pengalaman baru yang siap untuk dibagi. Direktorat Otonomi Daerah Bappenas, inilah tempat dimana lingkungan birokratis yang mengedepankan jiwa akademis dan kekeluargaan yang humoris. 1 bulan aku bersama mereka dan cukuplah Gedung Madiun, Hotel Bidakara dan Kota Bandung menjadi saksi betapa mereka dapat menerima aku yang terlalu cupu untuk memikirkan masalah negeri. Terimakasih kawan, semoga semakin banyak ilmu dan karya yang aku dapat dan berikan di tempat ini. Selamat (kembali) memulai rutinitas setelah petualangannya di bumi Pasundan. Jakarta, 17 Mei 2017 #instagood #like4like #likeforlike #followforfollow #follow4follow #vsco #vscofilm #vscocam #createexplore #createcommune #bevisuallyinspired #killingstalking #way2ill #ig_captures #ig_masterpiece #ig_color #ig_nature #ig_daily #illgrammers #indonesiagateway #travel #travelphotography (at Cikole Jayagiri Resort. Lembang,Bandung.)
1 note · View note
muhammad-aziz · 7 years
Text
Rumpikesma Jakarta
Tumblr media
Seneng banget bisa tergabung dengan anak-anak paling ga jelas ini, sebenernya siapa sih mereka? Kok bisa bergaul di tengah hiruk piruknya ibukota. Yah jadi mereka adalah segerumbulan mahasiswa baru yang terjebak di dalam organisasi mahasiswa bernama Kokesma.
Rumpikesma Jakarta bermula dari petualangan dua orang pangeran yang menanti gadis ibukota setelah menyelesaikan pertapanya di cekungan Bandung hingga keduanya melakukan persembayangan di sebuah Masjid hingga fajar datang. Ya jadi intinya Rumpikesma berawal dari susahnya mencari teman main di Ibukota, petualangan pertama dimulai dari mabit di Istiqlal pas jaman bulan Ramadhan oleh saya dan Ridho. Hingga akhirnya bertambah personil Faisal (re : Icang). Dulu hampir setiap Jumat malam kita agendakan untuk sekedar meetup mulai dari main ke Kota Tua, menikmati malamnya Jakarta di CBD Jakarta, menikmati modernya pusat perbelanjaan ibukota : FX Sudirman, Pasific Place untuk nonton gratisan hingga nyicipin Martabak Presiden. Personil bertambah dengan datangnya Oki dan Firda, kami melanjutkan petualangan-petualangan kami ke sebuah tempat nongkrong di Blok M dan Pancoran. Personil bertambah Hanifan, Ifah, Anita yang menetap di Tangerang,, Yulis dan Qanun. Petualangan kami diteruskan dengan menikmati jamuan pizza di ujung selatan Jakarta demi sebuah promo, bermain badminton di Bekasi, melancong ke mall sebelah di Summarecon (gue ga ikut sih) hingga berujung mengexplore Purwakarta di sebuah long weekend.
Tumblr media
Pas hedon di Pasific Place
Tumblr media
Pas Rapat Koordinasi Sinergi Pemerintah-Swasta
Nah sekarang giliran saya mau mendeskripsikan mereka nih, siapa tahu follower tumblr ada yang tertarik untuk mempersuntingnya.
Ridho M. Akbar
Bos Travelloka ini memang multitalented, selalu berada di posisi atas, IPK, organisasi, bahasa Inggris, kecerdasan, sayangnya untuk urusan hati dia berada diurutan bawah. Alumni Fisika ITB ini memang baik hati namun sombong, terbukti bahwa anak dia nantinya hanya diperbolehkan berteman dengan yang ranking 3 besar saja. Semoga calon anak-anakmu kuat ya punya Bapak seperti Anda :o
Muhamad Faisal Siddiq
Teman satu jurusan, unit dan kantor ini memang orang paling aneh sedunia. Akting dan gerak-geriknya selalu dilakukan untuk mencari perhatian teman-temannya. Icang punya sejuta teman karena kadang orang lewat di trotoar Jalan MH Thamrinpun ia sapa. Icang memang orang paling labil, dulu dia merasa tidak nyaman dengan kantor sebelumnya karena terlalu ‘basah’ dan sekarang dia merasa tidak puas dengan kantornya karena terlalu ‘kering’.
Oki Dwi Saputro
Oki dan Ridho sepertinya seharusnya dulu kembar, namun terlahir di rahim yang berbeda. Jalan mereka memang selalu sama dari mulai satu kelas pas SMA, satu prodi, satu unit, satu kontrakan pas TPB hingga sekarang satu gedung, omg semoga ga satu rumah ya nantinya. Oki merupakan pujangga Tambun dan pejuang commuter line untuk mencapai kantornya yang ada di daerah Slipi. Hobi dia di grup adalah memotret keponakannya yang masih imut-imut sehingga menggugah yang lain untuk segera memiliki momongan.
Firda Diartika
Adalah perempuan asli Banyuwangi yang selalu menyama-nyamain saya mulai dari tanggal lahir, dosen wali, dosen pembimbing hingga Bapak kosan pas di Bandung. Saat ini Firda adalah pejuang hak-hak petani dengan memperjuangkannya di Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Firda adalah orang paling dekat dengan abang gojeknya hingga obrolan di gojekpun terkait curhatan kehidupan keluarga. Dia mengharapkan suami yang memiliki brewok dan memiliki sejuta hektar tanah yang akan digunakan sebagai lahan pertanian.
M. Hanifan
Adalah seorang pemimpin yang membawa kami menjadi individu yang tidak jelas. Hanif adalah Ketua Kokesma juga Ketua Pakdumaru. Alumni Fisika Teknik ini saat ini bekerja di Samsung yang kantornya ada di segitiga emas Semanggi. Hanif punya prinsip hidup “Jangan lupa bahagia”, yang membuat anak-anak dibawah kepemimpinannya diwajibkan untuk bahagia dalam menjalankan tugasnya.
Nur Afifah
Adalah Ibu Bendahara sepanjang masa, baik ketika masih di Kokesma maupun ketika ngumpul-ngumpul di Jakarta, semua orang sudah percaya dengan pengelolaan keuangan gadis Gresik ini. Ifah merupakan orang yang kalem banget, setiap perkataannya begitu membuat semua orang merasa sejuk bak seperti suasana lagu Symphoni yang Indahnya Once. Alumni Teknik Industri ini saat ini bekerja dan tinggal di daerah elit Kuningan di Jakarta Selatan.
Anita Fajrin
Merupakan orang yang paling kaya dengan ATMnya yang begitu gendut karena uang Pakdumaru yang tidak pernah habis. Bendahara Pakdumaru ini sewaktu kecil pernah belajar ilmu santet menyantet sehingga setiap cowo yang menyakitinya harus bersiap untuk tidak bisa tidur 7 hari 7 malam. Anita merupakan alumni Teknik Kimia ITB dan saat ini bekerja di Paragon yang kantornya ada di Tangerang (buat kalian yang pengin update produk kecantikan bisa kontak doi saja, siapa tahu dapet gratisan).
Yulis Amanah
Adalah cewe setrong Teknik Penerbangan yang siap melindungi pasangannya. Gadis Jawa ini selalu mempertahankan budaya Jawanya sehingga tak jarang dia mengingatkanku ketika aku ngechat dengan budaya ke Jakartaan. Walaupun Yulis bekerja dan tinggal di daerah Tangerang dia jarang absen mengikuti berbagai kegiatan Rumpi di Jakarta. Bahkan ketika Badminton di Bekasi Yulis diladeni mengikutinya walaupun waktu perjalanan Tangerang-Bekasi lebih lama dibandingkan waktu untuk bermain badminton.
Qanun Miladial Hikmah
Alumni Teknik Fisika ini saat ini bekerja di daerah Menteng atau tetanggaan dengan kantorku. Perempuan Semarang ini diam-diam juga ternyata tinggal hanya lima meter dari kosku di daerah Menteng Wadas Utara, Setiabudi. Kosku dan kos dia hanya bagaikan Cisitu Lama Gang I dan Gang V di Bandung. Sehingga tak heran kita sering berbagi info terkait pengumuman orang meninggal yang disiarkan di Masjid, saling tawar menawar ketika ada makanan sisa hingga sengaja untuk makan malam bareng karena sama-sama kesepian (walaupun ga pernah berdua juga seh).
Udah semua dikenalin kan ya... Terima kasih gengs sudah mau menampungku yang tak punya siapa-siapa di ibukota. Semoga kita tetap kompak dan anak-anak kita juga tetap kompak. Semoga anak kita bisa berteman dengan anaknya Ridho yang artinya anak-anak kita dapat ranking 3 besar di kelas. Semoga perkelahian Firda dan Faisal untuk memperebutkan menjadi dosen Unej segera berkesudahan.
Sampai jumpa di petualangan kita selanjutnya untuk mencari cerita baru di Ibukota!
“Sekali teman tetap teman” eh ntar kalau ada yang saling suka ga bisa bersatu dong, yaudah diganti deh “Sekarang cuma teman saja suatu saat boleh jadi teman rumah tangga”
Ditulis di suasana Symphoni yang Indah dengan suara percikan air dan kicauan burung Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
Depok, 23 April 2017
5 notes · View notes