Saya hanya mencoba tertib agar rajin menulis lagi, ya namanya coba bisa gagal bisa engga
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
PESTAPORA 2024 - BARASUARA MEMBAWAKAN "TAIFUN" LIVE PERFORMANCE
youtube
Tawamu lepas dan tangis kau redam
Di dalam mimpi yang kau simpan sendiri
Semua harap yang terucap
Akan kembali, akan kembali
Saat kau menerima dirimu
Dan berdamai dengan itu
Kau menari dengan waktu
Tanpa ragu yang membelenggu
1 note
·
View note
Text






MERAYAKAN TAPI
Sekita pukul empat pagi hari itu saya sudah terbangun, normal sebenarnya terbangun sepagi itu saat hari-hari bekerja namun tidak jika sedang menghabiskan waktu di Jogja. Hari itu hari ketiga di Jogja, beberapa agenda sudah disiapkan mulai dari pagi buta mengunjungi Tumpeng Menoreh, Sholat Jum'at di Masjid Jogokariyan, hingga mengunjungi beberapa tempat berburu makanan. Cukup padat, tapi ini hal yang harus dibayar mengingat hari sebelumnya hampir seharian menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibawa disela-sela agenda "kabur" Kali ini.
Subuh itu saya sudah harus mengendarai motor sewaan selama 1,5 jam untuk mencapai Tumpeng Menoreh, tempat ini adalah tempat wisata baru yang menyulap perbukitan menjadi restoran 24 jam dengan suguhan pemandangan alam yang sedang digandrungi wisatawan. Sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan tempat seperti ini, hanya saja saya mengunjungi tempat ini untuk mengapresiasi dan merayakan tokoh dibalik berdirinya tempat wisata ini.
Kali ini adalah Erix Soekamti yang saya rayakan, orang dibalik Tumpeng Menoreh ini adalah basis dari salah satu band favorite saya yaitu Endank Soekamti. Pada beberapa kesempatan ke Jogja saya selalu mampir ke museum Soekamti untuk membeli merchandise mereka sambil berharap bertemu dengan para personelnya. Namun harapan itu tidak pernah terwujud, malah ketika business trip ke Bengkulu saya berkesempatan bertemu dengan mas Erix di bandara. Pertemuan singkat yang menyenangkan.
Saya sering sekali mengunjungi tempat, memakan sesuatu, atau membeli sesuatu hanya untuk mengapresiasi atau merayakan orang-orang dibaliknya yang tentu saja saya kagumi. Pada "Kabur" Kali ini cukup banyak yang saya rayakan, selain merayakan Mas Erix dengan Tumpeng Menoreh nya, saya juga menyempatkan merayakan beberapa hal pada "Kabur" Kali ini.
Tidak lama saya bertahan di Tumpeng Menoreh, hanya menghabiskan secangkir kopi dan berdiam diri menikmati kesunyian yang kebetulan tersaji mungkin karena hari itu bukan hari libur sehingga terhitung sepi. Setelah itu saya harus kembali ke penginapan untuk bergegas menyiapkan diri beribadah jumat di masjid yang sudah saya targetkan semenjak berangkat. Masjid Jogokariyan, saya tidak tahu pastinya siapa orang-orang yang harus saya apresiasi dari Masjid ini, siapa yang harus saya rayakan, yang jelas tokoh yang banyak muncul dan membuat saya datang berkunjung ke Masjid ini adalah ustadz Salim A.Ffilah beliau lah orang yang banyak bercerita tentang apa yang dilakukan oleh Masjid yang bisa mengembangkan lingkungannya. Namun sepertinya tidak hanya ustadz Salim yang harus dirayakan disini, karena Masjid Jogokariyan sepertinya sudah menjadi sebuah ekosistem kerja yang padu bahkan baru kali ini saya mendapati sebuah masjid memiliki official store nya sendiri, bahkan belakangan melaunching jersey layaknya band-band besar saat ini.
Yang terakhir saya rayakan adalah Pak Bagong pada PSBK nya, seniman besar pada masanya melahirkan anak-anak yang juga menjadi seniman besar dan mempunyai pusat seni budaya yang diberi nama yang sama dengan namanya sudah bukan hal yang harus diragukan untuk merayakan orang ini. Selain itu saya mengunjungi tempat ini juga untuk merayakan salah satu scene favorite saya di film AADC2, sangat dekat scene itu memori nya dengan saya. Hahaha
Rangga dan cinta duduk berdua di anak tangga, berbincang, marah, baikan, marah lagi, baikan lagi, cinta menampar rangga, berbincang lagi. Manis.
Bukan hanya scene di film itu yang memorable, keadaan saya saat itu dan memori saya saat menonton film itu lah yang menjadikan scene di film itu memorable. Terimakasih semua bagian AADC2.
Jogja kali ini memberikan saya banyak keajaiban, salah satunya adalah band yang sedang saya gandrungi belakangan ini yaitu Perunggu menjadwalkan perilisan single nya tepat pada saya sedang menikmati keindahan, kesunyian, dan ketenangan Tumpeng Menoreh.
"TAPI" lagu ajaib yang dikeluarkan perunggu pagi itu langsung saya dengarkan tepat di kursi pinggiran Tumpeng Menoreh dengan pandangan dua gunung besar di Jawa Tengah yang sedang jernih-jernihnya tersaji didepan mata.
Dunia boleh saja menahanku, atau perlahan bongkar mimpiku. Ku punya do'a Ibu.
Alunan musik dan ketajaman lirik Adam, Ildo, dan Maul langsung berhasil menciptakan rasa sesak didada saya yang memang sedang merasa dunia sedang tertahan dan mimpi-mimpi yang sudah dirangkai hancur begitu saja.
Lagu itu sukses menemani telinga saya selama menikmati Tumpeng Menoreh dan selama perjalanan kembali ke penginapan.
Perunggu saya rayakan, sebagai pemenang band yang sedang saya gandrungi belakangan ini. Tokoh-tokoh diatas lainnya juga saya rayakan, layaknya seorang pemenang.
Sebagai seorang yang sedang merasa sebagai loser, saya harus merayakan orang-orang hebat dengan harapan suatu hari bisa merasakan kemenanga-kemenangan itu Alhamdulillah lagi jika kemenangan saya nanti bisa dirayakan oleh orang lain. Tidak tahu bagaimana caranya, namun untuk apapun halangannya saya punya mantra khusus. "HADAPI! "
Jogja #3
0 notes
Text
DIVING
Begitu kereta progo yang saya tumpangi tiba di stasiun lempuyangan sekitar pukul tujuh, setelah bebersih dan berganti pakaian hal yang pertama saya lakukan adalah mengambil sepeda motor sewaan yang sudah saya pesan dan langsung menuju ke daerah Klaten.
Cukup jauh memang perjalanan dari stasiun lempuyangan menuju Klaten, lebih dari satu jam perjalanan namun bukan perjalanan yang membosankan karena pada perjalanan ini kendaraan benar-benar melaju bukan menghabiskan waktu dalam kemacetan. Rasa lelah tidak terlalu terasa, selain karena yang dituju adalah sesuatu yang sudah lama ingin dilakukan sehingga rasa excited yang tumbuh begitu besar. Kereta api yang saya tumpangin juga sudah sangat nyaman jika untuk ukuran kereta ekonomi. PT KAI memang salah satu perusahaan BUMN yang patut diapresiasi untuk masalah improve dalam hal pelayanan. Shout out!
Diving, sudah lama sekali ingin melakukan hal ini namun biaya yang pasti tidak murah dan informasi yang tidak banyak didapat menjadi hambatan. Namun pada perjalanan ini, Diving menjadi salah satu hal utama, perjalanan seperti balas dendam karena hal besar yang direncanakan batal terjadi dan berakhir pada harus membakar uang untuk sebentar melampiaskan kemarahan dengan melakukan hal-hal yang sudah lama ingin dilakukan. Untungnya semua masih dalam control, menemukan informasi tempat diving murah di daerah klaten yang cocok untuk pemula karena bertempat di mata air bukan di laut seperti menjadi petunjuk semesta dalam pelampiasan kemarahan ini.
Setelah kurang lebih 30 menit mendengarkan informasi ilmu dasar dari instruktur, satu jam selanjutnya saya meliuk-liuk dibawah air bersama warga bawah air lainnya. Sebetulnya saya sudah bisa dibilang langsung beradaptasi, hanya sesekali saja terkadang lupa kalau dibawah air kita harus bernafas menggunakan mulut dan berakibat dua kali saya harus ke permukaan untuk mengatur ulang cara bernafas.
Hari itu menjadi hari yang sangat menyenangkan, hal yang sudah lama ingin saya lakukan namun harus ditahan karena ada rencana besar sebelumnya akhirnya bisa saya lakukan. Walaupun dengan harga mahal tidak terlaksananya rencana besar itu. Tapi tidak apa-apa, paling tidak sedikit merasakan kebahagiaan yang sudah lama tidak dirasakan walaupun tidak tahu kapan lagi fikiran bahagia itu bisa datang lagi sebelum mengingat hal-hal berat yang belakangan kerap terjadi dan terus datang berbondong-bondong.
Jogja #2




0 notes
Text




LARI
Sepertinya sudah sekitar dua tahun kebelakang saya melakukan kegiatan menggerakan kaki untuk jarak yang cukup jauh. Mulai dari 1, 3, ke 5 hingga 10 KM tiap sekali lari, menjadi sebuah proses yang cukup panjang terkadang membosankan. Lari sebenarnya adalah jalan keluar dari badan yang sudah tidak enak untuk diajak berkegiatan, bahkan cenderung menghambat. Selain karena faktor dua kali menjadi pasien pemerintah lewat event covid19 nampaknya berat badan dan pola hidup yang tidak baik juga menjadi alasan tarikan nafas menjadi berat.
Kilometer demi kilometer telah dilalui, terjauh masih dijarak 10 KM (setidaknya sampai tulisan ini dibuat). Akibat hobi baru berlari ini pada beberapa kesempatan pergi keluar kota selalu saja menyempatkan untuk berkegiatan lari, atau seminimalnya jalan kaki. Mulai dari Bogor, Bandung, hingga terakhir Jogja. Untuk Jogja yang menjadi perhatian khusus, karena pada saat pergi kesana, tidak hanya Lari secara “lahiriah” tapi juga “batiniah”.
Dalam beberapa titik hidup, Jogja selalu punya posisi penting untuk penawarnya hingga pondasinya. “Lari” ke Jogja Kali ini sama sekali tidak direncanakan, layaknya sekutu Jepang yang terpaksa pulang karena Hiroshima dan Nagasaki terserang bom atom mungkin pergi menepi adalah jalan keluar untuk sesuatu yang tidak mengenakkan tiba-tiba datang dan memporak-porandakan. Semua langsung diatur, dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Seperti semua sudah direncanakan dengan jauh-jauh hari, akomodasi dan transportasi dengan mudah ditangan, agenda-agenda selama disana pun seperti mendukung untuk tujuan dari “Lari” kali ini.
Selama empat hari disana hanya dua kali kesempatan saya bisa merasakan lari mengelilingi kota, yang pertama dengan rute dari penginapan di jalan PETA, kemudian kearah stasiun tugu lurus ke alun-alun utara melintasi malioboro lalu balik lagi ke penginapan. Sementara yang kedua lebih jauh, dari penginapan memutar kearah Tugu Jogja lalu ke alun-alun melalui malioboro dan kemudian Kembali ke penginapan. Tidak ada beda yang signifikan dari berlari di kota ini dibanding kota lain, hanya saja lebih sepi dan terasa damai kecuali di Tugu dan Malioboro yang sudah banyak fotografer yang siap mengabadikan momen anda berlari dengan baik.
-LF-
28-12-2024
Jogja #1
0 notes